Pertarungan terjadi antara para pengungsi dan manusia serigala, setelah mendapatkan beberapa kalimat penyemangat dari Arthur, para pengungsi berani melawan serigala secara terang-terangan.
Mereka tidak lagi merasa takut atau bersembunyi, dengan alat seadanya mereka mulai menyerang balik segerombolan Serigala tersebut.
Gigitan dan cakaran yang mereka terima hanya dianggap sebagai bukti pertahanan, mereka tidak mundur.
Jumlah yang tidak seimbang antara pasukan serigala dan pengungsi, menyebabkan segerombolan Serigala tadi merasa terdesak. Dengan terpaksa mereka mundur melarikan diri, malam itu tidak ada korban yang jatuh satupun.
Malam kembali hening, para medis mulai berdatangan, mengobati warga yang sempat terkena cakaran dan gigitan para Serigala tadi.
“ Kita berhasil membuat mereka kabur untuk malam ini tapi aku yakin mereka pasti akan kembali lagi ” ujar Masha yang tengah duduk didepan api unggun
“ Sebelum itu terjadi, kita harus mempersiapkan diri baik itu persenjataan ataupun persediaan ” seru Arthur menimpali
Tidak lama setelah itu Caroline datang kemudian duduk didekat Masha, ia mulai mengeluarkan buku dari tangannya.
“ Aku menemukan buku ini di gubuk milik Karl, aku rasa ini miliknya ”
“ Aku sudah melihat isi dalamnya namun terdapat kode-kode aneh yang sulit aku pahami, bahkan setelah aku cari di internet juga tidak ada. Seakan-akan kode itu hanya dia yang tau ” lanjut Caroline memperlihatkan buku yang ia pegang
Caroline mulai membuka buku itu perlahan, dibawah sinar rembulan mereka dapat melihat kode-kode aneh yang ditulis disana. Seperti membentuk sebuah kalimat penting dan isinya sangat dirahasiakan.
“ Besok kita pergi ke perpustakaan, kudengar mereka mempunyai beberapa buku antik, mungkin kode-kode aneh tersebut ada disalah satu buku itu ” saran Arthur setelah memperhatikan dengan seksama isi buku itu
Masha dan yang lainnya setuju dengan saran Arthur, besok pagi mereka akan langsung pergi menuju perpustakaan. Semoga saja buku tentang penjelasan kode-kode aneh ini ada.
Caroline menutup kembali buku itu, ia menarik tangan Masha untuk masuk kedalam tenda. Kedua wanita itu ingin tidur terlebih dahulu, mereka tidak ingin merasa ngantuk saat menjelajahi perpustakaan besok.
...****************...
Kelima orang tersebut sudah siap-siap dari sebelum matahari terbit. Dengan mengendarai mobil milik Masha, mereka membelah lautan manusia yang padat untuk menuju ke perpustakaan.
Sampai ditempat tujuan mereka kemudian turun dan memasuki area perpustakaan, pandangan mata mereka langsung disuguhi oleh berpuluh-puluh buku yang berjejer rapi.
“ Banyak sekali buku disini. Bagaimana cara kita menemukan buku kode tersebut ? ” Edgar bertanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
“ Mungkin kita bisa bertanya kepada penjaga perpustakaan ” saran Masha menunjuk kearah wanita yang memiliki muka judes
Lalu mereka berjalan ke dekat wanita itu, aura tidak bersahabat mulai menguar dari tubuhnya.
“ Maaf kam_ ”
“ Apa? cepat aku sedang sibuk ” potong wanita penjaga perpustakaan
Caroline dengan cepat membuka buku itu dan memperlihatkan kode aneh yang berusaha mereka cari.
Wanita itu meraih buku tersebut, membenarkan letak kacamatanya sebentar lalu kembali memperhatikan setiap kode dengan seksama. Awalnya ia menunjukkan ekspresi terkejut namun dengan cepat ia merubah ekspresinya menjadi judes kembali.
“ Selama lima tahun aku menjaga perpustakaan ini, aku tidak pernah melihat buku yang menjelaskan tentang kode-kode begini ” Ujarnya sambil mengembalikan buku itu kepada Caroline
“ Benarkah ? apa anda tidak berbohong ” seru Tio dengan pandangan menginterogasi
“ lya ” serunya gugup “ Pergi cari di perpustakaan lain sana ”
Dengan perasaan kecewa mereka meninggalkan perpustakaan tersebut. Masuk kembali kedalam mobil untuk pulang ke tempat pengungsian.
“ Apa kalian tidak merasa penjaga tadi berbohong. Dia terlihat gugup bukan ? ”
“ Kamu benar Tio ada sesuatu yang penjaga tersebut sembunyikan, apa arti kode-kode ini cukup mengerikan ” ujar Arthur
Tidak lama setelah itu mereka sampai ditempat pengungsian tapi mereka dibuat terkejut saat tidak menemukan siapapun disana, tenda dan peralatan lainnya juga sudah tidak ada, area tersebut kembali menjadi tanah kosong.
“ Jangan bilang para Serigala menculik mereka semua ” celoteh Masha
“ Tidak mereka bukan diculik melainkan kembali ke kota ” bantah Arthur
“ Kita jalan menuju ke kota xxx sekarang ”
Mobil kembali melaju meninggalkan area tanah kosong tersebut menuju kota.
Ternyata dugaan Arthur tepat sasaran, semua orang telah kembali ke kota dan menempati rumahnya masing-masing. Aktivitas dikota xxx sudah berjalan seperti sediakala.
Melihat itu membuat Arthur kesal, ia mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Arthur berjalan mendekati orang-orang yang tengah berbincang-bincang sambil bergurau.
“ Apa yang kalian lakukan, bukankah kota masih dalam status bahaya. Mengapa kalian tidak mengindahkannya dan malah membahayakan keselamatan dengan kembali kesini ” serunya dengan suara rendah dan tatapan mengintimidasi
Mendengar kemarahan Arthur membuat kota seketika menjadi sunyi, orang-orang mulai menundukkan kepalanya merasa bersalah, tidak ada yang berani menatap kearah wajah Arthur yang sedang marah.
“ Sudah terserah kalian, aku tidak perduli dengan keselamatan kalian lagi. Memang dari awal kalian juga berniat menghancurkan kehidupan dikota ini ” seru Arthur muak
Ia berlari menuju rumahnya, terserah orang-orang itu mau bilang apa tentang dirinya, kesabarannya sudah habis untuk mengurus mereka.
“ Seharusnya mereka bisa belajar dari kejadian setahun yang lalu, tapi apa ini mereka sama sekali tidak memperdulikan perintahku ” gumamnya marah
Arthur membuka pintu rumahnya lalu masuk kedalam kemudian menutupnya dengan cara dibanting, ia benar-benar kesal dengan semua orang bahkan hidupnya sendiri.
Didalam rumah, Arthur meraih ponselnya yang tergeletak begitu saja di sofa. Ia mulai mengetikkan beberapa nomor kemudian menekan tombol hijau yang berada dibawahnya.
“ Halo Arthur, ada apa nak ? ” terdengar suara dari sebrang
“ Ayah aku tidak mau menjadi walikota lagi, semua orang-orang disini sangat menjengkelkan, mereka tidak mau mendengarkan perintahku dan jika terjadi masalah mereka malah menyalahkan diriku ” adu Arthur kepada orang di seberang sana
Terdengar tawa ringan dari sana sebelum sebuah suara kembali terdengar
“ Seharusnya pada saat itu kamu tidak membuat ayah mengusir Karl, jika Karl masih menjadi kakakmu dia yang akan menjadi walikota ”
“ Jadi jangan mengeluh dengan pilihanmu sendiri Arthur ”
Arthur lalu mematikan panggilan telepon itu sepihak, berbicara dengan ayahnya hanya menyebabkan dirinya tambah pusing.
Ia membuka pintu kamarnya kemudian menjatuhkan dirinya dikasur singlenya . Pikiran Arthur berterbangan kemana-mana, bagaimana cara agar semua orang mau mendengarkan perintahnya ?
Apa dia harus menjadi pemimpin seperti Tirani, agar mereka takut ?
Arthur menghela napasnya, melihat keluar jendela terdapat burung-burung yang terbang bebas disana, oh pasti seru menjadi seekor burung tidak perlu memikirkan masalah pemerintahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments