Pulang

Seorang pria tengah duduk dengan keadaan yang kacau sejak tadi dirinya menunggu infomasi dari aisisten dan anak buahnya.

Maher menatap kesekeliling dengan kedua mata memerah, pria itu tersenyum miris saat bayangan dirinya dan Arabella selalu hadir di otaknya. Di sofa, balkon dan bahkan kamar mandi, ranjang pun adalah tempat di mana mereka menumpahkan rasa yang bergejolak di dada. Namun kini semua hanya tinggal bayangan semu yang tidak bisa Maher jangkau kembali, semua tidak akan kembali seperti dulu.

Drt...Drt..Drt..

Deringan ponselnya membuat Maher mengusap wajahnya kasar. sejak tadi dirinya tidak beranjak dari kamar yang penuh kenangan manis tersebut. Maher menatap layar ponselnya dan nama ibunya yang tertera membuat Maher semakin merasakan sesak hatinya.

"Halo, Mah."

Terdengar suara dari ujung telepon, sang Mama yang bicara.

"Hm, Maher ada perlu di luar, jadi Maher tidak ada di kantor."

Sepertinya Nyonya Adam sedang ada di kantor.

"Baiklah, Maher akan kesana."

Hembusan napas kasar dari bibirnya menggambarkan betapa kacau suasana hatinya, sejak tadi orang suruhannya belum memberikan kabar membuat Maher merasa kalut.

Keluar dari kamar Maher berjalan keluar apartemen, pria itu akan menemui orang tuanya yang sudah menunggunya. Saat di lobby, Maher melihat satpam yang biasanya berjaga.

"Pak?" Maher menyapa lebih dulu.

"Eh, bapak. Apa kabar?" Pria itu tersenyum ramah melihat pria yang suka memberinya uang tips.

"Baik, saya mau tanya? apa bapak melihat wanita yang sering bersama saya keluar dari apartemen ini?" Tanya Maher dengan wajah berharap.

Bapak satpam itupun mengingat-ingat. "Saya sif pagi pak, tadi kemarin sore saat berganti sif. Saya melihat wanita yang bersama bapak keluar sambil membawa koper."

Jantung Maher berdebar dengan kencang. "Bapak tahu dia pergi kemana? atau dia mengatakan sesuatu?" Tanya Maher dengan nada tak sabaran.

"Tidak, hanya saja saat saya tanya katanya ingin pindah ke tempat yang baru."

Maher memejamkan matanya, dirinya benar-benar merasakan sesak di dadanya.

"Memangnya ada apa pak?" Tanya pak satpam itu lagi.

"Tidak, terima kasih infonya." Maher memberikan uang dan berlalu pergi.

Pria itu tidak mendapatkan petunjuk kemana Arabella pergi.

.

.

Di kosan Arabella membuka matanya, wanita itu merasakan perutnya yang lapar, dan melihat jam di dinding.

Karena menangis semalam Arabella sampai bangun kesiangan, tapi mengingat dirinya sudah tidak bekerja lagi membuatnya menghela napas.

Berjalan ke kamar mandi, Arabella membersihkan diri lebih dulu sebelum memesan makanan, Arabella hanya berjaga-jaga tidak keluyuran lebih dulu, takut jika Maher atau anak buahnya menemukan dirinya.

Arabella sengaja menyewa kos untuk satu bulan, dirinya tidak mungkin akan langsung pulang ke rumah kedua orang tuanya karena mungkin juga Maher akan menyuruh orang untuk mencarinya kesana.

"Percaya diri sekali kamu Ara." Gumamnya sambil tersenyum miris.

Mana mungkin Maher akan mencarinya, jika dirinya saja tidak berarti untuk pria itu. Yang Maher butuhkan darinya hanyalah kehangatan rajang, dan sekarang pria itu berhasil membuatnya berbadan dua.

Mengingat bayinya, Arabella kembali meneteskan air matanya, dirinya takut menghadapi kejamnya dunia, hamil tanpa pernikahan hanya di pandang sebelah mata. Belum lagi dengan kedua orang tuanya pasti dirinya sudah membuat mereka kecewa dan menanggung malu. Tapi mau bagaimana lagi hanya kelurga yang Arabella miliki Maher tidak ingin menerima bayinya dan dirinya tidak akan rela membunuh bayinya sendiri.

"Maafkan Mama sayang, kamu yang kuat kita berjuang bersama yah."

Diusapnya perut nya yang rata, rasa sesak semakin mendominasi hatinya.

"Bagaimana jika mereka tidak merima ku."

Bayangan kedua orang tuanya yang tidak menerima dirinya yang sedang hamil, bayangan wajah terpukul dan kecewa kedua orang tuanya yang begitu membuatnya bersalah dadanya kian sesak dengan hati yang sakit.

Bagaimana jika keluarga mereka di kucilkan dan dipandang sebelah mata, bagaimana ibu dan bapaknya menghadapi semua karena dirinya.

.

.

Tiga minggu berlalu..

Arabella tersenyum miris melihat beredarnya kabar jika lusa akan di gelar pernikahan pengusaha muda yang memimpin kerajaan bisnis di era cicit dari Allanaro dan Indira, cucu dari Aldrick Nathan Adhitama dan Ayana Malika Ifana kelurga konglomerat Adhitama Grub. Putra dari Adam Malik Adhitama dan Disya Fanesha.

Tanganya menutup ponsel yang dia genggam, seketika rasa sesak memenuhi rongga dadanya.

Air matanya mengalir begitu saja, Arabella benar-benar dalam kesedihan.

Hujan yang membasahi bumi, seperti mengiringi kesedihannya, dari jendela kaca mobil Arabella menatap air hujan yang turun seperti air matanya.

Sepersekian detik, wanita itu tertegun saat melihat sapi tangan didepan wajahnya. Tak langsung mengambil Arabella menoleh kesamping.

"Saya tidak punya tisu hanya punya ini." Kata seseorang yang duduk di sampingnya.

Arabella menerima dengan ucapan terima kasih, hari ini dirinya memutuskan untuk pulang kepada orang tuanya setelah kondisi dirasa cukup. Transportasi bus yang akan membawanya pulang.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup menyita waktu, akhirnya Arabella sampai didepan rumah sederhana yang sudah dia tinggalkan selama tiga tahun. Dia pergi untuk mencari pekerjaan layak, Tapi siapa sangka jika dirinya pulang dengan kepahitan.

Saat akan melangkah masuk kepekaragan rumahnya, terdengar suara mesin motor yang sangat Arabella kenal.

"Ara!!" Pekik suara yang sangat familiar di telinganya.

"Kak, Sam." Arabella tersenyum haru saat melihat kakak laki-lakinya memanggil.

Sam, langsung menghentikan kendaraanya dan menghampiri adik perempuannya, memeluk dengan erat dengan perasaan senang.

"Kenapa tidak bilang kalau pulang." Ucap Sam setelah melepaskan pelukannya, ia cium pipi adik kesayangannya dengan penuh haru. Karena memang mereka begitu dekat.

"Aku ingin buat kak Sam kejutan." Balasnya dengan senyum manis.

Sam hanya terkekeh, lalu melihat koper besar di samping adik perempuannya.

"Apa kau di usir, kenapa koper mu besar sekali." Ucapnya dengan nada menyindir.

"Aku di usir, makanya aku pulang. Rindu ibu dan bapak."

Sam hanya mengagguk, dan mengajak adiknya untuk masuk kedalam rumah.

Mereka belum tahu apa yang terjadi dengan Arabella.

"Beberapa minggu lalu, ada orang yang menanyakan dirimu, tapi tidak tahu siapa." Kata Sam setelah menaruh barang Arabella.

Arabella hanya tersenyum masam, duganya benar jika orang-orang Maher mencarinya. Tidak mungkin pria yang memiliki kuasa itu akan diam saja.

"Ya sudah kamu istrirahat dulu, kakak mau bantu ibu dan bapak di kedai." Sam pamit pergi, tapi sebelum itu dia mendaratkan kecupan di kening adiknya.

"Nanti Ara menyusul kak, tapi jangan bilang-bilang dulu sama ibu dan bapak."

Sam hanya mengagguk dan menggunakan tangannya untuk setuju. Setelah Sam keluar, kedua mata Arabella kembali mengembun.

Rasanya belum siap untuk menemui kedua orang tuanya, dirinya benar-benar tidak siap dan takut.

"Tuhan beri aku kekuatan."

Tinggalkan jejak kalian sayang 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

klu sy punya ansk gadis murahan begitu, ambil bangku timpa kewsjah dan tunuhnya setrlahnitu usir yg jsuh.

2024-05-05

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

ketakutan mu itu sudah merupakan hukuman untukmu Ara. jangan khawatir Maher akan menyesal. 🤭😂😂😍

2024-05-05

0

Aiur Skies

Aiur Skies

huuuuu dasar penjahat kelamin🤬🤬🤬🤬🤬

2024-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Arabella with Maher
2 Sayang
3 Calon suami
4 Egois
5 Yakin dengan keputusan
6 Meluapkan sakit hatinya
7 Resign
8 pergi
9 Pulang
10 Mual
11 Tespek
12 Sebelum terlambat
13 Hukuman atas perbuatan
14 Maher sadar
15 Kritis
16 Menerima cucu
17 Ijinkan Saya menikahi
18 Tekad Karina
19 Baby girl
20 Pesta
21 Rencana pindah
22 Five years later
23 Cucu siapa?
24 Saatnya melawan ketakutan
25 Membawa pulang papa
26 Menginjakkan kaki di Jakarta
27 Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28 Bertemu
29 Bertahan demi orang yang berarti
30 Kecelakaan
31 Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32 Tidak akan menyerah
33 Di larikan kerumah sakit
34 Mau cari suami kaya
35 Kedatangan sahabat
36 Suka menabung lebih dulu
37 Six months
38 Arama property
39 Arama _ Amara
40 Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41 Ta-Mata
42 Presiden suite bikin nyaman
43 Kita adalah Tim
44 Ada apa ini?
45 Tidak mudah mendapatkan maaf
46 Balasan karena kesal
47 Panggilan ayah
48 Berikan kesempatan
49 Menemui Amara
50 Hanya memberinya ijin tidak lebih
51 Kemunculan Maher
52 Mogok di pinggir jalan
53 Awas!!
54 Amarah pak Hisyam
55 Meminta maaf
56 Anak yang tidak kau inginkan
57 Semua berhubungan dengan Maher
58 Masa lalu sebagai pengalaman
59 Senyum yang sama
60 Cinta alasan untuk membenci
61 Siapa wanita itu?
62 Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63 Di ijinkan
64 Video call
65 Tanpa pamit
66 Meminta kesempatan kembali
67 Samuel suka pisang
68 Obat segalanya
69 Tumbang
70 Apakah aku harus menyerah
71 Tegang
72 Anak cerminan orang tua
73 Karya Al_Humaira
74 Meratapi kesedihan
75 Atap gedung
76 Keharuan
77 Tidak boleh cium Mama
78 Merasa bersalah
79 Meluapkan perasaan
80 Pengantin berpaket
81 Amara sakit hati
82 Wanita gaun sobek
83 Mendengar cerita lalu
84 Sogokan untuk Amara
85 Ayah! buka pintunya!!
86 Puasa Lima tahun
87 Anugrah atau musibah
88 Ide brilian
89 Samuel
90 Mencicil
91 Bukan siapa-siapa
92 Janji
93 Guncangan lokal
94 KUA
95 Abang mau mandi
96 Hargai ketulusan
97 Gara-gara musibah
98 Jatah preman
99 Menggoda
100 Terlalu cantik jualan bakso
101 Pengantin baru
102 Harimau
103 Anggota baru
104 Demi martabak
105 Aroma bau
106 Positif
107 Bumbu pernikahan
108 Kabar bahagia
109 Menyusul suami
110 Tidak tertarik
111 Kamu di mana Di
112 Misi penting
113 Kembali pulang
114 Rujak rasa tetangga
115 Diandra vs Indah
116 Niat jadi pelakor
117 Menyusup
118 Gaduh malam hari
119 Obat tidur
120 Kejujuran
121 Keberangkatan
122 Kelurga bahagia
123 KARYA BARU AUTHOR
124 KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arabella with Maher
2
Sayang
3
Calon suami
4
Egois
5
Yakin dengan keputusan
6
Meluapkan sakit hatinya
7
Resign
8
pergi
9
Pulang
10
Mual
11
Tespek
12
Sebelum terlambat
13
Hukuman atas perbuatan
14
Maher sadar
15
Kritis
16
Menerima cucu
17
Ijinkan Saya menikahi
18
Tekad Karina
19
Baby girl
20
Pesta
21
Rencana pindah
22
Five years later
23
Cucu siapa?
24
Saatnya melawan ketakutan
25
Membawa pulang papa
26
Menginjakkan kaki di Jakarta
27
Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28
Bertemu
29
Bertahan demi orang yang berarti
30
Kecelakaan
31
Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32
Tidak akan menyerah
33
Di larikan kerumah sakit
34
Mau cari suami kaya
35
Kedatangan sahabat
36
Suka menabung lebih dulu
37
Six months
38
Arama property
39
Arama _ Amara
40
Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41
Ta-Mata
42
Presiden suite bikin nyaman
43
Kita adalah Tim
44
Ada apa ini?
45
Tidak mudah mendapatkan maaf
46
Balasan karena kesal
47
Panggilan ayah
48
Berikan kesempatan
49
Menemui Amara
50
Hanya memberinya ijin tidak lebih
51
Kemunculan Maher
52
Mogok di pinggir jalan
53
Awas!!
54
Amarah pak Hisyam
55
Meminta maaf
56
Anak yang tidak kau inginkan
57
Semua berhubungan dengan Maher
58
Masa lalu sebagai pengalaman
59
Senyum yang sama
60
Cinta alasan untuk membenci
61
Siapa wanita itu?
62
Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63
Di ijinkan
64
Video call
65
Tanpa pamit
66
Meminta kesempatan kembali
67
Samuel suka pisang
68
Obat segalanya
69
Tumbang
70
Apakah aku harus menyerah
71
Tegang
72
Anak cerminan orang tua
73
Karya Al_Humaira
74
Meratapi kesedihan
75
Atap gedung
76
Keharuan
77
Tidak boleh cium Mama
78
Merasa bersalah
79
Meluapkan perasaan
80
Pengantin berpaket
81
Amara sakit hati
82
Wanita gaun sobek
83
Mendengar cerita lalu
84
Sogokan untuk Amara
85
Ayah! buka pintunya!!
86
Puasa Lima tahun
87
Anugrah atau musibah
88
Ide brilian
89
Samuel
90
Mencicil
91
Bukan siapa-siapa
92
Janji
93
Guncangan lokal
94
KUA
95
Abang mau mandi
96
Hargai ketulusan
97
Gara-gara musibah
98
Jatah preman
99
Menggoda
100
Terlalu cantik jualan bakso
101
Pengantin baru
102
Harimau
103
Anggota baru
104
Demi martabak
105
Aroma bau
106
Positif
107
Bumbu pernikahan
108
Kabar bahagia
109
Menyusul suami
110
Tidak tertarik
111
Kamu di mana Di
112
Misi penting
113
Kembali pulang
114
Rujak rasa tetangga
115
Diandra vs Indah
116
Niat jadi pelakor
117
Menyusup
118
Gaduh malam hari
119
Obat tidur
120
Kejujuran
121
Keberangkatan
122
Kelurga bahagia
123
KARYA BARU AUTHOR
124
KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!