19

Tepat sepuluh menit kemudian, yang nyonya Miranda tunggu akhirnya benar-benar telah tiba

" Hufff....ada apa Mir?" tanya nyonya suci khawatir,beiau terlihat ngos-ngosan

" Syukur deh kamu udah datang,Ini tolong kamu periksa anak ini" jawab Nyonya Miranda masih dengan wajah khawatirnya

Tanpa menjawab,tangan halus nyonya Suci langsung menyentuh nadi Alina dan mengecek bagian lainnya setelah beliau mengeluarkan perlengkapan medis sederhana yang memang selalu beliau bawa saat bepergian

" Dia pingsan dan sebentar lagi pasti akan sadar,sepertinya anak ini kelelahan,siapa dia Mir..?? " tanya nyonya suci sedikit penasaran setelah sedikit menjelaskan keadaan Alina

" Aku juga belum sempat kenalan tadi sama anak ini,kebetulan kami bertabrakan di depan toilet, belum sempat banyak bicara tiba-tiba aja dia pingsan,karena khawatir aku bawa ke sini" jawab Nyonya Miranda apa adanya

" Dia sendiri..? Ga bareng keluarganya? Kalau aku lihat dari wajahnya dia masih sangat muda dan dari gelisah nya yang tiba-tiba itu dia seperti sedang ketakutan " tanya lagi nyonya Suci dan kembali menjelaskan tentang hasil perkiraan beliau untuk Alina

" Aku juga ga tau Ci,yang aku tau dia bilang dia sendiri,trus gimana ini dong Ci? Aku cuma punya waktu 20 menit lagi bisa disini" tanya nyonya Miranda bingung

" Kita tunggu sebentar lagi ya,kalau langsung kamu tinggal takutnya saat dia tersadar dan liat aku dia akan semakin takut karena sebelumnya dia belum liat aku,tapi kalau dia belum sadarkan diri dalam waktu 20 menit kamu tinggal aja ga apa" jawab Nyonya Suci final

" Ok..kita tunggu sebentar lagi,tapi kalau dia belum sadar juga aku minta tolong titip dia ke kamu ya,entah mengapa aku merasa seperti ga tega untuk ga perduli sama anak ini" jujur nyonya Miranda

" Ok..yang penting kamu tetap harus hati- hati,jangan langsung terlalu percaya sama orang yang belum kita kenal,kita ga tau mereka berniat apa" jawab nyonya Suci disertai sedikit nasehat

" Aku tau itu Ci,terimakasih sudah mengingatkan,tapi hati aku bilang dia anak baik-baik dan aku suka liat kecantikannya" jujur Nyonya Miranda membuat sang sahabat menggeleng

" Masih gila anak perempuan juga ya kamu" ledek nyonya Suci

" Hahhhaha ..kamu bisa aja,kayak kamu ngak aja" ledek nyonya Miranda

" Hahahahaah....kenapa ya nasib kita sama? Ga di izinkan punya anak perempuan,dikasi jagoan yang bener-bener bikin pusing kepala" jawab nyonya Suci lucu

" Hahahahaha...." dua wanita paruh baya yang sama-sama masih cantik itu tertawa,,merasa lucu dengan nasib mereka yang sama-sama tidak memiliki anak perempuan

" Uuugghh.." terdengar lenguhan kecil dari bibir mungil Alina,membuat kedua wanita paruh baya disampingnya langsung menatap Alina serius

" Kamu sudah sadar nak?" tanya Nyonya Miranda setelah berjarak lebih dekat dengan Alina

" Al dimana ya? Aw..sssh" ucap Alina lirih

" Kamu di Mushalla bandara di Batam,tadi kita bertabrakan dan kamu pingsan,hati-hati sayang,jangan di paksa kalau masih pusing,rebahan aja dulu" jawab nyonya Miranda sangat lembut

" Astaghfirullah...ibuk yang nolong Al? Terimakasih banyak ya buk...maaf Al merepotkan" jawab Alina lembut

" Tidak merepotkan kok,ini teman saya yang tadi bantu periksa kamu" jawab nyonya Miranda

" Saya Alina....terimakasih banyak telah menolong saya" jawab Alina

" Itu sudah menjadi tanggunng jawab kita untuk menolong saat melihat orang lain membutuhkan pertolongan kita,apalagi saya seorang dokter,jadi kamu ga harus sungkan nak" jelas nyonya Suci juga tak kalah lembutnya,entah mengapa beliau juga merasa sangat terpukau pada Alina,terlebih setelah mendengar suara dan gaya bicaranya yang terdengar sangat lembut

" Alhamdullah ya Allah...Engkau masih mengirimkan orang baik untuk hamba,hamba percaya Engkau maha pengasih dan penyayang" ucap Alina lirih namun masih terdengar oleh kedua wanita paruh baya di hadapannya,,keduanya semakin penasaran tentang Alina

" Kamu sendirian? Kalau boleh tau kamu mau kemana?" tanya nyonya Suci pada Alina

Dengan deraian air mata Alina menceritakan apa yang terhadi pada dirinya yang berakhir berada di bandara,membuat nyonya Miranda dan sang sahabat sangat terkejut dan merasa iba pada Alina,terlebih keduanya melihat wajah ketakutan Alina dan sesekali reflek memeluk tubuhnya sendiri,membuat nyonya Suci khawatir jika tidak segera di tangani maka Alina akan mengalami Depresi

" Kamu tenang ya nak,bersabarlah..kami janji akan bantu kamu,,atau kamu mau melaporkan orang itu? Kita bisa ke hotel iti dan minta rekaman CCTV dari mereka" bujuk nyonya Miranda berusaha menenangkan Alina dan juga di setujui oleh nyonya Suci

" Al...Al ga mau memperpanjang masalah ini Bu..dan tolong cukup Ibu aja yang tau,Al yakin orang itu bukan orang sembarangan dan pastinya Al akan kalah dan berujung malu Bu..Al ga mau lebih banyak lagi yang tau aib ini Bu,Al ikhlas..mungkin ini salah satu ujian yang Tuhan tujukan untuk Al,dan Al berharap semoga selamanya Al ga akan dipertemukan lagi dengan orang itu" jawab Alina yakin

" Kamu terlalu baik nak, kami janji akan bantu kamu,di jakarta kamu bisa melanjutkan pendidikan kamu di salah satu Universitas terbaik,kami akan merekomendasikan kamu disana,kebetulan saya dan suami mengajar di kampus tersebut" ucab nyonya Suci seraya melirik nyonya Miranda meminta persetujuan,sebab kampus yang beliau maksud adalah milik keluarga Altop,tapi kedua wanita paruh baya itu tidak ingin mengatakan kebenarannya

" Terimakasih Bu...Al memang mendapatkan penawaran beasiswa juga ke salah satu Universitas di jakarta Bu..tapi untuk sekarang Al jadi kurang yakin Bu.." jawab Alina dengan suara lirih dan menundukkan wajahnya

" Kenapa nak? Kenapa kamu jadi kurang yakin..?, ingat hidup harus berlanjut nak,jangan biarkan orang semakin menganggap lemah kamu,kamu baik,cantik dan saya yakin kamu juga pintar,lanjutkan hidup kamu sayang.." bujuk nyonya Suci memberikan semangat pada Alina

" Al- hiks...Al takut Al akan hamil jika saat orang yang meleceh kan Al tidak menggunkan pengaman Bu...Al takut...hiks..hiks" jawab Alina lirih setaya menangis sesegukan

DEG

Jantung kedua wanita paruh baya itu seakan berhenti berdetak,mengapa mereka tidak mengingat sampai itu,tapi keduanya juga sangat kagum pada Alina yang masih bisa berfikir sampai sejauh itu,keduanya saling tatap seakan sedang bermusyawarah jawaban apa yang harus mereka jawab

" Kamu ga perlu Khawatir sayang...kebetulan sekali pemilik kampus tersebut kenalan dekat kami,jadi bisa kita bicarakan nanti,ia kan Ci..? Dan saya yakin apa yang kamu Khawatirkan ga akan terjadi,apalagi kamu bilang sepertinya orang itu bukan orang sembarangan,jadi ga akan mungkin dia mau ambil resiko akan ada keturunannya yang dilahirkan oleh wanita yang bukan istrinya,biar bagaimanapun orang itu juga ga mau suatu saat kamu datang dan menuntut nya harus bertanggung jawab atas anak yang sudah kamu lahirkan,sedangkan orang itu mungkin sudah beristri atau calon istri" jelas nyonya Miranda panjang lebar

" Miranda benar,kamu ga perlu terlalu khawatir nak,berdoalah semoga apa yang kamu takutkan ga akan terjadi,yakinlah bahwa kamu akan baik- baik saja dan jalankan hidup kamu sebaik mungkin,manfaatkan kesempatan yang ada di depan mata kamu dan raih cita-cita kamu,jangan karena kejadian itu kamu harus terpuruk terlalu dalam dan lama,saya tau diperlakukan seperti itu sakit,apalagi dia merenggut sesuatu yang paling berharga dalam diri kita,itu luar biasa sakitnya,tapi kembali lagi bahwa hidup harus tetap berjalan karena kita masih bernyawa,kamu ga perlu khawatir saya yakin masih banyak pria yang menginginkan kamu tanpa mereka ingin mengungkit masa lalu kamu,terlebih dengan fisik kamu yang nyaris sempurna nak" jelas nyonya Suci menguatkan dan meyakinkan Alina

"" Terimakasih banyak ya Bu..maaf Al belum bisa balas semua kebaikan ibu,,tapi kalau kita bertemu lagi di jakarta Al janji Al akan berusaha bantu apapun itu " ucap Alina tulus

" Kita pasti akan tetap bertemu nak,karena kamu akan ke jakarta bersama tante Suci,saya mohon jangan menolak,untuk kuliah kamu akan di urus oleh tante Suci juga,maaf bukan saya ga mau kamu bersama saya,tapi saya sangat jarang berada di jakarta,kasihan kamu akan kesepian nantinya" ucap nyonya Miranda memutuskan

" Ga apa Bu ...Al bisa cari kos-kosan aja nanti Bu saat di jakarta,kuliah aja yang Al butuh bantuan ibu,selebihnya Al akan coba usaha sendiri, Al sudah terlalu merepotkan Ibu" ucap Alina

" Ga nak...kamu akan ikut saya,nanti setelah kamu lebih baik dan kamu mau tinggal sendiri maka itu terserah kamu,walaupun saya inginnnya kamu akan tetap bersama saya,maaf...fisik. Kamu mmungkin terlihat bak-baik saja,tapi jiwa kamu terguncang nak,saya seorang dokter saya tau dari tatapan mata kamu mengatakan kalau kamu tidak baik- baik saja" jawab nyonya Suci cepat

" Tapi Bu...Al kotor..hiks...Al malu harus bertemu dan tinggal sama keluarga ibu yang lainnya,mereka pasti akan sangat tidak suka pada wanita menjijikkan seperti saya" jawab Alina kembali terisak dan terbayang dengan bekas kiss mark di lehernya dan tanda merah di sepray hotel tempat ia disekap semalam

" Hust...cukup..kamu jangan bicara hal bodoh itu. Lagi,kekuarga saya tidak akan seperti itu,saya jamin itu,mereka orang-orang yang sangat modern dan tidak terlalu menganggab hal itu akan sangat menjinikkan,terlebih kamu adalah korban,bukan melakukan itu atas dasar keinginan kamu" jawab nyonya Suci yakin

" Yang tante Suci bilang itu bener banget nak,mereka hidup di jakarta....kota besar,bahkan disana ada anak-anak muda yang melakukan pergaulan bebas dengan keinginan mereka tanpa paksaan,walaupun ga semua seperti itu" tambah nyonya Mianda menyemangati

Alina terdiam,ia dalam gundah dan dilema,keputusan apa yang akan ia ambil kedepan nya,bila bersama nyonya Suci sepertinya ia akan lebih aman,dibandingkan ia hsrus tinggal di luar yang pastinya sedikit mengancam

" Mari kita kembali ke kursi tunggu tunggu,jam berapa jadwal keberangkatan kamu?" tanya nyonya Suci

" Jam 11.30 Bu" jawab Alina singkat

" Baik lah kita akan berangkat bersama" jawab lagi nyonya Suci

Akhirnya ketiganya berjalan menuju kursi tunggu keberangkatan,kedua wanita paruh baya itu membantu Alina berjalan,tampak gadis cantik itu masih sangat lemah,seakan kakinya saja sangat sulit ia gerakkan untuk sekedar melangkah,,sampai di kursi tunggu Alina dan nyonya Suci duduk berdampingan,sedangkan nyonya Miranda langsung izin pamit karena beliau memang harus ke suatu tempat,tentunya setelah meyakinkan Alina agar ikut bersama sang sahabat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!