Kesabaran Fina

Kini Fina sudah berdiri didepan sebuah rumah yang sangat megah.

"Ini rumah apa istana!" ucapnya sembari ternganga.

"Selamat pagi Pak satpam! Saya disuruh kemari oleh Ibu Else" ucap Fina berbicara diluar pagar pada petugas keamanan rumah itu.

"Apakah nona ini yang akan melamar menjadi perawat untuk Tuan Muda Willy?" tanya scurity itu.

"Ya benar" jawab Fina.

"Silahkan masuk, Nyonya sudah menunggu nona" Pria itu kemudian membukakan pintu gerbang itu.

Dengan polosnya Fina langsung mencopot sandalnya.

"Tak usah dicopot sandalnya Nona, pakai saja" ucap petugas keamanan itu.

"Maaf" ucapnya sungkan.

Kini ia sudah berdiri diruang tamu.

"Nyonya, ini Nona yang akan bekerja disini" ucap kepala keamanan melirik kearah Fina.

"Selamat pagi Bu/Bapak" sapa Fina pada Else dan sang suami Chandra.

"Selamat pagi Fina. Syukurlah kamu sudah datang. Kamu bisa mulai bekerja hari ini mengasuh Willian. Yudho tolong bawa Willi kemari biar sekalian berkenalan dengan pengasuh barunya" ucap Chandra senang karena sudah ada yang akan merawat sang putra.

"Semoga kamu tidak rewel ya Nak Willi" batin Fina.

Pintu besar kamar sang putra dibuka, dan Fina alangkah terkejutnya yang dibawa ke hadapannya seorang pria tampan berbadan kekar dengan membawa boneka Tayo dan Doraemon ditangannya dan jangan lupakan rambutnya di kuncir kiri kanan plus bedak tebal di pipinya.

"Ini anak kami bernama Willian. Saya harap kamu bisa menjaga dan merawatnya dengan baik! Willy tidak rewel hanya perlu ditemani ngobrol saja.Tenang walaupun badan Willy besar dan kekar, perilakunya seperti anak kecil. Jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Else sang ibu Willian.

"Saya kira anak Ibu masih kecil" ucap Fina.

"Ini juga kan masih kecil" timpal Chandra sembari tersenyum.

"Ini mah aki-aki. Buset pantesan gak ada yang mau, lah ngerawat yang sudah bangkotan begini. Tapi lucu juga ya" ucap Fina sembari tertawa dalam hatinya.

"Bagaimana Fina apakah kamu masih mau merawat anak kami?" tanya Else.

"Kalau nolak tapi gajinya gede. Kapan lagi dapat gaji sepuluh juta perbulan" ucapnya dalam hati.

"Mau Bu. Saya bersedia merawat Tuan Muda Willian" jawab Elsa.

"Syukurlah. Yasudah bawa William kemari!" perintah Chandra pada petugas keamanan rumah itu.

Kini Willian sudah berdiri dihadapan Fina.

Tatapan polos seperti anak kecil membuat Fina merasa iba.

"Hallo Willi. Perkenalkan nama aku Fina. Kamu boleh panggil aku suster Fina" ucap Fina pada sosok tinggi besar itu.

"Hai sus, namaku William. Yeeyyy aku punya temen balu yeyyyyyyyy" William berjingkrak kegirangan layaknya anak kecil.

"Willi senang punya teman?" tanya Fina.

"Senang dong. Ayo sus kita main perosotan dikamar Willi" William dengan antusias menarik tangan Fina menuju ke kamarnya.

Kini keduanya sudah berada didalam kamar Willian hanya berdua saja. Fina terkesiap dengan semua barang-barang yang ada dikamar William. Di Sana banyak mobil-mobil mainan, boneka Tayo, perosotan, balon-balon kecil didalam bak plastik, tenda, robot dan jangan lupakan ranjang berbentuk mobil ferrari.

"Lucu sekali sih" gumam Fina.

