Pemilik toko kue itu puas dengan hasilnya yang memang indah berkat hiasan dari stafnya. Pemilik toko lalu membaca alamat dan nama sang penerima, dan kini mengerti. Kurir datang untuk membawakan pesanan, dia keheranan menatap cake serta warnanya.
"Tumben," katanya sambil menyiapkan kantong.
"Iya nih. Mau heran tapi mungkin memang tipe pasangannya hanya menyukai 2 warna yang seperti ini. Bagaimana menurut Kakang?" Tanyanya.
"Bagaimana kalau Bos mencoba menambahkan ini di iklan? Hasilnya ternyata cantik sekali," kata stafnya kagum.
Yang lainnya mengangguk setuju.
"Hmmm ya sudah kita coba saja," kata pemilik toko memasukkan foto cake tersebut ke dalam menu.
Kurir pamit mengantarkan cake itu ke tempat Rita dan 2 jam kemudian tidak disangka-sangka banyak yang menyukai tampilan cake itu, dan juga banyak yang memesannya dengan model dan warna yang sama.
Mereka semua kewalahan dan memutuskan cake buatan Alex hanya sampai 3 hari saja.
"Parah sekali efeknya. Kenapa ya?" Tanya pemilik toko rebahan di lantai. Para pegawai mengangkat bahunya merenggangkan tangan mereka yang pegal.
Dalam kamar Alex, dia sangat berharap Rita menyalakan ponselnya setelah kirimannya datang.
"Semoga dengan ini, Rita mau memaafkan aku," kata Alex penuh harap menatap chatnya yang masih tidak bisa dikirim. Rita tidak menyukai bunga yang romantis contoh mawar. Dia menyukai Bunga bakung meskipun keharumannya hanya bertahan 2 hari dan Sakura.
Rita juga menyukai bunga yang berbentuk kecil namun berwarna cerah ceria. Pribadi Rita yang tomboi memang agak bertabrakan dengan arti dari bunga mawar.
Menurut Alex, tulip adalah bunga dengan warna yang lembut, merujuk pada sifat kalem dan tenang. Rita juga kalem dan tenang serta lembut membuat Alex tertarik.
Menurutnya Rita perempuan langka yang jarang ada. Ya mana ada juga perempuan yang lebih mengejar makanan daripada uang dan barang. Alex tahu Rita menyukai bunga Sakura tapi menurutnya bunga lain lebih mencerminkan kepribadian Rita.
Malam itu Rita berada di dapur menggunakan piyama Pokemon dan memasak sesuatu untuk dimakan. Bel rumahnya berbunyi dan kebetulan orang tua dan adik serta kakaknya pun keluar.
"PAKEEET," kata kurir di depan gerbang tinggi depan rumah.
"Paket? Malam begini? IYAAA SEBENTAAR," Jawab Rita yang lalu berlari mengambil jilbab langsung lalu menuju gerbang.
"Dengan Rita Ashalina?" Tanya kurir dengan sopan.
"Oh iya itu saya," jawab Rita meski aneh juga. Ah ya mungkin ini paket punya Prita.
Kurir itu tersenyum dan membuka kotak besar yang dia gendong di motornya. Rita melihat merk toko kue, dia bingung merasa tidak memesan.
"Ini barangnya sudah selesai. Tenang tidak ada yang penyok," kata kurir mengeluarkan 1 kotak sedang dan Rita kaget.
"Eh, ta-tapi kak, saya tidak pesan cake kok," kata Rita memberikan lagi.
"Lho? Tapi ini cakenya dipesan atas nama Teteh langsung dari tokonya. Saya hanya bertugas mengantarkan saja," kata kurir yang bingung juga harus bagaimana.
"Ada bukti pembayarannya?" Tanya Rita agak takut. Karena cakenya indah sekali!
"Ada. Ini," kata kurir menyerahkan.
Rita melihat harganya yang fantastis sekali! Dalam hidupnya makan cake sultan begini seperti dalam 5 tahun sekali deh alias jarang.
"Aduh, bagaimana ya?" Tanya Rita bingung dan lututnya juga agak mulai lemas.
"Tenang Teh sudah dibayar kok. Ada orang yang menelepon kata pemiliknya, laki-laki. Kalau tidak salah ada kok nama pemesannya, dicek saja dulu kalau masih tidak kenal ya anggap saja perkenalan," kata kurirnya ketawa dan menutup kotak tersebut.
Mendengar itu, Rita penasaran dan membuka kotak, terdapat tulisan nama Alex dan dia mengerti. Wajahnya memerah cerah sang kurir pun bernafas lega.
"Kalau begitu tugas saya selesai malam ini. Mari Teh," kata kurir langsung tancap gas cap cus meninggalkan Rita yang masih tertawa geli.
"Ya ampun Alex. Baru kali ini ada orang minta maaf dengan cara kirim cake, mana harum, lalu..." kata Rita penasaran dan mencolek aroma yang dia kenal. Keju!
Krim cake tersebut dia coba makan dan langsung terkontak!! Cheesecake!! "Ya Allaaaah!!! Seumur-umur deh baru kali ini dikirim cheesecake sebesar ini!?" Tanya Rita sambil tertawa gembira.
Kotak cake dari toko tersebut sangat cantik. Plastik keras dan terdapat tali di kedua sisi dengan warna keemasan lalu di permukaan cake terdapat hiasan glitter bintang-bintang yang dapat dimakan. Warna dari cake yang tentu dia sangat sukai.
Baru Alex seorang yang benar-benar memberikan warna sesuai yang dia sukai. Belum pernah ada yang memberikannya makanan semewah itu. Krim cake warna hijau sage dengan bunga-bunga tulip yang menguncup, berwarna putih dan hijau gelap.
"Cantiknyaaaa. Oh dia benar-benar mengingat warna kesukaan aku," kata Rita terharu. Selain Alex, orang-orang yang tahu warna kesukaannya tentu saja para sahabatnya Diana dan Komariah dan beberapa teman kuliah yang lain.
Ketika hendak masuk kembali, mobil berwarna biru membunyikan klakson. Rita berbalik dan orang-orang di dalamnya heboh melihat apa yang Rita bawa.
"Aduh, cantik sekali. Untuk Teteh ya? Sini," kata kakaknya turun dari mobil. Di kiranya Rita yang beli.
"Enak saja. Ini buat aku," kata Rita menghindari serangan tangan kakaknya.
"Sayang sekali kalau cake itu memang untuk kamu. Sini sini, berikan cakenya biar kakak yang bawa. Untung ya Bu kita pulang kalau tidak bisa-bisa kue ini dimakan sama Rita saja," kata Rin sengaja menyindir.
"Seperti cakenya buat kakak saja," kata Prita turun setelah mobil masuk garasi.
"Iya untung cepat pulang jadi bisa kebagian," kata Ibunya melihat tampilan cake.
Rita cemberut mendengar apa yang dikatakan ibu dan kakaknya, benar-benar dipikirnya Rita se egois itu dengan makanan. Yang jarang meminta makanan hanya ibu saja, mungkin beliau malu ya karena anak keduanya sering disindir.
"Mana ada Rita begitu. Kalau Kakak lebih mungkin lagi," kata Prita yang gembira melihat bentuk cakenya.
"Siapa yang kasih, ateu?" Tanya anak-anak kakaknya dengan gembira.
"Teman ateu," jawab Rita.
"Kita boleh minta?" Tanya Salman.
"Iya, boleh. Kita makan sama-sama ya," kata Rita.
"HOREEEE!!" Seru mereka bertiga yang langsung masuk rumah.
"Yakin ini cake buat kamu? Siapa tahu sebenarnya buat Kakak. Kakak kan sebentar lagi ulang tahun," kata Rin.
Prita dan Rita menatap kakak mereka yang kegeeran. "Bah! Kakak ulang tahun masih lama, 4 bulan lagi. Kalau mau dibelikan minta saja ke suami," kata Prita.
"Dibelikan sama aku saja belum tentu dimakan," kata Rita yang senang menatap cakenya.
"Habis cake yang kamu beli pasti murahan kan. Kakak lebih suka yang harganya 300K ke atas. Kalau level harga 50K sih memang cocoknya kamu sama Prita," kata Rin dengan sombong.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments