Bertemu

Lima bulan berlalu, Fina semakin di sayang oleh keluarga barunya dan kini perutnya sudah terlihat membuncit.

"Dek, mau jam berapa USG nya?" tanya Firman.

"Sore saja mas, jadwalnya kan jam tiga" balas Fina.

"Uang sama bekalnya sudah ibu masukan tas ya nak" ucap Siti pada Fina.

"Iya bu. Terimakasih selama ini sudah baik sekali padaku" Fina memeluk wanita paruh baya itu.

"Sama-sama nak! Ibu senang sekali karena ibu merasa dekat dengan mendiang Adel. Kamu juga gadis lembut dan sangat baik. Nak kamu itu pembawa keberuntungan bagi keluarga ibu. Kamu jangan merasa tidak enak atau apa, karena kami sudah jadi keluargamu. Ayo kita besarkan anak ini bersama-sama" ucap Siti sembari mengelus perut Fina.

Tak ada kata yang mampu Fina ucapkan, ia hanya menangis di pelukan Siti.

Sementara William semakin bersedih. Bocah tua itu selalu memikirkan Fina.

Ia ingat perkataan Andi kalau malam ini ingin mempertemukan Fina dengan William..

Sementara Fina sendiri sedang di landa kesedihan karena besok ia harus ikut dengan keluarga barunya pulang ke kampung halaman Andi di Surabaya.

Mau tidak mau ia pasti ikut karena disini akan sendiri.

"Nak, bapak ingin bicara sebentar padamu" pinta Andi.

"Iya pak, silahkan balas Fina.

" Bapak harus jujur padamu, nak. Selama ini bapak selalu menemui pria yang sudah menghamili mu. Tingkahnya persis seperti bocah dan bapak bisa maklum jika kamu tak ingin meminta pertanggung jawaban padanya. Tetapi sebelum pergi, sebaiknya kamu selesaikan dahulu masalah ini dengan dia. Bicara dan jujur jika kamu sedang hamil anak dia. Entah dia mengerti atau tidak nantinya. Mau bagaimanapun anak yang ada dalam kandunganmu itu anaknya. Bapak paham ini akan menyakitimu, tapi sebelum kita pergi, persoalan masa lalu mu harus selesai ya nak" perintah Andi.

"Tapi saya takut bertemu dengan William, pak. Jujur saja saya masih trauma" Kini Fina menangis sedih. Ingatan ketika William menggagahinya lewat kembali di ingatannya.

"Dek, benar apa yang di katakan bapak, kamu harus memberitahukan itu pada dia, terlepas dia mengerti atau tidak. Lusa kita harus sudah berangkat ke Surabaya. Kalian tidak akan bertemu lagi. Jadi mas harap kamu mengatakan itu" ucap Firman.

"Baiklah, aku mau bertemu dengan William. Semoga ini jalan terbaik untuk kami sebelum aku ikut sama bapak" Fina menguatkan hatinya untuk bertemu dengan William.

Keesokan harinya, Andi sudah berada didalam rumah William untuk meminta izin pada Chandra dan Else membawa William bertemu dengan Fina.

"Apa anda tidak sedang berbohong?" ada sedikit keraguan dimata Else kala Andi menceritakan semuanya tentang Fina.

"Saya tidak pandai berbohong, nyonya" balas Andi.

"Tetapi kenapa kami selaku orang tuanya tak boleh ikut?" tanya Else.

"Itu permintaan Fina sendiri, nyonya!"jawab Andi.

" Yasudah jika begitu. Saya harap bapak bisa bawa Fina agar mau menemui kami" pinta Chandra.

Andi hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Di rumah, Siti, Maya dan Firman sengaja meninggalkan rumah itu supaya nantinya William dan Fina bisa berbicara dengan leluasa.

Andi sudah datang dengan mobil taksinya yang di dalamnya ada William.

"Ayo turun. Fina sudah menunggumu" ajak Andi.

William pun berjalan mengekori Andi.

"Masuklah" Andi menyuruh William memasuki rumahnya.

Ketika William memasuki rumah itu, Andi segera mengunci pintu agar Fina tidak bisa kabur.

William langsung berjalan kearah kamar Fina. Dan saat itu ia melihat Fina sedang duduk di pinggir ranjang.

"Suster Fina!" ucap William.

Seketika jantung Fina bergetar. Ia sangat takut tetapi ia mencoba kuat agar bisa berbicara dengan William.

"Suster Fina. Ini Willi" ucap William sembari duduk di samping Fina.

Fina diam tak bergeming. Air matanya sudah terlebih dahulu menerobos.

William langsung memeluk Fina.

"Willi kangen sama suster Fina. Maafin Willi ya sudah membuat suster menangis dan tersakiti. Maafkan Willi ya sus" Kini William menangis di pelukan Fina.

Fina hanya diam sembari terisak.

"Suster, pulang lagi ke rumah Willi. Willi sakit ketika suster pergi" pelukan itu semakin erat.

"Maaf sudah buat suster ketakutan" ucap William kembali.

Kini Fina balas memeluk William dalam isak tangis.

"Willi" ucap Fina lirih.

"Apa?" tanya William polos.

Fina meraih tangan William, lalu mengusapkan pada perutnya.

"Lihat perut suster Fina" ucap Fina.

"Perut suster kok gendut?" tanya William bingung.

"Sejak kejadian itu, aku hamil. Di dalam perut ini ada bayi lucu dan ini anak Willi" ucap Fina sembari mengelus kan tangan William pada perutnya.

"Apa? Jadi ini anak Willi? Willi berarti sudah besar ya. Dan apakah Willi sebentar lagi jadi ayah?" William memekik kegirangan.

"Iya benar. Sebentar lagi Willi jadi ayah. Tapi tak usah khawatir, aku tidak akan meminta apapun dari kamu, William" ucap Fina dengan raut wajah sedihnya.

"Kita harus menikah!" entah jawaban itu William dapat dari mana.

"Tidak! Aku bisa mengurusnya sendiri. Kamu tak usah melakukan apa-apa ya" pinta Fina.

"Tidak. William kan ayah bayi itu" ucapnya masih menolak untuk tidak ikut campur dalam urusan Fina.

"William, sayang suster Fina. Jangan pergi lagi ya!" kini William berlutut di kaki Fina.

"Willi, bangun jangan begini. Dengar kan aku, Jika Willi ingin selalu dekat dengan bayi ini, makan Willi harus jadi orang dewasa dulu ya. Dan jangan cengeng. Willi harus kuat" kini Fina berkata sembari memegang wajah William.

Entah dorongan bayi ataupun apa, Fina langsung mencium bibir William. William pun balas menciuminya kembali.

Kamar itu penuh dengan suara decapan bibir dari keduanya, hingga Fina melepaskan pagutan itu.

"Willi harus jadi pria kuat, jangan nangis ya. Aku sudah memaafkan mu. Sekarang Willi harus pulang" pinta Fina yang tak mau bersedih lagi. Dari lubuk hatinya memang Fina menaruh rasa pada bocah tua itu tetapi untuk berhubungan cinta itu menurutnya tidak mungkin. Ia mau mempunyai suami yang dapat memberikan rasa aman dan bisa melindungi bukan sosok yang seperti anak kecil di hadapannya.

"Willi, gak mau pulang" tegasnya.

"Katanya mau jadi anak baik, kok gak nurut?" tanya Fina kembali.

William pun akhirnya mau pulang.

"Suster, boleh Willi elus anak Will" tanya William.

Fina hanya mengangguk.

William berjongkok, lalu menyingkap baju Fina. Ia gemas melihat perut buncit itu.

"Anakku! Anakku ini ayah. Nanti kalau kamu sudah lahir kita main mobil-mobilan sama ayah ya" ucap William.

Cup!!! William kemudian mengecup perut buncit itu. Hal itu membuat Fina menitikkan air matanya.

"Besok Willi kemari lagi ya sus! Bayiku, besok ayah kemari lagi ya" William terus mengecupi perut Fina.

William berdiri, ia langsung mencium bibir Fina kembali.

"Eummmmmmmghhh Willi" Fina melenguh seiring dengan pagutan itu.

Ciuman itu pun di akhiri,

"Aku titip ini. Berikan pada mami dan dady mu, ya" Fina memberikan secarik kertas yang sudah ia tulis sebelum kedatangan William.

William pun pergi dari rumah itu di antar Andi kembali.

"Maafkan aku William" ucap Fina dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Ike Kartika

Ike Kartika

smoga willi bs sembuh.dan berjodoh sm fina..

2024-05-14

0

smileegirlss

smileegirlss

sumpah, mewek kan jadinya huhu

2024-05-13

0

Al Hidayah

Al Hidayah

baper,,,

2024-04-19

3

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!