"Sus, ayo temani aku main perosotan" William menarik tangan Fina dan ia hanya mengangguk.

Tak lama, William pun memegangi selah pahanya.

"Sus aku mau pipis!" ucapnya polos.

"Duh gusti gimana ini, masa aku harus nganter bocah tua ini ke kamar mandi" batinnya galau.

"ih suster, Willi pengen pipis. Hari ini Willi gak pake popok jadi mau belajar pipis sendiri. Ayo sus temani Willy pipis" Willian merajuk sembari memanyunkan bibirnya.

"Duh gimana ini, memang sih tampilannya bocah tapi onderdilnya kan dewasa" Fina semakin kelabakan.

"Willi nanti cebok sendiri ya, kan Willi udah besar jadi harus belajar cebok ya" Fina mencoba membujuknya agar mau cebok sendiri.

"No no no. Kata mami nanti tangan Willi kotor suster" William memperagakan gerakan seperti anak kecil tapi tidak dimata Fina.

"Semangat semangat demi sepuluh juta perbulan" gumamnya.

"Yasudah ayo kita pipis" Fina menggandeng William ke kamar mandi.

"Sus bukain celana Willi" perintah sang bocah tua itu.

Fina hanya menurut saja.

Tangannya gemetar seiring jarinya yang menurunkan celana William.

"Kenapa harus dibuka sih celananya? Kan bisa dikeluarin kepalanya aja Willi?" Fina semakin frustasi.

"Kata mami, kalau pipis celananya harus dibuka sus, nanti air seninya muncrat-muncrat di celana" jawab William dengan polosnya.

"Yasudah cepat pipis" Mata Fina melihat kearah sembarang tak ingin matanya ternodai.

"Sus udah" ucap William.

"Belajar cebok sendiri ya tampan" ucap Fina dengan mata masih memandang ke sembarang arah.

"Tidak mau. Harus suster. Kan Willi masih kecil sus jadi suster gak usah malu" ucap William.

"Kecil-kecil apaan" Fina merasa kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa.

Pelan-pelan Fina memberanikan diri melihat sesuatu yang besar dipenuhi semak belukar.

"Gede banget duh. Ya Allah maafkan mataku ini" Fina diam memandang takjub si ular bermata satu yang menggantung itu.

Tangannya dengan gemetar membasuh kepalnya, tetapi tak disangka dari efek sentuhan itu badan Willian menegang. Benda itu hidup lalu mengacung seakan menantang dunia.

Fina buru-buru memasangkan celananya merasa takut.

"Suster kok enak ya" ucap William.

"Sudah lupakan ya anak baik. Sekarang saatnya William makan siang" ucap Fina sembari menuntun William keluar kamar mandi.

Kini William sudah duduk manis diatas meja makan.

Fina ingin kembali ke kamarnya untuk beres beres pakaiannya karena belum sempat tetapi tangan kekar itu menahannya.

"No no no. Suster harus suapi Willi makan" ucap William.

"Tapi" jawab Fina yang tak melanjutkan kata-katanya.

"Temani saja sus. Kalau sampai Tuan muda William merajuk gawat bisa -bisa seluruh penghuni rumah bisa terkena dampaknya" ucap seorang ART yang bernama Bik Wati.

"Memang Tuan muda pernah merajuk?" tanya Fina.

"Pernah sewaktu ia ingin memelihara anak bebek tetapi tidak diizinkan oleh Tuan Chandra, ia mengamuk, nangis guling-guling, naik keatas pohon, menguras kolam renang, sama manjat genteng sampai Tuan Chandra memanggil damkar" Bik Wati bercerita sembari menahan tawa.

Fina pun ikut tertawa kemudian Fina duduk disebelah William.

"Sini suster suapi" ucap Fina.

"Yes mau mau mau" William bersemangat dan membuka mulutnya.

Dari kejauhan Else dan Chandra memandang haru pada Fina.

"Semoga Fina betah bekerja disini ya Pi" ucap Else.

"Ya Papi harap juga begitu Mi" jawab Chandra.

