Kematian Sang Ayah

Malam ini Tarmidji dan kelima istrinya sedang makan dalam satu meja.

Istri pertama, Siti memberikan minum padanya.

Istri kedua, Tuti menyuapi nasi ke mulutnya.

Istri ketiga, Neneng memijat pundaknya.

Istri keempat, Titin memijat kepalanya

Dan istri ke lima, Milla duduk diatas pangkuannya.

"Yang akur ya kalian nanti uang belanja aku tambah" ucapnya.

"Baiklah kanda" ucap kelima istrinya.

Lalu dari luar tiba-tiba pintunya ada yang mengetuk cukup keras.

Tok, tok, tok!!!! Ketukan itu begitu nyaring hingga membuat Tarmidji kesal.

"Bedebah mengganggu saja malam-malam begini" geramnya.

"Bunda, lap mulutku cepat" ucap Tarmidji pada Milla.

"Baiklah ayah kanda" jawab Milla yang langsung mengelap bibir Tarmidji dengan serbet bermerk LV.

"Tarmijdi buka gob*ok" pekik Koswara.

"Buka woy buka" teriak Fina emosi.

Pintu nya pun terbuka memperlihatkan sosok buncit hanya memakai sarung gajah duduk bersidekap dada.

"Ada apa malam-malam kalian menggangguku dasar orang kampungan" ucap Tarmidji dengan nada angkuhnya.

"Banyak bacot dasar bandot. Kamu kan yang nabrak ayah ku sampai koma? Jawab sekarang?" Fina merangsek tak ada rasa takut.

"Hei kamu jangan fitnah ya Fina" elak Tarmidji.

Kelima istrinya pun berhamburan keluar karena mendengar adanya keributan diluar.

"Ada apa ini?" teriak Mila.

"Suami kesayangan ibu sudah tega menabrak lari ayah sampai koma" jawab Fina dengan kilatan amarah yang membuncah.

"Apa? Benar itu ayah?" tanya Mila pada sang suami.

"Tidak. Mana pernah aku melakukannya" elaknya.

"Fina, kamu kenapa sih tega benar memfitnah ayah tiri kamu. Kamu kalau tidak suka ya tak apa, tapi jangan sampai keterlaluan begitu dong" kini Mila yang berbalik memarahi sang putri.

"Eh Mila, loe memang keterlaluan ya lebih percaya suami loe yang bereng*ek ini ketimbang anak loe sendiri" ucap Koswara kesal.

"Mana buktinya kalau suamiku yang menabrak si Mahdi tidak berguna itu, hah?" Kini Mila merasa menang karena bisa membela sang suami.

"Ini, buktinya" Dicky segera memperlihatkan plat mobil milik si penabrak.

"Gue dapat ini poto ketika suami loe udah nabrak mantan laki loe dan berusaha melarikan diri. Mau ngelak apalagi?" ucap Dicky marah.

"Benar itu ayah kanda?" tanya Mila mulai melemah tetapi Tarmidji masih mengelak.

"Tidak mungkin. Plat no itu kan banyak bukan aku saja" elaknya.

"Arghhh banyak cingcong loe" semua orang di sana langsung menyeret Tarmidji dan memukulinya. Ada yang mencubit biji lato-latonya, ada yang mencubit perut buncitnya dan ada yang membuka sarungnya.

"Ampun bang" ucap Tarmidji memelas.

"Berisik loe. Ikut kita ke kantor polisi" ucap Koswara.

"Jangan bawa saya kekantor polisi" kini Tarmidji seperti kerupuk disiram kuah bakso, layu tak ada lagi perlawanan.

"Kalau loe gak mau kami bawa ke kantor polisi, lebih baik loe gue bawa ke tempat penangkaran bang Ruhut Tampubolon di ujung gang sana biar mampus sekalian" ucap Dicky.

"Ampun bang jangan" ucap Tarmidji.

Di rumah Tarmidji, kini Fina memandang sosok wanita yang melahirkan sekaligus memberikan luka terdalam dengan tatapan nyalang.

"Ibu tega sekali pada kami. Setelah semua yang ibu lakukan selama ini apa ibu belum puas, hah sampai-sampai menyuruh suami ibu membunuh ayah?" tanya Fina dengan tatapan membunuh.

"Tidak Fina. Ibu tidak pernah menyuruhnya untuk membunuh ayah kamu" ucap Mila.

"Bohong! Jika ada wanita terjahat di dunia itu mungkin ibu salah satunya. Sampai mati pun aku takan memaafkan semua yang pernah ibu lakukan. Aku benci ibu. Aku harap kita jangan bertemu lagi" Fina menyeka air matanya lalu pergi dari hadapan Mila.

Mila pun menangis sejadinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Suster Fina kok belum bangun-bangun ya? Willi kan kangen.. Hihihi" ucap William sembari tertawa riang gembira.

Lalu kedua orang tuanya menghampiri.

"Sayang, kenapa berdiri terus di sana, ayo saatnya tidur sudah malam" ucap Else.

"No no no. Willi sedang menunggu suster Fina" jawab William.

"Suster Fina nya sedang tidur" sahut Chandra.

"Bohong. Mami dan dady bohong" ucapnya lalu kaki kekarnya menendang pintu kamar itu.

"Mami, kemana suster Fina? Disini tidak ada" tanya William dengan wajah yang sudah memerah menahan tangis.

"Maafin dady ya sayang. Suster Fina belum pulang karena ayahnya sedang sakit"ucap Chandra dengan tak enak hati.

" Mami dan dady bohong. Aku mau telepon suster Fina sekarang juga" lalu William menelepon Fina.

Tak butuh waktu lama akhirnya Fina mengangkat panggilan itu.

"Hallo" sapa Fina.

"Suster Fina ini Willi. Suster kemana saja sih kok gak ada di rumah? Willi nyariin tau" ucapnya dengan nada semanja anak kecil.

"Maaf ya Willi. Suster Fina sedang di rumah sakit, ayah suster sedang sakit nanti juga balik lagi ke rumah kamu ya anak pintar" bujuk Fina.

"No no no. Pokoknya aku akan mengajak dady kesana. Ketempat suster Fina malam ini" ucapnya kembali.

"Eh jangan ya manis. Diam saja di rumah, disini banyak nyamuk" bujuk Fina.

"No no no" balasnya sembari mematikan panggilan teleponnya.

"Dady, aku ingin bertemu suster Fina?" ucap William merajuk.

"Jangan ya sayang, di rumah saja nanti dady belikan robot yang baru. Lagipula kamu kan suka takut kalau berada di keramaian" ucap Chandra mencoba menjelaskan.

"Aku tidak takut. Aku kan sudah besar" balas William sembari mengangkat dagunya.

"Yasudah dad, antar saja sekalian kita jenguk ayahnya suster Fina" ucap Else.

Chandra pun menganggukkinya.

Malam ini William sudah Else pakaikan baju sang suami. William terlihat dewasa dan sangat tampan dengan rambut kelimis tidak ada bedak yang menempel di wajahnya.

Kini mereka bertiga sudah sampai di rumah sakit dan langsung menemui Fina yang tengah duduk sendirian.

"Suster Fina" ucap William sembari berjalan kearah Fina.

Fina seketika terkesiap melihat penampilan si bocah tua itu.

"William tampan sekali pakai baju kemeja dan celana bahan. Itu pasti pakaian tuan" gumamnya.

William segera memeluk pengasuhnya itu.

"Sister, Willi kangen" ucap William.

Cup!!!! Sebuah ciuman mendarat di pipi Fina.

Fina langsung tertunduk malu.

"Kok Willi kemari?" tanya Fina heran.

"Willi kangen suster" jawabnya polos.

Kemudian Else menghampiri Fina duduk disampingnya.

"Kamu jaga sendiri?" tanya Else.

"Ya nyonya!" jawabnya.

"Semoga ayah kamu lekas sembuh. Oh ya, saya bawa makanan untukmu Fina. Kamu sudah makan?" tanya Else.

"Belum makan dari pagi nyonya. Saya sibuk temani ayah" jawabnya sembari tertunduk malu.

"Ya ampun Fina jangan begitu. Kesehatan no satu. Cepat makan dulu, saya belikan kamu nasi biryani. Ayo makan" Else sangat perhatian sekali.

"Baiklah saya makan dahulu" Fina pun mengambil bungkusan makanan itu lalu memakannya.

William terlihat senang memperhatikan ketika Fina sedang menyuapi nasi kedalam mulutnya.

"Willi kenapa memandang suster Fina seperti itu nak?" tanya Chandra.

"Suster Fina cantik, aku jadi suka..Hehehe" jawab William sembari tertawa.

Hal itu membuat kedua orang tuanya hanya senyum-senyum.

Ketika Fina sedang makan, tiba-tiba Mila sang ibu menghampirinya.

"Fina!" sapanya.

Fina hanya diam. Ia tidak merespon keberadaan sang ibu.

"Fina ini ibu. Fina!" Mila membentaknya karena kesal di acuhkan.

"Maaf nyonya tetapi Fina sedang makan, tidak elok rasanya anda menggangunya" ucap Chandra merasa kesal dengan wanita dihadapannya yang tidak tahu etika.

"Jangan ikut campur anda" bentak Mila.

"Mau apa kemari?" tanya Fina dingin.

"Bagaimana keadaan Mahdi?" tanya nya sedikit peduli.

"Kenapa menanyakan? Apa peduli mu bu?" ucap Fina.

"Bisa tidak sih kamu itu sedikit hormat padaku, Fina? Aku ini ibumu" Mila semakin membentak.

"Rasa hormat ku telah hilang pada ibu. Gara-gara ibu dengan si Tarmidji, ayahku seperti ini. Ia koma, berjuang antara hidup dan mati" ucap Fina berapi-api.

"Sudah ibu katakan kalau ibu tidak ada sangkut pautnya dengan kecelakaan Mahdi" ucap Mila membela diri.

"Memang saat itu ibu tidak ada dalam mobil itu. Tapi jika ibu tidak menghasutnya, tidak mungkin dia melakukan ini semua pada ayah" Kini Fina menangis sejadinya.

Else langsung merangkul Fina yang menangis histeris.

"Sudah, sudah. Tenangkan diri kamu ya semua akan baik-baik saja" ucap Else sembari mengelus kepala Fina.

"Sejak kecil saya hidup berdua dengan ayah. Karena ayah hidup pas-pasan ibu pergi dengan pria lain. Nyonya saya tidak puas bermain. Saya harus mencari uang banting tulang karena ayah saya lumpuh saat itu. Saya lelah nyonya saya sakit. Dan sekarang hal yang lebih sakit terjadi ketika ayah saya terbaring koma" jerit Fina.

"Sudah ya sayang. Tenangkan diri kamu" Else terus menenangkan dalam pelukannya.

"Sebaiknya anda pergi dari sini. Kehadiran anda hanya membuat Fina semakin terpukul" bentak Chandra.

"Saya ini ibunya" jawabnya tak kalah keras.

Lalu dokter dari ruang rawat menghampiri Fina.

"Maaf, yang bernama Fina yang mana?" tanya dokter itu.

"Saya!" Fina langsung bangkit.

"Ayah anda ingin bertemu" ucap sang dokter.

"Ayah sudah sadar dok?" Fina sangat bahagia.

Dokter itu hanya mengangguk.

Fina pun masuk bersama Else dan Mila mengekor paling belakang.

Di atas ranjang pasien, terlihat Mahdi membuka matanya.

"Ayah!" Fina menangis berhambur ke pelukan Mahdi.

"Anak ayah sayang. Jangan menangis kamu harus kuat menghadapi kerasnya kehidupan nak. Ayah sangat menyayangimu. Segenap hati ayah hanya milikmu nak. Jaga diri baik-baik. Maafkan ayah yang belum bisa membahagiakanmu. Ayah akan memberikanmu bekal untuk hidup. Pergilah ke kantor pengacara Tuan Haris Setiawan. Ambil surat wasiat dari ayah untukmu seorang. Hiduplah seorang diri karena kamu hanya punya ayah nak. Tetapi maafkanlah ibu mu karena ia juga manusia biasa yang punya salah dan dosa. Semua yang ayah punya adalah milikmu. Mungkin azal ayah sudah tiba. Maafkan ayah nak" Tutur Mahdi dengan terbata-bata lalu dengan satu tarikan nafas, Mahdi membaca syahadat dituntun oleh Fina.

Tak lama berpisahlah jiwa dan raga Mahdi menuju keharibaannya.

"Ayahhhhhhhhhhhh!! Jangan tinggalin Fina yah. Bangun" Fina menjerit tak kuasa memandang sosok kaku di hadapannya.

Fina pun seketika terjatuh pingsan.

Terpopuler

Comments

smileegirlss

smileegirlss

cihh gara" congormu lah yg buat si perut buncit itu nabrak mahdi

2024-05-12

1

Desi Hermawati

Desi Hermawati

fina nya bar bar

2024-05-02

1

Al Hidayah

Al Hidayah

ternyata punya warisan

2024-04-19

2

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!