Episode 18 ( Masa lalu Karl 2 )

Dengan kekecewaan yang mendalam Karl meninggalkan rumah orang tua angkatnya. Ia berjalan tidak tentu arah, hanya mengikuti arus dimana kakinya melangkah.

Matahari tepat berada di atas kepalanya, Karl yang merasa lapar dan kepanasan duduk dibawah pohon yang rindang didepan sebuah pabrik besar yang terbengkalai.

Ia berusaha menutup matanya ditengah rasa lapar yang melanda. sedang berusaha tidur sebuah suara masuk ke dalam Indra pendengarannya.

“ Bocah bangun oi ”

Plak...

“ Fu*k ” maki Karl karena kaget, ia menatap kesamping dengan dingin tepat kearah pelaku yang memukulnya barusan

“ Mulutmu tidak sopan ” ucap remaja pria disampingnya

“ by the way, aku mendengar suara perutmu dari tadi. Apa kau ingin makan ? ”

Mendengar kata makan membuat mata Karl seketika berbinar, dengan antusias Karl menganggukkan kepalanya.

“ Hahaha sama aku juga ingin makan, sudah 2 hari aku belum makan ” jawabannya

Karl melongo mendengar perkataan remaja itu, ia bangun dengan kesal dan berjalan menuju belakang pabrik. Remaja itu terus saja mengikutinya sambil menceritakan semua hal kepada Karl, sangat berisik.

“ Namaku Mika, siapa namamu ”

“ -_- ”

Karl hanya diam mengabaikan pertanyaan Mika menyebabkan remaja berisik itu mengerucutkan bibirnya kesal.

Melihat tingkah Mika yang sedang kesal mengingatnya pada Arthur, tanpa sadar mata Karl berkaca-kaca. Mika yang melihat Karl ingin menangis dibuat kelabakan, ia melihat sekeliling jangan sampai ada orang yang menuduhnya menyebabkan bocah ini menangis.

“ Hei kenapa kamu menangis ”

“ Itu karena kamu begini ” ujar Karl mencontohkan ekspresi Mika yang sedang mengerucutkan bibirnya

Mika kembali memukul kepada Karl, lagi-lagi bocah itu mengaduh kesakitan “ Kau menghinaku yah ? wajahku tidak sejelek itu jika cemberut, malah menjadi makin imut ” jelas Mika percaya diri

Karl makin mempercepat jalannya malahan sekarang berlari, ia harus cepat-cepat kabur dari remaja gila itu atau dia akan ikut gila. Karl terus berlari sampai ia tidak sadar sudah memasuki kota sebrang.

Ia berhenti sejenak memandangi toko kue yang sekarang ada didepannya, seketika rasa laparnya kembali melanda.

“ Kak Mika aku ingin kue itu ” tunjuk Karl

Mika langsung mengeluarkan dompetnya dan membukanya, didalamnya sama sekali tidak ada uang sepeserpun hanya ada kertas tagihan utang.

“ Bukankah tadi aku sudah bilang belum makan 2 hari. Bagaimana jika kita....” Mika menarik telinga Karl untuk membisikkannya sesuatu.

“ Aku paham ”

Mereka memasuki toko kue tersebut dengan santai, Karl duduk disalah satu kursi mereka mulai menjalankan aksinya. Pertama Mika akan mendekati pelayanan toko dan ketika pelayan toko sibuk berbincang dengan Mika Karl akan mengambil kue dengan perlahan.

Rencana mereka tidak semulus wajah Mika. Setelah berhasil membawa kabur kue, pelayan toko ternyata menyadari hal tersebut ia meminta bantuan kepolisian untuk menangkap keduanya.

“ Itu mereka kejar ” teriak salah satu polisi

Mika dan Karl berlari tunggang-langgang menjauh dari kejaran polisi, tanpa sengaja keduanya berpisah. Mereka mengambil jalan yang berbeda.

Mika berlari kearah gang sempit, ia tidak tau jalan disana buntu dengan pasrah ia menyerahkan dirinya kepada polisi. Biarkan saja masuk penjara setidaknya ia tetap diberi makan. Sama halnya dengan Karl karena sibuk berlari, ia tidak melihat ada batu didepannya lalu Karl menabraknya, menyebabkan ia terjatuh dan para polisi langsung menangkapnya.

Keduanya dibawa kehadapan walikota, Karl takut dirinya akan dibunuh, keringat dingin mulai membasahi wajahnya.

“ Jangan terlalu takut, kita tidak akan dibunuh paling dipenjara. Penjara itu enak, kita bisa mendapatkan makanan gratis ” bisik Mika

Walikota itu mendekati mereka berdua, ia berhenti didepan Mika dan menatap lekat wajahnya. Kemudian ia menyeringai senang melihat orang yang berada di depannya.

“ Kamu Mika kan, pengusaha terkenal sukses itu ? ”

“ Iya tapi sekarang aku sudah tidak sukses ”

“ Aku bisa melepaskan mu dan anak itu bahkan memberikan kalian makanan dan tempat tinggal, jika kalian mau bekerja sama dengan ku ” tawar walikota itu

“ Apa yang harus kami lakukan? ” tanya Mika

“ Mudah saja kamu harus perlu membuatkan aku pasukan manusia Serigala jadi-jadian, akan aku lepas dikota xxx dan membuat kota itu menjadi kota mati ” jelasnya tegas

Mika dan Karl yang mendengar tawaran itu tentu saja tergiur, apalagi secara tidak langsung mereka dapat membalaskan dendam kepada penghuni kota tersebut.

Bertahun-tahun lamanya mereka bekerja dibawah kekuasaan walikota, selama bekerja Mika dan Karl diperlakukan dengan baik, segala keinginan mereka dipenuhi.

Bahkan keinginan Karl untuk membangun markas sendiri dan mengambil DNA anggotanya untuk dijadikan serum. Serum tersebut dapat membuat seseorang yang sudah mati bangkit menjadi manusia serigala.

Flashback off

“ Begitulah kisah sedih kehidupan ku ” seru Karl dramatis

“ Hah ? cuman begitu saja, dengar kisah hidupku. Aku jamin kamu akan nangis darah dan menyesal telah menangkap ku ” seru Edgar tidak terima ada yang bilang hidupnya lebih menyedihkan daripada dirinya

“ Edgar berhenti jangan bicara lagi ” ujar Caroline yang menahannya

Karl memutar bola matanya malas menatap kelima tawanannya. Ia heran mengapa orang yang ia temui selalu saja tidak waras. Apakah ia juga tidak waras ?

Drtt....drtt....drtt....

Telpon miliknya berdering kembali, Karl melihat nama orang yang menelponnya. Kali ini ia berdecak malas, mengangkat panggilan itu dengan terpaksa Karl mulai mendekatkan ponselnya kearah telinganya.

“ Karl cepatlah kembali, sekarang hari pertemuan semua Alpa Serigala jangan sampai kamu tidak hadir ”

“ yah aku akan kesana ” balas Karl lalu menutup panggilan tersebut

Karl berjalan keluar meninggalkan gubuk tua itu beserta para tawanan didalamnya, ia sempat lupa sekarang tanggal 13 April. Hari dimana semua Alpa Serigala berkumpul untuk saling bertarung.

Karl mengendarai motor milik Arthur yang sempat ia perbaiki kemarin. Menjalankannya dengan kecepatan penuh melewati ladang-ladang jagung yang tinggi.

Satu jam dibutuhkan untuk sampai ketempat pertemuan, Karl mulai memarkirkan motornya lalu membuka helmnya. Ia melihat kaca spion dan sedikit merapikan rambutnya yang berantakan.

Dengan langkah tegap dan gagah Karl mulai memasuki area bar layaknya seorang Alpa.

“ ini kuncinya tuan Karl ” ujar salah satu pelayan yang telah mengenalnya

Lalu Karl mengambil kunci tersebut dan mencari ruang VIP nomer 13, setelah menemukannya ia memasukkan kunci tersebut ke lubang kunci kemudian memutarnya.

Cklek

“ Karl akhirnya kamu kesini lagi. Aku pikir kamu pengecut karena sudah 3 bulan tidak pernah datang ” celetuk Nian yang merupakan Alpa Serigala hitam

“ Tidak mungkin, aku memang sibuk kemarin karena aku bukan pengangguran sepertimu ” kata Karl sambil meminum wine didepannya

“ Karl benar Nian kamu pengangguran itu sebabnya selalu datang kesini ” bela Tom yang merupakan Alpa Serigala putih

Sama seperti warna bulu mereka yang bertolak belakang, sifat Nian dan Tom juga seperti itu. Mereka berdua selalu berbeda pendapat dan berujung ribut satu sama lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!