Sesudah disuapi, William menguap sepertinya ia mengantuk.

"Suster, Willi pengen bobo" ucap William.

"Yasudah bisa kan Willy bobo sendiri?" Fina sangat sabar menghadapi William.

"No no. Willi baru mau bobo kalau Willi sudah di keloni" ucap William.

"Duh gusti ini apa lagi" terlihat wajah putus asa dari Fina.

Melihat raut wajah Fina yang mengenaskan, Bik Wati segera menghampiri.

"Tuan Muda, biar Bik Wati saja yah yang menemani Tuan bobo siang. Mau ya?" ucap Wati.

"Gak mau. Maunya sama suster Fina" ucap William mencebik kesal.

"Sus turuti saja. Aman kok gak bakal apa-apa anggap saja adik sendiri" ucap Wati.

"Adik apa sudah brewokan begitu" ucap Fina sedikit kesal.

"Yang sabar ya dari pada merajuk lagi bahaya nanti bisa-bisa Tuan Willi ngamuk. Bik Wati takut ia akan menebang bohon se DKI Jakarta " ucap Wati sembari tertawa.

"Bik Wati ini ada-ada saja" balas Fina.

Terpopuler

Comments

smileegirlss

smileegirlss

ekhem kecil tpi udh berurat bgt ya sus😭

2024-05-12

1

smileegirlss

smileegirlss

kok gk sekalian nguras air laut juga?

2024-05-12

1

smileegirlss

smileegirlss

asal jangan ketagihan aja lah si willi

2024-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Tawaran Pekerjaan
2 Kesabaran Fina
3 Fakta Seorang William
4 Seperti Ibu Peri
5 William Bersedih
6 Kematian Sang Ayah
7 William Yang Pintar
8 Gara-gara Film 21+
9 Malam Durjana
10 Merasa Kotor
11 Sebuah Garis Dua
12 Bertemu Wanita Yang Sama
13 Bekerja
14 Kelelahan
15 Bertemu
16 Pertemuan Yang Menyakitkan
17 Tiga Tahun Kemudian
18 Bos Baru di Perusahaan
19 Kekesalan William
20 Memori Nasi Goreng
21 Bertemu
22 Mengakui Perasaan
23 Budak Cinta
24 Bertemu Opa
25 Lamaran Mendadak
26 Menikah Mendadak
27 Bulan Madu
28 Bertemu Oma
29 Asisten Pribadi
30 Fakta Tentang Lidya
31 Target Lidya
32 Menculik Fina
33 Kembali Autis
34 Bertemu Ibu
35 Melahirkan
36 Suami Siaga
37 Drama Oma Linda
38 Berbaikan
39 William Hilang
40 William Di Temukan
41 Memperebutkan William
42 Meminta Di Layani Terus
43 Pergi Kerumah Ibu
44 William Sembuh
45 Menjemput Fina
46 Babysitter
47 Mengambil Barang Milik Aliyya
48 Ketahuan
49 Di Pecat
50 Maxim Yang Kesepian
51 Bertemu Mila
52 Maxim Si Pemaksa
53 Berziarah Ke Makan Ayah.
54 Akhirnya Menikah.
55 Penghinaan
56 Kilas Balik Masa Lalu
57 Calon Babysitter Baru
58 Babysitter Kecil
59 Area 21+
60 Lupa Mencium Fina
61 Kembali ke Surabaya
62 Episode Horor
63 Keinginan Yang Aneh
64 Mila Hamil
65 Ulah Akmal
66 Desa Cibaralak
67 Sama-sama Cemburu
68 Fakta seorang Markus
69 Else Menyusul Sang Suami
70 Kebaikan Else
71 Paket Misterius
72 Meneror Kantin
73 Menyakiti Fina
74 Fina Sembuh
75 Masalah Usai
76 Perpisahan Neneng dan Akmal
77 Bertemu Teman Lama
78 Nonton Bareng
79 Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80 Menjemput Fina
81 Melahirkan Prematur
82 Kerinduan Akmal
83 Meeting Di Singapura
84 Lulus Ujian
85 Fina yang liar
86 Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87 Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88 Terpisah Sementara
89 Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90 Kedatangan Akmal
91 Meninggalkan Desa Cibaralak
92 Waktu Cepat Berlalu
93 Penyesalan Neneng
94 Aliyya kena batunya
95 Bertemu Oma Erny
96 Tingkah Absurd Aliyya
97 Menikah Mendadak
98 Alasan Akmal.....
99 Aliyya Masuk Penjara
100 Ayah dan Anak Bersaing
101 Ke jujuran Aliyya
102 Tamat
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Tawaran Pekerjaan
2
Kesabaran Fina
3
Fakta Seorang William
4
Seperti Ibu Peri
5
William Bersedih
6
Kematian Sang Ayah
7
William Yang Pintar
8
Gara-gara Film 21+
9
Malam Durjana
10
Merasa Kotor
11
Sebuah Garis Dua
12
Bertemu Wanita Yang Sama
13
Bekerja
14
Kelelahan
15
Bertemu
16
Pertemuan Yang Menyakitkan
17
Tiga Tahun Kemudian
18
Bos Baru di Perusahaan
19
Kekesalan William
20
Memori Nasi Goreng
21
Bertemu
22
Mengakui Perasaan
23
Budak Cinta
24
Bertemu Opa
25
Lamaran Mendadak
26
Menikah Mendadak
27
Bulan Madu
28
Bertemu Oma
29
Asisten Pribadi
30
Fakta Tentang Lidya
31
Target Lidya
32
Menculik Fina
33
Kembali Autis
34
Bertemu Ibu
35
Melahirkan
36
Suami Siaga
37
Drama Oma Linda
38
Berbaikan
39
William Hilang
40
William Di Temukan
41
Memperebutkan William
42
Meminta Di Layani Terus
43
Pergi Kerumah Ibu
44
William Sembuh
45
Menjemput Fina
46
Babysitter
47
Mengambil Barang Milik Aliyya
48
Ketahuan
49
Di Pecat
50
Maxim Yang Kesepian
51
Bertemu Mila
52
Maxim Si Pemaksa
53
Berziarah Ke Makan Ayah.
54
Akhirnya Menikah.
55
Penghinaan
56
Kilas Balik Masa Lalu
57
Calon Babysitter Baru
58
Babysitter Kecil
59
Area 21+
60
Lupa Mencium Fina
61
Kembali ke Surabaya
62
Episode Horor
63
Keinginan Yang Aneh
64
Mila Hamil
65
Ulah Akmal
66
Desa Cibaralak
67
Sama-sama Cemburu
68
Fakta seorang Markus
69
Else Menyusul Sang Suami
70
Kebaikan Else
71
Paket Misterius
72
Meneror Kantin
73
Menyakiti Fina
74
Fina Sembuh
75
Masalah Usai
76
Perpisahan Neneng dan Akmal
77
Bertemu Teman Lama
78
Nonton Bareng
79
Gara-gara pil Kb, Istri Pun Pergi.
80
Menjemput Fina
81
Melahirkan Prematur
82
Kerinduan Akmal
83
Meeting Di Singapura
84
Lulus Ujian
85
Fina yang liar
86
Hangatnya Ranjang Sang Tuan Muda.
87
Datangnya Orang Dari Masa Lalu..
88
Terpisah Sementara
89
Aliyya Ingin Selalu Di mengerti
90
Kedatangan Akmal
91
Meninggalkan Desa Cibaralak
92
Waktu Cepat Berlalu
93
Penyesalan Neneng
94
Aliyya kena batunya
95
Bertemu Oma Erny
96
Tingkah Absurd Aliyya
97
Menikah Mendadak
98
Alasan Akmal.....
99
Aliyya Masuk Penjara
100
Ayah dan Anak Bersaing
101
Ke jujuran Aliyya
102
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!