Pulang dengan selamat (4)

Deg......

"Innalilahi wa ilaihi rojiun...., kapan mbak?" tanya Kyai Slamet setelah tertegun sebentar.

"tanggal 18 kemarin di rumah sakit Siloam" jawab Mayang

"Sakit apa?" tanya Kyai Slamet penasaran dan cukup kaget karena firasat buruk di tanggal itu ternyata sebuah kode kalau salah satu murid nya sedang menghadapi sakarotul maut. Bukankah seorang guru dan murid seharusnya mempunyai ikatan batin yang kuat akibat hubungan ilmu dan keta'dhiman?

Agak lama Mayang membalas pesan inbox, lalu..

"Kakak saya menderita kanker otak stadium 4. Kami sekeluarga terkejut karena selama ini beliau tidak pernah mengeluh atau memberi tahu kami. penyakit itu kami tahu 3 hari sebelum kakak wafat saat kontrol kesehatan" ujar Mayang.

Kyai Slamet tertegun,ia tidak menyangka apa yang menjadi syarat untuk menjadi murid nya betul-betul dilakukan Bu Lovenita, yaitu tidak mengeluh.

"Saat terakhir kehidupan kakak,kami semua heran campur senang karena kakak kami berubah dari segi penampilannya.ia berjilbab, memakai baju long dress padahal seumur-umur pakaiannya semua sangat terbuka semua. Ia tidak lagi ke diskotik, dan kadang saya sering memergoki kakak dikamar menangis dengan masih diatas sajadah setelah sholat Maghrib. Hampir setiap kali saya melihatnya begitu saat menginap di Surabaya. Awalnya kukira kakak punya masalah tapi pikiran saya yang seperti itu saya hilangkan karena setelah sholat, beliau berkumpul ceria dengan keluarga dan cerita-cerita seperti biasanya dengan durasi yang lama karena sekarang tidak ada lagi jadwal untuk dugem bersama temannya.yang kami juga heran dan sampai sekarang terkagum kagum adalah saat menjelang detik-detik wafatnya.dimana kakak dalam keadaan sadar lalu memanggil ibunya dan otomatis kami semua berkumpul didalam kamar.kakak dengan jelas meminta maaf atas segala kesalahan yang ia perbuat dan berpesan kepada ibunya agar anak-anaknya tidak sekolah tinggi-tinggi yang penting dibekali ilmu agama sejak dini.ia juga berpesan agar setelah kematiannya,ibu segera membuka lemarinya karena ada hadiah untuk nya yang ternyata setelah kematian kakak ibu menemukan paspor dan segala keperluan naik haji plus. Saat itu kami menangis dan sebagian dokter bingung karena disaat kritis pasien dalam keadaan sadar. Setelah berpesan seperti itu, kakak dengan jelas mengucap Syahadat lalu menghembuskan nafas terakhirnya.....(berhenti sejenak..,.) Kyai tahu Mayang menulis nya sambil menangis.

"Anda tahu Pak, saya ini mualaf.saya sering melihat kematian seperti itu hanya di sinetron-sinetron dan saya pikir itu tidak ada di dunia nyata. Ternyata kuasa Tuhan, kejadian itu terpampang jelas di depan mata saya. Saya masih ingat ketenangan wajah kakak saat tercabut nyawanya,ia seakan tersenyum.sungguh batin kami tidak karuan, bukan saja rasa duka tapi kami sekeluarga jelas-jelas tahu bagaimana kehidupan kakak dulu dan sekarang di anugerahi kematian yang indah.saya .... terharu, bagaimana bisa seperti ini sampai akhirnya saya membuka beberapa medsos nya yang memang di kuasa kan ke saya oleh beliau. Saat itulah saya melihat chatting an njenengan dan kakak mulai bulan Februari dan satu-satunya chatting an panjang yang tidak beliau hapus "

Kyai Slamet terperangah dalam hati berucap..."Segitu nya Bu Lek terhadap ku"

"Dan satu lagi yang membuat kami semua bersedih adalah anak bungsunya yang masih balita saat ada acara tahlilan di rumah,ia menangis tanpa henti. Kami sekeluarga berusaha menenangkannya dengan berbagai cara tapi usaha kami sia-sia sampai acara selesai baru si bungsu tertidur kelelahan karena menangis ".

