Rania gadis cantik berotak encer, namun kesepian, hidup sebatang kara, karena orang tuanya sudah meninggal dunia, tiga tahun lalu karena sebuah kecelakaan mobil, saat itu menghadari perpisahan sekolah Rania.
Bukan tidak mempunyai saudara lain nya, Rania punya paman dan bibi, namun Rania lebih memilih tinggal di rumah peninggalan orang tuanya, karena paman dan bibinya tidak menyukai Rania, karena Rania gadis cantik, pintar baik hati, banyak yang menyayangi Rania, membuat keluarga paman Rania iri dan benci sama Rania.
Beruntung dia mempunyai kekasih yang baik, teman sekolahnya saat SMA, hanya Rangga yang dia punya, tempat dia berkeluh kesah, dia tau sang kekasih juga laki laki kesepian, tidak di cintai oleh keluarganya.
Rania bekerja paruh waktu di sebuah toko sembako di dekat kampusnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Rania bisa kuliah di kampusnya karena mendapat bea siswa, tidak jarang Rangga memberi uang jajan untuk Rania, seringkali Rangga melarang Rania bekerja, cukup dia yang memberi uang jajan Rania, namun Rania menolak secara halus, karena mereka belum menikah, dan Rania bukan lah tanggung jawab Rangga.
"Heh.... Miskin ngapain sok sokan kuliah segala, kaya yang banyak uang aja kamu" cibir bibi Rania, saat Rania melewati rumah sang bibi.
Rania hanya diam, dan melangkah lebih cepat, agar tidak mendengar hinaan sang bibi.
"Anak songong, ketemu orang tua bukannya cium tangan malah melengos aja lu, dasar anak tidak tau diri!" pekik sang bibi.
"Bu Lia aneh deh ponakan lewat baik baik malah di caci maki, orang ngak mau salim marah marah, padahal Bu Lia sendiri yang bikin ulah, siapa juga yang mau salim sama Ibu klau kelakuan ibu kaya gitu" ujar Bu Tanti membela Rania.
"iiisss... Si ibu ikut campur aja" ketus Bu Lia masuk ke dalam rumahnya sambil mengomel.
"Dasar bibi gila, ponakan baik sopan dan pintar gitu di hina terus, padahal dulu waktu semasa hidup orang tua Rania segalanya minta sampai sampai uang jajan anaknya juga dari orang tua Rania, tapi lihat sekarang, anak itu sudah sebatang kara, bukannya di lindungi malah di benci" ujar Bu Sri
"Ya begitu lah bu, seharusnya bangga punya ponakan pintar dan dapat bea siswa, ini malah semakin di benci, heran deh" ujar Ibu ibu lainnya.
"Ya gimana sih bu, orang namanya iri sama ponakan sendiri, orang anaknya kalah level sama Rania" ujar ibu ibu di sana asik mengerumpi sambil menunggu abang tukang sayur.
Huuufff....
"Punya bibi gini amat sih, bukan di sayang malah di julidin mulu" gerutu Rania sambil berjalan.
"Ran.... Rania..." panggil seseorang di belakang sana.
"Heh... Leni loe mau kemana?" ujar Rania.
"Mau ke toko tempat loe kerja mau beli bahan bahan kue, kue mau kemana?" tanya Leni.
"Gue mau ke kampus, gue ada jadwal pagi" ujar Rania.
"Bareng gue aja yuk" ujar Leni memberi helm kepada Rania.
"Ngak pa apa nih?" tanya Rania ngak enak hati.
"Ya ngak apa apa lah, yang penting nanti malam ajarin adek gue bikin pr" kekeh Leni.
"Dasar loe, ada udah di balik batu" ujar Rania ikut terekekeh.
Memang selama ini Rania suka membantu anak anak tetangganya membuat pr, dari SD sampai SMA, kadang mereka membayar perbulan ada juga hanya memberi sembako, bagi Rania tidak masalah bahkan ada juga yang tidak memberi apa pun.
"Tumben Lu ngak di jemput ayang bebeb" tanya Leni.
"Tadi sudah mau jemput, tapi tiba tiba ada telpon suruh dia ketempat latihan" jujur Rania.
"Makasih ya Len, uang jatah ongkos gue jadi aman" kekeh Rania.
"Bodo amat" males Leni, mereka teman baik, namun Leni tidak melanjutkan kuliah, karena keterbatasan biaya, dan juga ngak mampu mikir lagi, jadi dia jualan sebagai macam kue dan minuman di rumahnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
ABDUL RASIT
kamu kuliah di mana
2025-01-24
0
Qaisaa Nazarudin
Oh jadi Rania pacarnya Rangga..good👍👍
2024-08-26
1
Qaisaa Nazarudin
Apakah ini Jodohnya Angga..
2024-08-26
0