Bab. 7.Menangis

Dirga yang gagal menakut-nakuti Selin dengan berpura-pura menjadi laki-laki psikopat untuk meenyiksa agar bisa mendapatkan kepuasan kini merasa kesal dan geram, di dalam kamar Dirga melemparkan semua benda yang ada di atas meja.

"Dasar Wanita licik rupanya dia tau Aku sedang berpura-pura dan rupanya diapun berpura-pura sakit dasar Gadis Sialan, jika seperti ini Aku bisa gilaa, jika harus satu atap dengannya, untuk apa aku harus memperdulikan dia lagi peduli amat dengan semuanya lebih baik fokus dengan pergi ke desa Biarkan saja Selin mau berbuat apa saja di rumah, Aku tidak mau tahu ini semua keinginan menikah itu kan mama jadi Biarkan akan jadi urusan Mama itu Nanti, dan untuk statusku persetan punya dua Istri yang jelas dan pasti Aku tetap tidak menerimanya. " sungut Dirga dengan Wajah kesal.

Dirga segera menjatuhkan tubuhnya diatas Ranjang, kemudian memejamkan kedua bola matanya dan Dirga sudah memutuskan untuk mengabaikan Selin dan pergi ke Desa untuk menemui Istrinya.

Di dalam kamar Selin tertawa bahagia karena telah mampu membuat Dirga tidak bisa berpura-pura membohonginya, hari itu sebenarnya Selin tanpa sengaja mendegar Dirga berencana ingin menyiksaanya di malam pertama agar Selin merasa takut kemudian meminta cerai padanya.

Saat itu Selin benar-benar merasa kesal karena Dirga lama tidak masuk ke dalam kamarnya untuk itu Selin memutuskan pergi ke kamar Dirga dan disaat hendak mengetuk pintu itulah Selin mendengarkan rencana Dirga karena Dirga bicara sendiri dengan suara keras dan pintu kamarnya pun terbuka sedikit sehingga Selin bisa dengan muda mendengarnya.

Terkejut kesal dan marah akan tetapi Selin berpura-pura tidak tau akan rencana Dirga, menenangkan diri dalam beberapa saat kemudian Selin mengetuk pintu dan berpura-pura tidak tau Rencana Dirga.

Berhasil Dirga tidak sadar jika rencananya telah diketahui Selin, dengan bibir tersenyum Selin memainkan ponsel hpnya sambil berguling kekanan dan ke kiri di atas Ranjangnya.

"Pasti saat ini Mas Dirga sedang kesal rasain dia pikir Aku tidak kesal apa di suruh tidur di kamar ini, enak saja mau mempermainkan Aku besok Aku akan buat rencana agar Mas Dirga terpaksa bisa membawaku masuk ke dalam kamarnya dan tidur dengannya. "gumam Selin bermonolog sendiri.

Di Desa tepatnya di kampung halaman tempat Julaeha tinggal tampak laki-laki paruh baya sedang mengetuk salah satu kamar putrinya.

"Tok...!

" Tok...!

"Tok..!

" Iya, sebentar, '

Terdengar suara sandal diseret mendekati pintu dan tidak lama kemudian pintu pun dibuka.

"Ayah, kenapa kesini malam-malam ada apa? "

"Nita, ikut Ayah mau bicara tapi tidak benar jika harus bicara di dalam kamar karena kamu sudah gadis dewasa, ikut Ayah ke ruang kerja ada yang ingin Ayah bicarakan padamu, "

"Apa tidak bisa besok saja Ayah Aku malas sekali, "

"Tidak bisa, ikut Ayah sekarang, "

Dengan kesal akhirnya Nita mengikuti langkah kaki Ayahnya menuju ke Ruang kerja.

"Duduklah kita bicara disini, "

Nita menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"Kenapa sikapmu menjadi begini bukankah sebelumnya kamu tidak begini Nita dan mengapa kau bohong pada Ayah, jangan kamu pikir Ayah tidak tau siapa yang menyajikan makan malam kita, sekarang katakan pada Ayah kenapa kamu tidak suka dengan Leha Adikmu, bukankah dia baru datang dan seharusnya kita menyambut kedatangannya dengan senang bukan dengan sikap sepertimu,"

"Ayah....! apa Ayah sadar dengan Apa yang Ayah Katakan padaku, Apakah Ayah tidak pernah berpikir Mengapa Leha datang ke desa sendiri pastilah Leha dan suaminya tidak akur kemudian Leha pulang ke desa dan apakah Ayah tidak khawatir jika Leha berada di rumah ini kemudian dia tetap berada di sini hubunganku sama Mas Imam bisa kacau, bukankah Ayah tahu sendiri Mas Imam sangat mencintai Juleha bukan dan Mas Imam mau menerima Aku karena Ayah sudah menjodohkan julehah dengan Anak Teman Ayah itu dan sekarang kalau Mas Imam tahu Julaiha berada di sini dan dia seorang diri mungkin sudah di cerai Suaminya pasti Mas Imam akan kembali padanya Lalu bagaimana dengan Aku, Apakah Ayah tidak memikirkan perasaanku Ayah tidak berpikir sampai di situ Juleha itu kan anak perampas bisa jadi tabiat dari keburukan ibunya menurun kepadanya dia bisa merampas Mas Imam dariku seperti ibunya Juleha merampas Ayah dari kami. "

"Nitaaaa...!

Jantung Nita seakan terloncat keluar ketika mendengar teriakan dari Ayah-nya, belum pernah Nita mendengar Ayah-nya membentak ataupun marah kepadanya seperti saat ini, dan ini adalah kali pertamanya Ayahnya berkata kasar dan membentak dirinya, Nita benar-benar melihat kemarahan dari Ayah-nya sebuah bentakan yang sangat keras dan menakutkan hingga tubuh kita bergetar karena takut.

"Kamu tidak tau apa-apa tentang kami para orang tuamu jadi jangan sembarangan kau bicara, "ucap Sang Ayah dengan Nada penuh penekanan.

Nita yang tubuhnya bergetar dan hatinya merasa takut akan tetapi tetap berusaha untuk menyembunyikan semua itu mulai bangkit berdiri dari tempat duduknya kemudian tersenyum dan tertawa dengan Sinis.

" Pok..!

"Pok..!

Nita bertepuk tangan sambil tersenyum sinis.

" Bagus, demi Anak perempuan perampas dan perusak keluarga kita Ayah membelanya mati-matian bahkan Ayah bisa membentakku hanya demi membela anak pelakor itu..!

"Nitaaaaaa.... jaga ucapan mu! "

Tangan Ayah Nita sudah terangkat tinggi dan siap di layangkan ke wajah Putrinya akan tetapi kesadarannya masih bisa dikendalikan sehingga Sang Ayah hanya mengangkat tangan dan tidak menamparkan ke wajah Nita putrinya.

"Apa..? Ayah mau memukul Nita ayo pukul bela Anak pelakor itu dan asal Ayah tau gara-gara mereka Nita tidak pernah merasakan kasih sayang Ibu dimana Ibu Nita Ayah? pasti Ayah sudah menceraikannya atau Ibu Nita sudah mati karena tidak tahan dimadu benar begitu bukan? "

Nita bertanya dengan suara keras lantang dengan disertai Air mata sudah tidak tahan rasanya untuk tidak menangis, sudah tidak tahan rasanya untuk ingin tau dimana Ibunya, karena sejak kecil hingga dia dewasa dia tidak pernah tau siapa ibunya dan dimana ibunya, sementara Sang Ayah tidak pernah berniat untuk memberitahu dan menceritakan segalanya padanya.

Tampak laki-laki paruh baya yang masih terlihat Sisa-sisa ketampanannya memejamkan mata tangannya yang terangkat keatas pun dia turunkan kebawa mencoba memahami perasaan dari putrinya.

"Maafkan Ayah sudah membentakmu, pergilah beristirahat kita bicarakan Nanti lagi Ayah mau beristirahat. '

tanpa menunggu jawaban dari Nita sang ayah langsung berjalan meninggalkan ruang kerjanya di mana Nita merasa sangat geram dan kesal dengan tingkah dan perbuatan yang dilakukan Ayahnya.

"Ayah, tunggu jelaskan dulu siapa Ibu Nitaa... Araaaagh.. selalu saja begini memangnya ada apa sih kenapa Ayah selalu menghindar setiap Aku bertanya tentang Ibuku, "

Nita jatuh terduduk sambil menangis sesenggukan.

Terpopuler

Comments

Yukity

Yukity

kok malah tertawa sih Selin🤔

2023-07-01

0

ethaloona

ethaloona

nah kan pasti ada sesuatu kenapa ayahmu gak cerita nit

2023-06-30

0

ethaloona

ethaloona

kok curiga jangan-jangan ibunya Nita yang jahat yaaa

2023-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!