Pagi menyapa dan sinar mentari tampak begitu cerah,di posko bencana tampak para relawan sudah mulai hilir mudik melakukan apapun yang mungkin bisa mereka lakukan,seperti para tim medis mulai melakukan beberapa pemeriiksaan kesehatan pada penduduk sekitar dan juga memberikan berbagai penyuluhan tentang tips menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Para Basarnas kembali melanjutkan pencarian bagi para korban yang dinyatakan hilang pada saat bencana itu terjadi dan masih belum ditemukan,sebisa mungkin mereka berusaha mencari dengan dibantu alat berat mengingat banyaknya tumpukan sampah pepohonan yang terbawa oleh kencangnya arus sungai saat itu
Raffa dan Cantika dibantu yang lainnya dan juga beberapa dokter dan perawat setempat melakukan beberapa pertolongan bagi korban yang tidak terlalu parah,sedangkan yang kritis langsung dilarikan ke Rumah sakit bahkan sejak hari pertama kejadian naas itu
Dikota Alina sudah menyelasaikan semua tujuannya dan akan segera kembali ke tempat bencana yang tak lain adalah kampung Almarhum sang nenek,Abinya dan Umi nya,Alina kembali kedesa itu bersama beberapa relawan yang kebetulan keluar ke kota untuk berbelanja kebutuhan pokok dan akan kembali ke lokasi bencana
" Kamu abis dari sekolah ya by...?" tanya salah satu relawan,saat ini mereka sedang dalam perjalanan ke lokasi dengan mengendarai mobil pick up
" Ia kak..tadi Al abis ambil nomor peserta untuk UN hari senin depan,sekalian beresin seragam kak,takutnya ntar pas pulang dari posko hari minggu kecapean kak" jawab Alina jujur
" Semoga ujiannya lancar dan dimudahkan ya by" ucap lagi wanita itu
" Amiiiin kak" jawab Alina singkat
" Oh ia kak kata kak Widia kemarin akan ada tamu dari jakarta,sudah sampai kak?" tanya Alina
" Alhamdullah udah by,kemarin sekitar jam 4 sore gitu deh,mereka cakep-cakep banget by,kayak artis,apalagi satu dokter cowo itu kayak artis beneran,cakep banget dan juga ada satu dokter cewek juga cantik banget kayak bule gitu,mereka juga baik dan ramah banget" cerita gadis itu semangat
" O ya..? Alhamdullah deh kalau mereka ramah dan baik,ya pastilah kak mereka cantik dan tampan,secara mereka pasti para anak orang kaya,apalagi mereka kan datang dari jakarta kak" jawab Alina dan di angguki setuju oleh gadis cantik senior Alina
Obrolan mereka sangat asyik dan seru hingga tak terasa akhirnya mereka tiba di lokasi bertepatan dengan waktunya Shalat Ashar,semuanya langsung turun dan beristirahat sejenak sebelum setelahnya mereka akan membersihkan diri dan melaksanakan kewajiban sebagai Umat,hal yang sama juga dilakukan oleh Alina,ia langsung membersihkan dirinya dan Shalat,baru rencananya nanti ia akan berkenalan dengan tim yang mereka anggab sebagai tamu
Setelah merasa sudah selesai dan beristirahat sesaat akhirnya Alina memutuskan meninggalkan tenda miliknya dan teman-teman nya dan langsung menuju posko para relawan,Alina memang lebih sering mendirikan tenda pribadi bersama teman nya yang wanita,tenda mereka tak jauh dari posko,Alina merasa sedikit risih bila harus gabung terlalu ramai
" Assalammualaikum...." sapa Alina ramah dengan sebuah salam
" Waalakum salam...kamu udah kembali by...?" tanya widia pada Alina
" Alhamdulillah udah kak,tadi bareng sama kakak-kakak yang belanja ke kota,tapi tadi Al istirahat sebentar kak,capek banget" jawab Alina jujur
" Ia ga pa pa kok,oh ya kenalin ini salah satu tamu kita yang dari jakarta,ini dokter Cantika dan itu dokter Raffa" ucap Widia mengenalkan
" Alina dok.." jawab Alina sopan seraya mencium punggung tangan Cantika dan ia menangkupkan kedua tangannya di depan dada saat matanya menatap Raffa dan langsung dimengerti oleh Raffa yang memang mengerti
" Cantika..panggil kakak atau Mbak juga boleh,ga harus paanggil dokter" jawab Cantika sangat ramah
" Raffa" ucap raffa dingin namun terkesan lembut,sedangkan yang lainnya masih berada di lapangan belum kembali
Alina langsung meminta izin untuk menuju anak- anak yang tampak sudah bersiap untuk memulai bejar mereka,baik itu mengaji atau belajar berbagai hal seperti di sekolah,sedangkan Cantika dan Raffa masih terpaku menatap Alina
" Dia sangat cantik ya" ucap Alina pada Widia
" Ya begitulah,tapi sayang sekarang ia hidup sebatang kara,semua keluarganya menjadi korban meniggal dalam bencana ini" jawab Widia jelas
"Astaghfirullah...tapi dia masih bisa tersenyum ya,aku suka banget liat wajah dia,berapa usia nya?" tambah Cantika lagi
" Dia gadis yang kuat,Usianya baru 16 tahun,dia termuda dari teman nya yang lain,dia pernah jadi baki saat upaca kemerdekaan di istana negara,kalau di kotanya atau saat perlombaan di kota lain,selalu aja dia yang jadi Baki terbaik " Cerita Widia
