Tanpa terasa satu minggu sudah Raffa,Cantika dan tim nya berada di daerah tersebut sebagai relawan dan direncanakan dalam dua hari lagi mereka akan kembali ke ibukota,bertemu dengan keluarga serta kembali ke aktifitas mereka sesungguhnya,selama mereka berada di tempat tersebut hampir tak satupun dari mereka yang terbilang dekat dengan Alina,terlebih para laki-laki,hanya Cantika yang paling sering mengajaknya berinteraksi, gadis cantik itu terlihat cuek dan seakan sibuk dengan dunianya sendiri,terlebih ini saat-saat terakhir Alina akan menghadapi Ujian Akhir ,sehingga membuat gadis cantik itu lebih banyak menhabiskan waktunya di tendanya saat tugasnya sudah selesai
Raffa...dokter muda nan tamapn itu semakin tertarik dan mengagumi Alina,ingin mendekati tapi ia merasa sangat enggan pada gadis yang ia tau selalu menghindari lawan jenis itu,Raffa juga tau hanya Cantika yang suka sekali mengajak Alina bicara,Cantika memang sangat menyukai dan mengagumi sosok dan pribadi Alina,bagi Cantika Alina termasuk gadis yang nyaris sempurna dari segi apapun walaupun Cantika tau kelemahan Alina saat berada di dapur dan satu lagi Alina tidak bisa mengendarai mobil dan sepeda motor
" Sudah selesai belajarnya? " tanya Cantika ber basa-basi saat ia menghampiri Alina yang terlihat sedang duduk seorang diri di kursi panjang yang terdapat di dekat posko
" Untuk sementara udah dulu deh Mbak,bosen baca buku terus,yang dibaca itu-itu juga" jawab Alina ramah dengan sebuah senyuman,ia memang selalu menjawab ramah setiap orang yang menyapanya atau memgajaknya bicara,terkecuali laki-laki ia sedikit canggung,terlebih bila laki-laki itu lebih dewasa dan asing baginya
" kamu ini bisa becanda juga rupanya" jawab Cantika
" Hehehe...Al juga manusia kali Mbak,emang dikira robot kali ya..? Oa katanya lusa tim Mbak pulang ke jakarta ya? ga ketemu lagi deh" ucap Alina masih dengan senyumnya
" Ia Robot cantik...,katanya sih gitu by...aku pasti bakalan kangen sama kamu juga yang lainnya,semoga kita bisa ketemu lagi ya,atau boleh aku minta no ponsel kamu? Biar bisa terus berkabar" jawab Cantika,ia sedikit ragu saat ingin meminta no pobsel Alina
" Amiiin...Al juga pasti kangen Mbak,boleh kok ...mana handphone Mbak? Biar Al tulis no handphone Al" jawab Alina pasti
Cantika langsung merogoh saku jubah dokternya mengeluarkan handpne mahalnya dan menyerahkannya pada Alina yang langsung diambil oleh Alina untuk mengetikkan no ponsel miliknya
" Ini Mbak" ucap Alina menyerahkan ponsel Cantika yang layarnya menunjukka no Alina
" Oh ok..langsung aku save ya dan kamu juga save no aku ya" jawab Cantika seraya menekan tombol panggil di ponselnya
" Ia Mabk ...pasti Al save" Jawab Alina seraya melihat layar ponselnya yang sedang menampilkan sebuah panggilan dari nomor baru yang pastinya Cantika,Alina langsung menyimpan no ponsel Cantika di daftar kontak miliknya
" Oya Al..kabarnya kamu akan kuliah ke singapore? Beneran?" tanya Cantika mencoba lebih tau tentang Alina
" Insya Allah Mbak,Al dapat tawaran beasiswa di beberapa kampus,tapi Al pilih di singapore,tapi Al jadi sedikit ragu" Jawab Alina ssedikit sendu
"Whay....disingapore lumayan nyaman kok,aku juga lulusan kedokteran dari salah satu Universitas di negara itu,dan rencananya akhir tahun aku dan Raffa juga akan pindah ke singapore" jawab Cantika apa adanya
" Al nyesal Mbak ga mau ikutin impian Abi yang ingin Al kuliah di Tarim atau Kairo,Al egois yang pengennya kuliah Farmasi di singapore,seandainya Al mau nuruti keinginan abi pasti abi sangat bahagia saat terakhirnya" cerita Alina sendu,baru kali itu Cantika melihat wajah sendu Alina
" Ga gitu juga kali by...semuanya emang sudah digariskan,satu yang aku percaya,pasti kedua orang tuamu sangat bangga memiliki putri seperti kamu" jawab Cantika menyemangati Alina
" Semoga ya Mbak,berarti Mbak dan dokter Raffa akan menikah dan pindah ke Singapore akhir tahun ini? Wah...selamat ya Mbak" jawab Alina yang sudah kembali menunjukka wajah cerianya
" Siapa yang kamu maksud menikah? Aku dengan Raffa? Kami ga ada hubungan special selain sahabat sejak kami sekolah menengah pertama" jawab Cantika
" Jadi Mbak dan dokter itu bukan pasangan? Tapi kenapa tidak,kalian kan cuman sahabat dan tidak ada ikatan darah,jadi halal untuk menikah dan itu banyak terjadi pada pria dan wanita yang awalnya sahabat tapi memutuskan menikah,bukankah seharusnya itu lebih mudah untuk saling mengerti karena sedikit banyaknya sudah tau bagaimana sikap dan kebiasaan satu sama lain" jawab Alina apa adanya
" Sulit by...dia mengagumi wanita lain,bahkan mungkin dia mencintai gadis itu,aku ga mau persahabatan kami rusak by" jawab Cantika lesu
" Oh gitu ya Mbak? Al beneran ga paham Mbak tentang Cinta" jawab Alina polos
" Kamu belum pernah punya pacar?" tanya Cantika sedikit heran
" Belum Mbak..kata Abi sebaiknya jangan pacaran karena pacaran itu tidak baik,sebaiknya langsung menjalin hubungan halal baru setelahnya pacaran dengan versi halal" jawab Alina apa adanya
" Hebat banget kamu by...lagi-lagi aku semakin kagum sama kamu,aku yang wanita aja kagum sama kamu,apakabar yang pria?" ucap Cantika diselingi canda
" Mbak berlebihan deh...Al biasa aja deh sama seperti wanita lain" jawab Alina malu
Keduanya asyik mengobrol sampai-sampai keduanya tidak menyadari sejak tadi ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan mereka bahkan sampai beberapa kali mencuri foto keduanya,tepatnya foto Alina
Orang itu adalah Raffa...awalnya ia duduk di depan tenda miliknya berniat ingin merasakan hembusan angin sore yang pastinya terasa sejuk,mengingat desa tersebut yang lumayan dekat dengan pegunungan dan perkebunan,tapi secara tak sengaja matanya menangkap pemandangan yang sangat indah baginya,yaitu pemandangan dimana Alina yang tampak sedang tersenyum pada Cantika,sehingga membuat muncul ide untuk mengambil beberapa foto gadis cantik itu dengan kamera yang kebetulan sedang ia pegang
Raffa yang memang memiliki hobby menjadi fotografer sudah bisa dipastikan akan dengan mudah untuk mengambil foto walaupun dengan jarak yang lumayan jauh,terlebih dengan kameranya yang cukup canggih,Raffa memang selalu membawa kamera bersamanya saat ia bepergian karena ia tipe orang yang sangat suka mengabadikan momen-momen disetiap tempat yang ia kunjungi
Bibir indah Raffa tersenyum saat ia melihat hasil dari jepretannya,wajah Alina yang cantik alami tampak jelas di layar kameranya,membuat ia menggeleng mengingat kelakuannya yang mencuri foto seorang wanita,sungguh bukan kebiasaan dirinya" ya Tuhan..apakah segila ini aku mengaguminya? Sampai-sampai aku mencuri foto nya,aku merasa seperti seorang penguntit yang hampir setiap hari memotret nya secara diam-diam" batin raffa yang menyadari kekonyolannya
Sedangkan yang menjadi pusat perhatian dan objek kamera Raffa terlihat benar-benar tidak menyadri semua kelakuan aneh Raffa,keduanya tampak semakin asyik mengobrol samapai terdengar suara mengaji di Masjid yang menandakan waktu Maghrib akan segera tiba barulah keduanya menghentikan obrolan mereka dan memutuskan kembali ke tenda untuk menjalankan kewajiban mereka dan mereka akan kembali berkumpul saat malam untuk melakukan makan malam bersama para relawan lainya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments