terlambat

Hendra mengendarai Mobilnya sampai di parkiran kemudian turun bersama Layla

"kamu berada di bidang apa?" Tanya Hendra berjalan

"akuntansi kalau kamu?" Tanya Layla balik

"aku sih Manajemen bisnis" jawab Hendra

"oh kalau begitu aku akan pergi kelas dulu" ucap Layla lalu meninggalkan hendra

"terima kasih atas tumpangannya" teriak Layla dari kejauhan

Hendra hanya tersenyum mendengar ucapan Layla

"huh lebih baik aku juga masuk, jika tidak nanti akan menjadi masalah" ucap Hendra lalu pergi ke kelasnya

"Tok,Tok,Tok" Hendra mengetuk pintu

"masuk" sahut Guru yang sedang mengajar di dalam

Hendra kemudian masuk dan melihat semua mata tertuju padanya.

"kenapa kamu Baru masuk?" Tanya Guru di hadapan Hendra

"maaf Bu, saya kesiangan saya janji tidak akan melakukan hal ini lagi" ucap Hendra menundukkan kepalanya

"pegang kata kata mu, masuk dan duduk di kursi yang tersedia" ucap guru lalu melanjutkan Pembelajarannya

"Dring,Dring,Dring" bunyi bel istirahat

"kalau begitu ibu pamit undur diri, kalian bisa beristirahat selama 30 menit" ucap Guru berada di depan lalu meninggalkan Kelas

"Huft, akhirnya bisa makan juga, tak sempat makan tadi karena terburu buru" ucap Hendra lalu keluar kelas

"Dra" panggil seorang pria dari belakang hendra

"Ada apa Bi" ucap Hendra menghampiri Robi

Robi adalah sahabat Hendra, dia selalu memberi uang atau makanan saat Hendra tak mempunyai uang

"lo mau kemana?" Tanya Robi

"lo mau ikut ga gw mau makan di kantin" ucap Hendra

"lo punya uang?" Tanya Robi

"ya, gw abis gajian ya teraktir deh" ucap Hendra berbohong

"lebih baik uangnya lo tabung aja, gw masih punya" ucap robi karena tau keadaan Hendra yang dulu

"ya gw udah sisain untuk di tabung lo tenang saja" ucap Hendra

"Yaudah boleh, ayo kita pergi" ucap Robi lalu pergi ke kantin bersama Hendra

Di kantin

"Eh lihat, bukankah dia anak miskin yang selalu memanfaatkan temannya saat tidak punya uang" tunjuk seorang wanita kepada Hendra

"Ya benar, jangankan mendekatinya melihatnya saja aku aku tidak suka" ucap wanita 2

"Eh miskin, mau kemana kamu, lo mau uang ga bersihin nih sepatu gue" ucap Ririn seorang wanita yang tidak suka Hendra

"sabar hen, orang kayak gitu diemin aja tak usah lo ajak bicara" Ucap Robi

"Sudahlah ayo kita mencari kursi kosong" ucap Hendra yang tak menghiraukan ucapan Ririn

"eh Rin, mau lihat gak ada mobil Mercedes apa itu aku lupa namanya tapi itu mobil yang sangat mahal" ucap teman Ririn memberitahu

"benarkah, siapa orang kaya yang membeli mobil semahal itu, kalau begitu nanti pulang dari kuliah aku akan melihat siapa yang mengendarainya" ucap Ririn

"Ya lo harus mendapatkannya, kalau sudah dapat jangan lupakan kami" ucap teman temannya

"huh untungnya sistem tidak menargetkan dia untuk menjadi pasanganku" batin Hendra

"jika memang dia menjadi target sistem, aku tidak akan mendekatinya bahkan memenggangnya sekalipun" ucap Hendra yang sudah tahu apa yang sudah di lakukan Ririn

"Hen gw pesan dulu lo mau makan apa?" Tanya Robi berdiri dari duduknya

"Aku pesan Gurame asam manis aja Rob sama minumnya Jus Durian" ucap Hendra

"Yaudah kalau begitu tunggu disini gw mau pesan dulu" ucap robi lalu berjalan

"Eh lihat bukankah itu kecantikan sekolah, kenapa dia datang kesini?" Ucap seorang pria

"benar lihatlah dia berjalan ke arahku" ucap Teman pria yang berbicara

"matamu, dia pergi untuk menemuiku" balas nya

"ok kalau begitu kita lihat dia akan berjalan kemana"

"cih, kecantikan apanya, dia biasa saja lebih cantik juga aku" ucap Ririn yang iri

"kamu sekolah disini juga?" Tanya Lidya yang menghampiri Hendra

"Ya kamu juga kuliah disini?" Tanya Hendra kembali

"apakah aku boleh duduk disini?" Tanya Lidya

"duduklah, lagi pula kursinya masih tersisa dua" jawab Hendra

"2 bukannya ada 3"

"temanku lagi memesan makanan" ucap Hendra

"perempuan?" Tanya Lidya

"laki laki"

"syukurlah"

"syukurlah? Memangnya kenapa kalau perempuan?" Tanya Hendra bingung

"ti..tidak apa apa" jawab Lidya merah wajahnya karena malu

"bos, Orang yang menggagalkan rencana kita adalah seorang mahasiswa dari universitas Serang Raya dia tidak mempunyai siapa siapa hanya anak dari panti asuhan kecuali teman laki lakinya yang bernama robi dan rumahnya berada di jalan rawa nomor 4" ucap Bawahan Ryan

Ryan adalah musuh dari perusahaan milik Alisa yang ingin membunuh Alisa dengan menembaknya di restoran.

"hanya seorang mahasiswa, sudahlah lupakan saja, tetapi jika dia kembali menggalakkan rencana kita bunuh dia" ucap Ryan dari telepon

"baik"

"Berani beraninya dia merebut incaranmu Vid" ucap teman david

"haruskah kita kasih pelajaran ke bocah itu?"ucapnya kembali

"pulang kuliah kita akan beri pelajaran dia, kalian tak perlu khawatir jika kalian semua bisa melakukannya aku akan memberi kalian bonus" ucap david yang melihat Lidya bersama Hendra tertawa bersama bagaikan orang yang sedang berpacaran

"Kenapa dia bisa datang ke kursi orang miskin itu" Ucap kedua laki laki yang tadi meributkan Lidya

"benar, apakah pacarku tidak merasa jijik kepadanya"

"pacar apanya,Lidya juga tidak mengenalmu"

"memangnya kenapa lo mau ribut ama gw"

"Ayo, kita ribut pulang nanti" ujar pria 1

"tidak tidak aku hanya bercanda, kamu jangan dimasukkan ke hati" ucap pria 2 takut

"eh Hen, siapa dia?" Tanya Robi yang tak melihat wajah Lidya karena sedang memainkan handphone

"oh dia temanku Lidya" jawab Hendra

"Lidya? Apakah Lidya wanita tercantik nomor 1 di Universitas kita?" Tanya Robi

"tercantik nomor 1? Apakah benar aku tidak pernah mendengarnya" hendra berdiri lalu berbisik takut terdengar oleh Lidya

"kamu sih tidak pernah keluar dari kelas, abis pelajaran selesai eh malah ambil buku untuk dibaca" bisik robi kembali

"ah sudahlah aku tidak tahu apa apa, yang pasti dia temanku" bisik hendra

"ehm" Lidya berdehem

"eh ya dia Alisa yang kamu maksud" jawab Hendra

"bagaimana kamu bisa mengenalnya? bisakah kamu mengenalkannya padaku" bisik robi kembali

"oh ya Alisa kenalkan dia temanku namanya robi" ucap Hendra lupa memperkenalkan mereka berdua

"robi" ucap robi mengulurkan tangannya

"Lidya" balas Lidya sama seperti robi mengulurkan tangannya

"maaf bisa kamu lepaskan tangan saya" ucap Lidya yang tak enak karena robi terlalu lama memegang tangannya

"eh iya maaf hehe soalnya aku terpesona oleh kecantikanmu" ucap Robi tapi tak di tanggapi Lidya

"oh iya Hen apakah kamu punya waktu besok?" Tanya Lidya

"ada memangnya kenapa" ucap Hendra

"tidak apa apa, apakah kamu bisa kerumahku esok hari" ucap Lidya

"ah itu baiklah" balas hendra terpaksa entah ada pekerjaan atau apa

Terpopuler

Comments

deni syahputra

deni syahputra

waduh,teringat mantan ya Thor...

2024-03-15

0

deni syahputra

deni syahputra

mantap minumanya Thor,jus durian campur tuak...enak ouy

2024-03-14

0

xin hao cu

xin hao cu

othoor kurang ilham munkin broo,,

2024-03-10

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 95 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!