10

"Pak..."

"Hmmm"

"Jika kita menikah siapa yang akan menjadi wali nikahku?", tanya Kinar.

"Papamu... siapa lagi",jawab Zaki tetap fokus pada masakannya.

"Tapi bukankah kita menikah secara diam diam",ujar Kinar.

"Semua aku yang mengurusnya jadi jangan pikir hal lainnya",jawab Zaki.

Tring

Dave is calling...

"*Ya Dave...bagaimana?,apakah semuanya beres?",tanya Zaki mematikan api kompor.

"Ya Pak...tapi disini ada sedikit masalah tentang wali nikah dari Nona Kinara",jawab Dave.

"Masalah...?"

"Ternyata Nona Kinara anak dari luar pernikahan,jadi nasabnya jatuh pada sang ibu",jawab Dave.

"Maksudnya...?"

"Begini Pak,Nona Kinara memang anak kandung dari Bapak Fandi.Tapi Nona Kinara anak di luar pernikahan.Jadi Pak Fandi tak bisa menjadi wali nikah dari Nona Kinara.Jadi wali nikahnya diserahkan kepada wali hakim",ujar Dave.

"Hufffhh...baguslah.Itu lebih baik,jadi aku tak perlu memohon pada pria itu untuk menikahkanku esok pagi dengan Kinara",jawab Zaki.

"Oh ya Dave...aku ingin semuanya selesai malam ini juga,karena besok pagi kami akan menikah", timpal Zaki.

"Ya Pak"

Klik*

Zaki memang meminta Dave mengurus semuanya mengenai surat surat permohonan pernikahannya.Mengenai data data Kinar semua ia ambil di bagian HRD kantornya.

Zaki melanjutkan masakannya yang tertunda.Pria itu tak memperdulikan Kinar yang dari tadi menatapnya.

"Bisakah kamu membantuku untuk merebus mie lidi ini",ujar Zaki pada Kinar.

"Ha?,a-aku?", tanya Kinar menunjuk dirinya.

"Ya... siapa lagi",jawab Zaki.

"Tidak...aku tak bisa memasak",bohong Kinar.

"Huffhhh... baiklah.Sebaiknya kamu menunggu di meja makan saja dari pada berdiri disini",ujar Zaki.

"Kamu mengusirku Pak?", tanya Kinar.

"Anggap saja begitu",jawab Zaki tetap fokus pada masakannya.

***

Zaki menata makanan yang ia masak diatas meja makan.Melihat Zaki yang kerepotan Kinar membantu pria itu membawakan piring berserta gelas.

"Duduklah...!",ujar Zaki yang mendudukkan bokongnya dikursi meja makan.

"Ya... sepertinya masakanmu sangat lezat Pak",ujar Kinar menatap udang goreng tepung dan spaggetti.

"Hmmmm...",jawab Zaki berdehem pelan memulai menyuap spaggetti miliknya.

Kinar menatap pria yang berwajah datar tanpa ekspresi itu lalu menyunggingkan senyumnya.

"Kak Ivanka... sebentar lagi pria idamanmu akan menjadi suamiku",batin Kinar tersenyum smirk.

"Aku tak bisa bayangkan seberapa besar kemarahanmu jika kau tau pria yang tidur denganku malam itu adalah pria yang kau puja selama ini",batin gadis itu lagi.

"Makan makananmu Kinar,jangan melamun!",ujar Zaki menyadarkan Kinar dari lamunannya.

"Ah ya...",jawab Kinar memakan makanan miliknya.

Setelah selesai Zaki membawa piring kotornya ke westafel untuk ia cuci.

"Apakah kamu bisa mencuci piring?", tanya Zaki.

"Bisa... kenapa?",jawab Kinar ikut meletakkan piring kotornya di westafel.

"Kamu bisa mencuci semua ini kan?, setidaknya aku yang memasak dan kamu yang mencuci piring kotornya dan juga wajan wajan ini.Jadi impas kan?",jawab Zaki.

"Huuffhh... baiklah sebagai ucapan terimakasihku karena kamu sudah memasakkan makanan yang sangat enak untukku",ujar Kinar.

"Hmmmm"

Zaki duduk di kursi pantri memperhatikan gadis yang sebentar lagi akan menjadi Nyonya muda Iskandar Mubarak itu yang sedang mencuci piring.

Ia menyunggingkan senyumannya karena calon istrinya itu tak bisa sama sekali.Tapi itu bukan masalah besar untuknya.Karena nantinya ia juga tak akan memperbolehkan Kinar untuk memasuki dapur.Ia mencari seorang istri bukan pembantu.

"Pak..."