" Wah...hebat ya dia,paling muda tapi paling jago kayaknya ya,gue percaya sama cerita lo,apalagi liat wujud dia kayak gitu,udah hampir bisa di pastikan yang terbaik" komen Cantika yang disambut dengan sebuah senyuman dan anggukan oleh Widia
Widia memutuskan ke dapur umum berniat sekedar melakukan pengecekan barang belanjaan yang pagi tadi di beli oleh para timnya,widia memang lebih sering bertugas di bagian konsumsi karena ia memang memiliki keahlian lebih dalam mengolah makanan di bandingkan tekannya yang lain,maka itu Alina sedikit lebih dekat denan Widia,karena Alina memang lebih sering di tenda daripada di lokasi,mengingat ia yang paling cepat akrab dengan anak-anak dan memiliki keahlian dan kesabaran ekstra dalam membujuk anak-anak yang rewel,mungkin karena suara dan tutur bahasanya yang memang sangat lemah lembut
Cantika da Raffa selalu stanby di Posko agar setiap ada yang membutuhkan pelayanan kesehatan maka mereka tidak harus menunggu lama dan bisa segera mendapatkan penanganan intensif,terlebih untuk balita yang peling rentan dan rawan untuk masalah kesehatan
" Cantik banget ya Raff adik tadi" ucap Cantika tiba-tiba pada Raffa
" Namanya juga cewek Tik,ya pastinya cantik lah,kalau tampan itu gue" jawab Raffa asal disertai dengan candaan konyolnya dan hanya dengan Cantikalah ia bersikap seperti itu
" Ye....pe de banget sih lo,mules gue dengernya" jawab Cantika sewot,membuat Raffa tertawa meledek
Kedua dokter yang berstatus sahabat itu terus mengobrol seraya meracik bermacam obat untuk bermacam jenis keluhan sesuai usia para pasien mereka,Cantika tampak fokus dengan ponselnya setelah merasa jenuh berhadapan dengan bermacam obat-obatan,hal yang sama juga dilakukan oleh Raffa namun sesekali ia mencuri memandangi Alina yang tampak asyik mengajari mengaji para anak-anak di sebuah tenda yang terbuka,dan ternyata hal itu tak luput dari pandangan Cantika
Dalam diamnya Cantika juga terus memperhatikan Raffa yang terlihat sangat tertarik menatap Alina,bertahun-tahun mereka menjadi sahabat sejak masa remaja,belum pernah Cantika melihat Raffa memandangi lawan jenis sebegitu dalamnya,pernah saat masa putih abu-abu sahabatnya itu neksir dengan salah satu siswi di sekolah mereka,tapi Cantika tidak pernah melihat pandangan Raffa yang seperti saat ini
" Naksir lo sama tuh cewek..? Serius amat liatinnya" ledek Cantika pada sang sahabat,sebisa mungkin ia terlihat ceria
" Suaranya lagi ngaji bagus banget dan dia juga mahir baca serta menerjemahkan kitab,hebatya gadis seusia dia udah jago ilmu Agama" jawab Raffa berkomentar,tanpa menjawab apa yang Cantika tanyakan,tapi dengan jawaban itu Cantika cukup yakin bahwa sang sahabat mengagumi lebih gadis cantik yang ia tau masih sekolah dan masih sangat muda itu
" Ya ela Raff...gue nanya lain lo jawab lain,berarti fix ni lo naksir tuh bocah" jawab Cantika
" Pasti berat Tik saingan nya,trus...masak ia gue naksir bocil? Jauh beda usianya sama gue" jawab Raffa seolah ia sedang curhat
" Cemen lo,belum juga usaha..ga bocil banget juga kok,beda 10 tahun ga masalah juga kali,baisa itu mah" komentar Cantika berusaha menunjukkan dukungan nya untuk sang sahabat,walau pada kenyataan nya ada rasa nyeri di sudut hatinya,tapi dia bisa apa? Cantika ga mau egois terlebih harus memaksa Raffa yang notabennya sahabatnya menerima cintanya,bahkan Cantika bertekad untuk tidak akan mengungkapkannya pada Raffa
" Makanya lo rajin Shalat biar bisa doain gue di sepertiga malam" jawab Raffa tanpa beban
" Ye ....lo yang mau kenapa gue yang harus usaha bangun tengah malem buat doain lo, Lo sendiri dong yang harus usaha lebih keras" jawab Cantika geram
" Hahahahhaa...lo kan Sahabat sejati gue tik..emang lo ga pengen liat sahabat lo bahagia?" tawa Raffa pecah saat mendengar omelan Cantika
" Sahabat si sahabat Raff..ya ga segitunya juga kali gue harus doain lo ampe harus bangun tengah malem,buat doain diri gue sendiri dan nyokap bokap gue aja masih jarang-jarang,boro-boro buat lo,ogah mah gue" omel Cantika membuat Raffa kembali tergelak
" Kamu ga tau aja Raff ...bahwa hampir diseluruh doa ku menyebut namamu,agar kamulah yang dikirikan Tuhan menjadi pendamping hidupku"
Keduanya larut dalam obrolan yang terkesan santai an seakan tidak ber faedah,tapi siapa sangka bahwa sebagian dari obrolan mereka adalah luapan dari hati mereka yang terdalam tentang apa yang sedang mereka sarakan saat ini
Sedangkan yang menjadi topik pembicaraan mereka terlihat asyik dengan kegiatannya tanpa ia sadari ada seseorang yang memperhatikan dirinya begitu dalam dan hati wanita lain yang terluka karena kehadirannya dihadapan mereka,walaupun itu semua terjadi bukan atas kehendaknya dan bahkan ia tidak sedikitpun tau tentang semua itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments