Entah apa yang di katakan oleh Amira pada Bryan, hingga pria itu tiba - tiba menghubungi Kayla dan mengajaknya untuk bertemu pada saat jam makan siang di kafe yang tak jauh dari kantor Akhtar.
Sebenarnya Kayla malas bertemu dengan mantan tunangannya itu, tapi diapun penasaran juga dengan apa yang ingin di bicarakan Bryan padanya.
Bryan menatap tajam pada Kayla yang terlihat santai duduk di hadapannya sambil memakan makanan yang wanita itu pesan sendiri.
Lagi pula siapa suruh ngajak ketemuan pas jam makan siang dan tidak ada niat baik sedikitpun dari Bryan untuk menawarinya makanan atau minuman ketika dia datang, kesal pasti pikir Kayla.
"Jadi apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?" tanya Kayla setelah menghabiskan makanan yang di pesannya tadi.
Bryan membenarkan posisi duduknya, "Apa benar kau sudah menjelek - jelekkan Amira di depan Akhtar?"
Kayla tertawa mendengar ucapan omong kosong Bryan, "Anda dan nona Amira sudah berteman lama bukan dengan tuan Akhtar, walaupun saya menjelekan anda berdua padanya pasti beliau menanyakan dulu kebenarannya pada kalian dan tidak akan percaya begitu saja dengan perkataan saya, bukan?"
Bryan merasa bodoh mendengar ucapan Kayla dan memang benar apa yang di katakan oleh mantan tunangannya itu, "Belakangan ini aku sibuk di kantor dan juga Akhtar sulit di hubungi jadi...."
"Saat ini beliau sedang ada di kantor, jika anda ingin menemuinya."" Kayla memotong perkataan Bryan karena dia muak dengan pria bodoh di hadapannya ini.
"Kayla..."
"Saya banyak pekerjaan, jadi maaf tidak bisa berbicara lama dengan anda."
Bryan tidak berkata apa - apa lagi selain membiarkan Kayla pergi meninggalkannya.
Kayla tersenyum licik saat pergi meninggalkan restoran karena dia tidak membayar makanannya, 'Gara - gara si Amira otaknya jadi eror.'
Kayla kembali ke kantor dan Akhtar langsung memanggilnya masuk ke dalam ruangannya.
"Dari mana?" tanya Akhtar saat Kayla baru saja masuk.
"Makan siang Tuan." jawab Kayla.
"Dengan siapa?"
"Pak Bryan." jawab Kayla lagi dengan jujur.
Wajah Akhtar langsung berubah masam, "Pasti Amira mengadu."
"Pastilah Tuan, perempuan kayak dia itu seperti serigala berbulu domba."
Akhtar menatap datar sekertaris nya itu.
Kayla langsung menutup mulutnya "ups."
"Sudahlah, aku tau sifat dia." ucap Akhtar.
"Anda sudah makan siang?" tanya Kayla basa basi untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
"Belum, karena sekertaris saya pergi begitu saja tanpa menanyakan ataupun menawarkan makan siang pada atasannya ini." kata Akhtar.
"CK... Anda mau makan apa?" tanya Kayla.
"Kamu."
"Apa?"
"khem.. aku ingin makan ayam bakar." jawab Akhtar canggung.
Kayla mengangguk dan memesan makanan lewat telepon seluler nya, dia mencoba mengabaikan perkataan Akhtar tadi.
Tak lama makanan datang,Kayla pun dengan cekatan menyiapkan makanan itu di meja.
"Selamat makan."
Akhtar menatap Kayla, "kau tidak makan?"
"Saya sudah kenyang tuan."
Akhtar lalu memakan makan siangnya setelah Kayla undur diri.
Akhtar tersenyum mengingat dia tadi keceplosan, untung saja Kayla sedang tidak fokus mendengar apa yang dia katakan.
...****************...
Sepulang dari kantor Kayla langsung pergi menuju butiknya untuk melihat kain yang baru saja datang untuk pesanan seragam untuk pernikahan Dania dan kaysan.
Kayla tidak mau asal - asalan memilih bahan kain karena dia ingin membuktikan pada mereka anak yang tak di anggap bisa merintis usahanya sendiri juga tidak mau di rendahkan lagi oleh keluarga Atmaja dan lagi pula kakaknya Kaysan tidak pernah membuat masalah dengannya.
Anggap saja ini menjadi salah satu kebaikan yang Kayla berikan untuk keluarga Atmaja sebelum dia obrak Abrik ketenangan keluarga itu, membayangkannya saja membuat Kayla senyum - senyum sendiri.
"Dor."
Kayla terlonjak kaget dan memukul pelan lengan Mia yang sudah berdiri di sampingnya, "Apaan sih kamu?"
Mia terkekeh geli, "Habisnya senyam senyum sendiri kayak orang jatuh cinta aja."
"Siapa lagi yang jatuh cinta." gerutu Kayla sambil memeriksa kain yang sudah ada di ruangannya.
"Kalau gitu dapat bonus ya di kantor " tebak Mia.
"Sok tau." sahut Kayla.
"Mbak Kayla ga mau berbagi kebahagiaan dengan aku." ucap Mia dengan memasang muka sesedih mungkin.
"Jangan nebak terus, nanti juga kamu akan tau."
"Kapan?"
Kayla mengangkat bahunya, "Kamu tunggu aja."
Mia pun berhenti untuk kepo, lalu dia menyodorkan map yang di bawanya sejak tadi pada Kayla.
"Apa ini?"
"Data keuangan butik sama kafe." jawab Mia ," Mbak, tadi ada Nyonya miranda kemari."
Kayla mengangguk, "Aku yakin dia ingin lihat usaha aku." katanya sambil memeriksa kembali map di tangannya.
"Gayanya sama omongannya itu loh Mbak, kayak dia paling kaya di muka bumi ini." keluh Mia karena memang tadi dia yang menemui Miranda.
"Abaikan saja, selama dia tidak macam - macam di butik."
"Iya Mbak, semoga tuh orang ga datang lagi."
Kayla tertawa melihat tingkah Mia yang diapun sangat tau bagaimana kelakuan neneknya itu.
Miranda salah satu targetnya karena tidak hanya orang lain, Kayla pun sangat ingin meruntuhkan kesombongan yang sayangnya adalah neneknya lebih tepatnya nenek kandung Kayla yang asli.
pasti sifat ayahnya turun dari ibunya itu, karena dia ingat jika kakek Kayla merupakan pria baik dan sangat menyayanginya dan selalu menyikapi segala sesuatu dengan bijaksana, yah ga jauh beda kali dengan kakeknya di pihak ibu.
"Huh.... jadi kangen kakek," gumam Kayla.
Mungkin sepulang dari butik, dia akan menghubungi sang kakek di apartemennya.
"jadi pengen ngemil." kata Kayla tersenyum geli membayangkan mie ayam plus bakso dan jus markisa.
Kayla langsung merapihkan kain dan berkas yang tadi di berikan oleh Mia, pekerjaan bisa menunggu tapi soal perut wajib langsung di isi. itupun kalau tidak sibuk he...he...
"Mau kemana mbak?" tanya Mia saat melihat Kayla berjalan menuju pintu belakang penghubung butik dan kafe.
Kayla menoleh pada Mia, "laper, ikut ga?"
Mia mengangguk dengan antusias, jika soal makan dia pasti nomor satu. " kebetulan belum ngemil sore."
"Nanti giliran ya." kata Kayla pada karyawan butiknya yang lain yang berjumlah dua orang.
"Iya Mbak." jawab mereka serempak.
Kayla dan Mia beranjak ke kafe dan langsung meminta pegawainya menyiapkan pesanan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments