Merasa Kotor

Beruntung saat itu ada taksi yang lewat, Fina segera menyetop taksi itu lalu menaikinya.

Supir taksi seorang pria paruh baya sempat tertegun dengan penampilan Fina yang menyedihkan.

"Kenapa dengan adek ini?" gumam sang supir taksi.

"Maaf dek, tujuan kamu kemana?" tanya pria itu.

Fina tidak menjawab, ia hanya menangis sembari memeluk dirinya.

"Dek maaf sebelumnya, adek kenapa menangis dan penampilannya acak-acakan begini?" tanya sang supir lagi.

"Hikhikhik.. Saya di perko*a pak" jawab Fina sembari menangis.

"Astagfirullah dek. Saya turut prihatin. Maaf sekali lagi, siapa yang telah melakukannya?" tanya sang supir taksi itu dengan iba.

"Anak majikan saya" jawab Fina.

Supir taksi itu lalu mengambil sarung yang biasa ia pakai untuk solat yang terletak di samping kursi kemudi lalu diberikan kepada Fina.

"Pakai ini dek untuk menutupi tubuhmu. Saya turut prihatin dengan apa yang adek alami. Sabar ya semoga ada jalan terbaik. Sekarang adek mau pulang kemana?" tanya sang supir.

"Antarkan saya ke rumah saja pak" ucap Fina.

Supir taksi itu langsung melesatkan mobilnya menuju rumah Fina.

Sesampainya di rumah, Fina langsung memberikan uang ongkos pada sang supir itu namun pria itu menolak.

"Tidak usah bayar dek. Saya ikhlas menolong mu. Oh ya, perkenalkan nama saya Andi, jika suatu saat kamu butuh pertolongan bapak, datanglah ke warung nasi Adinda di jalan Anggrek no 31" ucap Andi ramah.

"Terimakasih pak" Fina membungkuk hormat lalu masuk kedalam rumahnya.

"Gadis yang malang" ucap Andi lalu kembali melanjutkan taksinya.

Sementara di rumah William, sekarang sedang keos, pasalnya sesudah Fina kabur ia mengamuk karena merasa bersalah. Semua barang-barang di hancurkan membuat Wati, Eko dan Yudho kewalahan sementara kedua orang tuanya sedang berada di Surabaya.

William tantrum bahkan ia berlari-lari tanpa memakai baju.

"Kang, kunci pintu depan" perintah Eko pada Yudho.

"Iya. Loe kunci pintu belakang semua ya jangan sampai tuan muda kabur dan Bik Wati kunci semua jendela di rumah ini sekarang" Yudho berkata dengan nada yang kalaf luar biasa.

William terus menangis bahkan sekarang sudah guling-guling di lantai.

"Eko, bagaimana ini?" kini Wati sudah sangat ketakutan melihat amarah William.

"Suster Fina, maafkan Willi. Jangan pergi sus jangan pergi" William meraung-raung.

"Kang, apa mungkin tuan muda memper*o*a suster Fina? Astaga bagaimana ini kang, pasti kita kena amuk sama tuan dan nyonya" Eko mendesah frustasi.

"Belum tentu juga, tapi melihat penampilan suster Fina yang berantakan, gua juga jadi berpikir demikian" balas Yudho.

Wati memberanikan diri mendekati William lalu memberikan baju untuk William kenakan.

"Tuan muda, pakai dulu bajunya ya, nanti suster Fina takut melihat tuan muda seperti ini" Wati kemudian memakaikan baju dan celana pada William.

Wati lalu melihat selah paha William yang terdapat banyak ****** *****. Seketika Wati menutup mulutnya tak menyangka akan begini.

"Tuan muda apakan suster Fina?" tanya Wati memastikan.

"Willi hanya memasukan ini ke lubang sempit di tengah kaki suster Fina" ucapnya polos.

"Apa? Ya allah gusti. Aku kok bisa kecolongan begini, bagaimana dengan kondisi suster Fina sekarang?" Wati pun luruh di lantai karena tidak menyangka William akan menodai Fina.

"Willi tahu kalau itu tidak boleh?" kini Wati paham dengan apa yang terjadi.

