Bab 5 : BSC

Riri masuk ke dalam kamarnya dan melihat Yura yang masih tidur nyenyak diatas ranjang. Ia mencoba membangunkan gadis itu.

"Ra bangun Ra.." Riri mengguncang tubuh Yura namun gadis itu hanya menggeliat tanpa membuka matanya.

"Bangun Ra, sudah siang. Kita harus ke kampus" ucap Riri lagi

Perlahan Yura membuka matanya dan samar-samar melihat Riri sudah berdiri dihadapannya. dengan malas ia bangun dan duduk, melihat sekelilingnya dan itu bukan kamarnya.

"Kenapa aku bisa ada dikosan kamu?" tanya Yura bingung, ia tidak mengingat apapun.

Riri menghela nafas panjang dan kemudian duduk ditepi ranjang menghadap ke arah Yura.

"Jangan bilang lu lupa Ra dengan kejadian semalam?" tanya Riri memastikan.

Yura mengernyitkan keningnya. "Kejadian apa?" tanya Yura dengan polosnya.

Riri mendekatkan wajahnya ke arah Yura.

"Semalam lu menyatakan cinta didepan Elvano" ucap Riri membuat Yura kaget dan menoleh ke arahnya.

Kemudian Riri berdiri dan meregangkan tangannya, ia mempraktekkan apa yang diucapkan oleh Yura semalam. Mata Yura pun membulat dan tenggorokannya seperti sulit untuk menelan salivanya sendiri membayangkan semua itu.

Riri kembali duduk , ia merangkul sahabatnya itu dan menatapnya.

"Lu siap-siap aja Ra, hari ini pasti bakalan rame kampus kita. Apalagi kalau ketemu Elvano. Aduh... gue gak bisa bayangin apa yang akan dilakukan Elvano nanti" ucap Riri membuat Yura nampak tegang dan membayangkan.

"Apa aku benar-benar mengatakan seperti itu semalam didepan Elvano?" tanya Yura memastikan kembali.

Riri menjawab dengan anggukkan kepalanya. Yura merasa dalam masalah besar. Apa yang akan ia lakukan jika nanti bertemu dengan Vano di kampus? Pasti Vano akan mengejek dan menertawakannya.

Dengan bermodalkan keberanian, Yura tetap datang ke kampus bersama dengan Riri. Walaupun ia tau pasti ia akan menjadi bahan gunjingan seisi kampus.

Saat ini mereka tengah duduk dikantin. Yura melihat sekelilingnya dimana semua orang tengah melihat ke arahnya dan terus membicarakannya sejak ia menginjakkan kakinya dikampus tadi pagi.

Riri melihat ke arah Yura yang duduk dihadapannya dan tidak memakan makanannya. Gadis itu malah tampak melamun.

"Udah biarin aja Ra, nanti juga gosipnya mereda sendiri" ucap Riri sambil menyantap makanannya.

"Tapi bagaimana dengan Elvano?" tanya Yura membuat Riri mengehentikan makannya dan menatap ke arah Yura.

Riri hendak menjawab namun tiba-tiba kantin menjadi sangat ramai saat kedatangan Vano dan teman-temannya. Riri pun membulatkan matanya melihat Vano dan teman-temannya yang berjalan ke arah mereka.

Yura melihat ekspresi wajah Riri, ia bisa langsung paham dan menebak jika Vano pasti sedang berjalan menuju ke arahnya.

Vano menghentikan langkahnya tepat dibelakang Yura yang sedang duduk. Sementara Yura memejamkan matanya sebentar, ia pasrah apa yang akan dilakukan Vano padanya setelah kejadian semalam.

Vano membungkukkan sedikit badannya agar bisa melihat wajah Yura dari arah samping.

Yura pun nampak semakin gugup karena merasa Vano tengah menatapnya.

"Jadi sudah ada 27 surat cinta untuk Elvano?" ucap Vano membuat Yura mengangkat wajahnya dan akhirnya berani menatapnya.

Mata mereka pun saling bertemu. Mereka saling terdiam dan saling menatap cukup lama.

Deg.. deg.. deg..

Jantung Yura terpompa sangat cepat saat melihat wajah Vano begitu sangat dekat dengan wajahnya.

Sementara orang-orang dikantin pun ikut merasa tegang saat melihat ke arah mereka. Mereka menantikan apa yang akan dilakukan Vano pada gadis itu.

Yura kembali tersadar dan memalingkan wajahnya. Dengan cepat ia menggeser kursinya kebelakang dan bergegas berdiri menjauh dari Vano. Vano pun kembali berdiri dengan tegak dan menatap ke arah gadis itu.

"Ma.. maaf kak atas kejadian semalam. Aku tidak sadar saat mengucapkannya" ucap Yura tanpa berani menatap mata Vano.

