Bab. 18.Di balik Senyum Selin

Sementara itu Dirga yang mengetahui jika sebenarnya Selin sangat kesal karena dirinya tidak mau mendengarkan apa yang diminta oleh Selin diam-diam Dirga tersenyum miring.

"Apa Kamu pikir Aku akan membiarkan kamu bisa mengatur Hidupku tidak akan pernah bisa dan sampai kapanpun Kamu tidak akan pernah mampu karena Aku tidak akan pernah membiarkan dan memberikan peluang itu ada untukmu, akan Aku buat kamu menyesal telah memilih Aku untuk menjadi Suamimu. "sinis Dirga dalam hati, bibirnya tersenyum miring.

Mobil hitam dengan kecepatan kencang kini sudah sampai di halaman Rumah Sakit, bergegas Dirga memarkirkan mobilnya kemudian turun dari mobil tanpa menunggu Selin turun, sengaja Dirga melakukan semua itu karena sesungguhnya Dirga sangat muak dengan gadis yang kini telah menjadi istri keduanya.

Melihat sikap Dirga yang sangat dingin dan Acuh kepadanya terpaksa Selin juga turun dari mobil dengan terburu-buru dan dengan wajah yang sangat masam kemudian sedikit berlari Selin melangkah untuk mengejar langkah kaki Dirga yang telah lebih dulu berjalan di depannya di mana saat ini Dirga melangkah menaiki tangga masuk ke ruangan di mana Mamanya dirawat.

Cukup menguras tenaga karena langkah kaki Dirga yang begitu sangat cepat sehingga Selin pun sedikit melangkah dengan sedikit tergesa-gesa sehingga napasnya Naik turun tidak teratur bagaikan orang yang sedang berlari maraton.

Sampai di ruangan tempat Mama Dirga dirawat Selin memegangi lututnya karena nafasnya yang hampir putus dikarenakan mengejar langkah kaki Dirga yang sangat cepat dan tergesa-gesa.

"Astaga ini Suami benar-benar tidak punya hati dia tidak tau apa Aku sangat kepayaahan begini dan dandanan Aku jadi kacau dan rusak, tunggu Aku tidak mau terlihat kusam dan jelek di hadapan Mama mertua, untuk itu lebih baik Aku merias wajahku dulu Aku harus memberikan tambahan bedak agar tidak terlihat kusam seperti ini, "

Selin segera menghentikan langkah kakinya dan membiarkan Dirga masuk ke dalam ruangan lebih dulu Selin membuka tas kecil yang dia bawa di mana di dalam tas terdapat Cermin Dan bedak kecil serta lipstik yang selalu dia Bawa kemanapun, setelah merasa semuanya sempurna Selin memasukkan kembali perlengkapan kecantikannya, kemudian dengan mengatur nafas agar tidak terlihat ngos ngosan kemudian Selin mulai masuk ke dalam kamar ruangan Mama Dirga dirawat.

Ketika Selin berdiri didepan pintu Mama Dirga yang melihat hal itu tersenyum.

"Masuk Selin, "

"Trimakasih Ma, bagaimana keadaan Mama apa sudah lebih baik, '

" Iya, ini sudah mendingan kamu tidak perlu khawatir, "

"Ma, ayo cepat makan Dirga suapi Papa bilang Mama mau makan kalau Dirga yang suapi, "ucap Dirga memotong pembicaraan antara Mamanya dengan Selin.

Dirga benar-benar tidak mau membuang-buang waktu lebih lama berada di dalam kamar Rumah Sakit tempat Mamanya dirawat, sudah dua hari Dirga tidak melihat istrinya rasanya sudah sangat rindu tak tertahankan, tapi entah mengapa ada saja yang mengaggu sehingga keinginannya untuk bisa menjemput sang Istri selalu tertunda.

"Kau benar Dirga, Mama memang bilang kepada Papamu seperti itu karena Mama ingin selalu berada di dekatmu tapi setelah ini kalian harus pergi bulan madu Agar kalian bisa lebih dekat dan kalian cepat memberikan cucu kepada Mama."

Dirga tersenyum miring sambil menyeduh satu sendok Nasi dan lauk yang Dirga suapkan pada Mamanya.

"Mama tidak perlu memikirkan hal itu karena Dirga tidak perlu mengatakan kepada Mama pasti lah Mama sudah tau dan sesungguhnya Mama sudah mengerti dan memahami sendiri apa yang Dirga inginkan, hari ini juga Dirga ingin pergi ke Desa Dirga ingin menjemput Juleha di sana."

"Dirga..! Mama tidak suka itu sudah berapa kali mama katakan jika mama tidak ingin memiliki menantu seperti dia, Julaeha itu gadis desa yang tidak ada gunanya, sudah tinggalkan saja dia bukankah sekarang sudah ada Selin, ingat Julaeha tidak seperti selin, Lihatlah istrimu itu sangat cantik dan dia lebih terhormat dan terpandang daripada istrimu yang kampungan itu, "

"Dirga tidak perduli dengan apapun yang Mama katakan dan Dirga kesini tidak ingin berdebat dengan Mama sudah cukup Dirga mengikuti apa yang Mama katakan dan Mama suruh, lihat Mama meminta Dirga menikahi wanita itu Dirga sudah lakukan, sekarang tolong jangan atur kehidupan Dirga karena Dirga juga punya hak untuk melakukan apapun yang Dirga mau, masalah Mama tidak suka dengan Julaeha itu urusan Mama, pokoknya hari ini juga Aku akan pergi ke Desa untuk menjemput Julaeha Aku tidak perduli Mama setuju atau tidak."

"Dirga kau..!

Mama Dirga berteriak keras karena kesal, putranya benar-benar keras kepala.

"Sudahlah Ma, tidak apa-apa jika Mas Dirga mau pulang ke Desa, "potong Selin dengan tiba-tiba.

"Selin? kamu mengizinkan suamimu pergi menjemput Wanita kampungan itu? "

"Tentu tidak Mama, pastilah Selin juga akan ikut Mas Dirga, karena Mas Dirga kan sudah menjadi Suamiku jadi kemanapun dia pergi Selin akan ikut. "

Mendengar perkataan Selin, Dirga mendelik dan menatap tajam pada Selin sebuah tatapan seperti orang yang ingin membunuh.

Sementara Selin hanya tersenyum lembut menanggapi tatapan horor dari Suaminya.

"Oh, begitu kalau seperti itu maumu tidak masalah terserah kamu saja Selin, Mama hanya ingin kamu bahagia dan kamu juga bisa melakukan bulan madumu di Desa. "

"Tidak, kamu tidak boleh ikut karena Aku tidak ingin mengajakmu, "serga Dirga yang tidak trima jika Selin akan ikut dirinya.

"Terserah Mas Dirga yang jelas dan pasti kemanapun Suami pergi istri berhak mengikuti."

"Selin, kau...? "

Dirga yang kesal hampir mengangkat tangan dan melayangkan ke wajah Selin, akan tetapi beberapa detik kemudian Dirga menurunkan tangannya ketika melihat tatapan tajam dari sang Mama, dengan kesal akhirnya Dirga meletakkan piring diatas tangan Selin.

"Kau yang suapin Mama karena ini adalah salah satu tugas menjadi memantu, "

Dirga bangkit dari duduknya kemudian melangkah keluar ruangan, Selin mengumpat dalam hati.

"Sial, kenapa Aku harus menyuapi Wanita Tua ini, dia pikir Aku beneran suka, huuufffp malas sekali kalau bukan karena hartanya Aku tidak sudih seperti ini, ' gumam Selin dalam hati.

Meskipun didepan Mama Dirga yang sedang menatapnya Selin tersenyum dengan sangat manis akan tetapi di dasar Lubuk hatinya yang paling dalam Selin sangat benci dan sangat tidak menyukai wanita yang ada di depannya yang mana Wanita yang ada di depannya benar-benar sangat membuatnya kesal dan muak, tentu saja hal itu tidak pernah diketahui oleh Mama Dirga dan Dirga sendiri juga tidak tau.

Entah apa yang membuat dan yang menyebabkan Selin begitu membenci dan tidak suka kepada Mama Dirga padahal Mama Dirga sangat menyayanginya.

Terpopuler

Comments

HiaTus

HiaTus

good job dirga

2023-06-28

0

Tyara Lantobelo Simal

Tyara Lantobelo Simal

Bagus Dirga
jemput Juleha... kalian bisa berleha leha biarkan Selin mati berdiri

2023-06-23

0

Neulis Saja

Neulis Saja

ibunya Dirga akan merasakan nanti setelah menantu yg didambakanya itu justru ingin membunuhmu sbg mertuanya ironis kan?

2023-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!