Pertemuan Yang Menyakitkan

"Mami, Dady, Willi mau jadi ayah" sorak kegirangan William.

"Apa? Kamu jangan becanda nak" ucap Chandra.

"Benar dad. Perut suster Fina besar dan katanya di dalamnya ada dedek bayi punya Willi" William sangat antusias menceritakan kehamilan Fina.

Seketika Else langsung menangis.

"Hikhikhik.. Dad, Fina hamil cucu kita dad. Kita harus menjemputnya kemari. Mami tidak ingin dia susah menanggung kehamilan sendirian. Ayo dad" pinta Else.

"Dady juga ingin seperti itu. Ayo kita ke rumah pak Andi malam ini" ajak Chandra.

Ketika Chandra ingin mengambil kunci mobilnya, tiba-tiba ponselnya berdering.

"Ya, hallo" sapanya pada seseorang di ujung telepon.

"Hallo, tuan Chandra. Hari ini tuan Sardens datang dari Hawai untuk membicarakan bisnis, Beliau ingin langsung ke kantor anda hari ini" ucap Mahendra, asisten pribadi Chandra

"Wakilkan saja olehmu Mahen!" pinta Chandra.

"Maaf, tidak bisa tuan! Tuan Sardens ingin langsung berhadapan dengan anda" ucap Mahendra.

"Yasudah, dalam lima belas menit saya sudah berada di sana" balas Chandra.

Ia merasa tidak enak hati dengan sang putra. Tetapi pikirnya bisa besok untuk menjemput Fina.

"Willi, maaf, dady tak bisa mengantarmu hari ini. Kolega bisnis Dady ingin bertemu hari ini. Besok kita jemput Fina nya ya" bujuk Chandra.

"No, no, no. Willi maunya sekarang, dad!" cebikan kesal terpampang nyata di wajah itu.

"Sayang, mengertilah ya! Kita bisa menemui Fina besok. Lagipula kamu sudah tahu kan rumahnya?" kini Else berusaha memberikan pengertian pada sang putra.

"Oke deh. Tapi besok jemput ya? Willi sudah tidak sabar ingin melihat bayi Willi" bocah tua itu berkata sembari berjingkrak-jingkrak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bu, kenapa tak jualan hari ini?" tanya Fina yang melihat Siti dan Maya duduk santai depan TV.

"Istirahat sebelum kita pulang nak! Besok pagi-pagi buta kita sudah berangkat. Di surabaya, kita juga akan bekerja sama seperti ini, hanya bedanya warung kita tidak di pinggir jalan lagi tetapi di dalam kantin perusahaan. Sini nak, ibu oleskan perutmu pakai minyak kelapa biar tidak terlalu kencang kulitnya" Siti menuangkan minyak kelapa kedalam mangkuk.

Fina menurut saja. Lalu siti dengan pelan mengurut perut Fina sembari membacakan sholawat untuk si jabang bayi.

"Oh ya, mbak. Anak mbak kemana?" tanya Fina pada Maya.

"Anak mbak ada di pesantren di Jombang. Mbak dan mas Firman tidak bisa memberikan pendidikan agama yang luas, maka dari itu kami masukan Akmal ke pesantren saja. Alhamdulillah sekarang dia menjadi anak yang mandiri. Kemarin pulang pas kelulusan madrasah, kemari" jawab Maya.

" Bu, keluar yuk kita duduk di depan rumah?" ajak Maya.

"Yasudah, ayo. Bawa nasi, kita makan di depan" ucap Siti.

Sementara Mila sedang di landa rindu pada sang putri. Tujuh bulan tidak bertemu membuat batinnya serasa nyeri. Jauh dari sang anak satu-satunya sudah biasa bagi Mila kala dahulu pergi meninggalkan Mahdi sang suami dan Fina yang masih berumur sepuluh tahun demi mengejar ambisinya menikahi juragan kaya. Sekarang naluri seorang ibu pun tumbuh kala dunia sedang membuat karma pada dirinya.

Menjadi penjajak tubuh, adalah pilihannya saat ini. Ia ingat sewaktu dirinya melangkahkan kaki membawa semua bajunya, Fina meronta untuk tidak di tinggalkan.

Flasback.

"Mau sampai kapan, mas hanya memberikanku uang segini? Aku cape menjadi istrimu" Mila melemparkan uang tiga puluh ribu ke wajah Mahdi.

"Hargai sedikit saja usahaku, Milla. Lapak sekarang sedang sepi" ucap Mahdi menahan amarahnya.

"Ngedabrus kau mas" teriaknya memaki.

Fina saat itu hanya menangis di balik pintu kamarnya, hingga ia melihat dengan jelas Mila membawa tas yang berisi baju-bajunya.

Fina segera berlari menghampiri sang ibu.

"Ibu, mau kemana? Fina ikut bu!" rengek Fina.

Mila hanya melirik sebentar kemudian menghapus air matanya.

"Jangan jadi anak cengeng! Mulai sekarang jangan ingat ibu lagi. Hiduplah berdua dengan ayah kamu yang sengsara morat-marit itu" Mila serentak melepaskan tangan sang putri yang memegangi bajunya.

Fina tak tinggal diam, ia terus saja memegangi baju sang ibu.

"Lepas Fina, lepas" pinta Mila.

Mahdi langsung menarik lengan Fina dan menggendongnya.

