Setelah menutup pintu Nita yang kesal dengan ucapan Imam yang masih terngiang-ngiang di dalam hatinya, membuat Nita mulai berpikir dan bercermin jika dirinya mungkin tidak menarik bagi Imam hingga Imam mengatakan jika dirinya sangat kurus dan dilarang untuk diet.
Di sisi lain ditempat yang berbeda Ayah Nita yaitu Pak Jamal melajukan motornya dengan kecepatan sedang menyusuri jalan setapak, kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya motor Pak jamal berhenti disebuah bagunan Rumah yang cukup bagus berwarna cat putih dengan berpagar besi berwarna biru tua.
Pak Jamal turun dari motornya kemudian membunyikan bel Rumah yang ada disamping tembok pagar.
setelah beberapa kali Pak Jamal membunyikan bel rumah tidak lama kemudian terdengar suara orang keluar dari dalam rumah kemudian menuju ke halaman.
Pagar besi yang berjarak 10 cm di mana lobangnya bisa terlihat dari luar tampak seorang laki-laki paruh baya yang usianya hampir sama dengan Pak Jamal keluar menuju ke pintu gerbang untuk membukakan pintu kepada pak jamal.
tampak dari kejauhan senyum tersungging di bibir laki-laki itu Tak lama kemudian pintu pun terbuka.
"Pak Jamal mari masuk silahkan dibawa masuk saja motornya jangan ditaruh di luar karena rawan pencurian di tempat ini, "
Pak Jamal menganggukkan kepala kemudian naik ke atas motornya dan melajukan motornya memasuki halaman rumah laki-laki tua yang ada di depannya yang usianya tidak jauh berbeda dengan Pak Jamal.
setelah memarkirkan motornya dan mengunci Motornya Pak Jamal turun dari motor berjalan mengikuti laki-laki tua paruh baya yang ada di depannya di mana usia mereka terlihat tidak jauh berbeda.
" Ayo silakan duduk Aku buatkan minum dulu kamu bisa beristirahat sebentar, "
"Tunggu Rahmat, kamu tidak perlu repot-repot membuatkan minum untukku, karena Aku tidak akan lama, putriku ada di Rumah dan Aku hanya ingin minta tolong padamu sedikit saja. "
"Tidak apa-apa Jamal kamu tidak perlu sungkan padaku, santai dan slow saja meskipun putrimu di Rumah minum kopi tidak akan membuat kamu pulang terlambat, jadi tenang saja tunggu sebentar ini tidak lama. "
Teman paruh baya yang bernama Pak Rahmat masuk ke dalam rumah sementara Ayah Nita yaitu Pak Jamal menunggu di ruang tamu sambil sesekali kedua bola matanya menatap ke sekeliling Rumah.
Hal ini bukan kali pertama Pak Jamal pergi ke Rumah Pak Rahmat bahkan Pak Jamal sudah tidak terhitung berapa kali pergi ke rumah Pak Rahmat, orang yang bernama Pak Rahmat dia adalah seorang teman dari Pak Jamal yang mana dia sangat mengetahui tentang keberadaan istri pertamanya yaitu ibunya Nita.
Awal mula Pak Jamal mengetahui jika dia mengetahui keberadaan dari Ibunya Nita, temannya
Tanpa sengaja Pak Rahmat yang kala itu sedang mengadakan reuni bersama setelah beberapa tahun lamanya tidak saling bertemu di mana mereka berdua dulunya pernah dipertemukan dalam satu perusahaan yang sama dan bekerja di tempat yang sama bertemu kembali, kala itu Pak Rahmat sedikit terkejut karena tidak menyangka akan bertemu dengan Pak jamal di saat Reuni Pesta pernikahan salah satu temannya yang tenyata juga teman Pak Jamal.
Flashback **On
Suasana remang-remang cahaya lampu yang berkelap-kelip di mana beberapa pengunjung sedang** duduk menikmati hidangan di atas meja yang dihidangkan oleh para mempelai laki-laki dan perempuan yang sedang mengadakan pesta pernikahan kala itu, tampak duduk dengan tenang sambil menikmati hidangan yang ada di depannya seorang Laki-laki berwajah tampan, tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki yang kala itu terlihat sangat buru-buru Rupanya dia sedikit datang terlambat sehingga suasana yang sangat ramai dan cahaya lampu yang sudah mulai diredupkan dengan suasana seperti dalam Bar yang ada di Club club malam yang tidak begitu terang membuat laki-laki itu kebingungan mencari tempat duduk dimana semua tempat duduk hampir semuanya penuh, dan ketika melihat seseorang sedang duduk seorang diri dan di depannya terdapat Bangku Kosong dengan cepat laki-laki itu mendekati dan duduk di depannya.
"Maaf, apa saya boleh duduk disini? "
"Oh, silahkan, " jawab laki-laki itu yang kemudian menaruh bacaan koran yang dia pegang.
Entah bagaimana ceritanya di dalam Ruang Pesata yang meriah laki-laki itu justru sibuk membaca koran, sepertinya koran yang sedang dia baca adalah koran yang dia beli diluar dan ketika masuk ke dalam pesta dia sempatkan untuk membacanya lebih dulu.
"Rahmat, kau kah ini? "
"Hei, Jamal apa kabar ? '
" Aku baik, "
"Menghadiri pesta kok bawa koran lagi baca apaan sih? "
"Oh, ini Aku lagi mencari lowongan pekerjaan yang bisa ku kerjaan dirumah dan tidak banyak keluar Rumah. "
"Semua pekerjaan itu kebanyakan di luar rumah Kenapa kamu cari pekerjaan di dalam rumah Memangnya kamu tidak bisa keluar rumah sehingga kamu ingin bekerja tetapi yang ada di dalam rumah, "
"Bukan begitu Aku tidak punya waktu karena aku harus mengurus kedua Bayiku jadi aku harus bekerja sambil mengasuh mereka aku tidak bisa bekerja di luar rumah."
"Tunggu, tunggu apa artinya kamu tidak tinggal dengan Istrimu? "
"Tidak, Istriku pergi dan Rumah kami dia jual beruntung waktu itu Aku memiliki dua Rumah satu Rumah Aku sewakan dan yang satu Rumah tempat tinggal Aku dan Istri ku,"
"Di jual, "
"Kenapa di jual? "
"Ceritanya panjang, Nanti Aku ceritakan setelah kita keluar dari pesta ini, "
Seperti apa yang sudah dijanjikan oleh Jamal kepada Rahmat ketika mereka sudah selesai menghadiri pesta pernikahan mereka memilih tempat untuk berbincang-bincang di sebuah bangunan kosong terbuka yang biasanya digunakan untuk orang-orang beristirahat bangunan itu terdapat di dekat masjid.
"Disini sepertinya nyaman untuk kita ngobrol."
"Baiklah sekarang ceritakan kenapa Rumah kamu sampai di jual. '
" Istriku marah dan tidak mau memaafkan Aku ketika Rani datang ke Rumah untuk menyerahkan bayi kami kepadaku, "
"Kamu selingkuh Jamal? "
"Tidak itu terjadi jauh sebelum Aku menikah dengan Santi, saat itu Aku sedang menjalin hubungan dengan Rani dan Aku khilaf melakukan malam panas dengannya, Rani tidak marah ataupun menyesal dengan apa yang kami lakukan saat itu Aku bilang Akan bertanggungjawab padanya dan Rani Bilang tidak usah belum tentu yang kami lakukan akan tumbuh benihnya, Rani meminta Aku untuk fokus dalam pendidikanku dan esoknya kami bertemu lagi, Rani pamit mau pergi ke Rumah Tantenya yang ada di kota xx selama dua minggu, Akupun mengizinkan, satu minggu kemudian orangtua ku meminta Aku untuk menikah dengan Santi karena sebuah janji yang sudah mereka sepakati, Aku binggung antara menolak apa menerima, Akhirnya Aku berkirim pesan dan Rani dengan ihklas mengatakan orangtua ku sudah berjanji untuk itu Aku harus menurutinya, akhirnya Aku menikah dengan Santi, Aku selalu mencoba memberikan cinta dan kasih sayang padanya, hubungan Aku dan Rani sudah berakhirberakhir dan Aku hidup bahagia dengan Istriku Santi Satu bulan kemudian Santi Hamil, Aku sangat senang.
Rasa senang dan Bahagiaku Aku luapkan saat itu juga, ketika itu kami berada di luar rumah dan Aku sedang mencium perut Santi yang kala itu sudah membuncit bagaimanapun juga anak pertama adalah anak yang paling sangat ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua begitupun dengan Aku dan ternyata di saat itu Rani datang dan dia juga dalam keadaan hamil waktu itu, dia ingin meminta pertanggungjawabanku tapi karena melihat Aku sangat bahagia dengan istriku dia tidak datang menemuiku dia pergi meninggalkan Aku secara diam-diam, tanpa memberitahu jika dirinya juga sedang hamil, kamu tau betapa syoknya Aku waktu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren 👍
2023-10-02
0
ethaloona
wahh jadi Nita anaknya si mantan pak Jamal ya? apa sebaliknya??
2023-07-06
0
HiaTus
gk ush lah diet2n
2023-06-28
0