Bab 2 : BSC

Pagi menyapa dan matahari keluar dari persembunyiannya. Vano berjalan menuruni tangga dan menuju ke arah meja makan. Disana sudah ada kedua orangtuanya yaitu Mario dan Mira serta adik perempuan Vano yaitu Vivian yang saat ini duduk dibangku kelas 2 SMP.

"Pa, ma, Vano mau berangkat kuliah" Vano berpamitan namun nampak enggan untuk mendekat.

"Kamu tidak sarapan dulu sayang?" Mira bertanya dengan lembut.

"Tidak ma.. " jawab Vano

"Vano, kemana mobil kamu? Penjaga bilang kamu semalam pulang naik ojek" tanya Mario, ini sudah kesekian kalinya Vano pulang tanpa mobil atau motornya.

"Vano meninggalkan mobilnya dijalan. Semalam tidak sengaja menabrak pembatas jalan" dengan cuek Vano menjawab seolah ini sudah hal biasa baginya. Bahkan Mario sudah tidak heran lagi.

"Vano..." ucap Mario penuh penekanan. "Bulan ini kamu sudah ganti 2 mobil, sekarang kamu menabrakkan mobil kamu ke pembatas jalan? Papa sudah sering peringatkan kamu untuk tidak keluar malam dan nongkrong bersama teman-teman kamu lagi!! Kamu harus fokus belajar" Mario kembali mengingatkan, menahan rasa kesal didadanya dengan kelakuan putra sulungnya.

"Vano sudah telat, Vano berangkat dulu" tak ingin berdebat, Vano memilih pergi meninggalkan ruang makan.

Mira melihat kekesalan diwajah suaminya, ia langsung memegangi lengan suaminya dan mengusap dengan lembut.

"Sabar pa.. sabar...." ucap Mira.

Di kampus....

Pagi ini kantin cukup ramai, sebagian penghuni kampus memilih makan dan nongkrong disana. Begitupun dengan Yura yang tengah duduk disalah satu bangku bersama Riri sahabatnya. Yura menyangga wajahnya dengan kedua tangannya yang mengepal dipipinya.

"Ya Tuhan... dia benar-benar sangat tampan..." gumam Yura kembali teringat kejadian bersama Vano semalam.

Melihat kelakuan Yura, Riri hanya mendengus dan menggeleng-gelengkan kepalanya. ia tau jika Yura memang sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama pada Vano.

Brakkkk!!

Riri dibuat kaget oleh suara gebrakan meja. Ternyata Yura yang menggebraknya.

"Aku akan menyatakan langsung perasaanku padanya!" dengan penuh percaya diri sambil mengepalkan kedua tangannya didepan dadanya, Yura meyakinkan dirinya sendiri.

"Lu yakin Ra? Lu masih waras kan?" tanya Riri

Yura menurunkan tasnya dari punggungnya. Ia mengambil surat cinta yang sudah ia siapkan untuk Vano. Ia menatap surat itu dengan mata berbinar-binar.

"Ini adalah surat cinta ke 27 yang aku tulis untuk Elvano. Kali ini aku akan memberikan secara langsung saja" kali ini Yura merasa benar-benar sangat yakin.

Suasana kantin seketika menjadi riuh oleh kedatangan Vano dan kedua temannya disana. Semua mata tertuju pada tiga pria tampan yang baru menginjakkan kakinya dikantin. Bahkan para gadis seperti dibuat mabuk oleh kehadiran mereka.

Pandangan Yura pun beralih ke arah tiga pria itu. Jantungnya langsung terpompa kencang dan kering dingin mulai keluar saat melihat Vano dan teman-temannya berjalan ke arahnya. Dengan surat cinta ditangannya Yura menutupi wajahnya.

"Ya Tuhan.. Jangan sampai dia melihatku" batin Yura begitu gugup sambil memejamkan kedua matanya.

Terdengar suara langkah kaki terhenti didepan meja Yura dan Riri.

Srreettt

Surat itu terlepas dari tangan Yura. Spontan Yura membuka matanya dan melihat Vano sudah berdiri disampingnya sambil memegang surat itu ditangannya. mata Yura membulat sempurna dan bergegas bangun untuk mengambil kembali surat itu.

"Be..berikan surat itu!" pinta Yura namun Vano tak menghiraukan dan malah membolak-balik surat itu.

Tangan Yura berusaha merebut, namun dengan cepat Vano menaikkan tangannya ke atas sambil tatapan matanya tak lepas dari wajah gadis didepannya itu.

"Tolong kembalikan surat itu..." Yura kembali memohon.

Tak menghiraukan Yura, Vano malah memberikan surat itu pada temannya yang berdiri dibelakangnya. Kini semua mata dikantin sedang menonton ke arah mereka.

"Baca..." perintah Vano, pandangannya masih tak lepas dari wajah Yura yang terlihat begitu panik.

"Tidak! Jangan!!" seru Yura. Tidak mungkinkan surat itu akan dibaca didepan umum, setelah ini ia pasti akan merasa sangat malu dan tidak punya muka lagi.

Vano menghalanginya Yura yang hendak lewat untuk mengambil surat dari tangan Albert. Ia menarik pinggang gadis itu hingga jarak mereka sangat intim dan mata mereka saling bertemu dan saling memandang.

Bersamaan dengan itu, Albert membuka surat itu dan mulai membacanya dengan suara keras. Seisi kantin pun langsung ramai saat mendengar isi surat cinta Yura untuk Vano.

Mata Yura terpejam mendengar surat itu dibacakan, sementara Vano tersenyum puas melihat ekspresi wajah Yura.

"Jadi itu surat cinta untukku? Pantas saja semalam kamu begitu senang saat aku memboncengkanmu" ledek Vano.

Mendengar ucapan Vano, Yura kembali membuka matanya dan mendorong tubuh pria itu sedikit menjauh hingga tangan Vano terlepas dari pinggangnya. Matanya mulai berputar kekiri dan kekanan, melihat sekelilingnya dimana semua orang sedang menertawakannya. kali ini ia benar-benar merasa sangat malu. tanpa bicara, dengan cepat Yura meraih tasnya diatas meja dan berlari keluar meninggalkan kantin.

Melihat gadis itu pergi, Vano hanya tersenyum sambil melihat ke arah kepergiannya.

Saat sudah jauh dari area kantin, langkah kaki Yura terhenti dengan nafas terengah-engah. Ia mengelus dadanya, menghela nafas panjang. kejadian tadi sungguh sangat memalukan baginya, dimana surat cintanya dibaca didepan umum. Bibirnya terus menggerutu sambil sesekali menjitak kepalanya sendiri.

Beberapa orang yang lewat dan melihatnya mulai berbisik-bisik.

"Kenapa mereka melihatku seperti itu?" batin Yura, namun ia tidak mau ambil pusing.

Tiba-tiba Yura teringat jika ia ada kelas dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu. Tanpa menghiraukan orang-orang disekitarnya yang menatapnya dengan tatapan aneh.

🌟🌟🌟

Sepulang kuliah Yura kembali bekerja di toko paman Sam. Seorang pegawai toko menghampiri ke arahnya yang sedang menata roti di rak dan menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan kue sekalian memberi alamat pemesannya.

Yura menerima kue dan selembar kertas berisi alamat penerima. Ia bergegas keluar menuju motornya yang ia parkirkan didepan toko. Dengan hati-hati Yura melajukan motornya karena takut kue yang ia bawa akan rusak dan nanti ia bisa kena komplain.

Saat melintas di jalan yang sepi, dari arah belakang sebuah mobil melaju dan menyenggol motor Yura hingga motor Yura ambruk dan ia ikut jatuh ke aspal.

Mobil itu berhenti tak jauh dari tempat Yura dan motornya jatuh. Seorang gadis cantik dengan tinggi semampai turun dari dalam mobil dan berjalan bak seorang model menghampiri ke arah Yura.

"Jadi kamu gadis yang ada di video itu?" gadis itu melipatkan kedua tangannya didadanya sambil menatap sinis pada Yura.

Menepuk-nepuk telapak tangannya dan menatap gadis yang berdiri didepannya, Yura bergegas bangun dan berdiri menghadap ke arah gadis itu. Gadis itu bernama Bella dan satu semester dengan Vano. Yura tau karena sering melihatnya nongkrong bersama Vano dan teman-temannya.

"Berani sekali lu terang-terangan memberi surat cinta pada Vano!, jangan coba-coba dekati Vano lagi kalau tidak mau berurusan sama gue!!" ancam Bella

Bella berbalik dan meninggalkan Yura yang masih diam seribu bahasa. Mobil yang dinaiki Bella melaju pergi meninggalkan Yura sendirian disana.

"Siapa dia melaranhku untuk mendekati Vano!" Yura mengumpat dengan kesal. Ia merasakan tubuhnya terasa sakit akibat jatuh tadi.

Pandangan Yura beralih ke motornya dan melihat kue yang ia bawa rusak parah. Jelas saja Yura terlihat sangat panik karena itu adalah kue pesanan orang. ia berjongkok dan melihat kue itu memang sudah tidak layak lagi untuk dimakan. Bagaimana ia akan mengantarkan kue itu sekarang? Pembelinya pasti tidak mau menerimanya dan akan komplain.

"Aduuhhh.. bagaimana ini??" Yura terlihat panik memandangi kue yang sudah hancur itu.

Terdengar suara langkah kaki mendekat dan berhenti tak jauh dari tempat Yura sedang berjongkok.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya sebuah suara mengagetkan Yura.

💖💖💖💖💖

Silahkan masukan sebagai favorit dan jangan lupa like, komen, vote, hadiah dan bintang 5 nya. terimakasih 🙏🥰

💖💖

Visual versi Author...

Ayura Azura

Elvano Keenandra

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

kenapa nekad kasi ke vano saat rame org yura, kan malu udah gitu divideoin lagi jahat banget.

2024-07-14

1

Alfan

Alfan

kasian kamu Yura, nggak Habsi pikir deh sama kamu Yura, bisa-bisanya kamu tulis surat cinta untuk vano bahkan sampai 27 surat cinta, padahal jelas-jelas vano tidak punya perasaan pada mu, terlihat jelas dari sikap vano pas di kantin 💔

2023-10-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!