"Pergi sana, pergi yang jauh dasar wanita jal@ng. Demi tuhan aku takan membiarkan anakku meniru sifatmu. Sekali lont€ tetap lont€" teriak Mahdi sembari menggendong Fina yang menangis meraung-raung.

Mila pergi tampa menoleh kepada suami dan putrinya.

Mahdi menurunkan gendongan sang putri. Di tatapnya dengan lembut lalu mengusap pucuk kepalanya.

"Hanya Fina yang ayah miliki sekarang. Sayang, dengarkan ayah, ayah akan selalu ada untuk Fina. Jangan menangis lagi karena wanita seperti itu tidak berhak untuk kau tangisi nak" Mahdi dengan air mata bercucuran memeluk putri kecilnya.

Tak lama sejak kepergian Mila, Mahdi sang ayah yang terguncang jiwanya mendadak sakit stroke karena nyatanya Mahdi masih sangat mencintai Mila hingga peranan untuk mencari nafkah Fina yang melakukannya.

Flashback off

Malam ini, keluarga Andi sedang bakar-bakar seafood di luar rumahnya. Sudah dua hari mereka berhenti berjualan.

"Pak, kok belakang sana kayanya rame terus ya setiap malam? Memang itu tempat apa?" tanya Fina menunjuk gang sempit belakang rumah Mahdi yang ia sewa pertahunnya.

"Oh itu, lokalisasi nak. Banyak loh penghuni sana yang makan disini dan kami sudah biasa" jawab Andi sembari membalikan gurita bakarnya.

Fina hanya ber Oh ria saja mendengarnya.

Lalu tiba-tiba, seseorang yang sangat familiar datang bersama seorang pria tua dan berperut buncit. Wanita itu bergelayut manja di bahu sekal pria itu.

"Om Budi yang sangat budiman, ternyata warungnya tutup, sayang" ucap wanita itu.

"Akh kok bisa tutup segala sih, aku kan belum makan selepas dari kantor langsung kemari. Bagaimana kalau aku lemah ketika sedang menggempur mu?" ucap pria tua itu.

"Om budi selalu perkasa, dan buat aku selalu bertekuk lutut di bawah dengkulmu, om sayang. Tongkat saktimu begitu josshh" balas wanita itu sembari mengunyel- unyel ular bermata satu milik si om.

Andi, Siti dan anaknya sudah tidak asing lagi mendengar obrolan sensual berbau senual seperti itu. Sebaliknya Fina. Air matanya mengembum, wajahnya merah padam. Dalam hatinya tidak menyangka bahwa akan melihat yang semenyakitkan ini.

"Ibu!" teriak Fina.

Kedua orang yang sedang bergelayut birahi tak beradab itu melihat ke arah Fina.

"Fina!" ucapnya.

"Jadi begini kelakuan ibu selama ini? Hikhikhik" Fina tak kuasa menahan tangisnya.

"Fina, ibu, ibu terpaksa" ucap Mila lesu.

"Dan kau bandot. Pergi dari sini dasar anj**g" Fina melempar sebatang kayu ke arah pria yang tadi bermesraan dengan sang ibu.

"Terpaksa menjadi lont€ begitu? Ckk, ibu memang tidak pernah puas dengan dunia. Aku kira semenjak bapak meninggal, ibu sudah taubat ternyata ya sama saja" cerca Fina.

"Mau bagaimana lagi, Fina. Ibu Harus bertahan hidup" ucap Mila lalu matanya melihat perut Fina yang membuncit.

"Kamu hamil? Kapan kamu menikah? Kenapa tidak memberitahukan ibu?" serentetan pertanyaan Mila.

"Aku belum menikah!" jawab Fina jujur.

"Apa? Lantas kau hamil? Jangan-jangan ini anak haram?" Mila yang kini berbalik menghakimi Fina.

"Ya, ini anak haram" jawab Fina lantang.

"Nak sudah nak" Siti memeluk Fina.

"Apa bedanya kau denganku Fina? Sama-sama kotor" pekik Mila.

Seketika jiwa Fina terguncang. Ia menangis di pelukan siti.

"Maya, bawa Fina masuk" perintah tegas sang ibu.

Siti yang bersifat kalem dan penyayang, tidak pernah marah kini menunjukan taringnya kala Fina di cerca oleh sang ibu.

"Sepertinya ibu tidak tahu kondisi anak ibu sendiri? Fina bukan wanita kotor, bukan wanita murahan yang rela menjual selang*angan demi sesuap nasi. Ibu dengar ucapan saya, saya yakin anda akan menyesal. Fina hamil karena di perkosa oleh anak majikannya sendiri. Fina datang ke keluarga kami dan kami menerimanya karena fina bilang sudah tidak punya siapa-siapa. Ternyata yang di katakan Fina itu benar, bahkan ibu sendiri tidak ada di kala Fina butuh perlindungan. Fina gadis baik" ucap Siti panjang lebar.

Mila seketika menangis.

"Tak ada gunanya menangis, pergi dari sini. Saya tidak ingin melihat ibu karena akan menyakiti Fina anak kami. Pergi" Siti mengusir Fina dengan lantang.

Terpopuler

Comments

Safitri Agus

Safitri Agus

tuan sardens,,abese atau Mili,🤭

2024-05-17

0

raffa mumtaaz

raffa mumtaaz

sardens Ab*🤭🤭

2024-05-06

1

Al Hidayah

Al Hidayah

mengandung bawang,,,

2024-04-19

2

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!