Kyai Slamet menimpali,"Mbak Mayang, bila nanti malam si bungsu rewel lagi saat acara tahlilan berlangsung.taruhlah si bungsu di ranjang kamar ibunya lalu tinggalkan sendiri dan tutup pintunya ".

"Tidak apa-apa kah,mas?" tanya Mayang.

"Insyaallah tidak apa-apa karena nanti ibunya yang akan menidurkannya " jawab Kyai Slamet mantap.

-------------

Keesokan paginya,Kyai selesai berdzikir setelah sholat Subuh di kamar pribadi nya , saat akan membalikkan tubuhnya untuk melipat sajadah nya, Kyai tertegun dan mematung menatap tajam suatu bayangan perempuan berdiri dengan rambut awut-awutan yang menutupi sebagian sisi kanan dan kiri wajahnya dengan berbaju putih yang longgar sedang tubuhnya terlilit rantai yang longgar. Kyai Slamet tahu siapa di depannya ini...

"Assalamualaikum Le...., tolong lah aku Le.. aku tidak bisa menjawab pertanyaan kubur"kata bayangan itu.

Kyai tersenyum tipis,"Wa'alaikum salam, Apakah Bulek selalu membaca Surat Al Mulk?"

Bayangan itu menjawab,"Iya Le...."

Kyai berkata dengan keyakinan hatinya,"Kembali lah Bulek, insyaallah sampeyan selamat"

Bayangan itu membungkuk sedikit lalu perlahan mundur tanpa membelakangi Kyai Slamet lalu menghilang.

------------

Malamnya sekitar jam 21.00, Mayang mengirim inbox.

"Pak,, ngapunten ganggu. Pesan anda kemarin saya sampaikan ke pihak keluarga dan tadi saat acara tahlilan di mulai, seperti biasanya si kecil tiba-tiba menangis.kami semua langsung berinisiatif menaruh si kecil di ranjang kamar ibunya lalu menutup pintunya. Kami masih mendengar tangisan bayi itu dari luar kamar ,tiba-tiba kami sekeluarga yang saat berlangsung acara tahlilan dan doa bersama itu berkumpul di ruang tengah melihat sosok kakak kami berpakaian putih berjalan perlahan lalu menembus pintu kamar dan semenit kemudian kami tidak lagi mendengar tangisan bayi lagi. Kami sebenarnya terkejut, takut, terharu menjadi satu. Mau tidak percaya kok kami melihat semua,mau percaya kok mustahil rasanya.. terimakasih pak nggeh (emoji senyum) ,oh...ya pak.saya ingin mimpi bertemu kakak, bisakah Pak"

Kyai tersenyum sendiri lalu membalas,"Insyaallah bisa, saat hari ke 40 nya "

-------------

Keesokan harinya setelah sholat Subuh,Kyai Slamet kembali melihat sosok bayangan yang lebih jelas dari kemarin. sosok Bu Lek yang cantik dengan baju putih layaknya bidadari dengan kepang rambut dua dan bunga segar menghias rambutnya. Di kanan kiri beberapa anak kecil rupawan dan sangat cantik menggandeng kedua tangan sosok Bu Lek. Suasana yang di bawa Bu Lek tidak sama dengan yang kemarin. Yang kemarin tampak suasananya suram tapi sekarang terang sekali seperti di tengah taman bunga,"Assalamualaikum Le...,lolos Le. Matur nuwun Yo"

Kyai yang berdiri sambil membawa lipatan sajadah nya tertawa kecil,"Wa'alaikum salam, sama-sama Bu Lek, semoga bahagia selalu"

Setelah Kyai berucap, sosok Bu Lek tertawa kecil dengan sorot mata sendu dan terharu lalu pergi menghilang saat anak-anak kecil yang ikut tadi menarik-narik kedua tangannya seolah ingin mengajaknya bermain lagi.

Setelah bayangan itu menghilang, Kyai Slamet mengambil nafas panjang, Subhanallah..... hanya Engkau Yang Bisa membuat semua ini terjadi. Aku memohon kepada MU bawalah aku pulang kelak dengan kasih sayang Mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!