LAL 5 - Anggap teman dekat

"Apa kau ingin mampir terlebih dahulu?" tanya Madeline setelah Oliver keluar dari kamar Kenneth. Pasalnya, sejak di perjalanan pulang, Kenneth tak bersuara dan ketika di lihat ternyata bocah kecil itu terlelap sambil memeluk rubik kesayangannya.

Oliver menggelengkan kepala. Tentu bukan tanpa sebab, rasanya tak etis menurutnya jika bertamu ke rumah wanita tak bersuami di malam hari. Meskipun hal itu tak jadi masalah di negara yang mereka tinggali saat ini, namun Oliver sedikit banyak mengerti dan paham tentang keluarga Madeline yang menganut adat ketimuran.

"Tidak, Madeline. Aku ingin ke rumah sakit dulu, kacamata. Jas putih milikku ketinggalan." jawabnya dengan jujur. Karena tak sabar ingin menemui Madeline, membuatnya lupa membawa jas putih miliknya.

Sebenarnya, Oliver setelah pulang bekerja mengunjungi apartment Madeline. Namun, kata Daddy Garry wanita itu sedang mengajak Kenneth ke Mall, dan jadilah oliver bertemu dengan Madeline di sana sekaligus membeli dasi yang akan ia kenakan saat pertemuan bulan depan.

Sebenarnya pertemuan bulan depan hanya untuk dokter onkologi, tetapi berhubung kepala departemen onkologi saat itu mengatakan tak bisa untuk menghadiri. Oliver berinisiatif untuk menggantikan kepala departemen itu.

Sedikit banyak, Oliver tahu tentang sub unit onkologi. Jadi, ia takkan kaget nantinya jika di suruh mempresentasikan di depan banyak dokter ternama dari mancanegara.

Madeline mengangguk, ia salut dengan cara Pierre menghargai orang lain. Pria itu benar-benar beda dari yang pernah ia temui, bahkan berbeda dengan Pierre, dan Madeline akui itu.

"Hati-hati, jangan mengebut. Kulihat tadi kau banyak menguap," pesan Madeline.

Oliver terkekeh mendengarnya,"Ternyata kau memperhatikan aku juga." Senang sudah pasti, rasanya ingin sekali ia salto saat itu juga. Namun Oliver harus jaga image saat ini.

Madeline memilih untuk memalingkan wajahnya, ia tak membalas ucapan Oliver.

"Jangan salah mengartikan, aku tak ingin membuatmu banyak berharap nantinya," ucap Madeline.

Oliver sungguh tak bisa menahan diri untuk tidak mengulas senyum jika di hadapan Madeline. Dokter yang kompeten di bidangnya namun begitu polos menurutnya.

"Tanpa kau mengatakan hal seperti itu, akupun juga masih mengharapkanmu," jawabnya dengan jujur.

Madeline tentu kembali menolak hal itu, ia tak ingin menjalin hubungan. Cukup! Ia hanya ingin bahagia bersama Kenneth dan Daddy-nya. Dan hal itu berkali-kali Madeline tekankan.

"Sepertinya kau lupa dengan apa yang aku ceritakan padamu beberapa bulan lalu?"

Alis Oliver saling bertautan, menatap Madeline dengan heran.

"Maksudmu?" tanya Madeline.

Madeline mengajak Oliver untuk berbicara di ruang depan apartement miliknya, karena sejak tadi mereka berdua berbicara sambil berdiri di depan kamar Kenneth.

Ya, Kenneth sudah di ajarkan untuk mandiri sejak dini. Termasuk dalam hal tidur. Begitupun dengan Oliver, pria itu mengurungkan niatnya untuk pulang karena pembicaraan dengan Madeline yang membuatnya penasaran.

"Apa kau lupa dengan pembicaraan kita di rumah sakit beberapa bulan lalu, saat kau menanyakan statusku?" tanya Madeline.

Sudah pastinya tidak, Oliver takkan lupa akan hal itu. Memang benar adanya, beberapa bulan lalu Madeline menceritakan semua tentangnya. Termasuk tentang Madeline yang merupakan seorang janda beranak satu.

Hal itu sengaja Madeline lakukan, agar Oliver dapat berpikir lagi untuk mendekati Madeline. Tapi sekarang bisa di lihat, Oliver seakan dan semakin gencar mendekati Madeline, termasuk mengambil hati Kenneth.

Selain hal itu, ucapan Pierre beberapa tahun lalu masih mengusik dirinya tentang stigma buruk seorang janda di mata orang-orang di luar sana. Maka dari itu, Madeline memilih untuk menghindari para pria yang berniat mendekatinya.

"Apa ini adalah tentang statusmu sebagai janda?" tanya Oliver.

Madeline menganggukan kepala,"Benar, apa kau tak risih dekat dengan seorang janda anak satu? Sedangkan kau masih sendiri."

Setan apa yang merasuki Madeline hingga berbicara seperti itu. Oliver sampai berdecak mendengarnya.

