Perlahan Yura membuka matanya dan memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing. Ia mencoba untuk duduk dan melihat sekelilingnya dimana tempat itu terlihat sangat berantakan dan tidak terawat seperti sebuah gudang. Disana juga terlihat sedikit gelap, hanya penerangan lampu dari luar yang menerobos masuk melalui celah-celah ventilasi ruangan itu menerangi ruangan itu.
Yura merasa begitu ketakutan, ia meraba-raba sekitarnya untuk mencari tasnya namun tidak ada. Saat ini ia membutuhkan ponselnya untuk meminta pertolongan. Ia pun bergegas bangun dan berlari ke arah pintu untuk membukanya namun pintu itu terkunci. Suara tikus-tikus yang lewat membuat Yura semakin ketakutan dan mencoba menggedor pintu itu lagi.
"Kak... tolong aku!! Aku takut sekali!!" teriak Yura sambil terisak.
Sementara itu Vano baru saja sampai dirumahnya dan masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka jasnya dan melemparnya ke atas sofa, dibaringkannya tubuhnya diatas ranjang besarnya. Badannya terasa begitu lelah dan letih karena sekarang ia harus membagi waktunya untuk kuliah dan bekerja di kantor papanya.
Tiba-tiba ia teringat Yura dan mulai berfikir apa yang sedang gadis itu lakukan sekarang. Ia pun merogoh ponselnya dari saku celananya dan mengusap layar ponselnya.
"Baru jam 8, apa mungkin dia masih di basecamp?" ucap Vano sambil mencari kontak Yura diponselnya.
Ia pun coba menelfon nomor kekasihnya itu, namun tidak ada jawaban. Ia mencoba sampai beberapa kali namun tetap tidak diangkat-angkat oleh Yura. Vano bergegas bangun dan duduk, ia mencoba menelfon Marvin dan tak lama Marvin mengangkat telefonnya.
"Berikan telefonnya pada Yura" ucap Vano
"Gue di basecamp dari sore sama anak-anak tapi gak lihat dia datang kesini" jawab Marvin dari balik sambungan telefon.
"Apa? Dia tidak datang ke situ?"
Vano nampak berfikir, lalu ia langsung mematikan sambungan telefonnya dan beranjak bangun dari atas ranjangnya. Ia membuka lemari dan mengambil jaketnya. Dilangkahkannya kakinya menuju lantai bawah dengan sedikit berlari, ia tidak mempedulikan mamanya memanggil-manggilnya saat melihatnya berjalan pergi dengan terburu-buru. Pikirannya saat ini hanya fokus pada Yura dan khawatir gadis itu kenapa-kenapa.
Vano melajukan mobilnya menuju toko paman Sam dan disana ia bertanya pada karyawan yang lain namun mereka bilang Yura tidak datang bekerja hari ini. Vano terlihat semakin cemas dan khawatir. Hanya 2 tempat yang seharusnya didatangi Yura selain rumah kontrakan gadis itu. Jika tidak ada di toko paman Sam harusnya gadis itu ada di basecamp untuk belajar.
Vano kembali melajukan mobilnya ke arah kosan Riri, kali ini ia berharap kekasihnya itu ada disana.
"Aku tidak melihatnya sejak selesai kelas tadi kak" ucap Riri
"Apa mungkin dia sudah pulang ke rumahnya? Aku menelfonnya berkali-kali tapi dia tidak mengangkatnya" ucap Vano dengan wajah cemas.
Riri bisa melihat jika Vano begitu mengkhawatirkan Yura. Ia pun mencoba membantu pria itu dengan menelfon ibu Yura untuk memastikan apakah gadis itu ada dirumah atau tidak. Namun ibu Yura sendiri sedang menunggu kepulangan anak gadisnya itu.
"Yura tidak ada dirumah kak, kata ibunya dia belum pulang" ucap Riri dengan hati-hati.
Vano mengusap wajahnya dengan kasar dan menyibakkan rambutnya kebelakang sambil berkacak pinggang. Ia tidak tau harus mencari gadis itu kemana lagi. Ia pun menelfon teman-temannya untuk membantunya mencari keberadaan Yura. Riri pun menawarkan diri untuk ikut mencari Yura karena ia juga khawatir dengan sahabatnya itu.
🌟🌟🌟
Yura terus menggedor pintu ruangan itu, berharap ada yang mendengarnya dan membukakan pintunya. terdengar suara langkah kaki dari luar, ia melangkahkan kakinya mundur beberapa langkah saat mendengar seseorang mencoba membuka pintu ruangan itu. Pintu pun terbuka lebar dan seseorang berdiri disana.
"Apa yang kamu lakukan malam-malam sendirian disini" tanya sebuah suara dengan nada berat.
Yura berjalan mendekat ke arah orang yang berdiri diambang pintu. Ternyata itu adalah penjaga kampus itu.
"Ayo cepat keluar" perintah pria tua itu
Yura berjalan ke arah pintu dan penjaga kampus itu memberikan tas Yura yang tadi tergeletak didepan gudang itu. Segera ia membuka tasnya dan mengambil ponselnya. Banyak sekali panggilan masuk dari Vano disana. Ia pun segera menelfon kembali nomor kekasihnya itu dan memberitahukan kalau ia masih ada dikampus.
Setelah mendapat telefon dari Yura, Vano melajukan mobilnya dengan cepat menuju ke arah kampus. Gadis itu sudah menunggunya didepan gerbang kampus itu. Segera ia turun dari dalam mobilnya dan berlari ke arah gadis itu untuk memeluknya.
Riri pun ikut turun dari dalam mobil Vano, beruntung sahabatnya itu baik-baik saja. Tak lama mobil teman-teman Vano juga datang kesitu.
Yura menangis dipelukan Vano, ia benar-benar merasa takut dengan apa yang terjadi sebelumnya. Entah siapa yang mengurungnya didalam gudang itu.
"Kenapa kamu masih ada disini? Kenapa tidak mengangkat telefonku?" tanya Vano yang masih terlihat begitu khawatir sambil terus memeluk tubuh gadis itu.
Cukup lama mereka berpelukan, Vano melepaskan pelukannya dan menatap wajah Yura dan diusapnya dengan lembut air mata gadis itu.
"Aku baik-baik saja kak. Aku juga tidak tau siapa yang membawaku dan mengurungku di gudang itu" ucap Yura.
Vano tidak menjawab, ia kembali memeluk tubuh Yura dengan erat. Vano sadar, dengan menjadikan Yura kekasihnya, pastinya akan banyak kesulitan yang dialami gadis itu.
Hari sudah semakin larut, Vano mengantarkan Yura pulang karena takut ibu Yura menunggunya dan khawatir. Sementara Riri diantar pulang oleh Albert. Setelah menempuh setengah jam perjalanan, mobil Vano berhenti didepan rumah kontrakan Yura. Mereka pun turun dari dalam mobil dan berdiri saling berhadapan didepan mobil. Vano mengangkat tangannya dan mengusap lembut wajah Yura.
"Masuk dan beristirahatlah, besok aku akan menjemputmu" ucap Vano
Yura masih terdiam dan menatap wajah Vano. Sikap lembut Vano membuatnya semakin mencintai pria itu.
"Terimakasih kak" ucap Yura
Mereka saling terdiam dan berpandangan cukup lama, hingga suara pintu rumah itu dibuka oleh Hanum. Hanum berjalan ke arah mereka dan menarik tangan putrinya dengan kasar hingga tangan Vano terlepas dari wajah Yura.
"Ibu, apa yang ibu lakukan" seru Yura yang kaget karena ibunya menarik tangannya dengan kasar.
Hanum tidak menjawab pertanyaan Yura dan malah mengarahkan pandangannya pada Vano. Ia menatap tajam pada anak muda itu.
"Tolong jauhi putri saya. Saya tidak ingin putri saya memiliki hubungan apapun denganmu!" ucap Hanum dengan suara berat dan mata memerah
"Ibu! Apa yang ibu katakan? Kak Vano tidak melakukan sesuatu yang jahat padaku" protes Yura
"Diam kamu Yura!! Ibu tidak ingin melihat kamu pergi bersama dengan pria ini lagi" Hanum berbicara dengan sedikit mengancam sambil menatap tajam pada putrinya itu.
Vano hanya terdiam dan menatap wajah ibu Yura yang terlihat seperti sangat tidak menyukainya.
"Ayo kita masuk" ucap Hanum pada Yura
Hanum kembali menatap tajam ke arah Vano sebelum menarik tangan Yura berjalan masuk menuju arah pintu kontrakannya. Yura pun tidak bisa menolak ajakan ibunya, ia menoleh ke arah Vano yang masih berdiri mematung didepan mobilnya sambil melihat ke arahnya.
Pintu rumah itu kembali ditutup, Hanum melepaskan tangan Yura dan menyuruh gadis itu masuk ke dalam kamarnya.
"Masuk ke dalam kamarmu! Mulai sekarang ibu tidak ingin melihatmu pergi dengan anak itu lagi" ucap Hanum
"Tapi kenapa Bu? Kak Vano tidak melakukan kesalahan apapun" protes Yura
"Jangan menentang ibu Yura! Ibu melakukan ini untuk kebaikanmu" ucap Hanum
"Kebaikan seperti apa Bu? Ibu egois! Yura mencintai kak Vano, Yura tidak bisa hidup tanpa dia" seru Yura
Plakkkk...
Tanpa sadar tangan Hanum menampar wajah putrinya itu. Yura pun memegangi pipinya dan menatap wajah ibunya dengan air mata yang menetes diwajahnya.
"Yura, ibu tidak bermaksud..." ucap Hanum terpotong
Yura tidak mendengarkan penjelasan ibunya, ia berlari ke arah kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Disenderkannya tubuhnya di pintu dan ia pun kembali terisak.
Sementara Hanum melihat ke arah tangannya yang ia pakai untuk menampar Yura tadi, ia pun mulai meneteskan air matanya.
"Maafkan ibu nak... Maafkan ibu..." isak Hanum
💖💖💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
dih bilang aja kenapa kau melarang pasti ada sebb jgn diam aja lah kasian anak.
2024-07-14
1
Nadiyah1511
kuncinya ada sama Hanum..beneran mrk SDR s'ayah bukan???
2024-04-23
1
dewidewie
semangat Yura
2023-06-28
1