Episode 14 ( Masalah yang menimpa )

Arthur sampai ditengah kota, ia turun dari sepeda motor miliknya. Kemudian berdehem sebentar sebelum berteriak dengan lantang meminta semua orang untuk berkumpul.

“ Mohon kepada semua warga berkumpul ”

Semua orang berkumpul mendekati Arthur, mereka memandangi satu sama lain diliputi rasa bingung dan cemas.

“ Semuanya aku tau ini berat untuk kalian namun untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa, aku mohon kepada kalian untuk meninggalkan kota ini sementara. Hingga Mika dapat ditemukan ”

“ Setelah Mika ditemukan dan serigala selesai diberantas, kalian bisa kembali ke kota ini lagi. Untuk sementara tinggallah di kota sebrang atau rumah saudara kalian ” jelas Arthur dengan penuh wibawa

Setelah berkata demikian, terjadi kericuhan antara para warga ada yang setuju dan ada juga yang menolak keputusan Arthur.

“ Maaf pak ” terlihat salah satu warga mengangkat tangannya “ Bagaimana dengan kami yang hanya hidup sebatang kara tanpa keluarga, dimana kami bisa mengungsi ” tanyanya bingung

Arthur tersenyum simpul kemudian menjawab pertanyaan tersebut “ Aku sudah bekerja sama dengan pemerintah kota Xy, jadi untuk sementara waktu kalian bisa tinggal di pengungsian kota Xy ”

Lagi seorang warga mengangkat tangannya

“ Bagaimana cara kita bertahan hidup bila bencana ini tidak menemukan titik terang, tidak mungkinkan jika mengandalkan bantuan makanan dari luar untuk bertahun-tahun lamanya ”

“ Kami akan bekerja dengan cepat, kami pastikan masalah ini akan menemukan titik terang dan tidak menghabiskan waktu setahun lamanya ” seru Arthur tegas

Orang-orang yang berkumpul berusaha mencerna semua perkataan Arthur, mereka memandangi dengan ekspresi yang bercampur aduk. Bahkan tidak sedikit yang menghela nafas gelisah.

“ Jadi bagaimana ? ” tanya Arthur menekan suaranya, berusaha memberitahu bahwa kalimatnya tadi bukanlah pertanyaan melainkan perintah.

Mereka semua hanya mengangguk-angguk kepalanya mengerti, lalu membubarkan diri dari sana. Tujuan selanjutnya dari seluruh orang adalah pergi meninggalkan kota tersebut sementara.

Melihat Sudah tidak ada orang yang berkumpul, Arthur kembali menaiki motornya dan menjalankannya, tujuan Arthur kali ini menuju pabrik milik William. Ia yakin para Serigala akan datang kesana bila tidak mendapatkan mangsa dipusat kota.

Sampai didepan pabrik, Arthur memarkirkan motornya dibawah pohon agar terhindar dari paparan sinar matahari yang lumayan terik. Berjalan dengan cepat ia memasuki area pabrik, melihat kedatangan Arthur para pekerja menyambut kedatangannya dengan senyuman.

Tanpa basa-basi terlihat dahulu, ia langsung masuk kedalam ruangan milik William, tidak lupa membanting pintu ruangan tersebut.

Brak....

“ William ini gawat, kamu harus cepat-cepat membawa semua karyawanmu pergi dari kota ini ” seru Arthur cemas

Dengan santai William mengangkat kedua kakinya diatas meja sambil menghembuskan asap rokok miliknya tepat di wajah Arthur, membuat pria tinggi itu terbatuk-batuk.

“ Aku menolak itu bisa membuatku rugi, tenang saja Arthur dia tidak akan berani menyerang daerah kekuasaanku ” ujar William dengan santai

“ Kamu tetap harus pergi William, keselamatan para karyawan juga dipertaruhkan disini. Semua yang ada didalam pabrik ini harus diungsikan ” jelasnya

William bangkit dari duduknya dan jalan mendekati Arthur, sekarang kedua pria itu tengah berhadapan “ Dengar baik-baik pak walikota, aku tidak akan pernah meninggalkan pabrik ini sedetikpun. Aku bisa menjamin keamanan diriku dan semua karyawanku ” bantah William.

“ Tapi uhh sudahlah ” Arthur menyerah berdebat dengan William, pria itu sangat keras kepala dan mau menang sendiri.

Dengan kesal Arthur keluar dari ruangan tersebut, membuka pintu dan menutupnya dengan keras. Sebagai bentuk kode kepada William bahwa ia sedang marah besar.

“ Selalu saja tidak menghargai keputusan ku, ingin menang sendiri, tidak tau diri. Jika dia mengalami kesulitan aku juga yang harus turun tangan, semoga saja dia diculik oleh para serigala itu ” gerutu Arthur sambil berjalan keluar meninggalkan pabrik

“ Kakak adik sama-sama merepotkan ” lanjutnya menggerutu

Tanpa Arthur sadari, sepasang mata dari tadi mengawasi setiap gerak-geriknya dari balik semak. Kemudian menyeringai dengan tatapan lapar.

Arthur mengendarai motor melewati ladang jagung tempat markas Mika berada, jalan itu sangat sepi tanpa adanya lampu penerang jalan, hanya sinar rembulan yang menerangi sebagai jalanan, sepertinya ia harus turun tangan untuk memasang lampu ditempat ini.

Sedang sibuk melamun, Arthur dibuat terkejut saat serigala besar melintasi jalan didepannya, dengan terpaksa ia membelokkan stang sepeda motornya kearah kanan secara mendadak. Menyebabkan motor tersebut kehilangan keseimbangan dan jatuh ke ladang jagung beserta dirinya.

“ Auk... ” Arthur meringis kesakitan karena kakinya tertindas motor

“ Tol...tolong....uhh..... tolong ” teriak Arthur serak

Suaranya menggema disekitar ladang. Ia merasa mustahil akan ada orang yang lewat disekitar sini, dengan pasrah Arthur menunggu Serigala besar tadi datang memakannya.

Setengah jam telah berlalu, Arthur masih dengan posisi yang sama. Serigala tadi sama sekali tidak mengejarnya tapi Arthur merasa akan tetap mati karena terkena hipotermia, cuaca dari tadi semakin dingin hingga membuatnya menggigil.

Dari kejauhan matanya menatap bayangan seseorang, tanpa sadar Arthur tersenyum senang, ia yakin masih bisa selamat dengan bantuan orang itu.

“ Tolong aku, tolong ” teriaknya sambil melambaikan tangan

Bayangan itu semakin mendekat dan sekarang berada didepannya, Arthur mendongakkan kepalanya menatap wajah orang tersebut, seketika senyumnya luntur digantikan dengan ketakutan.

Cahaya rembulan menerangi tepat pada wajah Karl yang tersenyum menatap ekspresi mangsa dibawahnya. Ia mendudukkan dirinya menyamakan tinggi dengan Arthur yang sedang ketakutan.

“ Per...pergi JAUHI AKU ” ujar Arthur gemetaran

Karl tersenyum manis melihat tubuh musuhnya yang bergetar hebat, ia mencubit kedua pipi Arthur hingga kepalanya mendongak kearah dirinya.

Lalu menekan kukunya hingga darah mengalir keluar. Dengan sekuat tenaga Arthur berusaha memberontak membuat goresan memanjang pada pipinya.

Darah terus mengalir dari sana tapi Arthur tidak perduli, dengan panik ia berusaha menyingkirkan motor yang menimpa kakinya. Seluruh tenaga ia kerahkan namun motor itu sama sekali tidak berpindah tempat.

Didepannya Karl sedang menertawai segala kebodohan Arthur. Dia menggelengkan kepalanya sebelum membantu Arthur mengangkat motor tersebut.

“ Sepertinya kakimu patah ” ujarnya sambil memegang kaki Arthur

“ Jangan dipegang Karl ” pintanya

Karl mendekati Arthur lalu menggendongnya ala karung beras menyebabkan kakinya yang tertimpa motor tadi makin terasa nyeri.

“ Turunkan aku ” Arthur memukul punggung Karl yang sama sekali tidak dipedulikan oleh pria itu.

Keduanya memasuki ladang jagung semakin kedalam, jarak yang ditempuh lumayan jauh namun Karl sama sekali tidak protes karena keberatan menggendongnya.

Akhirnya mereka sampai disebuah gubuk tua yang berada ditengah-tengah ladang, terlihat gubuk itu memiliki penerangan yang ramang-ramang. Karl membawanya memasuki gubuk tersebut kemudian meletakkannya disalah satu kasur yang berada didalam sana.

Lalu keluar dan meninggalkan Arthur sendirian disana.

Diluar gubuk Karl sedang merokok, ia tau Arthur akan batuk jika menghirup asap rokok, maka Karl mengalah dengan pergi keluar gubuk.

Terlihat asap rokok yang mengepul di udara, Karl menatap kearah langit yang dihiasi bintang-bintang. Didalam kepalanya terlintas bayangan orangtuanya yang sedang tersenyum bahagia.

Karl sebenarnya tidak ingin menjadi penjahat, dengan membunuh dan merubah semua orang yang tinggal dikota menjadi manusia Serigala tapi takdir memaksanya.

Dibutakan oleh rasa balas dendam, Karl berusaha mengajak Mika untuk membuat kota xxx menjadi kota mati, bukan tanpa alasan ia hanya ingin semua orang dikota ini merasakan ketakutan seperti yang dulu orang tuanya rasakan.

Mengingat kejadian enam tahun yang lalu membuat darah Karl kembali mendidih. Dengan kasar Karl mematahkan rokok yang sedang ia hisab.

“ Setelah Arthur, kau selanjutnya William ” gumamnya menatap lurus kedepan

Puas menikmati rokoknya, Karl berjalan masuk kedalam gubuk lagi. Ia harus menjaga Arthur dengan ekstra agar pria itu tidak kabur dan merusak segala rencananya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!