Indra pulang dari kerjaan nya sebagai tukang bangunan, Rasa lelah karena seharian berpanasan.
"Buat kah ayah kopi win." Pinta indra pada anak sulung nya.
"Giana saja lah yah, Aku lagi pakai kutek nih." Tolak wina.
"Waduh kuku nya kok jadi warna merah gitu." Indra mendekati anak gadis nya.
"Iya dong, Sebentar lagi aku kan mau nikah." Ujar wina.
"Bagus lah, Kamu harus terlihat cantik." Ucap indra.
Sepuluh hari lagi wina memang akan menikah, Tapi menikah nya hanya ada penghulu dan lima saksi. Itu pun karena wina sudah hamil tiga bulan saat ini.
"Asih kemana nak?" Tanya indra.
"Dia bantu bude lasmi cuci piring, Biar dapat uang kata nya." Sahut wina.
Indra pun berlalu meninggal kan wina yang sibuk berhias, Kalau asih memang masih mau membantu ibu nya mencari uang dengan membantu tetangga.
"Buat kan aku kopi." Suruh indra pada giana yang baru usai nyapu.
"Iya."
"Jangan pahit! Lihat muka mu saja sudah membuat hidup ku pahit." Ketus indra.
Giana berusaha tidak mendengar kan ucapan jahat ayah nya, Gadis kecil ini berlalu kedapur dan menghidup kan kompor untuk merebus air.
Tes.
Walau pun berusaha cuek, Tapi hati gadis kecil ini hancur juga karena merasa sangat di pilih kasih oleh ayah nya. Jangan kan untuk mengelus kepala, Bicara lembut pada nya saja indra tidak pernah.
Giana memasukan kopi setengah sendok dan gula nya dua sendok, Karena indra memang tidak suka kopi pahit.
Saat air nya mendidih giana menyeduh kan kopi, Satu gelas kopi giana antar kan untuk ayah nya.
"Ini kopi nya yah." Ujar giana pelan.
Tidak ada sahutan dari indra, Dengan lagak nya yang sangat belagu. Indra menyeruput kopi dengan perlahan.
"Kurang ajar kau!"
"Aakhhh panas...!!"
Indra begitu tega menyiram kan kopi keperut anak nya, Kopi panas tentu saja membuat perut giana melepuh.
"Rasakan itu! Ku bilang jangan pahit masih saja pahit." Bentak indra.
"Huhuhu!"
Giana hanya bisa menangis kesakitan karena melepuh, Sedang kan indra tidak peduli pada keadaan anak nya.
"Ya allah nak, Kenapa ini?" Kaget gayatri yang baru pulang.
"Kena kopi buk." Sahut giana menangis.
"Kok bisa sih kena kopi, Bawa nya tidak hati hati sih." Ujar asih mengambil gelas kopi di lantai.
"Iya nak, Hati hati kalau bawa barang panas tuh." Ujar gayatri membuka kaos giana.
"Ayah yang menyiram kan pada ku." Lirih giana.
"Apa?!"
Gayatri dan asih kaget mendengar ucapan giana, Langsung saja gaytri masuk kamar mencari suami nya.
"Kenapa kau sangat keterlaluan mas?! Dia itu juga anak mu." Sentak gayatri.
"Apa sih kau ini, Cuma kena kopi saja ribut sekali." Jawab indra santai.
"Itu kopi panas mas, Perut giana melepuh karena kau sialan." Teriak gayatri.
Plaaak.
"Berani kau mengatai ku sialan? Anak mu itu yang membawa sial." Bentak indra.
Lagi dan lagi gayatri di tampar oleh suami nya, Indra yang memang manusia setengah binatang pun tanpa iba malah merobek daster istri nya.
Pria bejat ini melampias kan nafsu nya tanpa peduli dengan perasaan sang istri, Tangis gayatri pecah bahkan saat berhubungan.
"Aakkhh, Uhhh."
Tangis gayatri beriringan dengan suara kepuasan indra, Sementara giana pun masih menangis karena sakit di kulit perut nya.
...****************...
Sekitar pukul sembilan malam gayatri mendatangi giana yang sedang menulis di bawah pohon jambu.
Tempat ini memang favorit giana untuk menyendiri, Hanya cahaya bulan menerangi gadis kecil ini.
"Belum tidur sayang?" Sapa gayatri dengan wajah lelah nya.
"Tidak bisa tidur bu." Jawab giana.
"Sini."
Gayatri memangku kepala giana di paha nya, Elusan lembut membuat giana perlahan memejam kan mata.
Teriris perih hati gayatri membayang kan keras nya hidup giana sejak kecil yang selalu di asing kan oleh indra, Sampai sekarang indra satu kali pun tidak pernah menggendong anak bungsu nya.
Bahkan saat baru melahir kan, Suami nya bulek rus lah yang mengazani giana. Indra sama sekali tidak peduli.
"Bertahan lah sebentar lagi ya nak, Tiba saat nya ibu akan melepas kan penderitaan mu." Janji gayatri.
Tubuh ringkih giana di gendong oleh ibu nya masuk kedalam rumah, Giana tidak memiliki kamar. Di dapur ada ranjang kayu, Tempat itu lah untuk giana tidur.
Kadang gayatri pun ikut tidur di sana, Namun indra menyeret nya masuk kamar. Tinggal lah giana kecil sendirian.
"Mau kemana kamu win?" Tanya gayatri ketika melihat wina bersiap pergi.
"Nonton tivi tempat nya bude lasmi." Sahut wina.
Di tahun dua ribu tiga belas ini, Masih jarang yang punya tivi di daerah sabak ini. Hanya orang yang berduit yang mampu beli.
"Jangan malam malam pulang nya." Ujar gayatri.
"Enggak malam kok, Besok pagi aku pulang nya buk." Sahut wina.
Buk.
Gayatri menepuk lengan wina karena sembarangan saat berkata, Wina meringis karena lengan nga terasa sakit.
"Apaan sih buk?! Aku mau nginap di rumah nya mas adi." Kesal wina.
"Bocah gila! Kamu tuh gadis win, Tidak pantas nginap di rumah duda." Sentak gayatri.
"Sebentar lagi kan aku juga mau nikah sama dia buk, Lagian aku juga udah hamil." Ujar wina tanpa malu.
"Bangga kamu bisa hamil di luar nikah kayak gini?! Di mana otak kamu wina." Teriak gayatri.
Wina lari meningal kan ibu nya yang berteriak, Terus saja ia menuju rumah adi yang tidak jauh dari sana.
Adi seorang duda yang memiliki anak berusia tiga tahun, Istri pertama nya meninggal karena sakit kuning.
Ada yang bilang istri adi pertama meninggal karena makan hati, Adi gemar berselingkuh dengan gadis muda. Salah satu nya adalah wina yang sekarang sampai mengandung.
"Ibuk kenapa?" Tanya asih keluar dari kamar nya.
"Ibuk pusing memikir kan kakak mu sih." Keluh gayatri.
"Abai kan saja dia buk, Sebentar lagi kan dia juga mau menikah." Ujar asih.
"Iya nak, Ibuk berdoa supaya nasib kamu tidak seperti ibuk dan juga kakak mu." Ucap gayatri pelan.
Asih tampak diam, Gayatri tahu jika anak kedua nya ini ada yang ingin di sampai kan. Entah apa yang akan ia dengar.
"Ada apa nak?"
"Aku juga ingin menikah buk, Mas tri mengajak ku menikah." Ujar asih pelan karena takut ibu nya marah.
"Triyoga?"
"Iya buk, Dia kan tampak nya seperti orang baik." Jawab asih.
"Usia kalian jauh beda nya nak, Apa kamu tidak akan menyesal suatu hari nanti?" Tanya gayatri.
"Tidak buk, Ini sudah menjadi pilihan ku sendiri." Jawab asih mantap.
Gayatri pun tidak bisa melarang keinginan anak nya, Asih juga tidak punya pekerjaan tetap. Mungkin akan lebih baik jika ia menikah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments