Mengejar Cinta Istriku

Mengejar Cinta Istriku

Bab. 1.Cemas

Wajah gusar dan panik terlihat jelas dari Wajah Dirga yang kala itu sedang membeli tiket agar bisa mengejar istrinya Julaiha.

Entah mengapa ada satu perasaan sakit yang amat sangat ketika mengetahui jika istrinya memilih untuk pulang ke kampung halaman dan yang menyakitkan tidak meminta izin kepadanya bahkan dengan sangat lancang meletakkan surat perceraian di atas meja yang saat ini Dirga bawah dan simpan dibalik kemejanya.

"Kita harus bicara Leha, kamu tidak bisa pergi begitu saja, apalagi meninggalkan surat perceraian ini padaku apa Kamu pikir aku sangat suka dengan semua yang kamu lakukan ini padaku Seharusnya kamu bertanya dulu padaku Bukan main ambil keputusan sendiri, Araaagh dasar Wanita bergengsi tinggi. "

Dirga mendengus kesal sambil sesekali mengacak rambut dan mengusap kasar Wajahnya.

Hati dan pikiran Dirga benar-benar sangat besar terhadap sikap Julaiha yang tiba-tiba pergi meninggalkan dirinya tanpa izin dan tanpa berpesan apapun.

Di dalam situasi hati dan perasaan yang sangat gusar, ponsel Dirga berdering dengan sangat keras membuat Dirga semakin merasa geram karena bunyi ponsel HPnya yang sangat mengganggu.

"Apaan sih ini brisik, " geram Dirga sambil mematikan panggilan telepon yang ada di ponsel hpnya.

Hening untuk sesaat tapi tidak Berapa lama kembali bunyi dari suara ponsel hp Dirga berdering dengan sangat keras membuat Dirga mau tidak mau Menatap layar ponsel hp yang ada di genggaman tangannya, melihat satu nama tertera di sana membuat Dirga lagi-lagi mendengus kesal dan mengusap kasar wajahnya karena merasa terganggu.

"Mama, mau apa lagi sih, "

Meskipun ada perasaan malas akhirnya Dirga mau tidak mau menerima panggilan telepon yang Ternyata Dari Mamanya.

"Halo, Ma..!

" Dirga, kamu dimana ini sudah jam berapa Acara Akad nikahnya sudah mau dimulai cepat datang kesinii, "

"Maaf Ma, Dirga sudah punya istri dan Dirga tidak mau menikah lagi, "

"Apa? jangan macam-macam kamu Dirga Bukankah kamu sudah berjanji mau menikah dengan Selin, kenapa sekarang mendadak berubah pikiran, pokoknya Mama tidak mau tau kamu harus cepat kesini,"

"Tidak bisa Ma, Maaf, tolong batalkan saja pernikahan yang Mama rencanakan itu karena Dirga tidak mencintai Selin, Dirga mencintai Julaiha Ma, "

"Diam kau, tidak ada alasan apapun untuk menolak apa yang sudah kamu janjikan kepada Mama dan Mama tidak mau tahu Apapun alasan kamu sekarang Cepat datang ke sini Mama tunggu di sini. "

"Terserah Mama, tapi Dirga tetap dengan keputusan Dirga, tidak mau menikah dengan Selin. "

"Baik, kalau kamu tidak datang dan jika terjadi sesuatu yang buruk pada Mama yang patut disalahkan adalah kamu, karena Kamu penyebab Mama celakaa, "

"Maksudnya Mama apa, isssh Mama jangan bicara yang menakutkan, Halo.... Ma... halo.. Ara aaaaarghhh, Mama mematikan telpon, tidak. Mama tidak akan berbuat sesuatu hal yang Merugikan dirinya Mama itu orangnya sangat penakut dengan darah dia tidak akan melakukan hal yang konyol jadi Aku tidak perlu khawatir mungkin Mama hanya mengertakku, "gumam Dirga bermonolog sendiri.

Meskipun jika harus jujur Dirga sangat khawatir was-was dan takut jika Mamanya berbuat suatu hal yang sangat konyol di mana akan Merugikan dirinya sendiri akan tetapi keyakinan Dirga yang membuat Dirga yakin adalah sang Mama sangat takut dengan darah dan juga sesuatu hal yang mengerikan untuk itu Dirga yakin mama ya tidak akan berbuat sesuatu hal yang Merugikan dirinya sendiri.

"Maaf Mas ini tiketnya, "seru seorang Wanita yang melayani penjualan Tiket.