"Huuuu huuuuuuuu..." semua orang dikantin meneriaki Yura.

"Dasar gadis miskin! Berani sekali dia menyatakan cinta pada Elvano! Huuuu...!!" teriak salah seorang dari mereka.

Yura menundukkan kepalanya, bibirnya bergetar. Ia merasa sangat malu sekarang karena menjadi tontonan dan ejekan seisi kampus.

Vano masih tetap menatap Yura, kemudian ia melihat ke sekelilingnya dimana semua orang tengah menyoraki dan mengejek Yura. Ia pun kembali menatap gadis itu yang terlihat sangat tegang dan merasa sangat malu.

Yura mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Vano yang masih menatapnya. Yura pun menatapnya sebentar sebelum akhirnya ia berbalik dan berlari pergi melewati orang-orang yang berdiri disana. Semua orang kembali meneriakinya.

Vano yang melihatnya pun langsung ikut berlari untuk mengejarnya.

Vano terus berlari sampai menjauh dari area kantin, namun gadis itu sudah menghilang. ia pun menghentikan langkahnya dan melihat sekelilingnya. namun gadis yang ia cari sudah tidak terlihat disana.

"Kemana perginya? Cepat sekali dia larinya" ucap Vano sambil berkacak pinggang.

Sementara dari balik tembok Yura mengintip dan melihat Vano yang masih berdiri tak jauh darinya.

"Kenapa dia mengejarku?" batin Yura

Vano yang tidak melihat Yura pun akhirnya memutuskan berbalik dan kembali ke arah kantin. Sementara Yura mengelus dadanya dan bisa bernafas lega saat melihat Vano pergi.

"Tapi Elvano memang sangat tampan" ucap Yura sambil tersenyum dan memandang ke arah kepergian Vano.

🌟🌟🌟

Mario keluar dari dalam sebuah cafe dan kembali menaiki mobilnya. Ia melajukan mobilnya untuk kembali ke kantornya.

Mobil Mario terhenti saat lampu merah menyala. Mata Mario menjelajah ke depan sana dan terhenti pada seorang wanita yang sedang berdiri disamping jalan.

"Hanum..." lirih Mario.

Mario membuka pintu mobilnya dan berlari menyebrang ke arah wanita itu. Ia memegangi pergelangan wanita itu hingga wanita itu menoleh ke arahnya.

"Hanum..." ucap Mario

"Tu... tuan Mario" Hanum membulatkan matanya melihat pria dihadapannya itu.

"Hanum, kamu kemana saja? Aku mencari kamu dan Yudha. 20 tahun lebih aku mencari kalian. Kalian pergi tanpa menghilangkan jejak" ucap Mario namun wanita dihadapannya itu masih nampak kaget dan terdiam melihat Mario.

"Ma.. maaf tuan, saya harus pergi" Hanum menarik tangannya dari pegangan Mario.

Sebuah angkot datang tak jauh dari mereka berdiri, Hanum langsung berlari dan bergegas naik ke dalam angkot itu.

"Hanum tunggu Hanum.. !!" panggil Mario

Mario berusaha mengejar namun angkot itu sudah keburu jalan. Sementara Hanum yang berada di dalam angkot melihat ke arah belakang, ia melihat Mario yang masih berdiri disana.

"Ya Tuhan, jangan sampai dia mengejarku. aku tidak boleh bertemu lagi dengan tuan Mario" batin hanum dengan tubuh bergetar.

Mario kembali berlari ke arah mobilnya, ia menaiki mobilnya dan berusaha mencari angkot yang dinaiki oleh Hanum tadi. Namun jalanan yang cukup ramai itu membuatnya kesulitan untuk mengejar angkot itu.

"Hanum... Yudha... aku harus secepatnya menemukan kalian" gumam Mario sambil terus fokus menyetir.

Sementara itu angkot yang dinaiki oleh Hanum berhenti. Hanum bergegas membayar dan turun dari dalam angkot itu. Dengan buru-buru ia melangkahkan kakinya menuju ke arah rumahnya. Sesampainya dirumah, ia langsung membuka pintu dan bergegas masuk. Ditutupnya kembali pintu rumahnya dan ia menyenderkan tubuhnya di balik pintu. Air matanya pun menetes diwajahnya.

"Mas Yudha... kenapa kamu pergi meninggalkan aku dan Yura dengan cepat mas... hiks..hiks..." Isak Hanum

💖💖💖💖💖💖

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

wahh papa vano kenal sama mama yura hurmm pasti ada kesah disebalik nie.

2024-07-14

1

Nadiyah1511

Nadiyah1511

ada rahasia besarkah antara ma2 Yura+pa2 vano

2024-04-23

1

Ara Julyana

Ara Julyana

yuraaaa,,,ia sdh ter vano2😊😊😊😊

2023-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!