"Kalau aku risih, sudah sejak awal aku menjauhi dirimu, Madeline." Seru Oliver.

"Tapi nyatanya, aku masih ada di dekatmu hingga saat ini," imbuhnya lagi.

Madeline hanya manggut-manggut saja,"Aku memiliki ketakutan tersendiri ketika ingin melangkah atau memulai hubungan baru." jawab Madeline dengan jujur.

"Apa ini ada kaitannya dengan masa lalumu?"

"Ya, kau benar."

Oliver sampai menghela nafas dengan panjang, luka sebesar apa yang Madeline rasakan hingga membuatnya seperti itu.

"Bisa kau ceritakan sedikit tentang masa lalumu padaku? Anggap saja kau sedang curhat denganku." Oliver sekarang berusaha memposisikan dirinya sebagai teman baik Madeline. Ia ingin membuat wanita itu nyaman terlebih dahulu, sekaligus mengenal lebih dalam lagi. Meskipun dirinya sudah mengenal Madeline sejak lama, namun mengetahui seluk-beluk wanita itu baru-baru ini saja ia tahu. Ya lebih tepatnya kurang lebih enam bulan lalu ia mencari tahu sekaligus keluarga dari Madeline.

Madeline langsung di landa sebuah kebingungan saat ini. Ini terlalu sulit untuk di buka kembali, sama saja membuka bekas jahitan yang sudah mengering dan akan menimbulkan luka lagi nantinya.

"Maafkan aku, tapi aku tak sanggup menceritakan ini semua padamu. Biarkan aku menyimpannya seorang diri. Dan jika kau ingin tahu, kau bisa mendekati Daddyku." Madeline tentu merasa bersalah karena tak bisa terbuka. Tapi kembali ini, ini juga adalah haknya untuk menolak.

Oliver mengerti, mungkin memang ia harus menanyakan hal ini kepada ayah dari wanita agar bisa mencari cara untuk meluluhkan wanita itu.

"Baiklah, nanti akan kucari tahu sendiri. Maafkan aku juga karena telah memaksamu,"

"Aku akan pulang. Segera beristirahat, kau terlihat lelah dari pancaran matamu." Sebelum pergi, Oliver memberi pesan kepada Madeline.

"Tentu." Madeline mengantar Oliver sampai depan pintu apartment miliknya. Lalu melambaikan tangan.

"Take care, Oliver." Setelah itu Madeline menutup pintu apartment milik dan ia di kejutkan dengan kehadiran Daddy Garry yang tiba-tiba.

"Kau mengagetkan aku, Dad." Madeline sampai mengelus dada karena terkejut.

Daddy Garry sampai berdecak melihat Madeline yang menurutnya berlebihan.

"Istirahat, jangan terus begadang dan minum kopi tanpa henti." Pesan Daddy Garry. Ia sangat mengetahui kelakuan putrinya itu, ia masih memperhatikan Madeline.

"Hanya sesekali saja, Dad. Tidak keseringan." timpal Madeline sambil menggandeng tangan pria paruh baya itu dan membawanya duduk di ruang depan.

"Sejam sekali, begitu maksudmu?"

Madeline langsung memasang wajah masam yang di buat-buat,"Dad, kau berlebihan. Tidak satu jam sekali juga aku minum kopi, Dad."

"Kau ini dokter, harusnya kau lebih memperhatikan kesehatanmu," seru Daddy Garry yang mulai kehabisan cara untuk memberitahu putrinya.

Madeline melihat betapa cerewet Daddy-nya pun langsung terkekeh.

"Makanya aku Dokter, aku tentu tahu takaran yang pas, Dad." Kilahnya.

Daddy Garry hanya bisa menghela nafas dengan panjang, adu argumen tentang kesehatan dengan putrinya sudah di pastikan ia akan kalah telak.

"Sesuka hatimu saja, habis ini kau harus istirahat." ucap pria paruh baya itu sebelum masuk ke dalam kamarnya.

Setelah melihat Daddy-nya masuk ke dalam kamar, Madeline pun memutuskan untuk langsung ke kamar miliknya. Untuk malam ini, ia memutuskan untuk tidak minum kopi, ia ingin beristirahat dengan nyenyak.

Episodes
1 LAL 1 - Empat tahun kemudian
2 LAL 2 - Pertemuan bulan depan
3 LAL 3 - Seorang pengagum?
4 LAL 4 - Pendekatan Oliver
5 LAL 5 - Anggap teman dekat
6 LAL 6 - Karma Yara
7 LAL 7 - Pesan Tuan Betrand
8 LAL 8 - Belajar Malu
9 LAL 9 - Setajam silet
10 LAL 10 - Kebersamaan dua pria
11 LAL 11 - Sedikit tentang Madeline dan Pierre
12 LAL 12 - Keberangkatan
13 LAL 13 - Bertemu?
14 LAL 14 - Bertemu setelah berpisah
15 LAL 15 - Berbicara dengan Daddy Garry
16 LAL 16 - Sudah berdamai dengan masa lalu?
17 LAL 17 - Keputusan Madeline
18 LAL 18 - Pierre yang tak waras
19 LAL 19 - Kelakuan Pierre
20 LAL 20 - Pertemuan dengan Kenneth
21 LAL 21 - Karma?
22 LAL 22 - Hadiah dari Arsen
23 LAL 23 - Traktiran dari Pierre
24 LAL 24 - Mati rasa?
25 LAL 25 - Tamu tak terduga
26 LAL 26 - Gambar menyakitkan
27 LAL 27 - Perdebatan
28 LAL 28 - Keajaiban Pierre
29 LAL 29 - Bicara Berdua
30 LAL 30 - Kemarahan Seorang Ayah
31 LAL 31 - Cerita panjang
32 LAL 32 - Kenneth yang jujur
33 LAL 33 - Ketahuan bohong
34 LAL 34 - Mencoba berteman
35 LAL 35 - Takkan mampu menggantikan waktu yang berlalu
36 LAL 36 - Kabar mengejutkan
37 LAL 37 - Menguping
38 LAL 38 - Ajakan Madeline
39 LAL 39 - Ingin di andalkan
40 LAL 40 - Pertemuan dengan keluarga Spencer
41 LAL 41 - Perjuangan di mulai
42 LAL 42 - Menemani
43 LAL 43 - Mengikuti
44 LAL 44 - Mendekati janda
45 LAL 45 - pemandu wisata
46 LAL 46 -
47 LAL 47 - Intimidasi
48 LAL 48 - Cambuk
49 LAL 49 - Kejutan
50 LAL 50 - Makan malam bersama
51 LAL 51 - Bisikan
52 LAL 52 - Seputar Perasaan
53 LAL 53 - Perpisahan
54 LAL 54 - Tak bisa menahan
55 LAL 55 - Ungkapan Pierre
56 LAL 56 - Berusaha menerima
57 LAL 57 - Meminta restu
58 LAL 58 - Keputusan Mendadak
59 LAL 59 - Akhir yang bahagia
60 Karya baru - Imperfect Wedding
Episodes

Updated 60 Episodes

1
LAL 1 - Empat tahun kemudian
2
LAL 2 - Pertemuan bulan depan
3
LAL 3 - Seorang pengagum?
4
LAL 4 - Pendekatan Oliver
5
LAL 5 - Anggap teman dekat
6
LAL 6 - Karma Yara
7
LAL 7 - Pesan Tuan Betrand
8
LAL 8 - Belajar Malu
9
LAL 9 - Setajam silet
10
LAL 10 - Kebersamaan dua pria
11
LAL 11 - Sedikit tentang Madeline dan Pierre
12
LAL 12 - Keberangkatan
13
LAL 13 - Bertemu?
14
LAL 14 - Bertemu setelah berpisah
15
LAL 15 - Berbicara dengan Daddy Garry
16
LAL 16 - Sudah berdamai dengan masa lalu?
17
LAL 17 - Keputusan Madeline
18
LAL 18 - Pierre yang tak waras
19
LAL 19 - Kelakuan Pierre
20
LAL 20 - Pertemuan dengan Kenneth
21
LAL 21 - Karma?
22
LAL 22 - Hadiah dari Arsen
23
LAL 23 - Traktiran dari Pierre
24
LAL 24 - Mati rasa?
25
LAL 25 - Tamu tak terduga
26
LAL 26 - Gambar menyakitkan
27
LAL 27 - Perdebatan
28
LAL 28 - Keajaiban Pierre
29
LAL 29 - Bicara Berdua
30
LAL 30 - Kemarahan Seorang Ayah
31
LAL 31 - Cerita panjang
32
LAL 32 - Kenneth yang jujur
33
LAL 33 - Ketahuan bohong
34
LAL 34 - Mencoba berteman
35
LAL 35 - Takkan mampu menggantikan waktu yang berlalu
36
LAL 36 - Kabar mengejutkan
37
LAL 37 - Menguping
38
LAL 38 - Ajakan Madeline
39
LAL 39 - Ingin di andalkan
40
LAL 40 - Pertemuan dengan keluarga Spencer
41
LAL 41 - Perjuangan di mulai
42
LAL 42 - Menemani
43
LAL 43 - Mengikuti
44
LAL 44 - Mendekati janda
45
LAL 45 - pemandu wisata
46
LAL 46 -
47
LAL 47 - Intimidasi
48
LAL 48 - Cambuk
49
LAL 49 - Kejutan
50
LAL 50 - Makan malam bersama
51
LAL 51 - Bisikan
52
LAL 52 - Seputar Perasaan
53
LAL 53 - Perpisahan
54
LAL 54 - Tak bisa menahan
55
LAL 55 - Ungkapan Pierre
56
LAL 56 - Berusaha menerima
57
LAL 57 - Meminta restu
58
LAL 58 - Keputusan Mendadak
59
LAL 59 - Akhir yang bahagia
60
Karya baru - Imperfect Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!