Kritis

"Ara!!"

Cahya berteriak saat melihat Arabella tergeletak di dalam toilet dengan bersimbah darah. Wanita itu berteriak histeris membuat beberapa orang datang untuk melihat apa yang terjadi.

"Cepat panggilkan ambulans!" Teriak salah satu pria yang langsung mengangkat tubuh Arabella yang sudah lemas dan tak sadarkan diri.

Sedangkan Cahya menangis di belakang pria yang membantu Arabella mengikutinya dari belakang.

Mobil ambulans melesat menuju rumah sakit terdekat dengan suara sirine yang menggema di sepanjang jalan.

Butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di rumah sakit, Arabella langsung di bawa masuk keruangan UGD untuk segera di tangani.

"Ara!!" Cahya masih menangis melihat keadaan Arabella yang mengenaskan, entah apa yang terjadi dengan Arabella sampai bisa seperti itu.

Tak lama Dokter keluar membuat Cahya dan juga pria yang membantu Arabella mendekat.

"Suami atau keluarganya!" Panggil dokter di ambang pintu.

"Kami kerabatnya dok, bagaimana keadaannya?" Tanya pria yang pakaiannya sudah kotor dengan darah karena menggendong Arabella.

"Pasien kritis, kami harus mengambil tindakan cepat." Ucap sang dokter."

"Lakukan yang terbaik dok, selamatkan keduanya."

"Tandatangani berkas-berkas untuk melakukan operasi, pasien harus segera dilakukan tindakan." Seorang perawat menyodorkan berkas pada pria yang berdiri didepan dokter tersebut.

Tanpa pikir panjang karena hanya ingin keselamatan Arabella dan bayinya pria itupun segera menandatangani apa yang di suruh, setelah selesai dokter kembali masuk untuk segera melakukan tindakan.

"Pak bagaimana ini." Cahya hanya bisa menangis takut jika terjadi sesuatu pada Arabella.

"Berdoa saja, semoga mereka selamat." Ucap pria yang juga merasa khawatir dan takut jika terjadi sesuatu dengan keduanya.

Didalam ruangan dingin itu Arabella sedang mempertaruhkan nyawa dengan bayinya, keduanya sedang berjuang antara hidup dan mati.

Ditempat yang berbeda, dada Maher terasa nyeri dan sesak tiba-tiba, rasakan begitu sakit membuat wajahnya sampai meringis kesakitan.

"Akkhh." Maher memegangi bagian dadanya, pria itu merasakan sakit yang luar biasa sudah seperti ajal menjemputnya.

"Maher kamu kenapa?" Disya yang kebetulan masuk untuk mengantar makanan langsung mendekat dengan wajah panik.

"Sayang kamu kenapa?" Air matanya langsung jatuh melihat Maher begitu kesakitan.

"Papa!! Pah!!" Disya berteriak sekuatnya agar suaminya mendengar.

Mendengar teriakan bukan hanya Adam yang mendekat, Mahira yang akan pergi pun mengurungkan niatnya, Oma dan Opa Maher pun ikut panik saat mendengar teriakan Disya.

"Ada apa Mah!" Adam langsung melesak masuk dengan napas sedikit memburu, Adam berlari saat mendengar Istrinya berteriak memanggilnya.

"Maher Pah, dia kesakitan." Isak Disya sambil memeluk kepala putranya.

Mahira yang melihat kakaknya kesakitan langsung menghubungi dokter, melihat semua panik Mahira yang cepat bertindak.

"A-araa." gumam Maher dengan suara tersengal sebelum jatuh tak sadarkan diri.

"Maher!!"

.

.

.

Dirumah sakit Cahya dan pria yang sejak tadi duduk dengan rasa khawatir begitu cemas, sudah satu jam lebih lampu diatas pintu UGD tak kunjung padam.

Keduanya menoleh dan saling tatap, saat samar-samar mendengar tangisan suara bayi yang begitu lemah, jantung keduanya berdebar dengan perasaan senang dan juga takut.

Setelah kembali menunggu akhirnya lampu padam, dokter keluar dengan sisa jejak keringat di wajahnya.

"Dokter bagaimana?" Tanya pria yang sejak tadi cemas menunggu.

Dokter itupun menghela napas berat, merasa berat untuk menyampaikan.

"Bayinya selamat, tapi butuh perawatan karena usianya kehamilannya yang belum genap. Begitu juga kondisinya sangat lemah jadi harus mendapatkan penanganan khusus." jelas sang dokter.

Keduanya bernapas lega mekipun ada rasa prihatin, tapi setidaknya bayi itu bertahan meskipun dalam kondisi memperihatinkan.

"Lalu ibunya?"

Cha dan pria itu menelan ludah saat dokter menatap dengan tatapan putus asa.

"Hanya yang kuasa yang berkehendak, pasien kehilangan banyak darah dan kondisinya yang kritis membuatnya mengalami koma."

Deg

"Ara." Gumam Cha dengan air mata yang kembali mengalir.

Pria itu mengusap wajahnya kasar dengan wajah terpukul. "Baik dok terima kasih." Ucapnya sambil menahan sesak.

Keduanya duduk lemas di kursi tunggu dengan pikiran masing-masing, kehidupan Arabella begitu memperihatinkan dari wanita itu datang sampai melahirkan dalam keadaan menyedihkan, dan sekarang Arabella harus koma dengan meninggalkan seorang bayi yang baru saja lahir.

"Kamu tahu kelurga Arabella?" Tanya pria yang duduk jarak dua kursi dari Cahya.

Cahya menggeleng. "Tidak pak, tapi kita bisa cari dari ponsel Ara." Katanya dengan suara serak.

"Berikan ponsel Ara." Pria itu memintanya karena sejak tadi tas Arabella ada sama Cahya.

Cahya memberikan apa yang atasanya minta, ya pria yang membantu Arabella adalah pemilik pabrik tempat mereka bekerja.

"Kak Sam." Gumam pria itu yang menemukan panggilan beberapa bulan yang lalu dengan kontak nama yang bisa jadi kerabat Arabella.

"Ara pernah bercerita jika dia punya kakak laki-laki pak." Ucap Cahya mengingat cerita Arabella yang pernah menyebut kakak laki-laki, itupun Arabella sempat berdalih saat keceplosan.

Cahya yang memang tidak melihat Arabella dengan masa lalunya memilih abai, yang terpenting Arabella adalah wanita baik-baik, hanya saja nasibnya yang kurang baik.

"Pak Arga hubungi saja, mungkin itu benar kerabat Arabella."

Pria bernama Arga itu mengangguk setuju, di hubunginya nomor yang tertera, lama tidak di angkat hingga deringan terakhir terdengar suara dari seberang sana.

"Halo Ara."

Arga menatap Cha sebentar, sebelum berbicara dengan orang di seberang telepon.

Tinggalkan jejak kalian sayang 😘😘

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

yah. kamu kakaknya ga memberikan solusi malah ikut benci .huh..sama saja

2024-05-05

0

yetiku86

yetiku86

mungkin maksud author lampu di ruang operasi kali ya ...🤭

2024-02-25

2

epifania rendo

epifania rendo

menghubungi sam

2024-01-10

3

lihat semua
Episodes
1 Arabella with Maher
2 Sayang
3 Calon suami
4 Egois
5 Yakin dengan keputusan
6 Meluapkan sakit hatinya
7 Resign
8 pergi
9 Pulang
10 Mual
11 Tespek
12 Sebelum terlambat
13 Hukuman atas perbuatan
14 Maher sadar
15 Kritis
16 Menerima cucu
17 Ijinkan Saya menikahi
18 Tekad Karina
19 Baby girl
20 Pesta
21 Rencana pindah
22 Five years later
23 Cucu siapa?
24 Saatnya melawan ketakutan
25 Membawa pulang papa
26 Menginjakkan kaki di Jakarta
27 Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28 Bertemu
29 Bertahan demi orang yang berarti
30 Kecelakaan
31 Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32 Tidak akan menyerah
33 Di larikan kerumah sakit
34 Mau cari suami kaya
35 Kedatangan sahabat
36 Suka menabung lebih dulu
37 Six months
38 Arama property
39 Arama _ Amara
40 Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41 Ta-Mata
42 Presiden suite bikin nyaman
43 Kita adalah Tim
44 Ada apa ini?
45 Tidak mudah mendapatkan maaf
46 Balasan karena kesal
47 Panggilan ayah
48 Berikan kesempatan
49 Menemui Amara
50 Hanya memberinya ijin tidak lebih
51 Kemunculan Maher
52 Mogok di pinggir jalan
53 Awas!!
54 Amarah pak Hisyam
55 Meminta maaf
56 Anak yang tidak kau inginkan
57 Semua berhubungan dengan Maher
58 Masa lalu sebagai pengalaman
59 Senyum yang sama
60 Cinta alasan untuk membenci
61 Siapa wanita itu?
62 Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63 Di ijinkan
64 Video call
65 Tanpa pamit
66 Meminta kesempatan kembali
67 Samuel suka pisang
68 Obat segalanya
69 Tumbang
70 Apakah aku harus menyerah
71 Tegang
72 Anak cerminan orang tua
73 Karya Al_Humaira
74 Meratapi kesedihan
75 Atap gedung
76 Keharuan
77 Tidak boleh cium Mama
78 Merasa bersalah
79 Meluapkan perasaan
80 Pengantin berpaket
81 Amara sakit hati
82 Wanita gaun sobek
83 Mendengar cerita lalu
84 Sogokan untuk Amara
85 Ayah! buka pintunya!!
86 Puasa Lima tahun
87 Anugrah atau musibah
88 Ide brilian
89 Samuel
90 Mencicil
91 Bukan siapa-siapa
92 Janji
93 Guncangan lokal
94 KUA
95 Abang mau mandi
96 Hargai ketulusan
97 Gara-gara musibah
98 Jatah preman
99 Menggoda
100 Terlalu cantik jualan bakso
101 Pengantin baru
102 Harimau
103 Anggota baru
104 Demi martabak
105 Aroma bau
106 Positif
107 Bumbu pernikahan
108 Kabar bahagia
109 Menyusul suami
110 Tidak tertarik
111 Kamu di mana Di
112 Misi penting
113 Kembali pulang
114 Rujak rasa tetangga
115 Diandra vs Indah
116 Niat jadi pelakor
117 Menyusup
118 Gaduh malam hari
119 Obat tidur
120 Kejujuran
121 Keberangkatan
122 Kelurga bahagia
123 KARYA BARU AUTHOR
124 KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arabella with Maher
2
Sayang
3
Calon suami
4
Egois
5
Yakin dengan keputusan
6
Meluapkan sakit hatinya
7
Resign
8
pergi
9
Pulang
10
Mual
11
Tespek
12
Sebelum terlambat
13
Hukuman atas perbuatan
14
Maher sadar
15
Kritis
16
Menerima cucu
17
Ijinkan Saya menikahi
18
Tekad Karina
19
Baby girl
20
Pesta
21
Rencana pindah
22
Five years later
23
Cucu siapa?
24
Saatnya melawan ketakutan
25
Membawa pulang papa
26
Menginjakkan kaki di Jakarta
27
Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28
Bertemu
29
Bertahan demi orang yang berarti
30
Kecelakaan
31
Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32
Tidak akan menyerah
33
Di larikan kerumah sakit
34
Mau cari suami kaya
35
Kedatangan sahabat
36
Suka menabung lebih dulu
37
Six months
38
Arama property
39
Arama _ Amara
40
Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41
Ta-Mata
42
Presiden suite bikin nyaman
43
Kita adalah Tim
44
Ada apa ini?
45
Tidak mudah mendapatkan maaf
46
Balasan karena kesal
47
Panggilan ayah
48
Berikan kesempatan
49
Menemui Amara
50
Hanya memberinya ijin tidak lebih
51
Kemunculan Maher
52
Mogok di pinggir jalan
53
Awas!!
54
Amarah pak Hisyam
55
Meminta maaf
56
Anak yang tidak kau inginkan
57
Semua berhubungan dengan Maher
58
Masa lalu sebagai pengalaman
59
Senyum yang sama
60
Cinta alasan untuk membenci
61
Siapa wanita itu?
62
Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63
Di ijinkan
64
Video call
65
Tanpa pamit
66
Meminta kesempatan kembali
67
Samuel suka pisang
68
Obat segalanya
69
Tumbang
70
Apakah aku harus menyerah
71
Tegang
72
Anak cerminan orang tua
73
Karya Al_Humaira
74
Meratapi kesedihan
75
Atap gedung
76
Keharuan
77
Tidak boleh cium Mama
78
Merasa bersalah
79
Meluapkan perasaan
80
Pengantin berpaket
81
Amara sakit hati
82
Wanita gaun sobek
83
Mendengar cerita lalu
84
Sogokan untuk Amara
85
Ayah! buka pintunya!!
86
Puasa Lima tahun
87
Anugrah atau musibah
88
Ide brilian
89
Samuel
90
Mencicil
91
Bukan siapa-siapa
92
Janji
93
Guncangan lokal
94
KUA
95
Abang mau mandi
96
Hargai ketulusan
97
Gara-gara musibah
98
Jatah preman
99
Menggoda
100
Terlalu cantik jualan bakso
101
Pengantin baru
102
Harimau
103
Anggota baru
104
Demi martabak
105
Aroma bau
106
Positif
107
Bumbu pernikahan
108
Kabar bahagia
109
Menyusul suami
110
Tidak tertarik
111
Kamu di mana Di
112
Misi penting
113
Kembali pulang
114
Rujak rasa tetangga
115
Diandra vs Indah
116
Niat jadi pelakor
117
Menyusup
118
Gaduh malam hari
119
Obat tidur
120
Kejujuran
121
Keberangkatan
122
Kelurga bahagia
123
KARYA BARU AUTHOR
124
KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!