Bertemu Wanita Yang Sama

"Tuan muda tolong berikan pisau itu pada Bik Wati ya. Jangan main itu" Wati membujuk William yang sedang memegangi pisau tajam itu.

"Tidak mau. Willi ingin potong saja burung Willi karena gara-gara ini suster Fina pergi. Willi benci daging tidak bertulang ini,, Willi benci bulu-bulu kriting ini, Willi benci. Hikhikhik" ucap William yang ingin memotong *********** sendiri.

"Arghhhhh, jangan. Bik Wati mohon jangan lakukan ya tampan" Kini wanita paruh baya itu sudah histeris.

Mendengar teriakan Wati, Yudho dan Eko yang sedang membersihkan taman belakang langsung menghampirinya.

"Ada apa Bik?" tanya Eko panik.

"William ingin memotong burungnya. Mas Eko aku takut" ucap Wati.

"Boa edan si tuan muda masa ingin memotong masa depannya" ucap Eko.

"Kang, kecoh dia kang nanti gue yang ambil pisau itu. Cepat kang" perintah Eko yang langsung di angguki oleh Yudho.

Yudho membuka ponselnya. Ia langsung membuka akun Facebook milik Fina karena dirinya sudah berteman.

"Ini lihat siapa dia?" tanya Yudho sembari memperlihatkan poto Fina yang ada di akun Facebooknya.

Wajah William yang tadinya sedih kini langsung berbinar bahagia.

"Suster Fina?" William merebut ponsel Yudho lalu menciumi layarnya.

"Lihat kang, ponsel loe kan sudah retak di ciumi begitu bisa-bisa jadi pecah tuh layar" kelakan Eko sembari tertawa.

"Diam loe. Gue sih bodo amat rusak juga tinggal minta ganti sama dady nya. Yang penting nih si bontot gak potong burungnya" timpal Yudho.

William pun lengah karena saking khusunya melihat-lihat poto Fina. Eko langsung merebut pisau itu. William pun sampai tidak sadar kala pisau itu sudah berpindah tangan.

"Alhamdulillah akhirnya bisa lepas" ucap Wati bernafas lega.

Eko, Yudho dan Wati sudah bekerja selama bertahun-tahun. Meskipun majikannya punya anak yang autis sejak kecil tetapi mereka betah bekerja dengan Chandra dan Else karena keduanya merupakan majikan yang tidak pelit dan cukup loyal soal uang apalagi Else dan Chandra jarang sekali ada di rumah. Mereka juga di bebaskan makan apapun yang ada di dalam rumah itu tanpa membeda-bedakan mana majikan dan mana pembantu asalkan mereka telaten mengurus sang tuan muda.

"Biarkan kejadian ini hanya kita yang tahu. Tuan dan nyonya tidak usah tahu karena aku takut pekerjaannya terganggu" ucap Wati.

"iya Bik" ucap Yudho.

Saat ini Else sedang di Paris mengikuti acara launching parfum dari brand Ternama Channel sementara Chandra sedang mempromosikan produknya di Milan. Tak jarang ketika pulang dari luar negri selalu membawa oleh-oleh yang banyak untuk ketika pegawai rumahnya itu.

"Bik Wati antarkan Willi ke rumah suster Fina lagi ya, please?" William merajuk pada ART nya itu.

"Ini sudah malam. Besok saja ya" bujuk Wati yang sebenarnya sudah ingin istirahat.

"Yasudah deh besok saja" ucap William lesu sembari berjalan menuju kamarnya.

Sementara Fina yang selalu gelisah, kemudian mengingat-ingat perkataan Mahdi sebelum meninggal kala itu agar Fina mendatangi kantor pengacara untuk meminta surat wasiat yang ayahnya titipkan disana.

"Besok aku harus mendatangi kantor pengacara itu, aku harus tahu ayah menuliskan surat wasiat itu di dalamnya. Semoga saja ayah tidak meninggalkan hutang " ucap Fina.

Untuk saat ini Fina ingin sekali menggugurkan bayi itu. Ia benci kenapa harus bersemayam di rahimnya dengan cara semenyakitkan ini. Dengan air mata yang sudah deras, Fina memukul-mukul kan kepalan tangannya pada perut yang masih rata itu berharap janin kecil itu bisa keluar.

"Argghhhh, janin si@l@n kenapa kau tumbuh di rahimku. Keluar kau keluar sekarang juga. Mati kau" Fina histeris sembari terus memukul-mukulkan perutnya.

Bughh!!

Bughhh!!

Bughhh!!!

Suara pukulan Fina berharap janinnya keluar tetapi nihil.

Fina lalu meremas perutnya hingga ia keram sendiri dan mengaduh kesakitan.

"Haram jadah, aku sungguh tidak mengharapkanmu. Kau tumbuh dan aku tidak ridho" tangis Fina hingga ia tertidur karena kelelahan.

Keesokan harinya ia pergi menuju kantor pengacara untuk meminta surat wasiat itu. Tetapi dari arah berlawanan seorang wanita hamil berlari ke arah Fina dengan wajah ketakutan.

"Kemari kau biang kerok!" teriak seorang wanita paruh baya yang membawa celurit di tangannya.

"Tolong saya mbak, tolong saya" tangis wanita itu bersembunyi dibalik punggung Fina.

"Mbak kenapa?" tanya Fina bingung.

"Tolong saya" lirih wanita itu.

Lalu Fina membawanya ke sebuah caffe yang tak jauh dari tempat itu.

"Ceritakan siapa wanita itu mbak?" pinta Fina.

Wanita hamil itu masih menangis tersedu-sedu.

Lalu Fina memesan air mineral untuknya dan untuk wanita yang ada di hadapannya.

Wanita itupun sudah tenang lalu mulai bercerita.

"Maaf sebelumnya membuat mbak repot! Saya Najmi, dan wanita yang marah-marah tadi ibu saya" ucapnya lemah.

"Ibu? Tapi kenapa beliau mengejar mbak dan mengacungkan celurit begitu?" tanya Fina lagi.

"Saya hamil di luar nikah dan pacar saya pergi entah kemana. Keluarga saya tak sanggup menanggung malu. Maka dari itu ibu saya memaksa saya untuk menggugurkan kandungan ini, tetapi saya menolaknya. Saya sayang pada janin saya. Saya tidak mau berdosa untuk kedua kali. Bayi ini harus hidup dan lahir ke dunia apapun kondisisinya karena mahluk mungil ini tidak berdosa tidak cacat cela, dia suci kami orang tuanya yang salah" ucap Najmi dengan tangisan.

Lalu seketika Fina meraba perutnya. Apa yang sudah dia lakukan pada janinnya tadi pagi sungguh sangat berdosa. Air mata Fina luruh menyesali apa yang sudah ia lakukan. Ia tega menyakiti janin yang tidak berdosa itu.

Najmi yang melihat Fina tiba-tiba menangis pun heran.

"Mbak, kamu baik-baik saja kan?" tanya Najmi yang heran karena seharusnya ia lah yang sedih dan menangis bukan Fina.

"Saya senasib sama Mbak! Saya juga sedang hamil tetapi saya belum menikah. Jika mbak mungkin melakukan itu dengan pacar mbak atas dasar suka sama suka, beda dengan saya mbak, saya di perk0s@ oleh anak majikan saya dan lebih menyedihkannya juga dia seorang pria autis" kini giliran Fina yang menangis.

Najmi hanya ternganga kala melihat wanita yang satu nasib dengannya hamil tampa suami.

"Saya sudah tidak punya siapa-siapa. Ibu saya menikah lagi dan tidak pernah menyanyangi saya, ayah saya pun meninggal dunia. Saya harus menanggung beban berat ini sendirian. Bahkan tadi pagi saya mencoba mengugurkan janin ini. Saya pukul perut saya, saya remas perut saya tetapi dia tidak keluar, bahkan saya makan nanas muda tetapi tetap bertahan" kini Fina menangis sembari menutupi wajahnya.

Najmi memeluk Fina. Mereka menangis.

"Mbak, saya mohon jangan sampai membunuh makhluk yang tidak berdosa itu. Kita yang salah tetapi dia berhak hidup berhak kita rawat" pinta Najmi sembari mengelus punggung Fina.

"Allah tidak tidur, mbak! Percayalah kita akan selalu di berikan rezeki dan kemudahan. Saya sudah taubat dan akan selalu bahagia menanti buah hati saya walau orang lain berkata ini anak har@m" ucap Najmi lagi.

Fina pun memandang perutnya, lalu tangannya mengelus lembut.

"Sayang, maafkan bunda, nak! Bunda akan merawat kamu sampai lahir ke dunia dan sampai kamu dewasa. Nak semoga kamu sehat selalu dan do'a kan bunda agar bunda kuat" ucap Fina sembari menitikan air matanya.

Terpopuler

Comments

smileegirlss

smileegirlss

aelah nanti gimana caranya mau nambah anak will

2024-05-13

0

Al Hidayah

Al Hidayah

hamil,,

2024-04-19

4

Neva_chan Wibu

Neva_chan Wibu

yaelah gawat kalo di potong/Joyful/

2024-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!