Bab 3 : BSC

Yura mendongakkan kepalanya dan melihat seorang pria tampan yang sudah berdiri dihadapannya. Ia cukup mengenal pria itu tentunya, karena pria itu adalah salah satu dari geng Vano yaitu Marvin. Marvin juga tampan, tapi bagi Yura Vano tetap paling tampan karena hati Yura sudah terVano-Vano.

"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Marvin sekali lagi. Ikut berjongkok dan menatap Yura.

"Ehh... Aku..."

Pandangan Marvin beralih ke arah kue yang sudah hancur itu. sesaat kemudian ia kembali menatap Yura dan meminta gadis itu untuk ikut dengannya.

"Ayo bangunlah" ajak Marvin

"Tapi, ini..." Yura menunjuk ke arah motornya

"Nanti akan ada orang yang membereskannya" jawab Marvin menarik tangan Yura dan mengarahkannya untuk berdiri.

Mereka menaiki mobil Marvin yang terparkir tidak jauh dari sana. Marvin membawa Yura ke sebuah toko kue terdekat untuk mengganti kue yang rusak. Selesai memilih kue, Marvin mengantarkan Yura ke alamat pemesan kue untuk memberikan kue itu. Awalnya pemesan kue itu menolak dan sempat akan memarahi Yura karena kue nya tidak sesuai pesanannya, namun saat Marvin muncul dan membantu Yura untuk menjelaskan, pemesan kue itu langsung terpesona dengan ketampanan Marvin dan mengambil kue itu serta membayarnya.

"Terimakasih kak..." ucap Yura saat mereka sudah kembali duduk didalam mobil.

Marvin menoleh ke arah Yura dengan senyum diwajahnya.

"Oya, siapa namamu?" tanya Marvin.

"Namaku Yura kak" jawab Yura

"Sepertinya aku tidak perlu memperkenalkan diri, kamu pasti sudah tau namaku bukan?" ucap dan tanya Marvin yang dijawab anggukan dan senyum oleh Yura.

Marvin mengantarkan Yura sampai kedepan toko paman Sam sesuai arahan Yura.

"Sekali lagi terimakasih kak.." ucap Yura saat mereka sudah berdiri didepan toko paman Sam.

"Simpan saja terimakasihmu untuk lain waktu, sepertinya kita akan saling membutuhkan" ucap Marvin lalu mengedipkan sebelah matanya.

Yura hanya melebarkan matanya melihat sikap Marvin, ia tidak mengerti maksud pria itu. Marvin pun kembali tersenyum melihat ekspresi wajah Yura, kemudian ia melangkahkan kakinya mundur tiga langkah sebelum akhirnya berbalik dan berjalan kembali ke arah mobilnya.

🌟🌟🌟

Keesokan harinya di kampus, Riri berlari mengejar Yura yang sudah melangkah lebih dulu didepan sana.

"Ra.. tunggu Ra..." panggil Riri sambil melambai-lambai tangannya.

Mendengar panggilan Riri, Yura menghentikan langkahnya, membalikkan badannya dan melihat Riri yang tengah berlari ke arahnya.

"Hoshh.. hoshh..."

Kini Riri sudah berdiri tepat didepan Yura dengan nafas tersengal dan debaran jantung yang melompat-lompat.

"Ra, lihat ini" Riri mengusap layar ponselnya yang ia pegang di tangannya, memperlihatkan video dikantin kemarin dimana Albert tengah membacakan surat cinta Yura untuk Vano.

Yura meraih ponsel ditangan Riri, matanya terbuka lebar.

"Siapa yang menyebarkan video seperti ini??" Yura bertanya dan Riri hanya menggelengkan kepalanya karena ia juga tidak tau.

Pantas saja kemarin Bella hampir mencelakainya, pasti Bella sudah melihat video itu dan sangat tidak menyukainya. Menurut gosip yang beredar, Bella menyukai Vano namun Vano tak meresponnya.

"Oya ada satu lagi" Riri mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya pada Yura. Itu adalah sebuah undangan ulang tahun dari Bella.

"Apa ini?" tanya Yura tak mengerti.

"Itu undangan ulang tahun Bella, gue juga gak tau kenapa kita bisa diundang. Tadi dia nemuin gue dikantin dan menyuruh gue untuk memberikan itu buat lu. Dia menyuruh kita untuk datang malam ini ke pesta ulang tahunnya" jawab Riri panjang lebar.

Yura tau, pasti Bella merencanakan sesuatu untuknya. Tapi ia tidak enak jika harus menolak undangan itu. Yura memutuskan untuk datang nanti malam bersama Riri kesana.

"Ya udah ayo, kita ada kelas bukan?" ajak Yura menarik tangan Riri. Saat hendak melangkah dari arah berlawanan terlihat Vano datang ke arah mereka bersama Darren dan Albert. mata Yura membulat, sekarang ia dalam masalah. Apalagi dirinya tidak lepas dari pandangan Vano yang sedang jalan mendekat.

Vano menghentikan langkahnya dan berdiri tepat dihadapan Yura. Ia mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu hingga membuat Yura semakin bertambah gugup.

"Ayura Azura...." ucap Vano penuh penekanan, lalu ia menyunggingkan senyum simpul diwajahnya. "Apa kamu suka sekali menulis surat cinta untukku?" tambahnya.

Ditatap seperti itu dari jarak yang sangat dekat, mata Yura tak berkedip dan jantungnya terpompa sangat kencang seperti sedang menari-nari di dalam sana.

Beberapa orang yang sedang lewat pun berhenti dan melihat ke arah mereka sambil mulai berbisik-bisik.

"Eh itu gadis yang divideo itu bukan? Yang menulis surat cinta untuk Elvano" ucap seseorang disana

"Iya benar..." jawab yang lainnya.

Mata Vano berputar, melihat sekelilingnya dimana orang-orang sedang melihat ke arah mereka dan membicarakan mereka. Ia pun menjauhkan wajahnya dari gadis itu. melangkahkan kakinya mundur beberapa langkah, sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dengan diikuti oleh kedua temannya.

"Ra sadar Ra..." Riri mengguncang pundak Yura untuk menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

Yura tersadar dari lamunannya, mengerjip-ngerjipkan matanya dan menoleh ke arah Riri, berpindah melihat ke arah Vano yang sudah berjalan menjauh bersama kedua temannya.

"Apa itu tadi? barusan dia menyebut namaku dengan sangat jelas dan benar" batin Yura

🌟🌟🌟

Malamnya...

Yura dan Riri turun dari dalam taksi. Menatap gedung mewah dihadapannya. Itu adalah tempat dimana Bella mengadakan pesta ulang tahunnya.

"Ra, lu yakin mau masuk? Gak takut apa kalau Bella mau ngerjain lu? Apalagi sejak ada video itu, sekarang lu kan lagi jadi bahan gosip anak-anak di kampus" Riri merasa khawatir, berharap Yura merubah keputusannya dan tidak jadi masuk.

"Udah tenang aja, kita cuma bentaran aja kok, habis itu kita pulang. Dia kan udah ngundang kita, jadi kita asal datang aja nunjukin muka habis itu kita pulang" jawab Yura, menarik tangan Riri membawanya melangkah masuk ke dalam gedung itu.

Suasana di dalam gedung itu sudah sangat ramai. Alunan suara musik pun terdengar ditelinga. Mata Yura menjelajahi setiap tempat di sudut ruangan itu dan belum melihat keberadaan Bella. Matanya kembali berputar mengitari tempat itu dan ia melihat disana tampak empat sekawan, Elvano, Marvin, Darren dan Albert sudah duduk disofa. pandangan Yura berhenti tepat di Vano. Sementara Vano sendiri belum menyadari kehadiran Yura disana.

"Ya Tuhan... Elvano tampan sekali..." batin Yura sambil senyum-senyum.

Terlihat Bella datang menghampiri dan duduk disamping Vano. gadis itu melingkarkan tangannya di lengan Vano dan bergelayut manja dibahunya.

"Vano, terimakasih ya kamu sudah mau datang... Kamu adalah tamu spesial malam ini" ucap Bella

Dengan malas Vano menoleh ke arah Bella dan melepaskan tangan gadis itu dari lengannya.

Melihat kemesraan itu Yura mulai terbakar cemburu. Ia pun menyetop seorang pelayan yang lewat dan meraih segelas minuman di nampan yang dibawa pelayan itu. Yura meneguk minuman itu sampai habis dengan matanya terus menatap ke arah Vano dan Bella. kemudian ia mengambil lagi satu gelas dan kembali meminumnya sampai habis.

Kepala Yura terasa sangat pusing dan mulutnya mulai meracau. Sepertinya yang ia minum tadi bukan minuman biasa. Yura menggaruk-garuk kepalanya kemudian menarik-narik lengan baju Riri.

"Lihat itu..." Yura menunjuk pada Vano yang sedang duduk. "Elvano ada disana.. dia sangat tampan bukan?"

Riri pun merasa ada yang aneh dengan sikap sahabatnya itu. Ia mengambil gelas kosong ditangan Yura dan mencium gelas itu. Seseorang telah mencampur minuman itu dengan alkohol.

"Elvano..! lihatlah kemari..." panggil Yura namun tidak didengar oleh Vano karena jarak mereka yang cukup jauh dan suara musik yang memenuhi ruangan itu.

"Ra, kita pulang yuk Ra. Jangan buat keributan disini" Riri memegangi lengan Yura, mencoba menariknya.

"Tidak mau! Aku masih ingin melihat Elvano sampai puas.." Yura menggeleng-gelengkan kepalanya, melepaskan tangannya dari tangan Riri dengan kasar dan tak sengaja menyenggol nampan yang sedang dibawa oleh seorang pelayan hingga nampan berisi gelas minuman itu jatuh ke lantai.

Pranggggg...

Gelas-gelas dinampan jatuh dan pecah. Seketika suasanapun nampak hening dan hanya terdengar suara musik. Semua mata melihat ke arah Yura yang sedang membuat keributan disana, termasuk mata Vano dan teman-temannya pun tertuju pada gadis itu.

Bella yang melihatnya pun bergegas bangun dan berjalan menghampiri ke arah Yura yang sedang ditarik-tarik tangannya oleh Riri.

"Oh ternyata ini gadis yang sudah menulis surat cinta untuk Elvano kemarin" ucap Bella sambil melihatkan kedua tangannya didadanya.

"Kak, maaf kak karena telah membuat keributan di pestamu. Kami permisi dulu" ucap Riri tak enak hati pada Bella, namun Yura kembali melepaskan tangannya dari pegangan Riri. kali ini ia benar-benar sudah sangat mabuk.

"Aku tidak mau pulang..! Aku masih mau melihat Elvano..." racau Yura lalu ia melihat ke arah Vano yang masih duduk disofa dengan teman-temannya.

Yura mengangkat tangan kanannya dan menunjuk ke arah Vano.

"Elvano...!!" Yura menjeda ucapannya. "Aku mencintaimu...!!" teriak Yura antara sadar tidak sadar mengucapkannya.

Semua orang disana pun bersorak menyoraki Yura yang nampak terang-terangan menyatakan perasaannya didepan umum pada Vano.

Sementara disana Vano tengah menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit dimengerti.

💖💖💖💖💖

Silahkan masukan sebagai favorit dan jangan lupa like, komen, vote, hadiah dan bintang 5 nya... terimakasih 🙏🥰

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

adeh yura kenapa kamu minum air itu liat kelakuanmu eh lupa kan dia mabok wkwk, pasti besok nambah malu dia adeh.

2024-07-14

1

Nadiyah1511

Nadiyah1511

hahaha Yura kamu mah aneh2 z...semoga vano ga ilfil ya🤭😁✌️💜

2024-04-23

2

Nuhume

Nuhume

Tervano-vano

2023-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!