Masha " terdengar suara wanita dari luar memanggil Masha.
Berusaha tidak menghiraukannya namun suara tersebut makin kencang memanggil namanya, dengan mata yang berusaha terbuka Masha meraih ponselnya, tertera jam 04.30 pagi. Siapa orang yang menggangu ketenangannya di jam segini.
Lalu Masha bangun dari tidurnya, dia terlebih dahulu meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Memasuki kamar mandi hanya untuk mencuci muka dan gosok gigi, Masha kemudian mengganti baju tidurnya dengan sweater dan celana Levis hitam.
Masha kemudian berjalan menuju pintu keluar, suara teriakan itu semakin jelas terdengar sangat memekakkan telinga.
Cklek
Memutar gagang pintu, Masha lalu membukanya terlihatlah wanita yang seumuran dengannya memakai hoodie kebesaran, wanita itu adalah Caroline. Pagi-pagi gini dia sudah ada didepan rumah Masha menampilkan senyum khasnya.
" Ada apa memanggilku pagi-pagi begini " seru Masha sambil menguap, dia masih merasa mengantuk.
" kita diberikan libur 2 hari, jadi ayo gunakan sebaik mungkin " Caroline berseru sambil melompat kecil
" kamu benar Caroline dan cara aku menggunakan hari libur dengan tidur " Masha ingin menutup lagi pintunya namun dengan cepat Caroline menahan menggunakan kakinya.
" Masha bukan begitu, ayo kita berkeliling ke suatu tempat "
" aku tidak tertarik "
" Aku akan mentraktir kamu " seru Caroline berusaha membujuk Masha
Mendengar kata traktir aura Masha yang tadinya lesu menjadi bersemangat, Masha menarik tangan Caroline masuk dan mendudukkannya di kursi.
" Duduk disini aku akan membawa perlengkapan dan mengganti baju " Masha berlari kearah kamarnya, menutup pintu dengan keras
Caroline membuka ponselnya dan mengirim pesan kepada Edgar.
...Edgar 🤠...
^^^(Masha mau menerima ajakan kira)^^^
(Itu bagus, aku juga telah
berhasil membujuk Tio)
Caroline tersenyum menatap ponselnya, rencananya berhasil mereka akan liburan dengan gembira. Dia akan mencatat hari ini sebagai hari bahagia dalam hidupnya.
" Aku sudah siap "
" Bagus sekarang kita bisa pergi, oh iya pinjam mobilmu "
Masha melemparkan kunci mobilnya lalu ditangkap oleh Caroline, membuka bagasi kedua wanita itu memasukkan tas mereka kedalamnya.
" Tunggu disini aku akan memanggil para pria tersebut " seru Caroline berlalu menuju rumah Tio
Masha tidak menanggapi, dia sedang
sibuk sekarang merias dirinya melalui
kaca mobil, memasang lipstik pada bibirnya Masha merasa warnanya kurang cocok
dia menghapusnya dan menggantinya
dengan yang lain. Begitu terus yang dilakukan
Masha hingga Caroline kembali dengan kedua pria tersebut.
Mereka semua masuk kedalam mobil, Edgar memberikan instruksi untuk memasang sabuk pengaman, memastikan semua barang bawaan lengkap dan sabuk pengaman telah dipasang . Mobil melaju menembus dinginnya pagi.
" kita ingin berlibur kemana? "
" Aku tidak tau " jawab Edgar acuh
" Aku hanya mengikuti instingku"
Drtt....
Ponsel milik Tio tiba-tiba berbunyi, dia langsung meraihnya lalu memencet tombol hijau terdengar suara dari sebrang sana.
" Ke laboratorium sekarang, ini keadaan darurat "
Tidak menunggu jawaban dari Tio, bosnya sudah mematikan panggilannya lebih dahulu.
" Fu*k " seru Tio mengumpat
" Hmm, bos itu juga meneleponku sepertinya kita semua diminta menuju lokasi kejadian "
" Oke ayo kita putar balik "
" Aku akan meminta gaji tambahan karena liburku tidak jadi " ujar Masha merenggut
Edgar memutarkan kemudi mobilnya, mereka kembali melewati jalan yang tadi, Edgar mengemudikan mobilnya agak kencang membuat angin pagi terasa lebih dingin menusuk kulit.
" Ck ini dingin " decak Tio
Mereka akhirnya sampai ke laboratorium, turun dari mobil mereka masuk kedalam. Terlihat didalam banyak orang yang sudah mondar-mandir.
" Tio " seorang pria yang sudah memasuki kepala 4 memanggil nama Tio.
" persiapkan alat yang dibutuhkan kita akan melakukan otopsi di ruang 5"
" Kalian berdua tunggu di laboratorium "
" Dan kamu Masha ikut Lyra melakukan investigasi "
Setelah pria yang diketahui orang yang mempunyai pangkat lebih tinggi dari
mereka selesai berbicara, keempat orang itu langsung bergegas pergi keruangan kerja masing-masing.
Masha keluar menemui Lyra, ternyata
wanita itu sudah menunggunya didekat mobil.
" Ayo naik Masha kita akan mencari pelakunya "
Mobile melaju kencang, ini kedua kalinya
pagi ini Masha sudah naik mobil dengan kecepatan jet.
" Kita sampai " ujar Lyra menghentikan mobilnya di depan taman
Mereka mulai melakukan Investigasi pada area taman tersebut, ditemukan jasad seorang wanita dan beberapa bukti seperti obat-obatan yang berada di tangan korban, panah yang penuh dengan darah dan sebuah foto yang disobek. Masha mengumpulkan semua foto itu kedalam plastik klip.
Selama 2 jam hanya itu yang bisa mereka temukan sebagai barang bukti karena itu mereka memilih kembali terlebih dahulu, menunggu hasil otopsi mayat wanita tadi.
Keduanya memasuki mobil sambil
membawa bukti-bukti tadi, mobil melaju meninggalkan area taman yang sekarang sudah terpasang garis polisi.
Sesampainya mereka di laboratorium
ternyata otopsi sudah selesai, hasilnya
bisa langsung diketahui. Keduanya
pergi keruangan milik Tio untuk bertanya.
" Setelah melakukan otopsi, aku menemukan beberapa bukti yang bisa membantu kalian. Korban dibunuh sekitar jam 4 dini hari sehingga mayatnya terasa sangat dingin, darah yang masih mengalir juga membuktikan pembunuhan belum lama dilakukan. Pembunuh menusukkan panah secara langsung melalui belakang tubuh korban membuat korban jatuh dan menghantam tubuh bagian depannya
duluan. "
" Pelaku sengaja meletakkan obat ditangan korban, agar terlihat bahwa korban jatuh karena mengkonsumsi obat-obatan karena setelah aku periksa di lambung korban sama sekali tidak terdapat jenis obat yang sama "
" Anehnya pelaku tidak mencabut panah yang menancap sebagai bukti pada tubuh korban, itu berarti bisa saja ada orang yang kebetulan lewat dan melihat aksinya, membuatnya cemas dan langsung kabur " Tio menjelaskan dengan sangat detail
" Berarti pembunuhnya amatir dan mungkin ini pertama kalinya dia membunuh orang " ujar Lyra
" iya seperti begitu, bisa jadi ini masalah pribadi dengan orang terdekat, kita harus menemui Edgar dan Caroline sekarang " sambung Masha
" Terima kasih Tio " seru keduanya sambil keluar dari sana
...****************...
" Kalian sampai tepat waktu, kami baru saja selesai mencari informasi tentang korban
dan senjata pembunuh "
Edgar mengotak-atik laptopnya sambil menjelaskan sesuatu kepada kedua wanita yang baru sampai itu " Korban bernama Maria Sasa, berumur 20 tahun merupakan mahasiswi jurusan hukum, menurut kesaksian kedua orangtuanya dia keluar pukul 4 dini hari namun orang tuanya tidak tau dia ingin menemui siapa "
" Jadi orang tuanya hanya memberiku
ponsel putrinya untuk diperiksa, aku membaca obrolan korban dengan kekasihnya. Menurut percakapan tersebut kekasihnya yang meminta untuk bertemu "
" Apa informasi tentang kekasihnya
sudah ketemu, aku tidak sabar ingin
menangkapnya " seru Masha menyuarakan keinginannya
" Sayangnya kami masih mencari, namun aku menemukan bukti lain. Pembunuh memegang dan menancapkan panah menggunakan tangan kiri, itu berarti dia
kidal. Sebelum dibunuh korban sempat melakukan perlawanan seperti mencakar pelaku, aku telah memeriksa darah yang tertinggal di kuku korban, golongan darahnya adalah A+ " sambung Caroline
" Jadi pelaku merupakan orang yang kidal, mempunyai golongan darah A+ dan mengkonsumsi obat-obatan " Ujar Masha
Lyra menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Masha, mereka hanya
perlu mencari tersangka yang sesuai dengan deskripsi.
" Aku berhasil menemukan informasi tentang kekasih korban. Dia bernama Natan Natael pria berusia 23 tahun, bekerja sebagai penjaga toko disebuah toko bernama NataMart. Sepertinya itu toko milik keluarganya sendiri " seru Edgar tiba-tiba
Masha mengucapkan terima kasih kepada pasangan tersebut, mengajak Lyra menuju toko yang disebutkan oleh Edgar.
Karena jaraknya lumayan dekat jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai. Masha dan Lyra memasuki toko sambil menunjukkan identitas mereka.
Kebetulan sekali yang menjaga toko
pagi ini adalah Nathan. Nathan kemudian diajak menuju kantor untuk diinterogasi.
Beberapa jam dibutuhkan untuk melakukan interogasi, hingga Natan mengakui semua perbuatannya.
Natan mengakui dia telah merencanakan pembunuhan yang terjadi pada Maria tapi tidak berjalan semestinya, saat seorang wanita telah memergokinya. Dia yang ketakutan meninggalkan barang bukti ditempat kejadian.
Natan juga memberitahu penyebab dirinya membunuh Maria adalah karena hubungan mereka yang tiba-tiba kandas, setelah Maria mengetahui pekerjaannya yang hanya penjaga toko.
Lalu wanita itu memilih temannya yang bekerja sebagai nahkoda kapal,
rasa cemburu membuat Natan gelap mata dan merencanakan pembunuhan tersebut.
Setelah mendengar cerita Natan, pria itu dibawa ke pengadilan untuk mendapatkan proses lebih lanjut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments