Penangkapan Mika merupakan akhir dari pembunuhan berantai yang terjadi pada kota tersebut. Seminggu lamanya sudah tidak ada pembunuhan yang terjadi lagi.
Para warga yang awalnya mengungsi ke kota sebrang, sekarang balik lagi dan membangun rumah mereka yang sempat hancur tidak terurus.
Keadaan desa mulai pulih seperti sebelumnya, setiap malam kembali ramai, warga tidak waspada lagi terhadap penyerangan. Kota itu akhirnya tidak
menjadi kota mati.
...****************...
Arthur mengundang mereka berempat untuk menghadiri pesta besar di kota, sekaligus memberikan penghargaan karena telah berhasil mengungkap misteri kota ini.
Tentu saja mereka sangat senang
mendengar itu, disinilah mereka sekarang berada ditengah-tengah kota, menikmati makanan, minuman dan juga musik yang telah disediakan.
" Aku tidak percaya kasus 7 tahun yang tidak dapat dipecahkan oleh para senior, berhasil kita pecahkan " seru Caroline sambil meneguk minuman
" Iya dan berhentilah minum kamu bisa mabuk " balas Edgar merebut minuman tersebut
Caroline memasang wajah masam, pergi
dari sana dan mendekati para orang yang
sedang menari, mengikuti alunan musik, wanita itu melambaikan tangannya
mengajak Masha bergabung.
Masha menggeleng sambil menunjukkan kue yang sedang dia pegang dengan matanya, membuat keduanya pria disampingnya terkekeh kearah Caroline.
Caroline memutar matanya malas, tidak menghiraukan mereka bertiga, dia menari dengan indah melenggak-lenggokkan badannya mengikuti irama musik.
Sedang seru-serunya pesta, Arthur
mendekati seorang DJ disana untuk mematikan musiknya sebentar,
mengangguk pria tersebut lalu
mematikan musiknya.
Musik yang tiba-tiba berhenti membuat
orang - orang menjadi bingung, mereka jadi terdiam beberapa saat, hingga kebingungan mereka terjawab saat Arthur berdiri di podium .
" Rakyatku sekalian, ketakutan setiap malam selama 7 tahun ini akhirnya berakhir, kota kecil kita kembali damai. Tidak ada lagi manusia serigala, pembunuhan atau darah yang mengalir dijalan "
" Kita sudah dapat hidup seperti kota-kota sebrang lainnya, dalam kedamaian dan ketenangan namun itu semua tidak lepas dari pengorbanan sekelompok orang "
" Secara khusus aku mengucapkan terima kasih kepada kalian semua, warga yang mau bekerja sama "
" Terakhir aku ingin mengucapkan rasa terima kasih serta memberikan penghargaan kepada Masha dan teman-temannya "
" Silahkan naik "
Pidato panjang lebar dari Arthur diakhiri dengan suara tepuk tangan meriah dari semua orang. Bertepatan dengan itu
keempat orang naik keatas podium.
Arthur tersenyum hangat kearah mereka secara bergantian, memasangkan satu
persatu lencana dengan tangannya sendiri, membuat pria itu serasa ingin menangis bahagia.
Mungkin lencana itu tidak mahal tapi
karena itu penghargaan awal keempatnya mereka sangat terharu. Hingga meneteskan air mata bahagia tapi hanya kedua wanita itu.
Pemasangan lencana telah selesai, Foto-foto yang telah diambil untuk kenang-kenangan juga sudah banyak. Mereka kemudian turun dari podium.
Saat turun banyak warga yang
mengucapkan selamat dan terima kasih kepada keempat orang itu.
Pesta kembali berlangsung saat musik
sudah dinyalakan kembali, semuanya menari dan menikmati pesta. Tidak terasa matahari terbit, memancarkan cahaya yang hangat.
Masha jalan mendekati Arthur mewakili teman-temannya untuk meminta maaf
karena mereka harus kembali ke kota
mereka sekarang.
" Yah, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih kepada kalian, hati-hati di perjalanan, semoga kalian sampai dengan selamat "
seru Arthur penuh dengan wibawa, walaupun dalam hati kecilnya dia sangat ingin menangis.
Masha memeluk Arthur erat sambil berbisik
" kami akan mengunjungi kota ini lagi jika mendapatkan hari libur "
Melepaskan pelukannya Masha berjalan menjauh dari Arthur yang tersenyum
sendu kearahnya.
" Sudah semua ? " tanya Edgar ketika melihat Masha masuk kedalam mobil
Masha mengangguk kecil memandangi
kota melalui jendela mobil, dia merasakan
perasaan sedih. Waktu Lima bulan dikota membuatnya telah jatuh hati kepada kota
kecil itu.
...**************** ...
Perjalanan ke Palmdale membutuhkan waktu lama, hingga berhari-hari . Mereka sampai harus menginap disekitar kota yang mereka lewati.
" Bisa-bisanya kita pulang bersama " seru Masha memulai pembicaraan
Sekarang mereka sedang berada di Cafetaria salah satu hotel tempat mereka menginap, mengisi perutnya sebelum melanjutkan perjalanan.
" Tentu saja karena kecerobohan dua
pria ini " balas Caroline kesal
Mengingat kejadian saat mobil Edgar dipakai untuk mengejar pembunuh waktu pertama kali ke kota itu, saat itu Edgar sangat semangat mengejarnya, melajukan mobilnya dengan kencang sampai tidak sadar didepannya jurang. Untung saja keduanya berhasil keluar tepat waktu namun mobil mereka jatuh ke jurang.
Melihat kebawah Caroline lalu menatap sendu kearah jurang, memikirkan nasib mobilnya yang pasti sudah tidak berbentuk lagi, padahal mobil itu masih cicilan.
" Hahahaha, lalu bagaimana dengan mobil Tio? " Masha kembali bertanya
" aku meninggalkannya di markas Karl
paling sekarang sedang dia gunakan " seru Tio sambil meminum kopinya.
Masha menatap aneh kearah Tio, seberapa kayaknya manusia ini sampai dengan santai meninggalkan mobilnya. Padahal harga
mobil mahal.
" Aku tidak akan meminjamkan mobilku padamu lagi Edgar, mendengar cerita Caroline membuat ku takut " seru Masha main-main
Edgar cuman tertawa sebagai tanggapan, apapun yang Masha bilang ujungnya dia
akan tetap meminjam apa saja pada wanita itu.
" Cepat habiskan makanannya kita harus sudah sampai sebelum malam " seru Caroline mengingatkan
Caroline dan Masha kembali ke kamar hotel, mengemasi barang-barang bawaan mereka kemudian memisahkan pakaian yang kotor dan bersih.
" Caroline bolehkah aku bertanya,
bagaimana jika kamu berubah menjadi serigala saat bulan purnama nanti ? "
" Oh itu tidak akan terjadi, aku sudah bisa mengontrol kekuatan ku "
Caroline tersenyum bangga, untung saja dia kemarin bertanya terlebih dahulu kepada Tio, jika tidak mungkin sekarang dia sudah menjadi serigala.
Untuk Tio dia juga berpesan kepada Caroline, menyembunyikan identitas dirinya kepada siapa saja termasuk Masha dan Edgar.
" Jangan sampai siapapun tau tentang ini Caroline" seru Masha cemas
" tentu saja aku akan sangat berhati-hati "
Selesai berkemas mereka kembali kedalam mobil, melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.
Matahari mulai tenggelam, menyisakan warna jingga di langit. Edgar ingin menghentikan mobilnya dipinggir pantai sambil menyaksikan matahari tenggelam namun pemuda itu mengurungkan niatnya, saat Caroline tidak memberikan izin.
Akhirnya matahari tenggelam sepenuhnya, hari telah berganti menjadi malam , suara burung hantu terdengar nyaring ketika mobil mereka melewati hutan.
" aku harap kita cepat keluar dari hutan ini " seru Caroline sambil menutup matanya
Membuat ketiga orang yang ada disana tertawa, bagaimana bisa seorang manusia serigala takut kepada hutan yang gelap.
Edgar menambah kecepatan mobil, mobil tersebut melaju lebih cepat dari pada sebelumnya, menembus kegelapan hutan malam.
...****************...
Beberapa jam telah terlewati, menatap gerbang yang bertuliskan Palmdale. Ternyata mereka telah sampai dititik awal kota kelahiran mereka.
Semua yang didalam mobil dapat bernapas lega, mereka pulang dengan keadaan selamat hanya membawa kisah unik dari kota berdarah saja.
" Jadi Tio tempat tinggal barumu ada dimana? " tanya Edgar
" aku tidak tau namanya tapi akan aku tunjukkan jalannya "
Edgar memberikan jari jempol, lanjut melajukan mobilnya, melewati rumah dan bangunan yang tidak terlihat asing di penglihatannya.
" Sudah sampai turunlah girls " perintah Edgar
Masha membuka pintu mobil kemudian keluar bersama Caroline, Tio juga ikut keluar dan berjalan menuju bagasi.
Mengambilkan barang milik kedua wanita tersebut dan dirinya, Tio lalu berjalan kembali kearah Edgar, mengetuk kaca mobil dan mengucapkan terima kasih.
Edgar mengernyitkan dahinya bingung, menatap Tio yang masuk ke dalam rumah kosong disampingnya rumah Masha, Edgar mengumpat dan memberikan jari tengahnya kepada Tio, tentu saja Tio tidak tau.
Memutar mobilnya, Edgar membawa masuk mobil itu ke bagasi rumah Masha. Jika dia tau Tio tetangganya dia akan langsung membawa mobil Masha masuk.
Menutup pintunya, Edgar melemparkan
kunci kearah Masha yang langsung
ditangkap dengan tepat.
Masha kembali masuk kedalam rumahnya memilih mengarungi alam mimpi, Masha langsung merebahkan dirinya dikasur, mencoba menutup matanya. Dia kemudian terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments