Jauh disudut kota yang berbeda,tampak Dirga sudah bersiap akan pergi ke Desa untuk menemui Istrinya, secara diam-diam.
Bagun pagi-pagi menyelesaikan ritual mandi kurang lebih 20 menit mengganti baju kotor dengan baju bersih kemudian, menyambar jaket hitam yang ada di kursi yang mana Dirga belum sempat meletakkan jaket di tempatnya, setelah menyambar jaket dan kunci segera Dirga melangkah keluar dari dalam kamar menuju dapur.
Dirga hanya membuat segelas cangkir kecil susu kemudian menikmatinya bersama dengan Roti, tidak menunggu lama hanya membutuhkan waktu 10 menit Dirga sudah menyelesaikan semuanya, kemudian Dirga segera melangkah keluar pintu saat itu Dirga berpapasan dengan sang Bibi pembantu Rumah yang sudah bangun dan berniat untuk membuat sarapan pagi, sang Bibi terlihat sangat terkejut ketika melihat Dirga sudah bersiap dan hendak pergi.
"Selamat pagi Den Dirga mau kemana Bibi belum membuatkan sarapan? "
"Aku mau menjemput Julaeha Bibi dan Aku tadi sudah sarapan, jadi Bibi tidak perlu repot repot membuat sarapan dan Bibi kalau tidak ingin memasak untuk makan sendiri Bibi bisa beli Aku sudah meletakkan uang di tempat biasa Bibi bisa Ambil untuk kebutuhan Bibi di Rumah Aku pergi dulu, "
"Tapi Dengan, bagaimana dengan Nona Selin, apa Den Dirga tidak pergi dengannya? "
"Tentu saja tidak, soal Selin biarkan saja dia mau apa tidak perlu Bibi pikirkan kalau dia lapar pasti dia bisa buat makannya sendiri, sudah Aku pergi dulu Aku khawatir kesiangan karena Aku bawa mobil dan Aku akan banyak bertanya pada orang karena Aku belum pernah ke Desa dengan membawa mobil. "
"Baik, Den hati-hati dan smoga Den Dirga bisa cepat berkumpul dengan Non Leha, "
"Ya, Bik, Aku pergi jaga diri Bibi baik-baik di Rumah, "
Setelah mengucapkan itu Dirga berlari kecil menuju ke mobilnya setelah meminta pada penjaga gerbang yaitu Pak Maman tukang kebun Dirga mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menembus jalanan yang masih sepi, kala itu masih terlalu pagi dimana sinar matahari belum begitu tampak terang dan udara dingin masih berhembus dengan sangat dingin menusuk tulang sumsum.
Di dalam Rumah Selin yang baru saja bangun dari tidurnya dan sudah selesai menyelesaikan Ritual mandi segera keluar dari dalam kamar menuju ke kamar Dirga.
"Masih sepi apa Mas Dirga masih tidur ini kan sudah pukul 8 pagi, lebih baik Aku bagunkan dia siapa tau kelupaan,, bukankah hari ini Aku dan Mas Dirga harus ke Rumah sakit untuk menjenguk Mama, sebenarnya Aku malas sekali bertemu dengan Wanita tua itu, dia tidak lagi menguntungkan tapi bersabar demi bisa mendapatkan apa yang kita idamkan ini sangat penting.
Selin berniat mengetuk pintu kamar Dirga akan tetapi suara sangat Bibi menghentikan niatnya.
"Apa Non Selin mencari Den Dirga, sudah terlambat Non Den Dirga tidak ada di dalam kamarnya Den Dirga sudah pergi, "
"Apa? Mas Dirga sudah pergi kemana? "
"Tadi bilangnya mau ke Desa menjemput Non leha, "
"Apa ke Desa pagi-pagi begini? "
"Iya, Non harap Maklum kan Den Dirga cinta sama Non Leha jadi perginya pasti pagi-pagi agar bisa cepat bertemu, "
"Diam kau, pergi sana dan jangan bicara soal Wanita kampungan itu, cinta..cinta tidak boleh Mas Dirga mencintai Wanita lain dia hanya harus mencintai Aku dan hanya Aku enak saja mau menjemput Wanita sialan itu, "sungut Selin kesal.
Selin yang kesal langsung masuk ke dalam kamarnya kemudian dengan cepat Selin menghubungi satu nomor yang pastinya sudah bisa membuat Dirga tidak akan pernah bisa berkutik untuk membantah keinginannya.
" Terpaksa Aku harus minta bantuan Mama lagi, rupanya Wanita tua itu masih perlu dipertahankan karena masih bisa dimanfaatkan, baiklah Nanti saja Aku akan urus Wanita Tua itu sekarang yang terpenting Aku harus meminta bantuan Mama agar Mas Dirga tidak jadi pergi ke Desa dan tidak menjemput Wanita sialan itu. "
Sambil menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya dengan sangat kasar Celine menunggu panggilan telepon yang dia tunjukkan kepada Mama Dirga tersambung.
"Diih, lama amatw ini Nenek Tua mengangkatnya. " grutu Selin yang merasa tidak sabar karena harus menunggu.
"Haloo..!
" Halo, Ma tolong Selin Ma hizk..hizk Selin tidak mau begini, "
"Selin apa apa Nak, kenapa kamu menelpon Mama sambil menangis apa yang terjadi?
" Mas Dirga Ma..! "
"Ada apalagi dengannya? '
" Mas Dirga pergi ke Desa untuk menjemput Wanita itu Ma dan Mas Dirga tidak bilang padaku, Ma tolong Selin buat Mas Dirga tidak bisa pergi ke Desa, "
"Tenang sayang Mama akan urus semuanya kamu tenang saja dan tunggu kabar dari Mama sekarang juga Mama akan urus dan Mama pastikan Dirga akan segera pulang. "
"Trimakasih Ma, Mama sungguh Mama mertua yang penuh perhatian, " puji Selin sambil memberikan ciuuman jarak jauuh kepada sang Mama.
Ketika sambungan telpon sudah dimatikan.
"Yess, Wanita Tua dan bodoh itu pasti akan selalu menuruti kemauanku dasar Wanita bodoh, " sinis Selin sambil tersenyum miring.
Sang Mama yang sudah berjanji akan membantu Selin, menekan satu nomor telpon yang tidak lain nomor telepon milik Suaminya.
Mama Dirga tahu jika dirinya sendiri yang menghubungi putranya dan membujuk putranya Dirga untuk memenuhi apa yang dia inginkan itu sangat sulit untuk itu Mama Dirga segera memencet nomor telepon suaminya dan beralasan dengan sangat lembut dan penuh dengan pengharapan di mana Ketika sang Mama meminta bantuan dari suaminya.
Mama Dirga beralasan jika dirinya tidak akan mau makan jika putranya belum datang untuk menjenguknya dan dirinya tidak perduli jika sakitnya bertambah parah.
Karena Papa Dirga adalah seorang yang sangat penyayang maka tanpa pikir panjang ataupun memikirkan Jika semua itu hanya sebuah alasan dari Mamanya Dirga, Papa Dirga segera menghubungi Dirga dan meminta Dirga untuk datang bahkan Papa Dirga memberikan ancaman jika Dirga tidak mau datang maka Papanya akan mencoret namanya dari daftar pewaris tunggal.
Dirga tahu jika semua yang Papanya lakukan hanya ingin agar dirinya datang untuk menjenguk sang Mama sementara Dirga sendiri memahami jika Mamanya juga memanfaatkan kasih sayang dan perhatian Papanya untuk membuat dirinya tidak bisa menolak keinginan dari Papanya.
Dirga merasa sangat kesal dan geram Akan tetapi Dirga tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti kehendak orang tuanya .
Sungguh tidak pernah Dirga bayangkan jika rencananya yang akan pergi ke Desa terpaksa harus tertunda lagi gara-gara Ulah sang Mama yang meminta dirinya untuk datang dengan Selin.
Sungguh malas dan sangat berat akan tetapi mau bagaimana lagi, Dirga juga takut jika ancaman dari Papanya bener-bener terjadi dan dengan terpaksa akhirnya Dirga mengikuti apa yang menjadi keinginan dari Sang Mama.
Memutar balik mobil hitam yang dikendarainya kembali pulang ke Rumah, meskipun dengan perasaan berat dan dengan Wajah yang sangat kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
ethaloona
Dirga terlalu bodoh manut sama orang tua boleh tapi jangan bego
2023-07-09
0
ethaloona
cinta sama lu Selin??? dalam mimpi yaaaa
2023-07-09
0
HiaTus
semangat berjuang
2023-06-28
0