"Oh, ya. Trimakasih, "

Dirga buru-buru mengambil tiket yang diberikan oleh penjaga loket di saat namanya sudah dipanggil setelah menerima Tiket Dirga melangkah menuju kursi panjang untuk duduk menunggu kereta datang.

Kebetulan kursi panjang yang ada di samping loket kosong sehingga Dirga bisa duduk dengan santai dan nyaman tanpa ada siapapun yang mengganggu.

Angan Dirga kembali melayang ketika dirinya sedang duduk termenung seorang diri tiba-tiba kembali ponsel hp-nya berdering dan ketika Dirga melihat layar depan tertera kembali sebuah nama sang Mama di sana, Dirga mendengus kesal akan tetapi Dirga tidak mengabaikannya, meskipun dengan perasaan yang sangat malas dan enggan Dirga tetap mengangkat telepon dan menerima panggilan dari Sang Mama.

"Halo, Ma..!

" Halo.. maaf apa ini dengan saudara Dirga? "

Dirga mengeryitkan dahinya ketika mendengar sebuah suara berbeda dari ponsel hp-nya sang Mama.

"Maaf, ini siapa dan mengapa memakai Ponsel hpnya Mama saya, "

"Maaf, Saya cuma mau memberikan informasi jika Mama Saudara Dirga kritis, beliau baru saja mengalami musibah."

"Apa, sekarang dimana Mama saya, "

"Dia berada di Rumah sakit Melati no 107,"

tanpa bicara lagi Dirga segera mematikan ponsel hp-nya kemudian bergegas berlari menuju ke tempat di mana mobilnya Dia parkir.

"Hei Mas, mau kemana, itu keretanya sudah mau datang. "teriak salah satu Wanita penjaga loket yang tadi melayani pembelian tiket Dirga, tanpa Dirga sadari Wajahnya yang Tampan dan kulit yang putih bersih sudah membuat Sang penjual tiket tertarik dan terpesona kepadanya secara diam-diam, hingga dirinya sangat hafal akan pemuda itu.

"Saya buru-buru tidak jadi pergi Mba berikan saja Tiket saya ini pada yang membutuhkan. "

Dirga segera meletakkan tiket yang dia pegang pada tangan Wanita yang sudah berdiri di depannya dan tanpa menunggu jawaban apapun Dirga segera pergi sambil berlari.

Sungguh Dirga merasa sangat cemas terhadap keadaan Mamanya yang dikatakan sedang kritis di Rumah sakit meskipun beberapa menit yang lalu Dirga baru saja menerima panggilan telepon dari sang Mama dan rasanya tidak percaya jika tiba-tiba Mamanya mengalami sakit yang kritis sementara wanita itu tidak menjelaskan apapun Hanya mengatakan jika Mamanya sudah berada di rumah sakit Melati Nomor 107.

Dalam mobil hitam Dirga mengendarai dengan kecepatan yang sangat tinggi dan kencang yang mana Dirga selalu berbuat nekat dengan menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya semua Dirga lakukan agar dia bisa cepat sampai di rumah sakit di mana sang Mama sedang sakit kritis.

Tidak menunggu lama akhirnya mobil Dirga memasuki halaman sebuah Rumah Sakit yang sangat besar, dengan cepat Dirga turun dari mobil kemudian berlari mencari kamar ruang nomor 107 Dirga benar-benar merasa sangat cemas dan khawatir akan keadaan Mamanya sehingga beberapa kali Dirga harus menabrak beberapa orang yang berada di depannya.

Meskipun beberapa kali Dirga mendapatkan umpatan serta cacian dari beberapa orang Dirga tidak mempedulikan hal itu, karena yang Dirga Inginkan Dia ingin segera cepat sampai di dalam kamar Sang Mama dan melihat keadaannya Karena bagaimanapun juga Dirga sebagai anak satu-satunya dia tidak ingin melihat mamanya kenapa napa.

Setelah berlari kesana kemari akhirnya Dirga menemukan kamar no 107 tempat dimana Sang Mama dirawat.

Tidak ingin menunggu lama dengan cepat Dirga membuka pintu kamar dan Alangkah terkejutnya dia ketika pintu kamar Rumah sakit tempat Mamanya dirawat, hingga kedua bola mata Dirga mendelik seketika.

"Mama...! "

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Mampir kak...
satu iklan mendarat ya..🤭
Semngat update lg

2024-03-10

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mampir di sini langsung like and favorit ❤️👍

2023-07-29

0

Yukity

Yukity

Tetap pada pendirian kamu Dirga💪

2023-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!