Resign

Arabella sampai di apartemen sudah malam, wanita itu tadi mampir ke supermarket untuk membeli kebutuhannya yang habis.

Arabella membuka pintu dengan password, wanita itu masuk setelah yakin pintu tertutup.

Menuju ke dapur Arabella tidak memperhatikan sekitar, wanita itu berdiri sambil menaruh barang belanjaannya.

Grep

Arabella terlonjak kaget, saat sebuah tangan melingkar di perutnya erat, wanita itu ingin berteriak tapi suara berat seseorang membuatnya tersadar.

"Kenapa lama sekali pulangnya." Gumam Maher yang memeluk Arabella dari belakang, kepalanya ia sandarkan di bahu Arabella dalam posisi miring, dan Maher bisa menghirup aroma tubuh Arabella dari lehernya.

"Lepas, aku mau mandi." Arabella menyentak tangan Maher membuat pelukan itu terlepas.

Arabella hendak pergi, tapi lagi-lagi Maher menariknya dan kembali memeluk nya erat

"Ara, maafkan aku." Bisik Maher dengan nada lirih.

Arabella tak merespon, wanita itu membiarkan Maher melakukan apa yang dia lakukan.

Arabella sudah cukup untuk merutuki kebodohannya dan kesedihannya karena keadaan yang dirinya alami, sadar Arabella tidak akan mengharapkan pria seperti Maher yang tidak menghargainya, meskipun dirinya sedang mengandung benih pria itu tanpa diketahui.

"Berhentilah, meminta maaf jika maaf mu hanya untuk kepentingan mu sendiri." Suara dingin Arabella membuat Maher melonggarkan pelukannya.

Tidak ada suara lembut yang mendayu, dan tatapan lembut penuh perhatian dari Arabella, Maher hanya bisa melihat kebencian di kedua mata Arabella.

"Ara, aku sudah di jodohkan sebelum kau datang dalam hidupku, orang tuaku memutuskan perjodohan itu sejak mereka tahu jika aku tertarik pada Karina. Aku tahu aku salah, tapi kau tidak sepantasnya begitu marah padaku!" Ucap Maher dengan tatapan tidak suka melihat kebencian di mata Arabella.

Arabella yang mendengar ucapan Maher tersenyum sinis, meskipun hatinya begitu sakit bagai dicabik-cabik.

"Ya, seharunya aku tidak marah padamu, seharunya aku diam ketika kamu menjadikan aku budak di bawah kendali mu-"

"Ara, jaga ucapan mu!" Bentak Maher.

"Kenapa? kenapa dengan ucapan ku, bukankah begitu yang kau lakukan padaku. Dia tahun aku menjadi budak napsu mu Maher, selama itu kau anggap aku apa, sampai-sampai sekarang pun kau masih menginginkan ku menjadi budak mu, setelah aku tahu kau akan menikah! apa aku tidak boleh marah dengan apa yang kamu lakukan! apa aku harus tersenyum dan tertawa saat hatiku sedang menangis!!" Pecah sudah pertahan Arabella yang sejak tadi dia tahan, wanita itu menatap Maher dengan tatapan kebencian dan terluka.

"Ara, kau salah paham, aku tidak memperlakukan mu seperti-"

Suara Maher tercekat, ludahnya terasa kelu saat mengingat dua tahun kebelakang saat bersama Arabella. Tapi Maher benar-benar tidak menganggap jika wanita yang sekarang menangis pilu sebagai budaknya, tapi Maher sendiri juga ragu dengan perasaannya, karena dirinya hanya ingin menikah dengan wanita pilihan orang tuanya.

Arabella tersenyum miris melihat Maher yang terdiam. Pria itu jelas tidak tahu akan menjawab apa, karena memang dirinya tidak di harapkan.

Arabella menatap Maher dengan nanar, kali ini dirinya benar-benar menggunakan cara terkahir.

"Jika aku hamil, apa kau akan membatalkan perjodohan itu dan menikah dengan ku." Lirih Arabella dengan jantung berdebar, tangannya mengusap air matanya yang mengalir dengan wajah yang terlihat begitu sendu, sekuat tenaga dirinya akan siapa menerima jawaban Maher.

Maher menelan ludah kasar, otaknya berpikir jawaban yang tidak akan melukai Arabella, tapi sepertinya tidak ada jawaban yang dia inginkan selain mengatakannya dengan jujur. Dan mungkin setelah ini Maher akan menerima kehilangan Arabella.

"Itu tidak mungkin Ara, aku tidak akan mengecewakan kedua orang tuaku, dan lagi pula kamu tidak hamil."

.

.

Setelah satu minggu kejadian di apartemen, selama itu pula Arabella benar-benar berubah 180 derajat dari sebelumnya. Wanita itu menjaga jarak dengan Maher dalam keadaan apapun, bahkan untuk bertemu dengan klien berdua dengan Maher, Arabella memilih untuk melimpahkan pada Tio.

Pagi ini Maher datang lebih pagi, pria itu ingin bicara dengan Arabella, Maher sadar jika dirinya menyakiti wanita yang selama ini menamainya selama dua tahun, dan Maher benar-benar merasa sisi hatinya yang kosong saat wanita itu semakin menjauh darinya.

"Belum ada " Gumam Maher, saat melihat meja kerja Arabella masih kosong.

Maher melihat jam yang melingkar di tangannya, masih jam tujuh kurang, sudah pasti Arabella belum datang.

Memilih masuk keruangannya, Maher duduk di kursi kebesarannya dan menunggu beberapa menit lagi, dirinya benar-benar merindukan Arabella.

Maher tersenyum kala mengingat bagaimana wanita itu selalu membuatnya merasa paling dicintai, tidak ada keributan yang berarti saat mereka bersama, yang ada hanya hawa panas yang selalu mengitari keduanya jika berduaan.

Maher kembali melihat jam, sudah hampir setengah delapan, dan dirinya yakin jika Arabella pasti sudah datang.

Saat membuka pintu, Maher mengerutkan keningnya, meja kerja Arabella masih kosong tidak terlihat wanita itu datang. Tatapan Maher jatuh pada sudut meja Arabella, tidak ada bingkai kecil di sana, di mana Arabella menaruh foto.

"Kenapa perasaan ku jadi tidak enak." Gumam Maher. "Apa mungkin dia sakit."

Maher pun megambil ponselnya untuk menghubungi Arabella, tapi yang tersambung hanya suara operator.

"Blokir." Gumam Maher dengan jantung yang semakin cepat berpacu.

Maher langsung bergegas keluar dari ruanganya, pria itu berjalan tergesa sampai beberapa staf lainya menatap heran.

"Pak Maher kenapa panik begitu?"

Tio yang melihat atasanya berjalan tergesa dengan wajah panik juga penasaran, tidak biasanya Maher seperti itu.

Brak

Maher membuka pintu bagian HRD, napas pria itu memburu dengan tatapan tajam.

"P-pak Maher, ada yang bisa kami bantu." Tanya kepala HRD yang gugup melihat kedatangan atasanya itu.

Maher menatap tajam kepala bagian HRD. "Sejak kapan Arabella mengundurkan diri!" Bentak Maher pada wanita yang menjadi kepala bagian HRD itu.

"S-sejak satu minggu yang lalu pak, dan anda menyetujuinya sejak dua hari yang lalu." Katanya dengan nada takut dan tubuh bergetar.

Melihat tatapan tajam atasnya degan wajah memerah menahan amarah, siapa yang tidak akan menciut melihatnya.

Maher memicingkan matanya, otaknya berpikir kapan dirinya menandatangani surat pengunduran resign Arabella.

Dan ingatan Maher ingat saat, di mana Arabella memberikan beberapa berkas yang harus ia tanda tangani buru-buru, bahkan wanita itu selalu berbicara tentang pekerjaan. Dan Maher merutuki kebodohannya saat dirinya malah menikamati ucapan Arabella yang menjadi banyak bicara, ternyata itu hanya untuk mengalihkan dirinya saja.

"Shittt!!"

Maher langsung meninggalkan ruangan HRD dan pergi dengan wajah merah padam, dirinya telah di bodohi Arabella yang jelas-jelas sudah merencanakan semua.

"Kau tidak akan lepas Ara, tidak akan!" Geramnya sambil masuk kedalam lift, Maher yakin jika Arabella berada di apartemen, wanita itu tidak akan pergi secepat itu.

Satu kata untuk Maher??

Dan banyak dukungan untuk author 😘😘

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😘😘

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

ya biarkan.. kapok.. rasain. Mau enaknya.. haha Ara sudah hamil anakmu dan sekarang menghilang.
mentang-mentang orang kaya, punya jabatan dan kuasa .. haha 😍

2024-05-05

0

sharvik

sharvik

tlong la ara nanti ktika maher sdr akn prsaan y dg mu jgn mdah mmberi mf ya

2024-05-09

0

Ika Noviana

Ika Noviana

Maher bodoh

2024-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Arabella with Maher
2 Sayang
3 Calon suami
4 Egois
5 Yakin dengan keputusan
6 Meluapkan sakit hatinya
7 Resign
8 pergi
9 Pulang
10 Mual
11 Tespek
12 Sebelum terlambat
13 Hukuman atas perbuatan
14 Maher sadar
15 Kritis
16 Menerima cucu
17 Ijinkan Saya menikahi
18 Tekad Karina
19 Baby girl
20 Pesta
21 Rencana pindah
22 Five years later
23 Cucu siapa?
24 Saatnya melawan ketakutan
25 Membawa pulang papa
26 Menginjakkan kaki di Jakarta
27 Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28 Bertemu
29 Bertahan demi orang yang berarti
30 Kecelakaan
31 Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32 Tidak akan menyerah
33 Di larikan kerumah sakit
34 Mau cari suami kaya
35 Kedatangan sahabat
36 Suka menabung lebih dulu
37 Six months
38 Arama property
39 Arama _ Amara
40 Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41 Ta-Mata
42 Presiden suite bikin nyaman
43 Kita adalah Tim
44 Ada apa ini?
45 Tidak mudah mendapatkan maaf
46 Balasan karena kesal
47 Panggilan ayah
48 Berikan kesempatan
49 Menemui Amara
50 Hanya memberinya ijin tidak lebih
51 Kemunculan Maher
52 Mogok di pinggir jalan
53 Awas!!
54 Amarah pak Hisyam
55 Meminta maaf
56 Anak yang tidak kau inginkan
57 Semua berhubungan dengan Maher
58 Masa lalu sebagai pengalaman
59 Senyum yang sama
60 Cinta alasan untuk membenci
61 Siapa wanita itu?
62 Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63 Di ijinkan
64 Video call
65 Tanpa pamit
66 Meminta kesempatan kembali
67 Samuel suka pisang
68 Obat segalanya
69 Tumbang
70 Apakah aku harus menyerah
71 Tegang
72 Anak cerminan orang tua
73 Karya Al_Humaira
74 Meratapi kesedihan
75 Atap gedung
76 Keharuan
77 Tidak boleh cium Mama
78 Merasa bersalah
79 Meluapkan perasaan
80 Pengantin berpaket
81 Amara sakit hati
82 Wanita gaun sobek
83 Mendengar cerita lalu
84 Sogokan untuk Amara
85 Ayah! buka pintunya!!
86 Puasa Lima tahun
87 Anugrah atau musibah
88 Ide brilian
89 Samuel
90 Mencicil
91 Bukan siapa-siapa
92 Janji
93 Guncangan lokal
94 KUA
95 Abang mau mandi
96 Hargai ketulusan
97 Gara-gara musibah
98 Jatah preman
99 Menggoda
100 Terlalu cantik jualan bakso
101 Pengantin baru
102 Harimau
103 Anggota baru
104 Demi martabak
105 Aroma bau
106 Positif
107 Bumbu pernikahan
108 Kabar bahagia
109 Menyusul suami
110 Tidak tertarik
111 Kamu di mana Di
112 Misi penting
113 Kembali pulang
114 Rujak rasa tetangga
115 Diandra vs Indah
116 Niat jadi pelakor
117 Menyusup
118 Gaduh malam hari
119 Obat tidur
120 Kejujuran
121 Keberangkatan
122 Kelurga bahagia
123 KARYA BARU AUTHOR
124 KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arabella with Maher
2
Sayang
3
Calon suami
4
Egois
5
Yakin dengan keputusan
6
Meluapkan sakit hatinya
7
Resign
8
pergi
9
Pulang
10
Mual
11
Tespek
12
Sebelum terlambat
13
Hukuman atas perbuatan
14
Maher sadar
15
Kritis
16
Menerima cucu
17
Ijinkan Saya menikahi
18
Tekad Karina
19
Baby girl
20
Pesta
21
Rencana pindah
22
Five years later
23
Cucu siapa?
24
Saatnya melawan ketakutan
25
Membawa pulang papa
26
Menginjakkan kaki di Jakarta
27
Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28
Bertemu
29
Bertahan demi orang yang berarti
30
Kecelakaan
31
Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32
Tidak akan menyerah
33
Di larikan kerumah sakit
34
Mau cari suami kaya
35
Kedatangan sahabat
36
Suka menabung lebih dulu
37
Six months
38
Arama property
39
Arama _ Amara
40
Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41
Ta-Mata
42
Presiden suite bikin nyaman
43
Kita adalah Tim
44
Ada apa ini?
45
Tidak mudah mendapatkan maaf
46
Balasan karena kesal
47
Panggilan ayah
48
Berikan kesempatan
49
Menemui Amara
50
Hanya memberinya ijin tidak lebih
51
Kemunculan Maher
52
Mogok di pinggir jalan
53
Awas!!
54
Amarah pak Hisyam
55
Meminta maaf
56
Anak yang tidak kau inginkan
57
Semua berhubungan dengan Maher
58
Masa lalu sebagai pengalaman
59
Senyum yang sama
60
Cinta alasan untuk membenci
61
Siapa wanita itu?
62
Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63
Di ijinkan
64
Video call
65
Tanpa pamit
66
Meminta kesempatan kembali
67
Samuel suka pisang
68
Obat segalanya
69
Tumbang
70
Apakah aku harus menyerah
71
Tegang
72
Anak cerminan orang tua
73
Karya Al_Humaira
74
Meratapi kesedihan
75
Atap gedung
76
Keharuan
77
Tidak boleh cium Mama
78
Merasa bersalah
79
Meluapkan perasaan
80
Pengantin berpaket
81
Amara sakit hati
82
Wanita gaun sobek
83
Mendengar cerita lalu
84
Sogokan untuk Amara
85
Ayah! buka pintunya!!
86
Puasa Lima tahun
87
Anugrah atau musibah
88
Ide brilian
89
Samuel
90
Mencicil
91
Bukan siapa-siapa
92
Janji
93
Guncangan lokal
94
KUA
95
Abang mau mandi
96
Hargai ketulusan
97
Gara-gara musibah
98
Jatah preman
99
Menggoda
100
Terlalu cantik jualan bakso
101
Pengantin baru
102
Harimau
103
Anggota baru
104
Demi martabak
105
Aroma bau
106
Positif
107
Bumbu pernikahan
108
Kabar bahagia
109
Menyusul suami
110
Tidak tertarik
111
Kamu di mana Di
112
Misi penting
113
Kembali pulang
114
Rujak rasa tetangga
115
Diandra vs Indah
116
Niat jadi pelakor
117
Menyusup
118
Gaduh malam hari
119
Obat tidur
120
Kejujuran
121
Keberangkatan
122
Kelurga bahagia
123
KARYA BARU AUTHOR
124
KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!