Kayla menghela nafas panjang melihat beberapa berkas yang ada di mejanya, dia hanya bisa mengumpat pada bosnya yang tidak punya hati menurutnya padahal si bos menaruh hati sama dia.
Baru saja tadi dia merasa senang karena pekerjaannya untuk hari ini selesai sesuai jadwal eh si bos keluar ruangan dan menyuruhnya memeriksa kembali laporan yang harusnya si bos yang periksa.
Minta tolong pada Rafli pun percuma karena asisten pribadi si bos itu juga terlihat sibuk.
Kayla bangkit dan berjalan menuju pantry, mungkin segelas kopi cappucino bisa membuat otaknya fresh kembali.
"Mbak, kenapa ga bilang aja butuh minuman." ucap OB yang bekerja dilantai paling atas itu.
"Ga apa - apa Kang Asep, sekalian lemesin otot yang tegang." jawab Kayla pada OB yang bernama Asep itu.
Kayla kembali ke mejanya dengan membawa minuman yang di buatnya sendiri.
"Enak nih." kata Rafli yang baru keluar dari ruangan atasannya itu dan mendapati Kayla sedang meminum minuman yang tadi di buatnya.
"Enak lah." ucap Kayla malas.
"Buatin dong." pinta Rafli.
"Booooleh." jawab Kayla sambil tersenyum manis.
Rafli merasa senang karena Kayla bersedia membuatkan minuman untuknya.
"Tapi.."
Rafli mengerutkan keningnya, "Tapi apa?"
"Bantuin Ngerjain ini." tunjuk Kayla pada berkas di hadapannya.
"Aku minta di buatin sama si Asep aja " ucap Rafli sambil berjalan menuju ruangannya.
Kayla mendengus kesal, "ga punya rasa toleransi sedikit aja."
Akhtar tertawa melihat kekesalan Kayla pada Rafli, padahal dia sengaja memberikan banyak pekerjaan supaya Kayla tidak pergi jauh saat Bryan datang dan dia yakin temannya itu akan mengajak Amira juga.
Tak lama kemudian Bryan dan Amira datang ke perusahaan yang Akhtar pimpin, Kayla yang sedang serius memeriksa file di hadapannya tidak sadar jika kedua orang itu keluar dari lift dan berjalan dengan angkuhnya.
Rafli yang baru keluar dari ruangannya langsung menyapa mereka, "Selamat siang Pak Bryan dan Bu Amira."
"Siang Raf." jawab Bryan.
Sedangkan Amira hanya menjawab dengan anggukan.
Kayla yang mendengar dua nama dari daftar hitamnya di sebut langsung menoleh, "Cih, dua sampah." gumamnya.
Bryan yang merasa di perhatikan langsung melihat ke arah meja sekertaris Akhtar dan terkejut melihat mantan tunangannya duduk disana.
"Kayla?"
"Siapa?" Amira mengikuti tatapan Bryan dan tersenyum meremehkan pada Kayla.
"Males banget lihat muka mereka." mood Kayla semakin memburuk.
Amira berjalan menghampiri Kayla, "Waw, Kau sekarang naik pangkat ya dari Cleaning servise jadi sekertaris."
"Ya, seperti yang kau lihat." jawab Kayla.
"Aneh, ijazah SMA kok bisa jadi sekertaris." ejek Amira.
Kayla tersenyum, "Hebatkan aku."
"Cih, apa Akhtar buta memilihmu jadi sekertaris nya."
Kaylaengangkat kedua bahunya, "tanyakan sendiri pada orangnya."
Bryan mengajak Amira masuk keruangan Akhtar, dia juga penasaran dan ingin segera bertanya pada sahabatnya soal Kayla yang menjadi sekertaris nya itu.
"Aku akan buat kamu di pecat dari sini." ancam Amira sebelum pergi mengikuti Bryan.
"Aku tunggu." ucap Kayla dengan santai. dia pikir Kayla akan bersikap seperti dulu yang selalu diam jika di tindas, ingat yang di tubuh ini Kayla putri tanpa embel - embel Atmaja.
...****************...
"Apa kau tidak keliru, menjadikan Kayla sekertaris mu?" tanya Amira yang kini sedang menikmati makan siang di salah satu restoran tak jauh dari kantor Atha Group bersama Bryan dan Akhtar.
"Tidak." jawab Akhtar singkat.
"Diakan cuma lulusan SMA dan akan merusak nama baik perusahaanmu." kata Amira lagi.
"Kata siapa dia lulusan SMA?" tanya Akhtar yang sangat tau jika Amira tidak menyukai Kayla.
"Di Atmaja Group aja dia hanya office girl." ujar Amira yang ingin sekali Akhtar mengikuti kemauan nya untuk memecat Kayla.
"Kayla lulusan S1 jurusan manajemen dan bisnis di salah satu universitas negeri kota J." jawab Akhtar.
Bryan langsung tersedak mendengar fakta yang diucapkan oleh sahabatnya itu, Kayla kuliah? dia selalu beranggapan kalau Kayla hanya lulusan SMA dan tidak sepadan dengannya yang kuliah di luar negeri.
"Dia pasti sudah menipumu Akhtar." kata Amira tidak percaya.
Akhtar tersenyum sinis, "Sebelum aku menerimanya, aku sudah menyelidikinya terlebih dahulu pastinya." terang Akhtar yang tidak suka seseorang ragu dengan penilaiannya.
"Tapi kenapa Kayla bekerja sebagai Office girl di perusahaan keluarganya?" Bryan yang sedari tadi menyimak akhirnya menyuarakan keanehannya.
"Kau tunangannya, seharusnya kau tau tentang Kayla." kata Akhtar seakan mengejek Bryan.
"Mantan." Sela Amira, "wania itu hanya mantan."
Akhtar pura - pura terkejut, "Benarkah?"
Bryan mengangguk, "ya, kami memutuskan mengakhiri pertunangan Kami."
"Selamat kalau begitu, akhirnya kau dan Amira bisa bersatu." kata Akhtar.
Amira tidak suka saat Akhtar mengucapkan selamat pada hubungannya bersama Bryan.
Karena baginya Bryan hanya batu loncatan untuk dia bisa lebih dekat dengan Akhtar.
"Terima kasih." ucap Bryan.
"Bagaimana bisnismu Tar?" tanya Amira yang mengalihkan pembicaraan mereka.
"Seperti yang kau lihat," jawab Akhtar. "Aku makin sibuk dan banyak yang ingin mewawancaraiku."
"Kau hebat di usia yang masih muda kau bisa membuat perusahaan Atha Group semakin besar." puji Amira yang kagum pada pencapaian dari Akhtar.
"Jangan terlalu memujinya sayang, dia orang yang tidak suka dengan pujian." kata Bryan yang sangat tahu bagaimana Akhtar.
"Tapi dia memang hebat kok." bantah Amira.
"Sudah - sudah aku tidak masalah, yang terpenting orang melihat kemampuan ku bukan karena nama keluargaku." ucap Akhtar.
"O ya, apa kau dapat undangan dari Kaysan?" tanya Bryan pada Akhtar.
Akhtar yang sedang meminum kopi kesukaannya pun mengangguk.
"Kau akan datang?" tanya Amira.
"Tentu saja." jawab Akhtar dengan tersenyum misterius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments