Bab 3

"Akhirnya datang juga," ucap Hendra, menghela napas panjang. Tubuhnya masih tegak melindungi Alisa di balik dinding, sementara suara sirene mulai terdengar di kejauhan.

Seorang polisi berlari mendekat dengan tameng di tangan. "Apakah kalian baik-baik saja?"

"Kami selamat," jawab Hendra cepat sambil berdiri. Ia kemudian meraih tangan Alisa, membantunya bangkit perlahan.

"Kalau begitu, ayo keluar. Gunakan tameng ini untuk melindungi diri kalian," ucap polisi itu, menyerahkan sebuah tameng besi.

Dengan langkah hati-hati, mereka berjalan melewati restoran yang masih dipenuhi kepanikan. Beberapa petugas keamanan terlihat berjaga ketat di luar. Hendra tetap memegang tangan Alisa, menjaganya tetap di belakang pelindung.

Sementara itu, di tempat lain yang gelap dan sunyi...

"Bos, misi gagal. Ada pria yang tiba-tiba melindungi target," lapor suara tegang di telepon.

Suara berat di ujung sana mendengus marah. "B*****... Siapa dia?"

"Saya belum tahu, bos. Tapi akan saya selidiki."

"Lakukan segera. Aku ingin tahu siapa dia sebelum hari berganti."

Kembali ke Hendra dan Alisa...

[Misi selesai] [Hadiah:

Uang 5.000.000

Teknik bela diri kuno – Tingkat Menengah]

Tiba-tiba kepala Hendra terasa berat. Ia memejamkan mata, menahan rasa aneh seperti ribuan informasi masuk sekaligus ke dalam otaknya. Gerakan refleks, teknik bertarung, posisi menyerang dan bertahan—semuanya mengalir begitu saja ke dalam tubuhnya.

"Ini... teknik bela diri? Ini luar biasa... seperti sudah tertanam dalam tubuhku," gumam Hendra terpana.

Ponselnya bergetar. [Anda menerima 5.000.000 dari nomor tak dikenal]

Setelah situasi benar-benar aman dan polisi mengizinkan mereka meninggalkan lokasi...

"Kalau begitu, aku akan kembali ke rumah," ucap Hendra sambil melirik langit malam yang mulai gelap.

Alisa menggigit bibir bawahnya sebentar sebelum bicara. "Eh, kamu nggak mau aku antar dulu?"

Hendra menoleh. "Kamu yakin? Bukankah kamu masih syok?"

Alisa menggeleng pelan. Wajahnya terlihat lebih tenang. "Justru aku merasa lebih nyaman kalau kamu tetap di dekatku… setidaknya malam ini."

Sistem kembali muncul: [Misi terdeteksi] [Masuk ke rumah Alisa] [Hadiah: Uang 1.000.000]

"Kenapa selalu ada misi seperti ini..." batin Hendra.

"Baiklah," jawabnya dengan tenang. "Aku ikut."

---

20 menit kemudian, di rumah Alisa...

Hendra memandangi bangunan besar berarsitektur modern yang berdiri megah di hadapannya. Lampu-lampu taman yang menyala redup menambah kesan elegan.

"Be... begitu besar rumahnya," gumam Hendra kagum.

"Ini tidak seberapa, masih banyak rumah yang sepuluh kali lebih besar dari rumahku," ucap Alisa dengan nada biasa saja, seolah rumah sebesar itu hal yang normal baginya.

Begitu pintu terbuka, suasana hening menyambut mereka.

[Misi selesai] [Hadiah: Uang 1.000.000]

Hendra melepas sepatu, lalu duduk di sofa empuk di ruang tamu.

"Semoga tidak ada misi aneh lagi..." gumamnya dalam hati.

"Kamu mau minum apa?" tanya Alisa dari dapur.

"Apa saja," jawab Hendra sambil menyandarkan tubuh.

Tak lama, Alisa kembali membawa dua gelas jus alpukat dingin.

"Minumlah," ucapnya, menyerahkan salah satu gelas.

"Terima kasih," ujar Hendra, lalu meneguknya perlahan. Rasanya segar.

Beberapa menit mereka duduk bersebelahan, dalam diam.

"Kenapa rumah ini terasa sepi?" tanya Hendra akhirnya.

"Aku tidak suka keramaian," jawab Alisa pelan, menunduk.

"Kamu yang mengurus semua ini sendirian?"

Alisa mengangguk. "Ya."

Hendra mengamati sekeliling. Semua tampak bersih dan teratur. "Aku kira kamu gadis yang manja dan suka menyuruh orang," batinnya.

"Orang tuamu...?"

Tiba-tiba bahu Alisa bergetar. Air mata mengalir di pipinya.

"Hiks... Orang tuaku meninggal satu tahun yang lalu... dibunuh oleh orang tak dikenal."

"Eh... maaf... Aku nggak tahu..." ucap Hendra buru-buru, merasa sangat bersalah.

Ia mendekat, mengusap lembut kepala Alisa, lalu menarik tubuh gadis itu ke pelukannya.

"Nggak apa-apa..." bisik Alisa pelan, tubuhnya sedikit bergetar di pelukan Hendra.

[Ketertarikan Alisa: 80%]

Setelah beberapa saat, suasana mulai tenang.

"Apakah kamu punya pacar?" tanya Alisa pelan, matanya masih menatap Hendra.

Hendra menggeleng. "Tidak. memangnya ada wanita yang mau jadi pacarku?" jawabnya seolah tidak ada wanita yang ingin berpacaran dengannya, mungkin itu dulu jauh sebelum dirinya memiliki sistem.

[Misi terdeteksi] [Cium Alisa selama 3 menit] [Hadiah: Mobil Mercedes-AMG GT] [Hukuman: Sistem akan hilang] [Durasi: 2 jam]

"Kenapa ada hukuman sekarang..." desah Hendra dalam hati.

[Tuan sudah naik level. Hukuman dan hadiah akan semakin serius di setiap misi.]

"Hendra..." panggil Alisa lirih.

"Ya?"

Alisa menatapnya dalam-dalam. "Bolehkah aku... mencium kamu? Aku cuma ingin sedikit merasa tenang."

Hendra terpaku. Jantungnya berdetak kencang.

"Apa ini efek ketertarikan yang udah 80%?" batinnya.

[Benar, Tuan.]

"O-oke... kalau kamu mau," jawabnya, gugup.

Alisa mendekat, duduk perlahan di pangkuannya, lalu menempelkan bibirnya pada bibir Hendra. Sentuhan lembut itu segera berubah menjadi ciuman panas. Lidah Alisa bermain lincah. Hendra membalas, mengikuti geraknya.

[Ketertarikan Alisa: 90%]

Beberapa menit kemudian, Alisa melepaskan ciumannya dengan napas terengah.

"Kamu... luar biasa," ucap Hendra pelan.

"Ini pertama kalinya... Aku cuma sering lihat di drama dan... ya, kamu tahu," jawab Alisa malu.

[Misi selesai] [Hadiah: Mobil Mercedes-AMG GT]

Alisa tersenyum, mencium Hendra lagi sebelum akhirnya bersandar di bahunya.

"Aku pulang sekarang. Ini sudah malam," ucap Hendra setelah beberapa saat.

"Kamu nggak mau bermalam di sini?" tanya Alisa dengan nada pelan.

"Lain kali, ya. Aku harus pulang."

Hendra keluar rumah. Di depan, sebuah mobil sport hitam mengkilap menunggunya.

"Apa ini...?"

[Itu mobil dari hadiah yang tuan dapatkan, Tuan. Surat-suratnya lengkap dan sudah atas nama Anda.]

"Hebat... Tapi sayang nggak bisa dijual ya?"

[Benar. Semua hadiah sistem tidak bisa dijual, hanya bisa digunakan oleh Tuan.]

Hendra membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Mesin menyala otomatis begitu tubuhnya duduk di jok.

"Petualangan ini... baru dimulai," gumamnya, tersenyum tipis sambil memegang setir.

Terpopuler

Comments

Mirabel

Mirabel

yg jiwa halu tingkat tinggi boleh merapat 😬😬😬

2025-07-15

2

Mirabel

Mirabel

mencium ketek lima menit dapat kapal pesiar 🤣🤣🤣😫

2025-07-15

0

kakek sholeh

kakek sholeh

mencium bibir❎
mencium bau mulut... jigong...✅

2025-04-22

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 95 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!