Tio berlari menyusuri seluruh kota yang telah kosong tersebut, ia terus memanggil nama Arthur berharap panggilannya mendapatkan sahutan.
Saat itu mereka tengah membantu para warga yang tidak memiliki tempat tinggal dikota lain, menuju tempat pengungsian. Sampai Tio menyadari tidak melihat kehadiran Arthur disana, awalnya ia berpikir mungkin Arthur sudah pergi duluan ke kota lain namun mengingat dirinya yang tidak memiliki keluarga dimana pun, membuat Tio seketika cemas.
“ Kemana perginya dia ” sampai satu tempat tiba-tiba terlintas dipikirannya “ pabrik, yah Arthur pasti kesana ” Dengan semangat Tio berlari cepat kearah pabrik.
“ William apa kau melihat Arthur?, dia tidak ada ditempat pengungsian ” tanya Tio setelah sampai didepan William
Terlihat wajah William yang berubah menjadi terkejut “ Dia sempat kesini kemarin dan berdebat dengan ku setelah itu dia pergi, apa kamu sudah mengecek kerumahnya? ” William balas bertanya
Tio menganggukkan kepalanya lemah, ia sudah mencari Arthur ke segala tempat dikota ini namun hasilnya nihil Arthur tidak dapat ditemukan dimana-mana.
“ Mungkin dia sudah dimakan Serigala sekarang atau mungkin ditangkap oleh Mika ” seru William tanpa beban
Mendengar tanggapan William yang terlalu santai membuat Tio hampir saja lepas kendali dan memukul pria yang sekarang ada didepannya.
Tanpa mengucapkan apapun, Tio membalikkan badannya dan menjauh dari William.
...****************...
Masha dan Caroline tengah memasakkan makanan untuk para pengungsi, mereka berdua memanfaatkan bahan yang ada untuk diubah menjadi sebuah hidangan.
“ Semoga rasanya enak, aku tidak terlalu pandai memasak ” ujar Masha
“ Hahahaha jika masakan mu enak, kamu seharusnya menjadi chef bukan detektif ” balas Caroline
“ Yah setidaknya rasanya tidak terlalu buruk menurutku ” seru Masha sambil berkacak pinggang
“ Lagipula aneh sekali, pekerjaan kita apa tugasnya apa ”
“ Sudahlah jangan banyak mengeluh ” seru Caroline menutup pembicaraan keduanya
Bau masakan keluar dari panci yang sedang mereka aduk, Masha segera mengambil piring dan memindahkan masakan tersebut di atasnya.
“ Aku akan membagikannya diluar ” seru Masha sambil berlalu pergi
Caroline hanya diam dan melanjutkan aktivitas mengaduk sup tersebut sambil meletakkannya diatas piring.
Sampai ia merasa telinganya berdenging sakit, Caroline yang tidak kuat melepaskan sendok yang ia pegang hingga terjatuh kebawah. Ia duduk dilantai menutup telinganya rapat, suara yang Caroline dengar benar-benar keras dan menyakitkan. Seperti suara auman namun sangat memekakkan.
“ Argh ” teriak Caroline dengan keras saat volume suara itu naik dengan tinggi, ia merasa gendang telinganya mau pecah. Meraih garpu disampingnya ia ingin menusukkannya didalam telinganya namun Masha dengan cepat menahan tangannya.
“ Tenangkan dirimu Caroline ” seru Masha
Caroline semakin berteriak “ Aku tidak bisa ini sakit Argh ” tidak lama setelah itu Caroline jatuh pingsan
Kemudian Masha membopongnya menuju tenda, didalam sana ia meletakkan Caroline dengan hati-hati. Telapak tangannya ia letakkan di kening Caroline, suhu tubuhnya sangat panas.
Masha lalu keluar untuk mencari obat penurun panas, ia mendatangi setiap tenda untuk meminta obat tersebut. Akhirnya di tenda paling ujung Masha menemukannya.
Sedangkan didalam tenda mereka, Caroline terus saja mengigau , ia sering kali bergumam tidak jelas dan merintih kesakitan. Tiba-tiba saja matanya terbuka namun warnanya berubah menjadi merah, tanpa sadar ia berjalan sendiri keluar dari tenda dan menuju hutan, tidak ada orang yang menyadarinya karena mereka sibuk dengan urusannya sendiri.
Masha sampai di tenda, ia sempat dibuat bingung saat melihat tenda terbuka, melihat kedalam Masha tidak menemukan keberadaan Caroline. Ia sudah merasa cemas namun berusaha berpikir positif mungkin Caroline dibawa pergi oleh Edgar untuk melakukan pemeriksaan.
Masha keluar dari tenda, di kejauhan ia melihat Edgar dan Tio yang sedang menuju kearahnya.
“ Kami tidak bisa menemukan Arthur dimana pun, apa dia tidak belum kesini ? ” tanya Edgar
Bukan jawaban yang mereka dapatkan dari Masha, melainkan pertanyaan balik “ Kalian mencari Arthur ? Aku kira kalian pergi kerumah sakit bersama Caroline ”
Keduanya saling berpandangan heran, mereka baru saja sampai dan mustahil untuk menemui Caroline.
“ Kami baru saja sampai disini dan tidak bersama Caroline, kami bahkan tidak bertemu dengannya ” ujar Edgar
Mereka bertiga saling menatap khawatir, Arthur saja belum ketemu dan sekarang Caroline juga menghilang.
“ Mungkin saja mereka berdua ditangkap oleh Mika ” seru Tio membuat kedua orang yang mendengarnya makin khawatir
“ Kita harus cepat mencarinya aku takut hal yang lebih buruk dapat menimpa mereka ” Masha yang ingin berlari ditahan oleh Tio
“ Susun strategi dulu. Jika kita gegabah bisa saja kita yang hilang selanjutnya ” serunya dengan nada rendah
...****************...
“ Caroline ”
“ Uhh, dimana ini. Hah aku diikat, siapa saja tolong ” teriak Caroline panik
“ Hei jangan berisik atau mereka akan kembali kesini ” seru Arthur berbisik
Caroline langsung menutup mulutnya rapat, memandangi sekeliling ruangan yang penuh dengan senjata tajam dan kepala Serigala yang sudah mati.
“ Apakah ini ruang penyiksaan? ” tanya Caroline bergidik ngeri
“ Tidak tau ” jawab Arthur pelan
Keduanya kembali diam, tidak ada lagi yang membuka suara atau sekedar bertanya satu sama lain.
“ Hah ” Arthur menghembuskan napasnya pasrah ntah sudah yang ke berapa kalinya. Dia masih merasa heran, mengapa Karl menyekapnya diruang ini jika tidak langsung dibunuh.
Arthur mencoba mengingat kembali salahnya pada Karl, hingga membuat pria itu sangat membencinya. Setelah mengingatnya Arthur merasa dia tidak punya salah apa-apa, dulu saat Karl masih tinggal dikota xxx Arthur bersikap baik kepadanya, ia bahkan memperlakukan Karl sama seperti manusia lainnya walaupun Arthur tau Karl adalah manusia Serigala.
Apa jangan-jangan ?
Mata Arthur terbuka lebar, mengingat kejadian waktu ia masih berumur 7 tahun. Saat itu terjadi tragedi yang mengenaskan dikota xxx, puluhan rumah yang diyakini sebagai tempat tinggal para Manusia serigala dibakar beserta isinya.
Kobaran api yang menyala membakar habis semua rumah hingga tak tersisa, disalah satu rumah ada sebuah keluarga yang ikut terbakar semuanya tewas dilahap oleh api dan yang selamat hanya anak mereka yang seumuran Arthur.
Ayah Arthur yang menjabat sebagai walikota saat itu, tentu saja merasa tidak tega menghabisi anak Serigala tersebut. Ia diam-diam merawat dan membesarkannya hingga tumbuh dewasa seperti Arthur. Bahkan membagi cinta keduanya dengan adil.
Namun Arthur yang memiliki sifat iri, tidak terima kasih sayang kedua orangtuanya terbagi. Ia melakukan segala cara agar Serigala tersebut diusir dari kediaman keluarganya.
Tepat pada malam itu, bulan purnama bersinar terang memasuki kamar Karl yang jendelanya masih terbuka. Melihat sinar bulan Arthur yang berada disampingnya berusaha memprovokasi Karl dengan memberitahu rahasia bahwa yang membunuh kedua orang tuanya adalah ayahnya sendiri.
Karl terhasut oleh omongan Arthur walaupun yang Arthur ceritakan benar. Ia merasa marah dan berubah menjadi Serigala kemudian menyerang Arthur tanpa sadar.
Arthur yang mendapatkan serangan berteriak memanggil ayahnya, sang ayah berlari dengan cepat menuju kamar tersebut sambil membawa senapan. Mengarahkan ujung pistol tepat pada Karl lalu menarik pelatuknya. Darah berceceran membasahi lantai, Arthur yang takut melihat darah langsung pingsan.
Keesokan paginya Arthur sudah tidak menemukan keberadaan Karl lagi dirumah itu, sampai ia menjabat sebagai walikota, ia bertemu kembali dengan Karl namun Arthur tidak mengenalinya pada saat itu.
Lagipula dulu namanya adalah Artha bukan Karl, dia pasti mengganti namanya sendiri.
“ Dasar bodoh, mengapa baru sekarang kamu menyadarinya ” gumam Arthur yang masih bisa didengar Caroline
“ Menyadari apa ? ” tanya Caroline penasaran
“ Menyadari semua dosanya padaku ” bukan Arthur yang menjawab melainkan Karl yang sempat mendengar pertanyaan Caroline
Karl mendekati Arthur dan menjilati lehernya
“ Jadi adikku yang bodoh ini sudah mengingatkan semuanya ”
“ Karl maafkan aku ” pinta Arthur menatap Karl dengan tulus
Karl tidak menjawab, tangannya meraih salah satu pisau disana dan.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments