Tiga Tahun Kemudian

"Ayo nak kita berangkat! Kamu sedang menunggu siapa?" tanya Andi pada Fina.

Sejujurnya ia sedang menunggu William. Tetapi jika William datang, maka di pastikan ia tidak akan rela Fina pergi.

"Ayo, pak" Fina pun naik mobil.

Malamnya, William beserta kedua orang tuanya datang ke rumah Andi. Tetapi rumah itu tampak kosong tak bertuan.

William dengan tidak sabarnya terus menggedor pintu itu.

"Willi, stop nak..Ini rumah orang, sayang" Else menenangkan William.

"Mana suster Fina, mi. Mana?" William berkata sembari menahan tangis.

"Kemana dia, dad?" Else merasakan firasat yang tidak enak.

Lalu seseorang datang menghampirinya.

"Maaf, ini ada apa ramai-ramai di depan rumah saya?" tanya pria paruh baya.

"Maaf sebelumnya, apa benar ini rumah pak Andi?" tanya Chandra.

"Ini rumah saya, tuan! Pak Andi hanya menyewa saja. Tadi siang beliau pulang kampung membawa semua keluarganya" jawab pria yang bernama Tono.

"Argghhhhhhhhhhhh.. Suster Fina.. Hikhikhik" William semakin kencang menangis.

"Kira-kira pulang kemana?" tanya Chandra lagi.

"Waduhh, saya kurang tahu sih kemana pak Andi pulang kampungnya. Kalau begitu saya permisi" ucap Tono meninggalkan ketiga orang yang sedang di landa kesedihan.

William meronta dan ia tantrum kembali.

"Suster Fina, anakku, kalian dimana?? Hikhikhik" William semakin kalap.

Dugghh!!

Dugghhh!!

Dughhh!!!

Ia terus membentur-benturkan kepalanya ke tihang rumah itu.

"Arghhhh, nak sudah jangan begini nak" Else memeluk William.

William melepaskan pelukan Else, ia kemudian berguling-guling di tanah sehingga memancing reaksi para warga. Mau tidak mau Else dan Chandra melihat sang putra menjadi tontonan banyak orang.

"Tuan, maaf itu kenapa anaknya?" tanya Koswara.

"Anak saya autis, jadi dia suka begini kalau marah. Mohon maafkan atas ketidak nyamanan nya" pinta Chandra.

"Tak apa tuan, kami mengerti" ucap koswara yang langsung mengajak semua warga membubarkan diri.

William berdiri, ia langsung berlari hingga tak sadar ada sebuah mobil berjalan cepat ke arahnya.

"Argghhhhhh"

Ckitttttttt!! Bunyi rem mobil itu yang naas sudah terlebih dahulu menabrak William.

Else dan Chandra langsung berlari kearah William yang sudah terkapar berlumuran darah.

"Argghhhhb, nak bangun sayang. Willi bangun" Else sudah tak kuasa menaha tanhisnya, lalu seketika ia pingsan.

Semua orang berlari dan langsung menghubungi ambulance.

Sementara Fina hatinya terus diliputi kecemasan. Teringat akan William yang berjanji akan menemuinya hari ini.

"Sudahlah Fina, jangan di pikirkan. Ini sudah jadi keputusanmu pergi jauh dari hidup William. Lagipula pria autis bisa jadi suami untukmu" Fina menyemangati dirinya dalam hati.

"Tapi apa William akan tantrum lagi ya" masih bertanya dalam hatinya.

Sementara di rumah sakit, William sedang terbaring koma akibat kecelakaan tadi.

Else dan Chandra tak hentinya bersedih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tiga ,tahun kemudian....

"Sini nak jangan lari-lari. Mama cape mengejarmu. Sini sayang" ajak Fina pada anak perempuan cantik bernama Aliyya Alexander Tanoko. Nama yang sengaja Fina sematkan dari nama belakan William.

"Cini bunda, cini kedal aku" ucap anak itu dengan nada tercadel-cadel.

"Happpp!! Dapat. Liyya nakal ya, sini ibu kelitikin" ucap Maya yang gemas pada bocah itu yang sudah ia anggap anak sendiri.

"Ampun ibu ampun" ucap Aliyya sembari tertawa.

"Gemas banget sama Liyya" ucap Maya sembari mencium pipi gembul itu.

"Bunda, Liyya lapel pengen mam ayam bakal" ucap Aliyya.

"Oalah pengen ayam bakar toh, yasudah ayo mas Akmal belikan" ucap Akmal anak Maya yang sekarang sudah kuliah.

Semua keluarga Andi menyanyangi Fina dan Aliyya sang putri.

Sejak kelahiran Fina, keluarga Andi seperti mendapatkan keberkahan yang tidak terhingga. Ada saja rejeki yang datang pada kehidupan mereka. Yang tadinya Andi hanya mengontrak rumah, sekarang ia sudah mempunyai rumah yang layak di tempati dan satu buah mobil yang selalu Andi gunakan untuk mencari nafkah sebagai supir grab.

"Dek, sini sebentar" panggil Maya pada Fina.

"Iya, mbak!" Fina langsung duduk di hadapan Maya.

"Penjualan makanan kita di kantin perusahaan kan laku sekali. Ini keuntungan nya selama ini sudah tiga ratus juta rupiah. Mbak akan bagi tiga. Seratus juta untuk ibu, seratus juta untuk mbak, dan seratus juta untuk kamu, dek" ucap Maya.

"Mbak, tidak usah. Simpan saja untuk biaya berobat ibu. Aku sudah sangat bersyukur ada di tengah-tengah keluarga ini" balas Fina.

"Kamu jangan menolaknya dek. Uang ini bisa kamu tabung untuk masa depan Liyya nantinya. Mbak juga akan pergunakan ini sebagai biaya kuliah Akmal, apalagi jurusan kedokteran biayanya tidak sedikit. Ibu juga kan sudah dapat bagiannya untuk berobat. Terima ya! Kamu bisa menyimpan uang itu di bank, untuk biaya kita sehari-hari bisa pakai hasil dari kantin" tutur Maya sembari menyerahkan segepok uang pada Fina.

"Terimakasih Mbak" Fina menitikan air matanya.

Terdengar tawa di kamar Siti, Maya dan Fina segera melihat itu. Mata mereka berbinar kala melihat Aliyya sedang menyuapi biskuit regal pada Siti.

"Eyang, mam kuit" ucap Aliyya.

"Itu kan biskuit Liyya. Eyang kenyang" Siti yang duduk di kursi rodanya sembari memangku Aliyya.

"Loh, Liyya kok bikin eyang berat sih. Kasian eyang, ayo turun nak" Fina langsung meraih si kecil dari pangkuan Siti.

"Tak apa nak. Liyya penyemangat hidup ibu" ucap Siti.

"Liyya cayang eyang" Aliyya memeluk sang eyang lalu mencium pipi Siti.

"Eyang juga sayang Liyya" balas Siti.

Tak lama Akmal pun datang membawa ayam goreng kesukaan Aliyya dan satu buah boneka tedy bear warna pink.

"Untuk Liyya nya mas Akmal" Akmal memeluk bocah lucu itu.

"Maacih mas mamay. Liyya sayang mas mamay" ucap bocah gemil itu.

Aliyya tidak kekurangan kasih sayang sedikitpun, tetapi Fina kadang merasa sedih kala bocah itu terkadang menanyakan sosok ayahnya. Pernah tempo hari ia melihat temannya yang bernama Queenza jalan-jalan bersama ayahnya, Aliyya langsung bertanya pada Fina kenapa dia tidak pernah bersama ayahnya.

"Bunda, cebenalnya dimana sih ayah Liyya? Queenza halan-halan clalu sama ayahnya" tanya bocah gemil itu.

"Eh Liyya kan pengen makan es krim kan? Ayo bunda belikan" Fina sengaja mengalihkan pembicaraan agar Aliyya stop bertanya tentang sang ayah.

"Willi, lihatlah putrimu sudah besar, sudah bawel dan pintar" Fina membuang nafas ya ke udara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di bandara terlihat sesosok pria tampan baru saja pulang dari Canada setelah tiga tahun tinggal di negara itu. Wajahnya tak luput dari perhatian para wanita-wanita di sana.

Seseorang sudah menjemputnya lalu melambaikan tangannya.

"Tuan muda" ucapnya.

Pria itu menghampiri.

"Bagaimana kabarnya mang Yudho? Ubannya semakin banyak saja" ucapnya pada Yudho sang supir.

"Ah bisa saja tuan muda William. Tuan muda semakin tampan dan gagah saja. Betah di Canada ya tiga tahun baru kembali" tanya Yudho pada William.

Ya tuan muda yang di maksud itu adalah William si bocah tua yang sudah normal berkat mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu. Berkat kecelakaan itu, syaraf di otaknya bisa nyambung kembali. Tiga tahun ia habiskan untuk belajar kepribadian di Canada, dan belajar apapun agar ia tidak ketinggalan bergaul. Kini ia sudah bisa bersikap layaknya pria dewasa pada umumnya.

Terpopuler

Comments

smileegirlss

smileegirlss

loh,ini bukannya yg tinggal di dekat rumah Fina ya? berarti tetangga Fina tau dong, kalau Fina hamil

2024-05-13

0

Safitri Agus

Safitri Agus

oh sudah nyambung saraf otaknya ya,🤔

2024-05-17

0

Nisaaayu

Nisaaayu

mau sungkem sama yg nabrak willi 🙏

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!