Pagi-pagi sekali Masha sudah siap menuju lokasi kedua, menurut cerita Karl yang Masha dengar dari Tio, Karl kehilangan temannya di belakang pabrik.
Saat ini Masha akan pergi kebelakang pabrik untuk melakukan Investigasi serta mencari barang bukti.
Sampai dipabrik Masha menemui Wiliam, memberikan surat perintah agar Wiliam menyetujuinya.
" Lakukan saja tapi ingat apapun yang kamu temukan, itu bukan urusanku "
" Bagian belakang pabrik, dapat dikunjungi oleh siapapun tidak terkecuali kota sebrang "
Masha mengerti apa maksud Wiliam, dengan percaya diri dia langsung menuju kebelakang pabrik.
Sesampainya disana Masha dibuat kagum, melihat hamparan bunga yang banyak,
bukan cuman bunga Moonflower namun bunga matahari, mawar dan tulip juga tumbuh disana.
Menggelengkan kepalanya, bukan waktunya mengagumi keindahan ini, dia harus bergegas melakukan investigasi.
Masha berjongkok , menyingkirkan beberapa bunga yang mengganggu pandangannya, sampai matanya tidak sengaja melihat benda berkilauan.
Ternyata itu adalah sebuah liontin, Masha membukanya di dalam terdapat dua foto wanita yang saling berpelukan.
Masha mengeluarkan foto tersebut, membaliknya, dibelakang foto tersebut terdapat tulisan Megan & Farsa.
Menyimpan liontin tersebut, masih dengan posisi yang sama, Masha melihat bunga berwarna merah yang ternyata percikan darah.
Mengambil bunga itu juga sebagai bukti, menemukan karangan bunga yang indah, Masha yakin pemilik liontin ini yang membuatnya.
Menyusuri taman bunga yang sangat luas
Itu, hingga tidak terasa hari sudah siang. Masha memilih beristirahat di bawah pohon.
" Sudah selama ini, namun hanya dua bukit yang aku temukan " gumamnya
Diam dalam keheningan hingga Masha merasa ada seseorang yang menepuk bahunya.
" kamu seorang detektif kan, tolong bantu aku " seru pekerjaan yang Masha temui beberapa hari yang lalu
" ba bantu aku ke luar dari sini " serunya gemetar
Masha memintanya untuk duduk dibelakang sambil menceritakan apa yang terjadi.
Baru membuka mulut, suara William memanggil dari belakang.
" Sedang apa kamu disini Farsa "
" Aku hanya ingin berkenalan dengan Masha, aku senang di kota ini ada yang seumuran dengan ku "
" Hei Masha namaku Farsa " serunya dengan senyum terpaksa
Masha tau senyum itu hanya pura-pura, sebenarnya Farsa sedang takut akan
sesuatu dan Masha berpikir ketakutan Farsa adalah William.
" Aku harus ke.. kembali bekerja "
Masha memandang Farsa yang menjauh, mengelap keringat yang berada di keningnya. Dia merasa melupakan sesuatu.
Yah Marsa ingat sekarang, nama Farsa persis seperti nama yang dia baca di liontin tadi.
Apa liontin ini milik Farsa yang tadi atau
Farsa yang lainnya.
Karena hari makin panas Marsa memutuskan untuk mengakhiri investigasi.
.......
" Edgar aku ingin kamu memeriksa ini "
Masha menyerahkan bunga dan liontin tadi kepada Edgar, dan menjelaskan didalamnya ada sebuah foto. Masha ingin Edgar mencari tau siapa kedua gadis tersebut.
" Karena mencari data seseorang kurasa akan memakan waktu lama, bisakah kamu menunggu? "
" Tentu saja, bagaimana dengan bunganya? aku ingin tau golongan darahnya segera "
" Mungkin bisa, sekarang keluarlah terlihat dahulu. Aku ingin memeriksanya "
Masha keluar dari lab, sebaiknya dia pergi ke supermarket sekarang. Persediaan bahan makanannya sudah habis.
Jarak supermarket dari lab sangat jauh, apalagi Masha jalan kaki.
Melewati ladang jagung yang lebat, Masha melihat seorang wanita ditengah ladang, menyipitkan matanya. Masha tidak percaya dia melihat Caroline disana.
Dengan terburu-buru Masha memasuki ladang jagung itu, sampai disana tidak ada apa-apa hanya hamparan jagung yang luas.
Apa dia berhalusinasi karena terlalu memikirkan Caroline ?
Memijat pelipisnya, Masha kembali kejalan utama.
" Astaga sepertinya, aku terlalu memikirkan Caroline akhir-akhir ini. Bahkan aku sempat berpikir itu mayat Caroline yang dicuri " gumam Masha
Masha terus melanjutkan perjalanan sambil bergumam tidak jelas, Masha tidak lagi memandangi ladang jagung tersebut.
Tanpa Masha sadari yang dia lihat tadi bukanlah halusinasi.
Kembali ke ladang jagung tadi terlihat Caroline yang berusaha melepaskan diri
dari pria yang menahannya.
" Lepaskan aku brengsek, sekarang aku seorang serigala. Jangan sampai aku mencabik mu "
Para pria yang mendengar itu tertawa mengejek, membuat Caroline marah kemudian menggigit tangan pria tersebut.
" aukk..berani sekali kamu " serunya, menaikkan tangan ingin memukul Caroline
" Jika Mika tau kalian menyakiti ku, kalian akan dihabisi "
Mendengar itu membuat pria tadi gemetar, mengepal tangannya dia tidak jadi memukul Caroline.
Caroline tersenyum penuh kemenangan.
Disisi lain terlihat Masha yang sudah sampai di supermarket, mengambil troli lalu jalan kebagian sayur, Masha mengambil kentang, jamur, kol, tomat dan timun kemudian dibagian daging Masha mengambil udang dan ayam.
Tidak hanya itu saja, Masha juga mengambil beberapa Snack ringan serta soda.
Dirasa semua sudah pas, Masha menuju kasir untuk membayar.
Melihat Masha kasir itu tersenyum dan menghitung total belanjaannya, memberikan struk belanjaan. Mendapatkan semuanya Masha pergi dari sana.
Melewati ladang jagung untuk yang kedua kalinya, Masha menatap kearah sana, namun tidak melihat apa-apa.
" Mungkin memang benar itu cuman perasaanku " gumam Masha lirih
Melanjutkan perjalanan, Masha dihadang
oleh sekelompok orang berbaju hitam, persis seperti pengikut sekte sesat.
" apa yang kalian inginkan " serunya mundur perlahan
Orang tersebut memberikan isyarat kepada temannya yang lain lewat gerakan kepala.
Masha yang melihat itu lari menjauh , berteriak minta tolong namun karena disana cuman ladang jagung tidak ada yang mendengarnya.
Dada Masha terasa sesak karena berlari, meraup napas sebanyak- banyaknya Masha melihat kebelakang, mereka sudah tidak ada.
Menghela napas lega, Masha jalan dengan santai.
" Earrr.... "
Dari samping seorang pria menyetrum
Masha hingga pingsan.
" Bawa dia ke markas "
Sekelompok orang tersebut langsung mengangkat Masha, kemudian diletakkan didalam mobil. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke suatu tempat.
......
Tio sedang menggigit kukunya cemas, sekarang sudah malam dan Masha belum pulang.
Bertanya kepada salah satu tetangga, mereka bilang melihat Masha keluar dari tadi siang.
Dari siang sampai malam Masha belum pulang, membuatnya berpikir yang tidak-tidak, sudah beberapa kali pula Tio menelpon namun sayang panggilannya tidak diangkat.
Mencoba menghubungi Edgar, ternyata Edgar masih di lab, dia bilang Masha kesini sekitar jam 2 dan sudah balik dari tadi.
Tio benar-benar khawatir jika Masha
diserang oleh serigala, mungkin tidak mati tapi Masha akan berubah menjadi manusia serigala.
Ehh bukannya jika begitu akan lebih mudah mendapatkan Masha ?
Tio memukul kepalanya, bisa-bisanya di situasi darurat begini dia berpikir seperti itu.
Melihat keadaan sekitar melalui jendela kamarnya, seperti biasa keadaan sangat sepi seperti kota mati.
Tio menguatkan dirinya untuk mencari Masha keluar.
Mengelilingi setiap sisi kota sambil meneriakkan nama Masha tapi Tio sama sekali tidak mendapatkan sahutan.
Merasa putus asa, Tio bertemu dengan manusia serigala.
" Hei apa kamu lihat wanita berambut panjang, dengan wajah yang terlihat galak tadi, atau kamu sudah membunuhnya " seru Tio mencengangkan kerah serigala itu
Manusia serigala itu menatap Tio tidak suka, dia melepaskan cengkraman Tio dan pergi dari sana.
Dia yang Serigala buatan tentu saja akan kalah dengan Tio, yang memiliki darah serigala asli.
" apa kamu membunuhnya " seru Tio dengan mata yang penuh kebencian
" Tidak, aku sudah 2 hari tidak membunuh orang "
" Mungkin temanmu ? "
" aku tidak punya teman atau kelompok, aku mencari mangsa sendiri "
Mencari kebohongan dimata serigala itu, namun nihil Tio tidak menemukannya. Sudah dipastikan serigala itu tidak berbohong.
Dengan kecewa Tio melanjutkan perjalanan hingga sampai di ladang Jagung.
Dari kejauhan Tio melihat rambut milik seorang wanita, mengira itu Masha. Tio menuju kesana.
Menggapai tangan tersebut, Tio yang terlalu senang memeluk wanita itu.
" Lepaskan aku sudah menikah " serunya sambil memberontak
Tio melepaskan pelukannya, memandang wajah wanita tersebut tidak terasa asing, mengingat siapa wanita itu.
Akhirnya setelah mengingatnya Tio dibuat lari ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments