Bab 20 : BSC

Hari terus berganti, tak terasa sudah seminggu Yura menginap dikosan Riri. Riri juga sempat menelfon ibu Yura jika anaknya menginap dikosannya agar wanita itu tidak cemas. Selama itu juga Yura tidak pernah menjumpai Vano lagi dikampus, mungkin saja pria itu masih marah dan tidak ingin melihatnya.

Selesai kelas, Riri mengajak Yura makan dikantin. Sampai detik ini Yura masih belum bercerita pada Riri tentang apa yang ia dengar waktu itu di rumah kontrakannya. Rasanya ia sendiri belum bisa menerima kenyataan jika ia memiliki ayah lain selain Yudha. Ditambah lagi tentang kenyataan bahwa ia dan Vano adalah saudara satu bapak. Mengingat semua itu membuat hati Yura sangat hancur, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan setiap bertemu dengan Vano nantinya. Apakah pria itu juga akan merasakan kecewa sama seperti dirinya.

"Aku harus bekerja, ayo kita pergi sekarang" ajak Yura yang sudah menyelesaikan makannya.

Riri pun menganggukkan kepalanya, ia bergegas menyelesaikan makannya dan melahapnya sampai habis. Setelah Riri selesai makan, Yura segera bangun dari duduknya dan membalikkan tubuhnya, tatapannya terhenti pada Vano yang sedang duduk manatapnya tak jauh dari mejanya. Entah sejak kapan pria itu sudah duduk disana. Ini untuk pertama kalinya ia melihat pria itu lagi setelah kejadian hari itu.

Mereka saling terdiam dan saling menatap cukup lama hingga Bella datang dan menegur Vano.

"Van, didepan ada perempuan yang nyariin kamu" ucap Bella sembari mengikuti arah pandang Vano yang tengah menatap Yura disana.

Vano masih terdiam sambil terus menatap Yura, namun ia mendengar apa yang Bella katakan barusan. Kemudian ia bergegas bangun dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan kantin dengan diikuti oleh Bella dibelakangnya. Setelah Vano pergi, Yura dan Riri pun ikut pergi meninggalkan kantin.

Bella terus mengikuti Vano dan melihat Vano menemui wanita itu didepan kampus. Tatapan Vano nampak dingin saat melihat wanita yang berdiri dihadapannya ternyata adalah Lisa. Wanita itu pun mulai berbicara pada Vano.

"Sepertinya kamu terlihat cukup baik" ujar Lisa berbasa-basi.

"Untuk apa mencariku?" tanya Vano yang tidak ingin berlama-lama bertemu dengan Lisa.

Lisa menghela nafas, dan tak sengaja matanya melihat ke arah Yura yang sedang berjalan bersama dengan Riri. Langkah Yura pun terhenti saat melihat Lisa, ia masih mengingat wajah wanita itu yang waktu itu berada didepan rumah kontrakannya.

"Ternyata kalian satu kampus, menarik sekali" ucap Lisa dengan masih menatap ke arah Yura yang berdiri sedikit jauh dari mereka.

Mendengar ucapan Lisa, Vano pun menoleh ke arah Yura yang berdiri disana.

"Hei, apa kabar gadis manis. Tidak menyangka ya kita bisa bertemu lagi disini" Lisa sedikit berteriak agar orang-orang disana mendengarnya menyapa Yura, sementara Yura masih nampak terdiam menatapnya.

"Sebenarnya apa maumu?" tanya Vano membuat Lisa kembali menatap ke arahnya.

"Sepertinya kamu belum mengetahuinya ya?" ucap Lisa sambil melihat ke arah Yura dan Vano secara bergantian. "Kamu tanyakan saja pada gadis manis itu, sepertinya dia memiliki rahasia besar" tambahnya.

Tubuh Yura nampak menegang, ia tau maksud pembicaraan wanita itu. Sepertinya wanita itu ingin mempermalukannya didepan orang-orang disana.

"Katakan dengan jelas apa tujuanmu mencariku? Aku tidak punya banyak waktu untuk menanggapi orang sepertimu" Vano terlihat sudah muak dengan sikap basa-basi Lisa.

"Aku akan memberi tau jika kamu ingin mengetahuinya" ucap Lisa, melihat Yura yang juga ada disana semakin membuat Lisa ingin mengatakan tentang siapa Yura. Walaupun ia tidak mengenal gadis itu, namun hanya dengan cara ini ia ingin menghancurkan Mario dan keluarganya.

"Apa kamu tau? Bahwa gadis yang disana itu" Lisa menunjuk pada Yura, semua mata yang ada disana pun melihat ke arah Yura kecuali Vano yang masih tetap menatap pada Lisa.

"Gadis itu, dia... dia adalah anak haram papamu. Anak haram Mario Mahesa!" Lisa berbicara dengan sangat keras, semua orang pun nampak kaget mendengarnya.

"Jaga bicaramu! Sekali lagi kamu mengatakan hal yang tidak pantas, aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan denganmu" ucap Vano menatap tajam pada Lisa

Lisa hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Vano yang belum mempercayai kata-katanya barusan.

"Kalau kamu tidak percaya, kamu tanyakan saja langsung pada gadis itu" Lisa menantang Vano agar pemuda itu bertanya langsung pada Yura.

Vano menoleh ke arah Yura, mata gadis itu memerah menahan tangis. Vano segera berbalik dan berjalan dengan pelan ke arah gadis itu tanpa melepaskan pandangannya. Sementara Yura dengan tubuh gemetar hanya diam tertunduk.

"Katakan kalau yang dikatakan wanita itu adalah bohong" Vano bertanya pada Yura namun gadis itu masih tetap diam dan tidak berani menatapnya.

"Aku bicara padamu, Ayura Azura! Katakan!" kali ini Vano sedikit berteriak hingga membuat Yura mengangkat wajahnya dan menatapnya.

"Apa yang ingin kamu dengar? Kamu sudah mendengarnya bukan?" ucap Yura, matanya menjelajahi mata pria itu.

"Jika kamu ingin lebih jelas kamu bisa menanyakannya langsung pada papamu" tambah Yura

Darah Vano seakan mendidih mendengar ucapan Yura, secara tidak langsung gadis itu telah membenarkan ucapan Lisa tadi.

"Jadi karena alasan ini kamu meminta putus dariku!! Kamu merahasiakan hal sebesar ini dariku hah!!" kali ini Vano meluapkan emosinya.

"Semuanya terjadi begitu tiba-tiba. Aku juga tidak sengaja mendengar pembicaraan ibuku dan papamu hari itu!" seru Yura tak mau kalah

Semua orang disana tengah menatap ke arah mereka. Lisa yang mendengar pertengkaran Vano dan Yura pun tersenyum puas. Kali ini Vano pasti akan marah besar pada Mario, dan jika nanti Mira mengetahui kebenarannya, Mira pun pasti akan kembali kecewa pada suaminya dan keluarga mereka akan hancur.

"Atau jangan-jangan kamu sengaja mendekatiku karena kamu sudah tau dari awal kalau kamu ini anak haram papaku! Kamu sengaja ingin balas dendam dan menghancurkan keluargaku karena papaku tidak bertanggung jawab atas kamu dan ibumu kan?!!" teriak Vano

Plakkkk...

Tamparan mendarat diwajah Vano, emosi Yura begitu memuncak mendengar tuduhan dari pria itu. Setega itu Vano menuduhnya sengaja mendekatinya untuk balas dendam pada Mario, padahal ia sendiri baru mengetahui kebenarannya.

Vano memegangi pipinya dan kembali menatap ke arah Yura dengan tatapan kecewa.

"Aku pikir kamu benar-benar tulus mencintaiku. Tapi nyatanya kamu adalah seorang pengkhianat" ucap Vano penuh penekanan.

Vano membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi dengan cepat meninggalkan tempat itu dengan perasaan kecewa dan marah. Semua orang disana pun mulai berbisik dan mengatai Yura yang ternyata adalah anak haram dari papa Vano. Mereka pun mulai mengolok-olok gadis itu.

Riri merangkul pundak Yura untuk menguatkan sahabatnya itu, ia yakin Yura tidak sejahat itu membalas dendam pada keluarga Vano. Karena ia tau Yura sangat mencintai Vano, gadis itu juga pasti benar-benar baru mengetahui kebenarannya jika ibunya dan papa Vano pernah memiliki hubungan gelap.

Vano melajukan mobilnya dengan kencang, pikirannya tidak fokus. Kenyataan jika ia dan Yura memiliki ikatan saudara membuatnya sangat hancur. Ia tidak menyangka jika papanya bisa mempunyai hubungan gelap dengan pembantunya hingga memiliki seorang anak.

Saat melintas dijalanan yang sepi, Vano mengerem mobilnya secara mendadak saat didepan sana telah berbaris beberapa orang pemuda yang menatap tajam ke arah mobilnya. Para pemuda itu membawa senjata ditangan mereka, bahkan ada yang membawa balok ditangannya seperti siap untuk menyerang mangsanya.

💖💖💖

Terpopuler

Comments

Nadiyah1511

Nadiyah1511

degdeg'n aku..kasihan yuraa

2024-04-23

1

dewidewie

dewidewie

lanjut kak , makin seru nih

2023-07-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!