Bab 4 : BSC

Plakkkkk

Sebuah tamparan mendarat dipipi Yura. Bella yang mendengar pernyataan cinta Yura pun terlihat sangat geram pada gadis itu.

"Berani sekali kamu membuat kekacauan di pestaku dengan terang-terangan menyatakan cinta pada Elvano!!" kesal Bella, namun Yura yang sudah mabuk hanya memegangi pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari Bella. Ketika hendak maju dan membalas tamparan Bella, Riri memegangi tangan Yura dan mengajaknya keluar dari dalam gedung itu.

"Ra, ayo Ra kita keluar dari sini" ucap Riri sambil terus menarik tangan Yura.

Dengan sekuat tenaga Riri terus berusaha menarik tangan Yura melewati kerumunan orang-orang disana. Setelah bersusah payah, akhirnya Riri berhasil membawa Yura keluar dari pesta itu.

"Ri.. lepasin Ri... Aku masih mau lihat Elvano..." racau Yura sambil berusaha melepaskan tangan Riri dari tubuhnya, namun Riri terus menarik dan menuntunnya keluar.

Riri merasa sedikit kesusahan membawa Yura karena gadis itu sudah mabuk berat, wajar saja karena Yura sebelumnya tidak pernah minum-minuman beralkohol. Riri melihat seorang pria yang sedang mendorong troli, ia pun melepaskan Yura dari pegangannya dan berlari ke arah pria itu.

"Maaf kak, aku pinjam trolinya ya..." Riri mengambil alih pegangan troli itu dan langsung mendorong troli itu tanpa mendengar persetujuan dari pria tadi. Kini ia sudah berada didepan Yura lagi, berusaha membantu Yura untuk naik ke dalam troli. Setelah Yura naik dan duduk, Riri mendorong troli itu, membawanya keluar dari dalam gedung itu.

"Aduh kamu nyusahin aja sih Ra.. pakai acara mabuk segala lagi.." oceh Riri sambil terus mendorong troli

Sementara itu didalam pesta itu, Vano bergegas bangun dan sedikit berlari ke arah Bella yang masih berdiri disana. Ia melihat sekelilingnya dan sudah tidak melihat Yura nampak disana.

"Vano, kamu mau kemana? Pestanya sudah mau dimulai" cegah Bella memegangi pergelangan tangan Vano saat melihatnya akan pergi meninggalkan pesta.

Tak menghiraukan ucapan Bella, Vano menarik tangannya kembali dan berlari keluar dari dalam ruangan pesta itu untuk mencari keberadaan Yura.

Tak.. tak.. tak..

Sepanjang jalan keluar gedung Vano tak melihat keberadaan Yura. Langkah kakinya terhenti tepat dihalaman gedung. Namun Yura juga sudah tidak nampak disana. Tak membuang waktu, Vano kembali berlari untuk mencari keberadaan Yura dan Riri.

Sementara itu Riri terus mendorong troli itu semakin menjauh dari area gedung. Ia masih belum juga melihat ada taksi yang lewat. Yura sendiri masih terus meracau tidak jelas didalam troli

Saat sudah cukup jauh dari area gedung dan sedang melewati jembatan, langkah Riri terhenti, ia melihat didepan sana seseorang yang nampak familiar berlari ke arah mereka. mata Riri membulat sempurna saat yang datang benar adalah Elvano.

Langkah Vano terhenti tepat dihadapan troli yang sedang didorong oleh Riri. Ia memegangi bagian depan troli itu dengan nafas terengah-engah dan sambil membungkukkan sedikit badannya.

Didalam troli, Yura mengedip-ngedipkan matanya saat melihat Vano berdiri dihadapannya. kemudian ia tersenyum manis.

"Wajahmu mirip sekali dengan Elvano..." ucap Yura.

Mendengarnya, Vano kembali berdiri dengan tegak dan menatap ke arah Yura.

"Apa kamu tau...?? Aku sudah menulis 27 surat cinta untuk Elvano..." Yura kembali berbicara tanpa menyadari yang didepannya adalah Vano.

"Benarkah?" tanya Vano yang dijawab anggukan oleh Yura

"Ya... dalam 2 tahun ini aku sudah menulis 27 surat cinta untuknya" jawab Yura

Riri memegangi pundak Yura, berharap gadis itu tidak bicara lagi karena sekarang dia sedang mabuk dan bicara dengan Elvano.

"Aku ingin sekali berteriak dan mengatakan padanya kalau aku mencintainya. Aku ingin Elvano tau tentang perasaanku" ucap Yura yang sudah setengah sadar itu.

"Kalau begitu berteriaklah dan katakan padanya" Vano memberi tantangan, ia tau saat ini Yura sedang mabuk.

"Apakah boleh?" tanya Yura

"Tentu..." jawab Vano disertai dengan anggukan.

Yura pun berusaha untuk bangun dan berdiri. Riri mencoba membantunya namun Yura menyingkirkan tangan Riri dan berusaha bangun sendiri. Kini Yura sudah berdiri diatas troli, ia meregangkan kedua tangannya dan tersenyum manis sambil menatap jauh kedepan.

"Elvano...!!! aku mencintaimu..!! Sangat-sangat mencintaimu...!!!" teriak Yura memecahkan keheningan malam.

Sementara Riri menutupi wajahnya sendiri dengan satu tangannya dan mulai berfikir setelah ini Yura pasti tidak akan punya muka lagi untuk bertatap muka dengan Elvano.

Mata Vano terus menatap Yura dan terus menjelajahi wajah gadis itu.

Senyum diwajah Yura seketika menghilang dan wajahnya tampak murung.

"Tapi... Seorang Elvano tidak mungkin mencintaiku" mata Yura mulai berkaca-kaca, mengingat siapa dirinya yang hanya orang biasa.

Vano masih terdiam dan terus menatap lekat wajah gadis itu.

"Dia begitu populer... Sementara aku..." Yura tidak melanjutkan kata-katanya dan menoleh ke arah Vano. "Apa menurutmu, Elvano mendengarnya tadi?" tanya Yura.

"Ya, dia mendengarnya.. dengan sangat jelas" jawab Vano tanpa melepaskan pandangannya dari wajah Yura.

Yura kembali tersenyum dan mengerjip-ngerjipkan matanya.

Brukkkkk

Yura ambruk dipelukan Vano.

"Aku mencintaimu..." ucap Yura dengan mata terpejam dipelukan Vano, membuat Vano yang mendengarnya tersenyum.

Sebuah taksi lewat, Riri yang melihatnya pun langsung menghentikan taksi itu. Lalu Vano membopong tubuh Yura dan membawanya masuk ke dalam taksi. Vano ikut duduk dibelakang bersama dengan Yura, sementara Riri duduk dikursi depan.

Setengah jam kemudian taksi itu berhenti didepan kosan Riri. Riri tidak mungkin mengantarkan Yura pulang dalam keadaan mabuk, ibunya Yura pasti akan sangat khawatir. Nanti Riri akan menelfon ibunya Yura saja dan bilang kalau Yura menginap dikosannya.

Vano kembali membopong tubuh Yura dan membawanya masuk kedalam kosan Riri yang nampak sangat sederhana itu. Vano mendudukkan Yura di sofa, sementara Riri membereskan ranjangnya yang nampak berantakan.

Vano bangun dari duduknya dan Yura langsung memegangi pergelangan tangannya.

"Jangan pergi..." ucap Yura dengan mata terpejam dan menyenderkan kepalanya ditangan Vano.

Vano menatap kembali wajah gadis itu yang terlihat begitu sangat mencintainya. Bahkan dalam keadaan mabuk gadis itu terang-terangan telah menyatakan perasaannya. Ia pun kembali duduk dan menyenderkan tubuh gadis itu ke punggung sofa. Ditatapnya dalam wajah gadis itu yang terlihat sangat polos ketika sedang tertidur. Vano mengangkat tangan kanannya untuk membelai wajah gadis itu dengan lembut. Ia pun menyunggingkan senyum diwajahnya.

Vano menoleh ke arah Riri yang sudah selesai membereskan tempat tidurnya dan sedang melihat ke arah mereka. Ia pun bergegas bangun dan sekali lagi ia melihat ke arah Yura yang sudah tertidur sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar ke arah pintu.

Riri pun mengikuti dibelakangnya sampai keluar dari kamar kosannya.

"Terimakasih kak, sudah mengantar kami" ucap Riri yang hanya dijawab anggukan oleh Vano.

Vano melangkahkan kakinya kembali keluar dari kosan itu untuk mencari taksi untuk pulang.

Riri menutup pintu dan kembali menghampiri ke arah Yura yang tertidur sambil duduk disofa. Riri membantu Yura untuk berdiri dan memindahkannya untuk tidur di atas ranjangnya yang berukuran tidak terlalu besar. Setelah bersusah payah akhirnya Riri berhasil memindahkan gadis itu ke atas ranjangnya. Riri berdiri sambil berkacak pinggang, lalu ia pun menepuk jidatnya sendiri.

"Ya Tuhan Ayura... apa yang sudah kamu katakan tadi didepan Elvano. Apa besok kamu masih punya muka untuk bertemu dengannya" ucap Riri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sementara itu Vano tidak pulang kerumahnya. Ia pulang ke rumah yang biasa digunakan sebagai basecamp untuknya dan teman-temannya. Bahkan disana ada empat kamar untuk mereka masing-masing.

Vano tengah duduk disofa sambil mengingat kejadian bersama Yura tadi saat gadis itu secara terang-terangan menyatakan perasaannya. Tak terasa sebuah senyum terukir diwajah Vano.

Darren dan Albert masuk ke dalam rumah itu. Darren menyenggol lengan Albert dan menunjuk ke arah Vano dengan memberi kode mata. Albert pun mengikuti arah pandang Darren.

Sementara Vano yang tengah asyik melamun pun belum menyadari kehadiran dua temannya itu.

💖💖💖💖💖💖

Silahkan masukan sebagai favorit dan jangan lupa like, komen, vote, hadiah dan bintang 5 nya. terimakasih 🙏🥰

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

astaga yura, betul kata riri apa yura masih punya muka berhadapan dgn vano wkwk, manis banget sih vano senyum 😍

2024-07-14

1

Nadiyah1511

Nadiyah1511

visual ya...manis bngtttt xixixixixi🤭💜

2024-04-23

1

Red Jasmine

Red Jasmine

visualnya bikin meleleh

2023-07-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!