Titisan Dewa Wisnu Selanjutnya

"Silahkan saja jika Maharesi Dhanudara ingin bicara, saya tidak keberatan", jawab Jaka Umbaran segera.

Maharesi Dhanudara terdiam sejenak namun dia melirik ke arah Niluh Wuni yang ada di sebelah sang pendekar muda. Sadar bahwa ia tidak diperkenankan untuk mendengar obrolan mereka berdua, Niluh Wuni pun mengerti.

"Saya sudah mengantuk, sebaiknya istirahat sekarang. Umbaran dan anda Maharesi Dhanudara, silahkan berbincang. Saya pamit undur diri", ucap Niluh Wuni sembari membungkuk hormat kepada Maharesi Dhanudara sebelum melangkah meninggalkan serambi balai tamu Pertapaan Gunung Ungaran.

Setelah kepergian Niluh Wuni, Maharesi Dhanudara segera menoleh ke arah Jaka Umbaran.

"Tempat yang tenang untuk bicara empat mata, bukan disini Pendekar Gunung Lawu. Ikuti aku..", setelah berkata seperti itu, Maharesi Dhanudara pun melesat cepat kearah Utara. Jaka Umbaran pun segera menyusul sang guru besar Pertapaan Gunung Ungaran.

Hanya dalam waktu singkat, keduanya telah sampai di tempat yang dituju oleh sang pimpinan Pertapaan Gunung Ungaran. Sebuah susunan bebatuan besar yang seperti tertata rapi di lereng utara Gunung Ungaran, mirip dengan reruntuhan bangunan candi menjadi tempat keduanya menghentikan langkahnya.

Sesampainya di tempat itu, Maharesi Dhanudara segera duduk bersila di atas sebuah batu persegi besar yang telah di tumbuhi lumut kerak. Jaka Umbaran pun segera mengikuti langkah sang pertapa tua dan duduk tak jauh dari tempat duduknya.

"Nakmas Jaka Umbaran, aku ingin bertanya kepada mu. Tolong kau jawab sejujurnya", ucap Maharesi Dhanudara membuka pembicaraan.

"Silahkan saja Maharesi. Saya akan menjawab sesuai dengan yang saya ketahui", jawab Jaka Umbaran segera.

Hemmmmmmm...

"Kalau begitu, aku ingin tahu siapa orang tua mu dan darimana kau mendapatkan tanda lahir di punggung kanan mu itu?", Maharesi Dhanudara menatap wajah tampan Jaka Umbaran. Cahaya sinar bulan yang lewat purnama masih cukup terang menerangi sekitar tempat mereka berbincang jadi Maharesi Dhanudara masih bisa melihat dengan jelas lawan bicara nya.

"Sejujurnya aku tidak tahu siapa orang tua ku, Maharesi. Karena sejak kecil aku telah hidup di Pertapaan Watu Bolong di bawah asuhan Maharesi Siwamurti", Jaka Umbaran lalu menceritakan tentang kisah kehidupan nya pada Maharesi Dhanudara tanpa sedikitpun ada yang ditutupi.

Maharesi Dhanudara manggut-manggut saja mendengar cerita dari mulut Jaka Umbaran seperti telah memahami apa sebenarnya yang telah terjadi. Ketika mendengar mengenai kain biru bersulam benang emas bergambar sebuah Ardhachandralancana atau Lencana Ardhachandra lengkap dengan kalung berbandul liontin emas bergambar Ardhachandralancana ini, dia terlihat tersenyum penuh arti.

"Baiklah jika kamu memang tidak tahu apa apa mengenai siapa sebenarnya dirimu. Kelak dengan jalan yang kau pilih sekarang, kamu pasti menemukan siapa orang tua mu. Aku tidak berhak untuk membuka rahasia dari Hyang Akarya Jagat agar tidak mendatangkan siku bendu dari sang pengatur kehidupan.

Aku akan membantumu menggunakan tanda lahir berbentuk cakra di punggung kanan mu itu sebagai pertahanan tubuh mu dari segala jenis makhluk tak kasat mata juga dari para manusia yang memiliki kemampuan linuwih namun berniat buruk kepada mu", ucap Maharesi Dhanudara sembari tersenyum dan bangkit dari tempat duduknya. Dia melangkah mendekati Jaka Umbaran yang masih duduk bersila di tempatnya.

"Sekarang pejamkan matamu Pendekar Gunung Lawu..

Kosongkan pikiran mu dan rasakan hawa alam semesta yang ada di sekitar mu dengan mata batin yang kau rasakan", perintah Maharesi Dhanudara segera. Dengan patuh, Jaka Umbaran segera mengikuti perintah sang pimpinan Pertapaan Gunung Ungaran ini. Perlahan dia memejamkan matanya.

Saat yang bersamaan, Maharesi Dhanudara berjalan di belakang punggungnya.

"Om Namo Bhagavate Vasudevaya..

Om Namo Bhagavate Vasudevaya..

Wahai Cakra Bhaswara yang tersembunyi dalam wujud tanda lahir di punggung pemuda ini, tunjukkan wujud mu sebagai senjata dari Sang Penjaga Alam Semesta.

Om Namo Bhagavate Vasudevaya..

Om Namo Bhagavate Vasudevaya..", telapak tangan kanan Maharesi Dhanudara memancarkan cahaya putih menyilaukan mata lalu dia segera meletakkan telapak tangan nya ke tanda lahir berbentuk cakra di punggung kanan Jaka Umbaran.

Tanda lahir berbentuk cakra di punggung kanan Jaka Umbaran langsung bersinar kuning keemasan begitu tersentuh tangan kanan Maharesi Dhanudara. Perubahan ini membuat Jaka Umbaran harus mengerahkan seluruh tenaga dalam nya untuk mengatasi rasa panas menyengat yang keluar dari gambar benda di punggung kanan Jaka Umbaran. Perlahan cahaya kuning keemasan yang membentuk huruf huruf sansekerta dalam bentuk Cakra Bhaswara itu membesar dan terus membesar hingga mengelilingi seluruh tubuh Jaka Umbaran.

Maharesi Dhanudara tersenyum penuh arti dan menjauhi tempat Jaka Umbaran berada. Cahaya kuning keemasan itu mulai berputar perlahan di sekeliling tubuh sang pendekar muda.

"Buka mata mu, Pendekar Gunung Lawu", perintah Maharesi Dhanudara segera. Perlahan Jaka Umbaran membuka mata dan seketika terkejut bukan main melihat rangkaian huruf sansekerta dalam bentuk Cakra Bhaswara itu tercipta di sekeliling tubuh nya dan berputar perlahan.

"Apa ini Maharesi?", tanya Jaka Umbaran segera.

"Ini adalah Cakra Bhaswara. Senjata suci milik Sang Pemelihara Alam Semesta, Dewa Wisnu. Ini adalah bentuk sejati dari tanda lahir di punggung kanan mu, hai Pendekar Gunung Lawu.

Tak perlu takut. Ini adalah karunia besar yang ada di dalam tubuh mu, Jaka Umbaran. Dengan kata lain, adanya benda suci milik Sang Pemelihara Alam Semesta ini menunjukkan bahwa kau adalah titisan Dewa Wisnu selanjutnya", ucap Maharesi Dhanudara sambil tersenyum.

"Tapi saya masih tidak mengerti..

Jika saya adalah titisan Dewa Wisnu selanjutnya, bukankah seharusnya saya lahir di kalangan masyarakat Ksatria? Apa ini juga merujuk pada rahasia jati diri saya yang sebenarnya?", berondongan pertanyaan terucap dari mulut Jaka Umbaran.

"Kau sungguh cerdas..

Memang adanya Cakra Bhaswara di dalam tubuh mu menunjukkan bahwa kau bukan lahir di kalangan masyarakat biasa. Catat ini baik-baik di ingatan mu agar saat kau mencari tahu tentang keberadaan orang tua mu, kau akan mudah meyakinkan hati mu", jawab Maharesi Dhanudara sembari tersenyum simpul.

"Sekarang, akan ku ajari caranya untuk mengendalikan benda suci ini, Jaka Umbaran. Dia hanya akan muncul saat kau sedang terancam hidup mu saja", imbuh Maharesi Dhanudara segera.

Lalu Maharesi Dhanudara mengucapkan mantra-mantra pemujaan Dewa Wisnu yang di tiru oleh Jaka Umbaran. Cakra Bhaswara itu perlahan mengecil dan terus mengecil hingga seukuran piring dengan gerigi tajam di tepiannya. Jaka Umbaran segera menangkupkan kedua telapak tangan nya di depan dada sambil menutup mata. Cakra Bhaswara berubah menjadi cahaya kuning keemasan yang kembali ke punggung kanan sang pendekar muda. Membentuk kembali sebuah tanda lahir berwarna merah melingkar seperti bentuk cakra.

Baik Maharesi Dhanudara dan Jaka Umbaran sama-sama menarik nafas lega karena telah menyelesaikan satu hal penting ini.

"Sekarang ada satu lagi yang perlu dilakukan oleh mu, Jaka Umbaran", ucap Maharesi Dhanudara.

"Apa itu Maharesi? Bukankah kau sudah membangkitkan Cakra Bhaswara di dalam tubuh ku?

Apakah masih ada lagi yang perlu dilakukan oleh ku?", kembali Jaka Umbaran bertanya.

"Banyak sekali kekuatan yang luar biasa dalam diri seorang titisan Dewa Wisnu, Pendekar Gunung Lawu. Cakra Bhaswara hanyalah satu dari sekian banyak kemampuan yang dimiliki oleh awatara Dewa Wisnu di dunia ini", terang Maharesi Dhanudara segera.

"Sekarang waktunya kau belajar untuk mengendalikan hal yang paling mendasar dari sifat alami manusia,

Hawa amarah mu..."

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

lanjut

2024-01-20

1

Must Mbong

Must Mbong

Thor kapan mie kepanjalu

2023-11-27

3

ahmat saepuloh

ahmat saepuloh

ash

2023-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Penculikan Sang Putra Mahkota
2 Pertapaan Watu Bolong
3 Ajian Lebur Saketi
4 Turun Gunung
5 Perguruan Kelelawar Merah
6 Rampok Topeng Tengkorak
7 Pendekar Gunung Lawu
8 Diatas Sungai Wulayu
9 Pakuwon Gemolong
10 Putri Tumenggung Kadipaten Kembang Kuning
11 Godaan
12 Malam Yang Panjang
13 Ujian Paman Guru
14 Tantangan Adik Seperguruan
15 Menuju Utara
16 Murid Yang Terusir
17 Markas Kelompok Setan Gunung Ungaran
18 Tamu Agung
19 Maharesi Dhanudara
20 Titisan Dewa Wisnu Selanjutnya
21 Kota Kadipaten Kembang Kuning
22 Gendol dan Ki Bengkong
23 Pakuwon Weleri
24 Iblis Kalajengking Biru
25 Iblis Kalajengking Biru 2
26 Kerajaan Siluman Alas Roban
27 Sosok Agung
28 Pengikut Baru
29 Tapal Batas Kota Kadipaten Kalingga
30 Pengadilan
31 Kawan atau Lawan
32 Wiku Pembasmi Siluman
33 Wiku Pembasmi Siluman 2
34 Wiku Pembasmi Siluman 3
35 Perseteruan Panjang Para Pendekar
36 Pertemuan Para Pendekar
37 Pertandingan Awal
38 Pengatur Wilayah Barat
39 Kau Baik-baik Saja, Nisanak?
40 Runtuhnya Kesombongan Saguna
41 Benih Cinta Yang Mulai Bersemi
42 Pertarungan Yang Ditunggu
43 Jaka Umbaran Melawan Dewa Kalong Merah
44 Nasib Rengganis
45 Rahasia Bukit Gronggong
46 Dewa Guru Resi Atmabrata
47 Goa Terkutuk
48 Manusia Setengah Iblis
49 Manusia Setengah Iblis 2
50 Kembang Wijayakusuma
51 Ki Kancra Bodas
52 Munculnya Nini Pelet
53 Menuju Ibukota Kerajaan Galuh Pakuan
54 Persembahan
55 Ajian Pelet Panggugah Asmara
56 Setan Merah dan Iblis Biru
57 Arah Yang Sama
58 Lagi Lagi Racun
59 Satu Selesai, Masalah Lain Muncul
60 Pertarungan di Kotaraja Kawali
61 Melawan Jerangkong Hitam
62 Cemburu
63 Selamat Tinggal Kotaraja Kawali
64 Sang Penghasut
65 Pertarungan di Tepi Sungai Citanduy
66 Akhir Riwayat Awang Bajra
67 Ayah
68 Rencana Prabhaswara
69 Gangguan
70 Di Tengah Alas Wuluh
71 Perang Saudara ( bagian 1 )
72 Perang Saudara ( bagian 2 )
73 Perang Saudara ( bagian 3 )
74 Adipati Baru Paguhan
75 Pencarian Dimulai
76 Landungseta dan Mustikaweni
77 Pertapaan Dihyang
78 Petunjuk
79 Sayembara Lewa
80 Dedemit Kali Progo
81 Nama Besar
82 Kereta Kuda
83 Mapanji Jayabaya
84 Warung Makan di Persimpangan Jalan
85 Akibat Dendam
86 Bau Keringat Yang Sama
87 Pendekar Misterius
88 Pertarungan Antar Saudara Seperguruan ( bagian 1 )
89 Pertarungan Antar Saudara Seperguruan ( bagian 2 )
90 Si Anak Hilang Telah Kembali
91 Hadiah Sayembara
92 Isi Hati Pandan Wangi
93 Warisan
94 Istana Kotaraja Daha
95 Telik Sandi Jenggala
96 Wong Agung Gunung Raung
97 Ajian Pancasona
98 Keinginan Untuk Mati
99 Perempuan Bertenaga Gajah
100 Rencana Perjodohan
101 Uphawasa
102 Menundukkan Butha Agni
103 Jebakan
104 Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 1 )
105 Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 2 )
106 Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 3 )
107 Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 4 )
108 Suara Aneh
109 Maling
110 Tugas Pertama Sang Putra Mahkota
111 Perompak Sungai
112 Tepi Hutan Kecil
113 Saudara Resi Simharaja
114 Rahasia Mustika Berdarah
115 Dua Hantu Tua dari Lembah Hantu
116 Nawala
117 Ajian Malih Rupa
118 Tipu Daya Orang-orang Lembah Hantu
119 Menyerbu Lembah Hantu ( bagian 1 )
120 Menyerbu Lembah Hantu ( bagian 2 )
121 Menyerbu Lembah Hantu ( bagian 3 )
122 Pemenang Mendapatkan Semuanya
123 Amukan Pangeran Lembah Hantu
124 Lima Iblis Pencabut Nyawa
125 Intrik Istana
126 Bukan Manusia
127 Siluman Laut Utara
128 Melawan Shuralangi
129 Gendol Ketiban Durian Runtuh
130 Anantawikrama Sang Pendekar Tampan Berseruling Perak
131 Resi Gempurbhumi
132 Amarah
133 Pulang ke Daha
134 Perjanjian Lama
135 Pasukan Jenggala Mulai Bergerak
136 Pralaya Kadipaten Selopenangkep
137 Pralaya Kadipaten Selopenangkep ( bagian 2 )
138 Pralaya Kadipaten Selopenangkep ( bagian 3 )
139 Pralaya Kadipaten Selopenangkep ( bagian 4 )
140 Syarat
141 Menuju Blambangan
142 Olahraga
143 Di Kota Kanjuruhan
144 Akhir Hidup Seorang Mata-mata
145 Hutan Kaki Gunung Mahameru
146 Sepasang Bajing Merah dari Alas Dandaka
147 Delapan Bidadari Gumuk Mas
148 Delapan Bidadari Gumuk Mas ( bagian 2 )
149 Alas Purwo
150 Istana Kerajaan Siluman
151 Sang Pemberi Kutukan
152 Melawan Prabu Tirtabawana ( bagian 1 )
153 Melawan Prabu Tirtabawana ( bagian 2 ) - Pengorbanan Resi Simharaja
154 Takdir Dewata
155 Hal Yang Lebih Penting
156 Empat Istri Sang Pangeran Mahkota
157 Rencana Besar Mpu Karnikeswara
158 Siasat Perang
159 Panjalu Jayati ( bagian 1)
160 Panjalu Jayati ( bagian 2 )
161 Panjalu Jayati ( bagian 3 )
162 Panjalu Jayati ( bagian 4 ) - Kemelut Istana Daha
163 Panjalu Jayati ( bagian 5 ) - Tiga Selir Raja Panjalu
164 Panjalu Jayati ( bagian 6 ) - Duka Cita
165 Panjalu Jayati ( bagian 7 )
166 Panjalu Jayati ( bagian 8 )
167 Panjalu Jayati ( bagian 9 )
168 Kesetiaan
169 Raja Baru Panjalu
170 Perubahan
171 Situasi Dunia Persilatan
172 Bentrokan
173 Bentrokan 2
174 Dua Singa Betina
175 Saudara Jauh
176 Di Lembah Brenggolo
177 Ardachandralancana Emas
178 Tugas
179 Kejutan Besar
180 Penerus Pengatur Wilayah Tengah
181 Kelicikan Maharani Uttejana ( bagian 1 )
182 Kelicikan Maharani Uttejana ( bagian 2 )
183 Kadipaten Anjuk Ladang
184 Munculnya Kembali Kelompok Bulan Sabit Darah
185 Dalang
186 Perselingkuhan
187 Orang Suruhan
188 Diatas Atap Bangunan Istana
189 Melawan Para Penjahat
190 Melawan Para Penjahat 2
191 Kereta Kuda Dari Neraka
192 Wisrawa, Sang Pembawa Wabah Bencana dari Dunia Bawah
193 Lampor
194 Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu
195 Masalah Keluarga
196 Tiga Ksatria Tua
197 Keinginan Dewi Sekar Kedaton
198 Kelahiran Putra Pertama
199 Perang Penyatuan ( bagian 1 )
200 Perang Penyatuan ( bagian 2 ) - Dukungan untuk Negara
201 Perang Penyatuan ( bagian 3 ) - Penaklukan Kota Kadipaten Pasuruhan
202 Perang Penyatuan ( bagian 4 ) - Menjelang Pertempuran Besar
203 Perang Penyatuan ( bagian 5 ) - Saatnya Telah Tiba
204 Perang Penyatuan ( bagian 6 ) - Sayap Kiri Wyuha Garuda Nglayang
205 Perang Penyatuan ( bagian 7 ) - Racun
206 Perang Penyatuan ( bagian 8 ) - Pertarungan Pimpinan Pasukan
207 Perang Penyatuan ( bagian 9 ) - Gugurnya Pimpinan Pasukan Jenggala
208 Perang Penyatuan ( bagian 10 ) - Munculnya Butha Agni
209 Perang Penyatuan ( bagian 11 ) - Akhir Hayat Ki Banaspati
210 Perang Penyatuan ( bagian 12 ) - Menuju Akhir Peperangan
211 Perang Penyatuan ( bagian 13 ) - Para Wanita
212 Akhir Perjalanan
213 Pengumuman
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Penculikan Sang Putra Mahkota
2
Pertapaan Watu Bolong
3
Ajian Lebur Saketi
4
Turun Gunung
5
Perguruan Kelelawar Merah
6
Rampok Topeng Tengkorak
7
Pendekar Gunung Lawu
8
Diatas Sungai Wulayu
9
Pakuwon Gemolong
10
Putri Tumenggung Kadipaten Kembang Kuning
11
Godaan
12
Malam Yang Panjang
13
Ujian Paman Guru
14
Tantangan Adik Seperguruan
15
Menuju Utara
16
Murid Yang Terusir
17
Markas Kelompok Setan Gunung Ungaran
18
Tamu Agung
19
Maharesi Dhanudara
20
Titisan Dewa Wisnu Selanjutnya
21
Kota Kadipaten Kembang Kuning
22
Gendol dan Ki Bengkong
23
Pakuwon Weleri
24
Iblis Kalajengking Biru
25
Iblis Kalajengking Biru 2
26
Kerajaan Siluman Alas Roban
27
Sosok Agung
28
Pengikut Baru
29
Tapal Batas Kota Kadipaten Kalingga
30
Pengadilan
31
Kawan atau Lawan
32
Wiku Pembasmi Siluman
33
Wiku Pembasmi Siluman 2
34
Wiku Pembasmi Siluman 3
35
Perseteruan Panjang Para Pendekar
36
Pertemuan Para Pendekar
37
Pertandingan Awal
38
Pengatur Wilayah Barat
39
Kau Baik-baik Saja, Nisanak?
40
Runtuhnya Kesombongan Saguna
41
Benih Cinta Yang Mulai Bersemi
42
Pertarungan Yang Ditunggu
43
Jaka Umbaran Melawan Dewa Kalong Merah
44
Nasib Rengganis
45
Rahasia Bukit Gronggong
46
Dewa Guru Resi Atmabrata
47
Goa Terkutuk
48
Manusia Setengah Iblis
49
Manusia Setengah Iblis 2
50
Kembang Wijayakusuma
51
Ki Kancra Bodas
52
Munculnya Nini Pelet
53
Menuju Ibukota Kerajaan Galuh Pakuan
54
Persembahan
55
Ajian Pelet Panggugah Asmara
56
Setan Merah dan Iblis Biru
57
Arah Yang Sama
58
Lagi Lagi Racun
59
Satu Selesai, Masalah Lain Muncul
60
Pertarungan di Kotaraja Kawali
61
Melawan Jerangkong Hitam
62
Cemburu
63
Selamat Tinggal Kotaraja Kawali
64
Sang Penghasut
65
Pertarungan di Tepi Sungai Citanduy
66
Akhir Riwayat Awang Bajra
67
Ayah
68
Rencana Prabhaswara
69
Gangguan
70
Di Tengah Alas Wuluh
71
Perang Saudara ( bagian 1 )
72
Perang Saudara ( bagian 2 )
73
Perang Saudara ( bagian 3 )
74
Adipati Baru Paguhan
75
Pencarian Dimulai
76
Landungseta dan Mustikaweni
77
Pertapaan Dihyang
78
Petunjuk
79
Sayembara Lewa
80
Dedemit Kali Progo
81
Nama Besar
82
Kereta Kuda
83
Mapanji Jayabaya
84
Warung Makan di Persimpangan Jalan
85
Akibat Dendam
86
Bau Keringat Yang Sama
87
Pendekar Misterius
88
Pertarungan Antar Saudara Seperguruan ( bagian 1 )
89
Pertarungan Antar Saudara Seperguruan ( bagian 2 )
90
Si Anak Hilang Telah Kembali
91
Hadiah Sayembara
92
Isi Hati Pandan Wangi
93
Warisan
94
Istana Kotaraja Daha
95
Telik Sandi Jenggala
96
Wong Agung Gunung Raung
97
Ajian Pancasona
98
Keinginan Untuk Mati
99
Perempuan Bertenaga Gajah
100
Rencana Perjodohan
101
Uphawasa
102
Menundukkan Butha Agni
103
Jebakan
104
Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 1 )
105
Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 2 )
106
Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 3 )
107
Badai Di Tengah Kebahagiaan ( bagian 4 )
108
Suara Aneh
109
Maling
110
Tugas Pertama Sang Putra Mahkota
111
Perompak Sungai
112
Tepi Hutan Kecil
113
Saudara Resi Simharaja
114
Rahasia Mustika Berdarah
115
Dua Hantu Tua dari Lembah Hantu
116
Nawala
117
Ajian Malih Rupa
118
Tipu Daya Orang-orang Lembah Hantu
119
Menyerbu Lembah Hantu ( bagian 1 )
120
Menyerbu Lembah Hantu ( bagian 2 )
121
Menyerbu Lembah Hantu ( bagian 3 )
122
Pemenang Mendapatkan Semuanya
123
Amukan Pangeran Lembah Hantu
124
Lima Iblis Pencabut Nyawa
125
Intrik Istana
126
Bukan Manusia
127
Siluman Laut Utara
128
Melawan Shuralangi
129
Gendol Ketiban Durian Runtuh
130
Anantawikrama Sang Pendekar Tampan Berseruling Perak
131
Resi Gempurbhumi
132
Amarah
133
Pulang ke Daha
134
Perjanjian Lama
135
Pasukan Jenggala Mulai Bergerak
136
Pralaya Kadipaten Selopenangkep
137
Pralaya Kadipaten Selopenangkep ( bagian 2 )
138
Pralaya Kadipaten Selopenangkep ( bagian 3 )
139
Pralaya Kadipaten Selopenangkep ( bagian 4 )
140
Syarat
141
Menuju Blambangan
142
Olahraga
143
Di Kota Kanjuruhan
144
Akhir Hidup Seorang Mata-mata
145
Hutan Kaki Gunung Mahameru
146
Sepasang Bajing Merah dari Alas Dandaka
147
Delapan Bidadari Gumuk Mas
148
Delapan Bidadari Gumuk Mas ( bagian 2 )
149
Alas Purwo
150
Istana Kerajaan Siluman
151
Sang Pemberi Kutukan
152
Melawan Prabu Tirtabawana ( bagian 1 )
153
Melawan Prabu Tirtabawana ( bagian 2 ) - Pengorbanan Resi Simharaja
154
Takdir Dewata
155
Hal Yang Lebih Penting
156
Empat Istri Sang Pangeran Mahkota
157
Rencana Besar Mpu Karnikeswara
158
Siasat Perang
159
Panjalu Jayati ( bagian 1)
160
Panjalu Jayati ( bagian 2 )
161
Panjalu Jayati ( bagian 3 )
162
Panjalu Jayati ( bagian 4 ) - Kemelut Istana Daha
163
Panjalu Jayati ( bagian 5 ) - Tiga Selir Raja Panjalu
164
Panjalu Jayati ( bagian 6 ) - Duka Cita
165
Panjalu Jayati ( bagian 7 )
166
Panjalu Jayati ( bagian 8 )
167
Panjalu Jayati ( bagian 9 )
168
Kesetiaan
169
Raja Baru Panjalu
170
Perubahan
171
Situasi Dunia Persilatan
172
Bentrokan
173
Bentrokan 2
174
Dua Singa Betina
175
Saudara Jauh
176
Di Lembah Brenggolo
177
Ardachandralancana Emas
178
Tugas
179
Kejutan Besar
180
Penerus Pengatur Wilayah Tengah
181
Kelicikan Maharani Uttejana ( bagian 1 )
182
Kelicikan Maharani Uttejana ( bagian 2 )
183
Kadipaten Anjuk Ladang
184
Munculnya Kembali Kelompok Bulan Sabit Darah
185
Dalang
186
Perselingkuhan
187
Orang Suruhan
188
Diatas Atap Bangunan Istana
189
Melawan Para Penjahat
190
Melawan Para Penjahat 2
191
Kereta Kuda Dari Neraka
192
Wisrawa, Sang Pembawa Wabah Bencana dari Dunia Bawah
193
Lampor
194
Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu
195
Masalah Keluarga
196
Tiga Ksatria Tua
197
Keinginan Dewi Sekar Kedaton
198
Kelahiran Putra Pertama
199
Perang Penyatuan ( bagian 1 )
200
Perang Penyatuan ( bagian 2 ) - Dukungan untuk Negara
201
Perang Penyatuan ( bagian 3 ) - Penaklukan Kota Kadipaten Pasuruhan
202
Perang Penyatuan ( bagian 4 ) - Menjelang Pertempuran Besar
203
Perang Penyatuan ( bagian 5 ) - Saatnya Telah Tiba
204
Perang Penyatuan ( bagian 6 ) - Sayap Kiri Wyuha Garuda Nglayang
205
Perang Penyatuan ( bagian 7 ) - Racun
206
Perang Penyatuan ( bagian 8 ) - Pertarungan Pimpinan Pasukan
207
Perang Penyatuan ( bagian 9 ) - Gugurnya Pimpinan Pasukan Jenggala
208
Perang Penyatuan ( bagian 10 ) - Munculnya Butha Agni
209
Perang Penyatuan ( bagian 11 ) - Akhir Hayat Ki Banaspati
210
Perang Penyatuan ( bagian 12 ) - Menuju Akhir Peperangan
211
Perang Penyatuan ( bagian 13 ) - Para Wanita
212
Akhir Perjalanan
213
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!