Episode 17 ( masa lalu Karl )

“ Ikat mereka yang kencang, jangan sampai ada yang bisa lolos ” perintah Karl kepada bawahannya

“ Apa masalahmu Karl, bukankah kita ini teman ” seru Tio menatap Karl tidak percaya

“ Itu dulu Tio. Sebelum kamu memilih bekerja sama dengan Arthur ” ujarnya

Drtt....Drtt....Drtt....

Terdengar suara ponsel milik Karl bergetar, ia mengambilnya dan melihat panggilan telpon dari Megan, tiba-tiba tatapannya menjadi dingin. Tanpa alasan Karl menolak panggilan tersebut.

“ Jika kamu membenci Arthur, mengapa kamu bekerja sama dengan Mika menghancurkan kota? ” tanya Masha

Karl memegang dagunya membuat pose ala orang yang sedang berpikir, lalu menatap dingin kearah mereka berlima.

“ Akan aku ceritakan kisah menyedihkan, seorang anak Serigala yang tidak mendapatkan keadilan ”

...----------------...

Flashback on

Musim panas dikota xxx tepat pada bulan April, sepasang Serigala sedang mengadakan pesta ulang tahun untuk sang buah hati.

Mereka sibuk dari pagi hingga malam hari, tidak pernah meninggalkan kediaman mereka. Tepat pada hari itu seorang pria ditemukan tewas disebuah ladang jagung, orang-orang yang menemukan mayatnya beranggapan bahwa pelakunya adalah Manusia serigala.

Kebetulan sekali keluarga kecil itu tidak keluar rumah sama sekali, sehingga tidak tau berita yang terjadi.

Para manusia yang tinggal dikota xxx merasa nyawanya terancam setelah melihat kejadian itu, mereka beranggapan bahwa mereka bisa saja menjadi korban selanjutnya.

Dengan perasaan marah mereka membawa minyak dan obor ditangannya, berjalan beramai-ramai menuju kediaman para Serigala.

Sampai disana, rombongan yang dipimpin oleh walikota pada saat itu mulai menyebarkan minyak di setiap rumah yang dihuni manusia Serigala kemudian melempar obor kerumah tersebut.

Api melahap rumah dengan cepat, para manusia Serigala yang dapat keluar dengan cepat melarikan diri kearah hutan. Mereka melakukan pembakaran tanpa bukti yang jelas.

Tepat saat itu, satu keluarga yang sedang mempersiapkan pesta ulang tahun itu harus terjebak didalam, mereka panik berusaha menghindari kobaran api yang mulai melahap seisi rumah.

“ Nak cepat lari keluar, jangan sampai ada yang melihatmu ” perintah sang ayah pada Karl kecil

“ Hiks... tidak mungkin aku meninggalkan ayah ” balasnya terisak

“ Cia, cepat bawa Karl pergi dari sini. Tinggalkan aku, CEPAT ”

Cia yang merupakan ibu dari Karl hanya bisa menangis, sambil menggendong Karl kecil keluar dari rumah itu.

Karl melihat karah belakang, ia dapat melihat ayahnya yang kejatuhan atap puing lalu terbakar bersamaan dengan api yang semakin membesar.

Sedangkan Cia masih saja berlari bersama Karl menuju pintu belakang.

“ Kita selamat sayang ” ujarnya mencium kening sang anak

Namun itu tidak berlangsung lama, saat beberapa orang mulai mengepungnya sambil menodongkan pistol. Cia berusaha tenang dengan perlahan ia menurunkan Karl dari gendongannya dan meminta anaknya untuk lari menjauh.

“ Karl ibu mohon kamu harus selamat, sekarang lari ” seru Cia berbisik

Karl menganggukkan kepalanya dengan berat hati, tidak lama setelah itu ia lari kearah yang berlawanan. Salah satu warga yang melihat Karl kabur menodongkan senjatanya, sebelum pelatuknya ditarik Cia dengan cepat berubah menjadi Serigala dan menggigit tangan warga tersebut.

Semua orang yang mengepung Cia panik, mereka semua mengarahkan ujung pistol dan menarik pelatuknya. Peluru tersebut tepat menghujani tubuh Cia, banyaknya peluru yang bersarang ditubuhnya membuat Cia lemah dan jatuh ketanah dengan darah yang menggenang.

“ Apakah salah jika aku menyerang seseorang untuk menyelamatkan nyawa anakku, Tuhan ? ” batinnya yang terakhir kali setelah itu Cia menutup matanya untuk selamanya.

...****************...

Api merambat dengan cepat ditambah pada saat itu musim panas, sehingga cukup sulit untuk memadamkannya. Semua orang bersorak gembira saat melihat api mulai membakar habis kediaman manusia Serigala dikota tersebut. Mereka merasa lega karena tidak akan ada lagi korban, tanpa mereka sadari korban sebenarnya dari masalah ini adalah manusia serigala. Manusia Serigala yang tidak tau menahu harus tewas dilahap api dan kehilangan tempat tinggal.

Disisi lain Karl kecil sedang berlari mengelilingi hutan yang gelap sambil sesenggukan. Ia menutup telinganya karena takut mendengar suara burung hantu yang terus berbunyi nyaring.

Hingga tanpa sengaja Karl menabrak seorang pria tambun didepannya.

“ ahh ” serunya terjatuh

Pria itu menatap Karl dengan dingin membuat Karl bergetar ketakutan, pria itu dengan perlahan duduk didepannya sambil mengelus kepalanya.

“ Apa kamu sudah tidak memiliki keluarga sekarang?, kalau begitu tinggallah

bersamaku ” serunya tanpa bisa dibantah

Pria yang merupakan Walikota sekaligus ayah dari Arthur itu menggendong Karl untuk dibawa pulang.

Tok..tok..tok...

Walikota mengetuk pintu rumahnya, selang beberapa menit seorang wanita berusia sekitar 35an tahun membukakan pintu.

“ Masalah di sana sudah selesai? dan siapa anak ini ? tanya wanita itu heran

“ Kita bicarakan didalam saja Carla ” sarannya, wanita yang dipanggil Carla itu masuk kedalam rumah dan duduk disalah satu sofa

“ Ceritakan siapa anak ini dan dari mana asal usulnya ” ujar Carla tidak sabaran

Noel nama walikota itu, mulai menarik napas panjang dan menceritakan awal kejadian ia bertemu dengan anak ini.

Carla menutup mulutnya dramatis setelah mendengar semua cerita dari Noel. Ia tidak menyangka semua orang dikota ini termasuk suaminya tega melakukan kejahatan sekeji itu.

“ Mengapa kamu setega itu Noel, apakah satu nyawa yang hilang harus diganti dengan seribu nyawa ? ”

“ Belum tentu juga pelakunya adalah para manusia serigala ”

“ Manusia seperti kalian lebih buruk dari pada iblis ”

Puas mencaci Noel, Carla mengambil alih gendongan Karl dan membawanya menuju kamar mandi untuk dibersihkan.

Noel hanya mampu memandang kepergian istrinya dengan nanar, sudah dia duga Carla pasti kecewa dengan keputusannya. Itu sebabnya ia berusaha semaksimal mungkin agar Carla tidak mengetahui keputusannya ini .

...****************...

Bulan berganti tahun Arthur dan Karl sekarang sudah berusia 10 tahun, keduanya menjadi saudara yang baik. Karl sangat menyayangi Arthur sebagai adiknya sampai ia melupakan fakta bahwa ayah Arthur penyebab kematian orang tuanya.

Keduanya baru saja tiba dirumah setelah mengambil nilai kelulusan, Arthur cemberut melihat nilainya berbeda dengan Karl yang menampilkan wajah bahagia.

“ Kakak aku takut dimarahi, ayo temani aku kabur dari rumah ” rengek Arthur

“ Jangan aneh-aneh. Itukan juga salahmu mengapa malas belajar, padahal nanti kamu akan menjadi walikota seperti ayah ” ujar Karl

Arthur semakin mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan dari Karl “ Aku tidak mau menjadi walikota, aku ingin menjadi seniman ” serunya bersemangat

Karl hanya mengelus kepala adiknya, dia benar-benar keras kepala.

“ Ma kami pulang ” teriak Karl bersemangat sedangkan Arthur masih saja cemberut

“ Wah kalian sudah sampai, Arthur apa nilaimu jelek lagi ” seru Carla dengan tatapan setajam elang

Melihat putranya tidak menjawab dan makin mengerucutkan bibirnya membuat Carla menepuk keningnya. Bagi Carla memarahi Arthur itu percuma ia tidak akan mau mematuhi perkataannya, berbanding terbalik dengan Karl yang selalu mematuhi perkataannya.

“ Kalian sudah pulang, bagaimana hasilnya? ” tanya Noel yang baru saja tiba dirumah

“ Baik ”

“ Buruk ”

Mendengar perkataan kedua putranya yang sangat berbeda , Noel mulai menasehati Arthur.

“ Sayang kamu harus lebih rajin belajar. Jika nilaimu rendah terus ayah dan ibu hanya akan menyayangi Karl. Hahahaha ” seru Noel bercanda diakhiri dengan tawanya

Namun tanpa ia sadari perkataannya tadi, menyebabkan Arthur takut kasih sayang kedua orangtuanya hanya untuk Karl. Sejak saat itu Arthur sangat membenci Karl, baginya Karl hanya pengganggu dalam hidupnya.

Tiba hari dimana semua awal kebencian dalam diri Karl itu dimulai, Arthur menyusun rencana yang matang agar Karl menyerangnya dan diusir dari rumahnya.

Rencana Arthur berjalan dengan mulus, setelah berbagai provokasi yang membuat Karl marah tanpa sadar ia menyerang Arthur. Arthur berteriak kesakitan lalu melihat darah ditangannya ia langsung pingsan.

Noel yang merasa Karl berbahaya dan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, mengusir Karl dari rumahnya dengan marah. Karl ingin menjelaskan semua yang terjadi tapi melihat tatapan kebencian dari Noel dan tatapan dingin Carla membuat ia mengurungkan niatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!