Episode 12 ( keluar dari penjara )

Salju turun semakin banyak, menutupi setengah dari kota.

Orang-orang memakai pakaian tebal serta syal untuk menghangatkan tubuh mereka, angin yang bergerak dari arah barat menuju selatan membawa salju, juga menambah suasana dingin kota tersebut.

Arthur sedang mengelilingi kota yang selama ini dia pimpin, mengedarkan pandangannya kearah orang-orang yang sedang beraktivitas normal ditengah salju begini.

Terlihat juga anak-anak yang sedang berlarian sambil melemparkan bola salju, sebagian lagi membuat boneka salju dan sisanya bermain ski.

Sudut bibirnya tertarik keatas membuat sebuah senyuman lebar, pemandangan seperti ini tidak pernah dia lihat sebelumnya sampai hari ini.

Biasanya ditengah salju yang turun apalagi pada malam hari. Orang-orang hanya akan diam dirumahnya masing-masing, menghangatkan tubuh dengan perapian.

" Hahahaha tangkap aku, bukk " tubuh kecil itu menabrak Arthur yang berada tepat didepannya membuat dirinya jatuh kesakitan.

" Apa kamu tidak apa-apa? " Arthur bertanya sambil membantu anak itu berdiri

" Aku tidak apa-apa. Terima kasih " Salju ini empuk aku tidak kesakitan " ujarnya menampilkan senyuman yang merekah, anak itu lalu lari kerah teman-temannya.

Melihatnya membuat Arthur teringat pahitnya hidup anak kecil itu. Pertama kali dia datang ke kota ini hanya bersama ibunya mungkin sekitar 4 tahun yang lalu, saat itu tepat badai salju ibunya datang meminta pertolongan kepadanya. Arthur dengan senang hati memberikan tempat tinggal yang layak untuk mereka.

Masa itu Arthur sangat senang karena jumlah penduduknya bertambah walaupun hanya 2 orang, sekian lama Arthur mengetahui nama anak tersebut adalah Moka dan dia memang tinggal berdua dengan ibunya dari dulu sebelum tiba di kota ini.

Namun yang membuat Arthur kepikiran adalah. Arthur tidak pernah tau siapa ayah dari Moka bahkan sampai ibunya meninggal kemarin, tidak ada yang menjemput atau mengaku sebagai ayahnya. Membuat Arthur dengan terpaksa memasukkan anak itu ke panti asuhan.

Awalnya dia menolak tapi dengan segala macam bujukan akhirnya dia mau menerimanya, lihat sekarang dia sangat bahagia bermain bersama teman-temannya.

Melupakan sesaat kematian ibunya yang mengenaskan karena ulah manusia serigala.

Mengatur napasnya Arthur berusaha melupakan kejadian kelam yang selalu terjadi dikota ini karena teror manusia serigala.

Lebih baik sekarang dia membagikan kayu bakar untuk perapian. Ia tidak mau sampai ada kabar warganya mati kedinginan.

Kota ini memang terletak paling Selatan. Jadi tempatnya begitu dingin apalagi bila musim salju begini tempat ini sering menjadi titik terjadinya badai salju.

Hal itu membuat Arthur menyiapkan banyak persediaan untuk orang-orang dikota, agar bila badai salju datang mereka tidak terlalu khawatir akan mati kelaparan atau kedinginan.

...****************...

Berbeda dengan Arthur yang sedang sibuk membantu orang-orang di kota, Mika malah sibuk mondar-mandir mencari cara agar bisa bebas dari sini.

Ternyata berpikir sendiri itu sulit. Ia agak menyesal telah menghabisi anak buahnya yang berada satu sel dengannya atau mungkin tidak juga.

Mengingat sekarang musim salju dan mereka sama sekali tidak menyiapkan pakaian hangat untuk Mika. Ia dapat menghangatkan dirinya sendiri menggunakan kulit dari anak buahnya yang sudah mati.

Katakanlah dia jahat tapi memang itu adanya, Mika memang selalu menganggap dirinya sosok Tirani. Andai saja dia memegang senjata saat itu mungkin dirinya tidak akan berakhir dipenjara kotor ini.

Mika berjanji pada dirinya sendiri, jika telah keluar nanti. Ia akan membuat pasukan manusia serigala lagi tapi yang ini ditambah ekstra otak. Sehingga kejadian seperti kemarin tidak terjadi lagi.

Sedang sibuk melamun, dari luar penjara Mika mendengar suara rintihan seseorang.

" Apakah mereka melakukan hukum mati " gumamnya sedikit panik

Suara rintihan itu makin jelas terdengar, suaranya semakin mendekat kearah sel tempat Mika dikurung sekarang.

Kaki dan tangannya sudah gemetaran, mencoba memutar otaknya Mika mendapatkan sebuah ide brilian.

Dia akan mati dan membuat kejadian seolah-olah dirinya habis bunuh diri setelah membunuh para anak buahnya.

Mika naik keatas kasur, menusukkan pisau tersebut ke tubuh anak buahnya yang telah mati kemudian berbaring disampingnya sambil menutup mata dan memegang pisau penuh darah ditangannya. Jangan lupa aliran darah yang sengaja diletakkan diatas urat nadi tangannya.

Suara langkah kaki itu terdengar sangat dekat lalu berhenti tepat didepan sel tempatnya berada sekarang.

Mika sempat meneguk ludahnya kasar sambil berharap siapapun yang ada disana pergi secepatnya.

Tapi bukanya pergi, Mika dapat mendengar suara pintu sel yang dibuka. Suara kaki itu kembali muncul, sekarang berhenti tepat disamping.

" Ohh pasti kamu yang membunuh mereka Mika " orang asing itu berujar sambil menatap sekeliling sel yang sudah seperti tempat pembuangan mayat.

Setelah berbicara seperti itu, Mika membuka matanya. Ia mengenali suara ini, suara orang yang dapat membebaskannya sekarang.

" Ternyata kamu Karl, aku pikir para penjaga penjara " seru Mika melempar pisaunya.

" Kita akan keluar dan benda ini juga penting " Karl berkata sambil mengambil pisau yang Karl buang tadi.

Karl berjalan terlebih dahulu keluar dari penjara diikuti oleh Mika dari belakang. Keduanya berjalan dengan sangat santai seperti tidak terjadi masalah apapun.

" Badai salju akan datang sebaiknya kita bergegas pulang, kamu juga butuh pakaian " seru Karl memandangi Mika dengan tatapan kasihan

Mika diam tidak membalas ucapan Karl, dia masuk kedalam mobil dan menidurkan kepalanya, mata miliknya juga ia tutup.

Karl melajukan kendaraan beroda empat itu dengan hati-hati, jalanan yang penuh salju membuat jalan menjadi licin dan harus ekstra pelan.

Mobil berwarna ungu terang itu berhenti didepan toko pakaian, Karl turun meninggalkan Mika yang masih tertidur.

Karl masuk kedalam toko lalu mendapatkan senyuman hangat dari para penjaga. Ia menuju ketempat pakaian tebal yang khusus untuk musim salju.

Memilih pakaian yang sekiranya pas dengan ukuran tubuh Mika dan menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Selesai dengan itu Karl melajukan mobilnya lagi, niatnya sekarang menuju bengkel yang bisa mengganti warna mobil.

Menurutnya warna ungu sangat menggelikan untuk pria, mengapa

Tio bisa-bisanya memilih warna ini untuk mobil sport miliknya.

...****************...

Hembusan angin dingin dan langit yang berawan menambah kesan musim salju di kota Palmdale California.

Masha terlihat sedang sibuk sekarang menyingkirkan salju yang menutupi pintu depan rumahnya menggunakan sekop.

" Masha kamu harus membantuku ini darurat " pinta Tio dengan panik

Masha melempar sekopnya asal, sekarang sekop itu tertanam oleh salju. Lebih memilih mengikuti Tio kedalam rumahnya, mungkin saluran airnya tersumbat karena menjadi es Masha bisa membantu.

Sesampainya disana Masha dibuat gugup, saat melihat sepasang pria dan wanita yang sedang memandangi dirinya dari atas sampai bawah.

Menurut penglihatan Masha kedua orang itu adalah orang tua dari Tio karena mereka lumayan mirip.

" Silahkan duduk " seri ibu Tio dengan lembut

Masha kemudian duduk didepan keduanya, memainkan jari-jarinya untuk menghilangkan perasaan gugup.

" Pa, Ma aku akan menikah dengannya " seru Tio

Habis mengatakan itu Tio menatap kearah Masha sambil tersenyum tanpa dosa.

Masha balas menatap dengan heran, menggerakkan mulutnya yang hanya bisa diketahui oleh Tio " apa maksudnya semua

ini "

Tio tidak menjawab malah mengalihkan pandangannya dan menatap ibunya.

" Jangan khawatir ma kami akan menikah secepatnya "

" Baguslah kami tidak khawatir lagi padamu "

Keduanya kembali menatap kearah Masha namun sekarang dengan senyum hangat bukan pandangan menginterogasi seperti tadi. Sekarang Masha sudah agak rileks.

" Siapa namamu ? "

" Masha " jawabnya singkat

Setelah mendengar balasan Masha ibu dari Tio membisikkan sesuatu kepada putranya lalu mendapat anggukan paham dari Tio.

" Kita keluar dulu ada yang harus aku bicarakan " Tio berbisik lembut

Membawa Masha ke halaman rumah untuk berbicara empat mata, sampai disana Tio melepaskan pegangannya pada Masha.

" Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan tapi sebelum itu.... "

Tio tiba-tiba menghentikan ucapannya membuat Masha penasaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!