Sikap yang Membingungkan

Sisa waktu yang dihabiskan Abimanyu dan juga Almira hanya ada kecanggungan, setelah pria itu dengan terang-terangan hendak membelikan pakaian untuk istrinya. Saat menyelesaikan transaksi, mereka kembali dengan Gerald dan juga tiga mahasiswanya.

“Kalian masih di sini?” Almira bertanya pada Gerald.

“Iya, mereka minta ditraktir makan. Ini kamu mau pergi.”

“Ah, kebetulan. Kita juga mau makan. Benar, kan, Bi?” tanya Almira pada pria di sampingnya.

Infiera yang berdiri di samping Bimo melirik Abimanyu. Dia melihat kantong belanjaan di tangan pria itu, membuat hatinya sedikit mencelos. Fiera semakin merasa jauh dengan pria itu.

“Ayo, Nis.” Fiera menggandeng tangan temannya—berbalik—meninggalkan mereka.

Bimo menganggukkan kepalanya pada Abimanyu dan segera menyusul dua temannya. Sedangkan Gerald berbicara sesaat. “Kalian ingin gabung dengan kami?”

“Boleh, aku akan meneraktir kalian.” Almira berkata dengan senyum lebar di wajahnya. “Ayo, Bi,” ajak Almira pada Abimanyu, dia membuang jauh-jauh kecanggungan yang dirasakan sebelumnya.

Sejak awal mereka sudah sepakat untuk mengakhiri hubungan. Bukankah dirinya juga harus siap melepaskan pria itu?

Ketiga dosen itu akhirnya menyusul tiga mahasiswanya, ternyata mereka masuk ke sebuah resto betawi. Infiera, Anisa, dan juga Bimo sudah duduk terlebih dahulu di salah satu meja.

Gerald meminta pelayan untuk menambah kursi di meja itu, supaya mereka bisa makan berenam.

Semua orang ternyata kompak memesan soto betawi dan juga nasi, mengingat mereka sudah sangat lapar.

“Kalian mau pergi bersama-sama ke acara pernikahan Bu Gina?” tanya Gerald pada tiga mahasiswanya.

Fiera terdiam mendengarkan hal itu. Pernikahan Bu Gina akan dilangsungkan dua hari lagi. Itu tepat saat kedua mertuanya akan kembali ke Palembang. Jadi, dia harus menunggu sampai mertuanya pergi.

“Aku ... sepertinya akan pergi setelah dari kampus.” Gerald segera melirik ke arah Fier.

“Bagaimana kalau barengan saja sama saya?”

Abimanyu yang tengah memainkan ponselnya langsung menajamkan pendengarannya demi menunggu jawaban yang istrinya berikan.

“Bapak mah, yang diajak cuman Fiera saja, ini? Aku bagaimana, pak?” Anisa merajuk, merasa iri pada temannya yang mendapat tawaran tumpangan dari dosen tampannya ini.

“Kau juga mau ikut? Ya sudah, kau temani Bimo naik motor. Kasian dia jomblo abadi.”

“Ish!” Anisa ceberut, sedangkan Bimo langsung melirik tajam pada dosennya.

“Memang bapak engga jomblo? Kan, bapak juga belum nikah. Malah sudah tua!” Bimo engga mau kalah. Dia merasa dirinya masih terlalu muda untuk dikatakan jomblo abadi.

Gerald mendengkus. “Kau ini, kenapa tidak bilang iya saja?”

Hal itu memancing tawa dari ketiga mahasiswa yang ada di sana.

“Ya sudah, kalian para jomblo berbarengan saja,” ucap Fiera dengan tawa yang begitu renyah mengejek dua temannya dan juga dosennya itu.

“Kau juga jomblo!!!” Hal itu terucap secara bersamaan dari Gerald, Anisa, dan juga Bimo. Lalu, mereka tertawa bersama-sama. Seperti jomblo yang sedang saling mencari dukungan satu sama lain.

Eheemm!

Suara deheman itu berasal dari Abimanyu. Dia meletakkan ponselnya untuk menghentikan tawa keempat orang di hadapannya. Selain itu, dia sedikit jengkel saat mereka mengatakan kalau Fiera juga seorang jomblo. Wanita itu malah tertawa dan sama sekali tidak menampiknya.

Ketiga mahasiswa itu menghentikan tawanya dan terlihat kaku, sedangkan Gerald menoleh ke arah Abimanyu. “Bagaimana denganmu? Apakah kau juga mau bergabung dengan kami? Sebagai persatuan jomblo Indonesia?” Gerald bertanya dengan acuh tak acuh.

Abimanyu melirik Gerald, matanya melotot, memperingati...

“Gue hanya bercanda.” Gerald terkekeh dengan tatapan garang Abimanyu, tapi dalam hati dia bersorak senang.

Beberapa saat kemudian. Pesanan mereka sampai. Satu persatu mendapat bagiannya. Dimulai dari Almira, Gerald, lalu Bimo, dan selanjutnya Anisa.

Pelayan meletakkannya di sisi Abimanyu, membuat pria itu yang harus membantu membaginya. Namun, saat giliran Infiera, tiba-tiba Abimanyu meletakannya di hadapannya dan meraih sendok.

Tanpa diduga Abimanyu menyendok irisan seledri yang ada di atas soto betawi milik istrinya, itu membuat Almira, yang duduk di sampingnya terkejut. Begitu juga dengan Anisa, yang langsung menyenggol tangan Fiera.

Infiera hanya membeku di tempat duduknya, menyaksikan apa yang dilakukan oleh suaminya saat ini. Apa dia tidak takut orang lain akan curiga.

Hanya Gerald di meja itu yang tidak bereaksi apa-apa. Dia hanya melirik, lalu memulai makan soto betawi yang ada di hadapannya. Gerald bahkan sempat meminta tambahan emping pada pelayan restonya.

“Bi,” bisik Almira. “Apa yang kau lakukan? Berikan soto milik Infiera.”

Abimanyu mengangkat wajahnya, dia melihat pada istrinya dan menyerahkan soto itu setelah mengambil semua irisan seledrinya.  

“Ini, makanlah. Seledrinya, sudah tidak ada.”

Fiera menerima sotonya. Dia bingung dengan sikap Abimanyu. Kenapa dia melakukan itu? Bukan hanya ada teman-temannya, tapi di sampingnya, Almira menatap bingung pada mereka berdua.

Almira menatap bergantian pada Abimanyu dan juga Fiera. Tiba-tiba, dia bertanya. “Kenapa kau membuang seledrinya?”

“Karena dia tidak menyukainya.”

“Bagaimana kau tahu?” tanya Almira lagi.

Baru, saat itulah Abimanyu menyadari tingkahnya yang membingungkan semua orang dia melirik semua orang yang kini mengarah padanya.

“Itu... .”

“Itu karena kami pernah bertemu Fiera di rumah sakit saat dia sedang alergi,” jawab Gerald menyela ucapan Abimanyu yang hendak menjelaskan.

“Ya.” Abimanyu menjawab singkat. Dia berpikir kalau Gerald hanya membantu kebingungannya. Namun, tanpa sepengetahuan Abimanyu, Gerald tahu kalau Infiera adalah istrinya.

Ayahnya sempat cerita kalau putra temannya yang baru saja menikah ternyata juga bekerja di kampus yang sama dengannya. Ternyata, itu Abimanyu. Keduanya menikah saat Gerald sedang berada di Amerika.

Sampai, suatu hari dirinya benar-benar melihat Abimanyu bersama dengan wanita itu di rumah sakit. Wanita itu adalah Infiera.  Gerald sedang mengantar ayahnya yang sedang menjalani pengobatan rutin untuk penyakit diabetesnya.

Dirinya langsung menyimpulkan kalau istri Abimanyu memang Infiera. Dia tidak tahu apa alasan keduanya menyembunyikan pernikahan mereka.

Akan tetapi, yang Gerald tahu persis adalah bagaimana sikap Abimanyu. Dia bukan orang yang mudah ramah pada siapa pun. Jadi, sedikit aneh jika saat di rumah sakit, itu adalah pertemuan tidak sengaja. Jelas-jelas Fiera masuk ke dalam mobil Abimanyu.

“Ah, begitu rupanya. Bapak perhatian juga, ya.” Anisa terkikik dengan ucapannya, tapi dia buru-buru terdiam dan meneruskan makannya. Bagaimanapun, Abimanyu tidak seperti Gerald yang mudah diajak bercanda.

Setelahnya, Fiera sama sekali tidak memedulikan Abimanyu. Dia memakan sotonya. Sedangkan Almira, masih terus memperhatikan Abimanyu dan juga wanita di hadapannya.

Dia tidak sepolos itu untuk tidak menyadari sikap Abimanyu yang berlebihan. Apa lagi dengan alasan seperti yang Gerald katakan. Memangnya, Infiera tidak bisa melakukannya sendiri?

Usai makan, Almira hendak membayar untuk meneraktir semuanya, tapi Abimanyu lebih dulu mengeluarkan kartunya.

“Pakai ini saja.”

“Tapi, aku sudah janji akan traktir.”

“Tidak apa-apa.”

“Baiklah!”

Setelah membayar, mereka bersiap untuk pulang. Bimo berkata, “Nis, lo mau bareng gue?” Rumah mereka memang memiliki arah yang sama.

“Tentu saja.” Dia senang mendapat tumpangan.

“Fier, kamu pulang ke mana? Ayo, saya antar?” Gerald menawarkan.

“Tidak usah, Pak, saya naik ojek online saja. Permisi.”

Fiera berlalu begitu saja. Dia tidak ingin berlama-lama di dekat Abimanyu yang sedang bersama dengan Almira, kekasihnya.

“Padahal, dia bisa nebeng,” gumam Gerald, tapi dia juga tidak bisa memaksa. Lalu, dirinya menoleh pada Abimanyu. “Gue duluan, ya.”

Abimanyu hanya mengangkat tangannya sebagai tanggapan. Sedangkan Almira tersenyum, seraya mengangguk.

Setelah kepergian Gerald. Abimanyu melirik arah perginya Fiera. Ternyata, wanita itu masih berdiri di pinggir jalan, menunggu ojek online yang dipesannya.

“Ayo,” ajak Abimanyu buru-buru berjalan menuju ke arah mobilnya.

Mobil melaju setelah keduanya masuk. Abimanyu segera mendekati Fiera yang masih berdiri di sana. wanita itu sepertinya belum mendapatkan ojeknya karena dia masih terus memainkan ponselnya.

Abimanyu menghentikan mobilnya dan membuka jendela mobilnya. Dari belakang kemudi, dia berkat, “Ayo, naiklah.”

Fiera yang sedang menundukkan kepalanya, melihat ke arah asal suara. Dia melihat mobil Abimanyu di depannya dan di kursi depan, sampingnya Almira duduk, tersenyum melihat ke arahnya.

“Ayo, Fier, bareng kita saja.”

Apa yang dia lakukan? Apa dia sengaja melakukan ini padaku? Gumam Fiera dalam hati yang mulai terasa perih.

Infiera melirik Abimanyu yang masih menunggunya.

“Tidak perlu, Pak, saya sedang memesan ojek.”

“Naik!” tegas Abimanyu dengan suara dingin. Jelas sekali kalau dia tidak ingin dibantah.

Almira langsung menoleh dengan nada bicara Abimanyu yang terkesan memaksa. Lagi-lagi, sikapnya sedikit aneh pada mahasiswanya ini.

“Tapi, pak—“

“Masuklah, kalau kau tidak mau kita menjadi penyebab kemacetan.”

Infiera melirik ke arah belakang. Beberapa mobil yang baru keluar dari mal tidak sabar untuk segera melaju dan mereka menghalangi jalannya.

Menahan sedikit geram karena sikap Abimanyu yang membingungkan, Fiera akhirnya mengangguk dan masuk ke dalam mobil Abimanyu. Dia duduk di kursi bagian belakangnya.

“Fier, kamu pulang ke mana? Biar kita mengantarmu terlebih dahulu.” Almira berkata dengan ramah.

Namun, Abimanyu lebih dulu menyela, “Aku akan mengantarmu terlebih dahulu.”

“Ah, begitu, ya? Baiklah kalau begitu.”

Almira akhirnya menyandarkan punggungnya, matanya tertuju ke arah depan. Kecurigaannya pada sikap Abimanyu yang aneh pada mahasiswanya semakin menguatkan dugaan, kalau mereka memiliki sesuatu yang dirahasiakan.

Apa jangan-jangan...

“Sudah sampai,” ucap Abimanyu saat dia berada tidak jauh dari tempat tinggal Almira selama di Jakarta.

“Ah, ya, terima kasih. Fier, saya duluan, ya.”

Fiera tersenyum kikuk. Dia mengangguk sopan.

Abimanyu segera melajukan kembali mobilnya, tapi baru beberapa meter saja, dia menghentikannya kembali. “Pindah ke depan!” perintahnya.

“Kenapa?” tanya Fiera bingung. Kenapa harus pindah? Bukannya sama saja?

“Kamu pikir aku ini supir? Aku suamimu, Fiera!”

“Bapak, kan, pacarnya Bu Almira!” jawabnya, seraya memalingkan wajah.

Abimanyu terdiam dengan perkataan Infiera. Wanita itu pasti salah paham mengenai hubungannya dengan Almira. Tetapi, dirinya juga tidak bisa menjelaskan dengan keadaan seperti saat ini.

Terpopuler

Comments

Febby Fadila

Febby Fadila

knp abi takut untuk menjelaskan pada fiera 🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2024-08-13

1

Nurul Aeni

Nurul Aeni

tuh kan, bener...emang gerald sebenarnya tau klo fiera itu istrinya abi

2024-05-13

1

Ririn Mutiarini

Ririn Mutiarini

Abi...Abi...kepanasan koq ya krn ulahnya sendiri yg ga mau ngakuin Infiera istrinya /Speechless/

2024-04-19

1

lihat semua
Episodes
1 Hukuman Dosen Galak
2 Seorang Penggemar
3 Dosen Baru
4 Pertengkaran
5 Memilih Mengabaikan
6 Gara-gara Pembalut
7 Kita Berteman
8 Kesialan Abimanyu
9 Mendapatkan Saingan
10 Maafkan Aku, Fiera
11 Mengajak ke KUA
12 Tuduhan yang Menyakitkan
13 Pemandangan tak Terduga
14 Termakan Godaan Sendiri
15 Bertamu Kembali
16 Sikap yang Membingungkan
17 Insiden Mengejutkan
18 Gara-gara Lingerie
19 Sangat Kecewa
20 Sindiran Gerald
21 Kebingungan Abimanyu
22 Ketegasan Infiera
23 Gagal Membujuk
24 Terus Mendiamkan
25 Abimanyu Sakit
26 Bagaimana Denganku?
27 Mints Bekal Makan Siang
28 Kecurigaan
29 Ajakan Makan Malam
30 Kencan Pertama
31 Mulai Bimbang
32 Dibawa Pergi
33 Maafkan Aku Fiera
34 Memberitahu Kebenaran
35 Gerald Pakar Cinta
36 Saingan Baru
37 Saatnya Pergi
38 Kepanasan
39 Menyusul ke Malang
40 Abimanyu Menggila
41 Senakin Cemburu
42 Pernyataan Cinta?
43 Gara-gara Baju
44 Kamu Istriku!
45 Membanggakan Istri
46 Baku Hantam
47 Meninggalkan
48 Rencana Mengumumkan
49 Aku Mencintaimu
50 Bolehkah Tidur Bersamamu?
51 Malam Syahdu Setelah Sekian Lama
52 Mengetahui Identitas Aslinya
53 Kenalkan, Infiera Istriku
54 Kekecewaan
55 Kekecewaan
56 Gara-gara Lingerie
57 Jawaban Lebih Menohok
58 Peringatan Gerald
59 Sebuah Permintaan
60 Retorika Perempuan
61 Persiapan Kejutan
62 Pikiran Picik
63 Kejutan Balas Dendam
64 Harapan Semu
65 Kebahagiaan Sempurna
66 Kebingungan Gerald
67 Kebohongan Gerald
68 Terpergok oleh Abimanyu
69 Sebuah Pesan
70 Maafkan Aku
71 Sadarlah Abimanyu!
72 Peringatan Gerald
73 Ingin Memberi Kejutan
74 Sebuah Kebohongan
75 Merasa Limbung
76 Peringatan Terakhir
77 Terlalu Sensitif
78 Tidak Bisa Berkompromi
79 Memergoki Semuanya
80 Semakin Kecewa
81 Kabar Kehamilan
82 Mencari keberadaan Infiera
83 Berpikir Sebelum Bertindak
84 Perlu Disadarkan
85 Sebuah Tamparan
86 Dukungan
87 Nasihat Orang Tua
88 Sayang, Bicaralah!
89 Kerinduan yang Disadari
90 Bertemu Kembali
91 Gara-gara Jaket Pink
92 Mengajarinya Cara Berkorban
93 Tertangkap Basah
94 Segalanya Sudah Berubah
95 Kekesalan Gerald
96 Tingkah Kekanakan
97 Abimanyu Ngidam?
98 Calon Ayah
99 Abimanyu Pingsan
100 Mengetahui yang Sebenarnya
101 Boleh Aku Melakukannya?
102 Merasa Tertarik
103 Fase Kehamilan
104 Kekasih Gerald
105 Mencoba Mengenalnya
106 Calon Istriku!
107 Mengharap Kejelasan
108 persiapan lamaran
109 Sebuah Kesepakatan
110 Menggoda Calon Pengantin
111 Gangguan Menyebalkan
112 Gombalan Gerald
113 Bertemu Masa Lalu
114 Gerald yang Galau
115 Keluh-kesah Gerald
116 Ketulusan Gerald
117 Pengganggu Menyebalkan
118 Saling Mengeja
119 Sebuah Permintaan
120 Tingkah Random
121 Proteksi Sang Kakak
122 Lika-Liku Calon Pengantin
123 Menuju Pertunangan
124 Nasehat Seorang Kakak
125 Hari pertunangan
126 Sebuah Bentakan
127 Undangan Bastian
128 Akal Bulus Bastian
129 Harus Tahu Diri
130 Pesan tak Terduga
131 Saling Berdamai
132 Tingkah Bastian
133 Holiday
134 Persiapan Lahiran
135 Hari Pernikahan
136 Kontraksi
137 Kebahagiaan yang Sempurna
138 Bonus 1
139 Bonus 2 Gagal Lagi
140 Bonus 3 Happy Ending
141 Penting
