Meluapkan sakit hatinya

Arabella merapikan berkas yang berserakan di atas meja kerjanya, sebentar lagi jam pulang kantor tiba.

Setelah rapi Arabella terduduk sebentar dan menghela napas. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

"Semoga tidak ada kendala." Gumamnya sambil menatap sebuah bingkai foto, foto dirinya yang sedang tertawa lepas dan saat itu Maher yang megambil fotonya. Arabella memasukkan bingkai foto kecil itu kedalam tasnya. Rasanya memang berat meninggalkan meja kerjanya, tapi mau bagaimana lagi dirinya tidak sanggup jika harus melihat Maher bersama wanita lain.

Arabella beranjak dari duduknya, wanita itu akan pulang bersama karyawan lain yang sedang mengantri di life.

Maher sedang pergi bersama ibu dan juga calon istrinya, sedangkan Arabella yang di pamiti hanya bisa tersenyum miris.

"Bella kau mau pulang bersama ku." Tanya Bunga saat keduanya keluar dari lift yang sama.

"Boleh, jika kau tidak keberatan."

Bunga tertawa dan langsung menggandeng tangan Arabella.

"Asal kau bayar pakai semangkuk bakso, rasanya perutku sudah meronta-ronta kelaparan ingin makan bakso kuah." Lagi-lagi Bunga tertawa dengan ucapanya. "Tapi sekelas sekretaris sepertimu mana mau makan bakso, pasti pak Maher membawamu makan di restoran mahal."

Arabella hanya tersenyum mendengar ucapan Bunga.

"Di kampung ibu dan bapak ku juga jualan bakso Bunga, jadi jangan menilai ku seperti orang kaya."

Bunga membulatkan kedua matanya. Oh my, serius Bella?" Tanya Bunga tak percaya.

"Ya, kalau kau ke kota M, kau boleh mampir ke rumah."

Keduanya berjalan menuju mobil Bunga terparkir, saat Arabella hendak masuk, tiba-tiba sebuah mobil membunyikan klakson dan berhenti di depan mobil Bunga.

Bunga yang hendak masuk kembali keluar saat melihat mobil yang sangat familiar berhenti didepan mobilnya.

"Nona biar saya antar." Ucap Tio asisten Maher.

Arabella menatap jendela mobil Maher, tidak terlihat karena kacanya gelap.

"Apa dia di dalam?" Tanya Arabella.

Dia yang di maksud adalah Maher, dan Tio hanya mengangguk.

"Bunga sepertinya kau gagal mendapatkan bakso gratis dariku, lain kali aku akan menggantinya." Ucap Arabella dengan senyum.

Bunga hanya menanggapi dengan isyarat tangan saja, wanita itu hanya berdecak melihat Arabella sang sekertaris yang dekat dengan si bos.

Tio membukakan pintu mobil untuk Arabella, wanita itu masuk dan duduk disamping Maher.

Mobil kembali berjalan, namun hanya ada keheningan di antara keduanya. Arabella memilih untuk menatap ke arah kaca mobil dari pada harus menatap Maher yang membuatnya sakit hati.

"Aku rindu masakan mu." Ucap Maher sambil menyandarkan kepalanya di bahu Arabella, pria itu memejamkan matanya.

Arabella tak menjawab, wanita itu masih diam dengan posisinya.

Sedangkan Tio hanya diam dengan lirikan matanya mengintip dari kaca depan.

Jika di lihat-lihat, hubungan atasan dengan sekertaris nya itu semakin dingin, dan mungkin penyebabnya adalah wanita yang dijodohkan dengan atasanya.

Tidak ada jawaban, Maher kembali menarik kepalanya untuk duduk dengan tegak, pria itu menahan kesal melihat Arabella mengabaikannya.

"Ara, aku bicara denganmu!" Serunya dengan nada yang tegas.

"Kenapa tidak calon istrimu saja yang masak, dia lebih berhak. Lagi pula kau tak seharunya meminta ku untuk memasakkan untuk mu, karena aku bukan calon istrimu." Ucap Arabella wajah datar tanpa ekspresi.

"Arabella!" Pekik Maher dengan nada tinggi, membuat Arabella tersenyum sinis.

Sedangkan Tio hanya bisa melihat keduanya bertengkar.

"Pak Tio, tolong berhenti di kedai bakso didepan." Ucap Arabella tanpa memperdulikan wajah kesal Maher yang menahan amarah.

Bugh

Pria itu menendang kursi didepanya hingga membuat Tio terkejut.

"Baik nona."

Setelah mobil berhenti, Arabella langsung keluar tanpa bicara ataupun menoleh pada Maher.

"Pak antar saja pak Maher, saya bisa pulang sendiri nanti." Ucap Arabella dengan lembut pada Tio.

"Tapi non-"

"Jalan Tio!"

Tio tersentak sedangkan Arabella melirik Maher sekilas dari kaca Tio yang terbuka.

"Tidak apa pak, pulang saja." Arabella langsung melangkah pergi, tanpa peduli dengan tatapan tajam Maher.

"lihat Tio, dia semakin berani." Ucap Maher saat mobilnya kembali berjalan.

"Nona hanya sedang meluapkan rasa sakit hatinya pak." Jawab Tio yang cukup mengerti dengan kegundahan hati Arabella.

Sedangkan Maher tertegun, pria itu mencerna ucapan Tio.

Tinggalkan jejak kalian 😘😘

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

Maher memang ga punya tanggungjawab. biar dia yang mengalami nyidam hamilnya Ara. haha 😂😂

2024-05-05

0

Abinaya Albab

Abinaya Albab

daya dong maher rendah gk pake

2024-01-31

2

sherly

sherly

Maher ini ngk peka apa ya, si Ara itu sakit hati liat kamu lebih memilih menikah dgn Karina...

2024-01-10

4

lihat semua
Episodes
1 Arabella with Maher
2 Sayang
3 Calon suami
4 Egois
5 Yakin dengan keputusan
6 Meluapkan sakit hatinya
7 Resign
8 pergi
9 Pulang
10 Mual
11 Tespek
12 Sebelum terlambat
13 Hukuman atas perbuatan
14 Maher sadar
15 Kritis
16 Menerima cucu
17 Ijinkan Saya menikahi
18 Tekad Karina
19 Baby girl
20 Pesta
21 Rencana pindah
22 Five years later
23 Cucu siapa?
24 Saatnya melawan ketakutan
25 Membawa pulang papa
26 Menginjakkan kaki di Jakarta
27 Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28 Bertemu
29 Bertahan demi orang yang berarti
30 Kecelakaan
31 Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32 Tidak akan menyerah
33 Di larikan kerumah sakit
34 Mau cari suami kaya
35 Kedatangan sahabat
36 Suka menabung lebih dulu
37 Six months
38 Arama property
39 Arama _ Amara
40 Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41 Ta-Mata
42 Presiden suite bikin nyaman
43 Kita adalah Tim
44 Ada apa ini?
45 Tidak mudah mendapatkan maaf
46 Balasan karena kesal
47 Panggilan ayah
48 Berikan kesempatan
49 Menemui Amara
50 Hanya memberinya ijin tidak lebih
51 Kemunculan Maher
52 Mogok di pinggir jalan
53 Awas!!
54 Amarah pak Hisyam
55 Meminta maaf
56 Anak yang tidak kau inginkan
57 Semua berhubungan dengan Maher
58 Masa lalu sebagai pengalaman
59 Senyum yang sama
60 Cinta alasan untuk membenci
61 Siapa wanita itu?
62 Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63 Di ijinkan
64 Video call
65 Tanpa pamit
66 Meminta kesempatan kembali
67 Samuel suka pisang
68 Obat segalanya
69 Tumbang
70 Apakah aku harus menyerah
71 Tegang
72 Anak cerminan orang tua
73 Karya Al_Humaira
74 Meratapi kesedihan
75 Atap gedung
76 Keharuan
77 Tidak boleh cium Mama
78 Merasa bersalah
79 Meluapkan perasaan
80 Pengantin berpaket
81 Amara sakit hati
82 Wanita gaun sobek
83 Mendengar cerita lalu
84 Sogokan untuk Amara
85 Ayah! buka pintunya!!
86 Puasa Lima tahun
87 Anugrah atau musibah
88 Ide brilian
89 Samuel
90 Mencicil
91 Bukan siapa-siapa
92 Janji
93 Guncangan lokal
94 KUA
95 Abang mau mandi
96 Hargai ketulusan
97 Gara-gara musibah
98 Jatah preman
99 Menggoda
100 Terlalu cantik jualan bakso
101 Pengantin baru
102 Harimau
103 Anggota baru
104 Demi martabak
105 Aroma bau
106 Positif
107 Bumbu pernikahan
108 Kabar bahagia
109 Menyusul suami
110 Tidak tertarik
111 Kamu di mana Di
112 Misi penting
113 Kembali pulang
114 Rujak rasa tetangga
115 Diandra vs Indah
116 Niat jadi pelakor
117 Menyusup
118 Gaduh malam hari
119 Obat tidur
120 Kejujuran
121 Keberangkatan
122 Kelurga bahagia
123 KARYA BARU AUTHOR
124 KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Arabella with Maher
2
Sayang
3
Calon suami
4
Egois
5
Yakin dengan keputusan
6
Meluapkan sakit hatinya
7
Resign
8
pergi
9
Pulang
10
Mual
11
Tespek
12
Sebelum terlambat
13
Hukuman atas perbuatan
14
Maher sadar
15
Kritis
16
Menerima cucu
17
Ijinkan Saya menikahi
18
Tekad Karina
19
Baby girl
20
Pesta
21
Rencana pindah
22
Five years later
23
Cucu siapa?
24
Saatnya melawan ketakutan
25
Membawa pulang papa
26
Menginjakkan kaki di Jakarta
27
Tunjukkan jika kamu wanita kuat
28
Bertemu
29
Bertahan demi orang yang berarti
30
Kecelakaan
31
Sampai kapan pun tidak akan mengijinkan mu
32
Tidak akan menyerah
33
Di larikan kerumah sakit
34
Mau cari suami kaya
35
Kedatangan sahabat
36
Suka menabung lebih dulu
37
Six months
38
Arama property
39
Arama _ Amara
40
Apakah belum bisa menggantikan sosok ayah?
41
Ta-Mata
42
Presiden suite bikin nyaman
43
Kita adalah Tim
44
Ada apa ini?
45
Tidak mudah mendapatkan maaf
46
Balasan karena kesal
47
Panggilan ayah
48
Berikan kesempatan
49
Menemui Amara
50
Hanya memberinya ijin tidak lebih
51
Kemunculan Maher
52
Mogok di pinggir jalan
53
Awas!!
54
Amarah pak Hisyam
55
Meminta maaf
56
Anak yang tidak kau inginkan
57
Semua berhubungan dengan Maher
58
Masa lalu sebagai pengalaman
59
Senyum yang sama
60
Cinta alasan untuk membenci
61
Siapa wanita itu?
62
Hukuman yang berani menganggu Ara'ku
63
Di ijinkan
64
Video call
65
Tanpa pamit
66
Meminta kesempatan kembali
67
Samuel suka pisang
68
Obat segalanya
69
Tumbang
70
Apakah aku harus menyerah
71
Tegang
72
Anak cerminan orang tua
73
Karya Al_Humaira
74
Meratapi kesedihan
75
Atap gedung
76
Keharuan
77
Tidak boleh cium Mama
78
Merasa bersalah
79
Meluapkan perasaan
80
Pengantin berpaket
81
Amara sakit hati
82
Wanita gaun sobek
83
Mendengar cerita lalu
84
Sogokan untuk Amara
85
Ayah! buka pintunya!!
86
Puasa Lima tahun
87
Anugrah atau musibah
88
Ide brilian
89
Samuel
90
Mencicil
91
Bukan siapa-siapa
92
Janji
93
Guncangan lokal
94
KUA
95
Abang mau mandi
96
Hargai ketulusan
97
Gara-gara musibah
98
Jatah preman
99
Menggoda
100
Terlalu cantik jualan bakso
101
Pengantin baru
102
Harimau
103
Anggota baru
104
Demi martabak
105
Aroma bau
106
Positif
107
Bumbu pernikahan
108
Kabar bahagia
109
Menyusul suami
110
Tidak tertarik
111
Kamu di mana Di
112
Misi penting
113
Kembali pulang
114
Rujak rasa tetangga
115
Diandra vs Indah
116
Niat jadi pelakor
117
Menyusup
118
Gaduh malam hari
119
Obat tidur
120
Kejujuran
121
Keberangkatan
122
Kelurga bahagia
123
KARYA BARU AUTHOR
124
KARYA BARU "HIDDEN FEELINGS"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!