"Hmmmm"

"Anda yakin menikahiku,aku tak bisa memasak untukmu nantinya", tanya Kinar menguji pria itu padahal ia cukup bisa memasak walau tidak ahli.

"Duduklah...!",jawab Zaki menepuk kursi disebelahnya.

"Ya..."

"Dengar Kinar,aku menikahimu untuk dijadikan seorang istri bukan pembantu.Bukankah sudah aku katakan jika tugasmu hanya melayaniku dan mengurus semua kebutuhanku",jawab Zaki.

"Tapi bukankah memasak itu tugas seorang istri",ujar Kinar.

"Tak selalu Kinar,dalam rumah tangga itu saling melengkapi.Bukan meletakkan beban pekerjaan rumah pada seorang istri.Suami juga memiliki tugas yang sama selain mencari nafkah",jawab Zaki.

Ting nong

"Tunggu sebentar!",ujar Zaki berdiri dari duduknya melangkah menuju pintu utama untuk membukakan pintu karena ia kedatangan tamu.

Ceklek

"Pak...ini gaun pengantin pesanan anda",ujar Dave memberikan gaun pengantin yang akan dikenakan oleh Kinar esok pagi.

"Terimakasih Dave... beristirahatlah karena besok pekerjaanmu sangat banyak",jawab Zaki menerima gaun itu.

"Baik Pak...",jawab Dave patuh.

Zaki menutup kembali pintu rumahnya lalu meletakkan gaun itu diatas sofa dan kembali menghampiri Kinar di dapur.

"Siapa Pak...?", tanya Kinar.

"Seseorang...",jawab Zaki kembali duduk disebelah Kinar.

"Kekasihmu?", tuduh Kinar menatap Zaki penuh selidik.

"Aku tak memiliki kekasih tapi calon istri yaitu kamu",jawab Zaki menatap Kinar.

"Lalu siapa yang anda temui tadi Pak?", tanya Kinar.

"Kamu ingin tahu?",tanya Zaki menatap kedua mata Kinar.

"I-iya...",jawab Kinar gugup karena ditatap demikian oleh Zaki.

Zaki menyunggingkan senyumannya."Asistenku...",ujar Zaki.

"Oh...",jawan Kinar mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kamu tak mau menanyakan apa keperluannya ke sini?", tanya Zaki.

"Gak...",ketus Kinar.

"Hehehehe...di sofa depan ada gaun pengantinmu.Cobalah!",ujar Zaki terkekeh kecil.

"Bukankah kita menikah secara diam diam kenapa harus pakai gaun pengantin?",tanya Kinar.

"Tapi kita akan membuat foto pernikahan nantinya",jawab Zaki.

"Apa itu perlu?,kita menikah mengantisipasi jika aku hamil kan?.Dan jika tidak tidak akan ce--

"Tak ada kata perceraian dalam hidupku Kinar,jika kamu tidak hamil maka aku akan membuatmu hamil",jawab Zaki.

"Ha?"

"Kenapa?",tanya Zaki.

"Kita tak saling mencintai Pak, bagaimana--

"Bisa...jika kamu mau membuka hati",jawab Zaki.

"Tapi--

"Tidurlah... jangan lupa bawa gaunmu ke kamar dan cobalah!",ujar Zaki meninggalkan Kinar yang masih tampak bingung.

Pria itu memang belum mencintai Kinar tapi ia sudah bertekad menikahi gadis itu sebagai bentuk tanggungjawabnya.Dan tak akan ada perceraian dalam hidupnya.Ia akan membuat Kinar mencintainya.

"Dasar gadis aneh,disaat semua wanita begitu menginginkan untuk aku nikahi tapi dia malah meminta perceraian jika tak terbukti hamil", gumam Zaki saat sampai dikamarnya.

"Huffhhh...aku harus bisa mengikatkannya agar tak ada perceraian", sambung Zaki lagi.

Pria itu menghempaskan tubuhnya diatas kasur."Ada apa denganku?,biasanya wanita mengejarku dan memohon untuk aku nikahi tapi ini aku yang memohon padanya.Ck...kamu gadis beruntung Kinar", gumam pria itu lagi.

Sementara dikamarnya Kinar menatap gaun pengantin itu dengan tatapan tak percaya.Ia akan memakai gaun itu besok pagi dan setelah itu semuanya kehidupannya akan berubah.Ia akan menjadi seorang istri dan nyonya muda Iskandar Mubarak.

Gadis itu menyentuh gaun yang ia yakini sangat mahal itu dengan pelan.

"Harusnya aku bahagia dengan semua ini.",gumam Kinar.

...****************...

maaf ada beberapa yang aku revisi ya

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***