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Hukuman Dosen Galak
2
Seorang Penggemar
3
Dosen Baru
4
Pertengkaran
5
Memilih Mengabaikan
6
Gara-gara Pembalut
7
Kita Berteman
8
Kesialan Abimanyu
9
Mendapatkan Saingan
10
Maafkan Aku, Fiera
11
Mengajak ke KUA
12
Tuduhan yang Menyakitkan
13
Pemandangan tak Terduga
14
Termakan Godaan Sendiri
15
Bertamu Kembali
16
Sikap yang Membingungkan
17
Insiden Mengejutkan
18
Gara-gara Lingerie
19
Sangat Kecewa
20
Sindiran Gerald
21
Kebingungan Abimanyu
22
Ketegasan Infiera
23
Gagal Membujuk
24
Terus Mendiamkan
25
Abimanyu Sakit
26
Bagaimana Denganku?
27
Mints Bekal Makan Siang
28
Kecurigaan
29
Ajakan Makan Malam
30
Kencan Pertama
31
Mulai Bimbang
32
Dibawa Pergi
33
Maafkan Aku Fiera
34
Memberitahu Kebenaran
35
Gerald Pakar Cinta
36
Saingan Baru
37
Saatnya Pergi
38
Kepanasan
39
Menyusul ke Malang
40
Abimanyu Menggila
41
Senakin Cemburu
42
Pernyataan Cinta?
43
Gara-gara Baju
44
Kamu Istriku!
45
Membanggakan Istri
46
Baku Hantam
47
Meninggalkan
48
Rencana Mengumumkan
49
Aku Mencintaimu
50
Bolehkah Tidur Bersamamu?
51
Malam Syahdu Setelah Sekian Lama
52
Mengetahui Identitas Aslinya
53
Kenalkan, Infiera Istriku
54
Kekecewaan
55
Kekecewaan
56
Gara-gara Lingerie
57
Jawaban Lebih Menohok
58
Peringatan Gerald
59
Sebuah Permintaan
60
Retorika Perempuan
61
Persiapan Kejutan
62
Pikiran Picik
63
Kejutan Balas Dendam
64
Harapan Semu
65
Kebahagiaan Sempurna
66
Kebingungan Gerald
67
Kebohongan Gerald
68
Terpergok oleh Abimanyu
69
Sebuah Pesan
70
Maafkan Aku
71
Sadarlah Abimanyu!
72
Peringatan Gerald
73
Ingin Memberi Kejutan
74
Sebuah Kebohongan
75
Merasa Limbung
76
Peringatan Terakhir
77
Terlalu Sensitif
78
Tidak Bisa Berkompromi
79
Memergoki Semuanya
80
Semakin Kecewa
81
Kabar Kehamilan
82
Mencari keberadaan Infiera
83
Berpikir Sebelum Bertindak
84
Perlu Disadarkan
85
Sebuah Tamparan
86
Dukungan
87
Nasihat Orang Tua
88
Sayang, Bicaralah!
89
Kerinduan yang Disadari
90
Bertemu Kembali
91
Gara-gara Jaket Pink
92
Mengajarinya Cara Berkorban
93
Tertangkap Basah
94
Segalanya Sudah Berubah
95
Kekesalan Gerald
96
Tingkah Kekanakan
97
Abimanyu Ngidam?
98
Calon Ayah
99
Abimanyu Pingsan
100
Mengetahui yang Sebenarnya
101
Boleh Aku Melakukannya?
102
Merasa Tertarik
103
Fase Kehamilan
104
Kekasih Gerald
105
Mencoba Mengenalnya
106
Calon Istriku!
107
Mengharap Kejelasan
108
persiapan lamaran
109
Sebuah Kesepakatan
110
Menggoda Calon Pengantin
111
Gangguan Menyebalkan
112
Gombalan Gerald
113
Bertemu Masa Lalu
114
Gerald yang Galau
115
Keluh-kesah Gerald
116
Ketulusan Gerald
117
Pengganggu Menyebalkan
118
Saling Mengeja
119
Sebuah Permintaan
120
Tingkah Random
121
Proteksi Sang Kakak
122
Lika-Liku Calon Pengantin
123
Menuju Pertunangan
124
Nasehat Seorang Kakak
125
Hari pertunangan
126
Sebuah Bentakan
127
Undangan Bastian
128
Akal Bulus Bastian
129
Harus Tahu Diri
130
Pesan tak Terduga
131
Saling Berdamai
132
Tingkah Bastian
133
Holiday
134
Persiapan Lahiran
135
Hari Pernikahan
136
Kontraksi
137
Kebahagiaan yang Sempurna
138
Bonus 1
139
Bonus 2 Gagal Lagi
140
Bonus 3 Happy Ending
141
Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!