William kemudian berdiri lalu membentur-benturkan kepalanya ke tembok sembari menangis.

Dug, dug, dug...Suara kepala William yang di bentur-bentur kan tembok.

Wati langsung bangkit memeluk William.

"Sudah tuan muda sudah, jangan begini. Kita cari suster Fina sama-sama ya" Wati memapah William untuk duduk di kursi.

"Mas Yudho, kamu telepon tuan dan nyonya sekarang. Ceritakan semua apa yang terjadi" perintah Wati.

Yudho langsung menelepon Chandra.

Saat itu Chandra baru saja kembali ke hotel karena pekerjaannya sudah selesai.

"Mi, kenapa perasaan Dady tidak enak begini" Keluh Chandra pada sang istri.

"Entahlah dad, perasanku juga sama" balas Else.

Pembicaraan mereka terjeda kala ponsel milik Chandra berbunyi.

"Hallo Yud, ada apa?" tanya Chandra.

"Hallo, tuan! Tuan sebaiknya anda sekarang pulang. Sesuatu terjadi pada suster Fina dan tuan muda" ucap Yudho dengan nada gemetar.

"Maksudmu apa Yudho? Bicara yang jelas jangan buat saya panik begini" ucap Chandra.

"Tuan muda mengamuk dan suster Fina pergi, tuan. Dia pergi dengan penampilan yang acak-acakan dan tak menghiraukan saya dan Eko ketika ingin melarangnya pergi. Lalu kami temui tuan muda sudah menangis tanpa memakai sehelai benangpun. Kami bertiga disini tidak bisa menenangkan tuan muda" ucap Yudho.

"Yasudah, saya akan pulang malam ini" chandra sangat cemas.

"Kita harus pulang malam ini juga mi" Chandra segera membereskan kopernya.

"Ini ada apa dad?" Else pun bingung dengan apa yang terjadi selepas Yudho menghubunginya suaminya jadi panik seperti ini.

"Terjadi sesuatu antara Fina dan William, mi. Ayo kita langsung berangkat" Chandra dan Else pun pergi menggunakan pesawat pribadinya menuju Jakarta.

Sementara kini Fina meratapi nasibnya yang sudah kotor ternoda oleh William. Terduduk di bawah kucuran air didalam kamar mandi rumahnya. Sudah hampir tiga jam ia terduduk dengan kepala di aliri air, bahkan sampo pun hampir habis satu botol penuh, tangannya tidak henti-hentinya membilas semua yang sudah William sentuh. Rasa jijik kian meningkat kala melihat banyak sekali jejak kepemilikan yang William lukiskan pada leher, dad@ dan perutnya.

"Arghhhhhhhhhhhh, si*lan. Ayah maafkan Fina. Fina kotor, Fina najis yah" Fina meraung-raung didalam kamar mandi.

Badannya sudah gemetar menandakan terlalu lama ia berada di air, bahkan kulitnya sudah membiru. Ia bangkit meraih handuk lalu dirinya mengambil Wudhu untuk melaksanakan solat taubat.

Kini wajah Fina tertunduk dalam do'anya. Meminta ampunan beberapa kali pada Tuhannya.

"Ya, Allah sungguh aku malu menghadap mu sesudah aku menjadi kotor begini. Sungguh aku tidak ridho melakukan ini. Maafkan hambamu ini ya rab" Semakin deras lah air mata Fina.

"Engkau maha pemaaf, dan tahu aku tidak menginginkan dan bahkan William pun mungkin tak sengaja melakukannya. Maafkan kami berdua ya rab. Engkau sebaik-baiknya tempatku meminta pengampunan" ucap Fina sembari terus menengadahkan tangannya.

Sesudah solat, Fina langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang kamarnya yang sempit.

Air matanya terus mengalir. Ingatan beberapa jam yang lalu masih sangat terngiang-ngiang di kepalanya. Ingatan bagaimana William menyentuhnya, merobek bajunya bahkan melakukan itu dengan kekerasan membuat hati nya perih, bukan hanya hati yang perih, kewanitaannya pun sangat sakit seperti terkoyak.

Else dan Chandra sudah sampai dirumahnya. Hal pertama yang mereka temui adalah semua barang-barang berserakan.

"Pah, apa yang terjadi?" kini Else sudah menangis.

"Mi, kuatkan hatimu. Ayo kita temui Willi" Chandra memapah sang istri menuju kamar William.

Didepan kamar sang tuan muda kini sudah ada Eko, Yudho, dan Wati sedang berjaga karena William mereka kurung dan mereka mengikat tubuh William agar tidak melukai dirinya.

"Tuan dan nyonya, syukurlah sudah kemari. Tuan muda mengamuk" kini Wati berbicara dengan nada lemah.

"Apa yang terjadi? Kemana suster Fina?" tanya Else.

"Suster Fina pergi dan kami tidak bisa menahannya" ucap Wati.

"Apakah kalian sudah lihat rekaman CCTV kamar William?" tanya Else.

"Belum nyonya karena kami tidak terpikir dengan itu, dari tadi kami sibuk menenangkan tuan muda" jawab Yudho.

"Baiklah, saya dan suami akan memeriksa rekaman CCTV itu, kalian semua tetap jaga disini" ucap Else.

Kini Else dan Chandra sudah ada didepan laptop untuk memeriksa apa yang terjadi.

Dengan lihai, Chandra melihat setiap kegiatan William tetapi William masuk kedalam ruangan robot sembari membawa ponsel Yudho.

"Mau apa Willi membawa ponsel Yudho, dad?" tanya Elsa.

"Entahlah Mi" jawab Chandra.

"Percepat dad!" perintah sang istri.

Kini terlihat William yang sudah mandi duduk di pinggir ranjang. Fina datang membawa satu gelas susu, lalu mengambil minyak telon. Fina mengoleskan minyak itu ke perut William.

Dalam hal itu adegan masih terlihat normal dan Fina masih terdengar mengobrol dengan William walau William tidak menjawabnya.

Sampai ketika Fina pamit keluar kamar, William menarik tangan Fina lalu menciuminya dengan sangat li@r.

Else dan Chandra langsung syok.

"Dad, apa mungkin?" Else tak mampu melanjutkan bicaranya.

William terus merangsek dan Fina menjerit-jerit. Hingga sampai hal itu terjadi.

Chandra langsung mematikan rekaman itu karena tidak sanggup melihat liarnya sang putra menjam@h Fina.

Kini keduanya terduduk lesu didepan laptop. Hatinya merasa teriris kala melihat sesuatu yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi.

"Dad, bagaimana ini?" Else berucap lirih. Ia merasakan kakinya sangat lemas.

"Mau bagaimana lagi. Ini sudah terjadi. Jalan satu-satunya kita harus bicara dengan Fina malam ini juga. Dady yakin, pasti dia pulang ke rumahnya" balas Chandra dengan nada pilu.

"Yasudah dad, tapi kita harus menemui dulu Willi di kamarnya" Else mengajak sang suami.

Kini mereka sudah ada di kamar William. Melihat sang putra tengah duduk meringkuk sembari menangis. Terlihat kamar sangat berantakan sekali.

"Willi, sayang ini mami dan dady. Willi kenapa?" tanya Else setenang mungkin.

"Mami, dady... Hikhikhik" William langsung berhambur memeluk kedua orang tuanya.

"Apa yang telah Willi lakukan?" tanya Chandra.

"Willi menyakiti suster Fina. Sekarang dia pergi ninggalin Willi. Willi jahat dad, Willi sudah membuat suster Fina berdarah" ucap William sembari memperlihatkan bercak darah di sprei William.

Tentu Else dan Chandra paham darah itu.

"Astaga dad, Fina sudah di nodai dan dia masih perawan" Else syok dan bertambah rasa bersalahnya.

"Dady tahu mi" lirih Chandra.

"Yasudah sekarang Willi ikut dady dan mami ke rumah suster Fina ya, untuk minta maaf" ajak Chandra.

"Willi mau dad!" William segera beranjak untuk mendatangi rumah Fina.

Terpopuler

Comments

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

waduh langsung dapat perawan

2024-05-04

0

Al Hidayah

Al Hidayah

darah perawan

2024-04-19

3

Elly Julia

Elly Julia

seruuuuuuuuuu

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!