Bab 12. Sebuah Pesan

Bel berbunyi dengan nyaring, sebuah tanda bahwa kegiatan belajar mengajar telah berakhir. Aura yang saat itu hendak kembali ke ruang guru untuk bersiap-siap pulang, tiba-tiba mendapat sebuah pesan.

Sambil berjalan dia membuka ponsel dan membaca isi pesan yang baru saja dia terima. Seketika itu juga dada Aura bergemuruh, karena pesan tersebut berasal dari pria yang selama ini ia tunggu keseriusannya.

[Aura, aku sudah tiba di ibu kota. Mari bertemu.]

Langkah Aura mendadak lunglai, karena sebenarnya kedatangan ayah dan ibunya sudah direncanakan untuk mengatur pertemuan dengan pria bernama Rangga. Namun, pada kenyataannya sekarang dia malah sudah menikah dengan Zio, gara-gara insiden yang tak terduga.

"Aku harus bagaimana sekarang? Apa yang akan aku katakan pada Rangga kalau begini situasinya?" gumam Aura dengan raut gelisah. Semua rencana yang sudah ia buat mendadak hancur, karena satu takdir yang tidak pernah ia impikan tiba-tiba mengikatnya.

Dengan kepala yang nyaris meledak, Aura menutup kembali ponselnya dan meneruskan langkah hingga tiba di ruang guru. Dia segera membereskan barang-barang, lalu melenggang ke arah parkiran.

Sementara itu Zio sudah menunggu Aura, tepatnya di samping mobil wanita itu. Aura menghela nafas kecil, seolah tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi suaminya yang super tengil.

Tanpa menghiraukan Zio, Aura segera membuka pintu mobilnya, tetapi segera ditahan oleh tangan pemuda itu.

"Zio, ada apa sih? Kamu ini tidak ada kerjaan lain ya selain ganggu saya?!" cetus Aura lengkap dengan wajah judes.

"Saya cuma mau kasih tahu, saya gak langsung pulang ke rumah. Terus nanti malem Mommy sama Daddy minta kita buat makan malem bareng, nanti saya jemput ya," ujar Zio, menyampaikan pesan sang ibu.

Aura bergeming, karena dia kembali teringat dengan ajakan Rangga. Walau bagaimana pun dia harus menjelaskan semuanya, agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

"Maaf, saya udah ada janji sama orang lain. Jadi, lain kali saja bagaimana?"

Kening Zio mengeryit.

"Siapa?"

"Teman, dia baru datang dari luar kota dan tidak lama di sini, makanya saya setuju untuk bertemu dengannya," jelas Aura, dia memberikan alasan tersebut karena takut mertuanya bertanya.

Zio tampak manggut-manggut, lalu tiba-tiba dia meraih tangan Aura untuk menyerahkan sebuah kertas kecil berisi nomor hp-nya. "Kalo ada apa-apa langsung telepon saya aja, karena sesibuk apapun bakal saya sempetin."

Aura hanya mengangguk sekilas, berbeda dengan Zio yang selalu memberikan senyum terbaiknya. Detik selanjutnya Zio membuka pintu mobil dan mempersilahkan Aura masuk.

Semua perhatian itu membuat Aura ketar-ketir, ia memperhatikan sekitar di mana beberapa guru mulai naik ke kendaraan masing-masing.

"Ayo masuk!" titah Zio, dan akhirnya Aura pun patuh, dia segera duduk dibalik kemudi siap untuk membawa kendaraan roda empatnya membelah jalan raya.

"Ati-ati, Istriku," bisik Zio, lalu membantu Aura untuk menutup kembali pintu mobilnya. Wanita itu hanya melirik sekilas, lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung meninggalkan Zio.

Sementara di halte, terlihat Amora yang sedang menunggu jemputannya. Namun, tiba-tiba dia dihampiri oleh seorang pemuda dari sekolah lain. Dia adalah Athar, pemuda yang satu spesies dengan Zio, karena mereka berdua memiliki hobi yang sama yakni membuat masalah.

"Hai, Amora," panggil Athar, tetapi gadis itu justru sibuk dengan ponsel genggamnya. Dia mengenal Athar, dan tidak ingin terlibat apapun dengan pemuda itu.

Athar yang semula duduk di atas motor lantas turun karena Amora mengabaikannya. Padahal dia sengaja datang untuk mengantar sang pujaan pulang ke rumah. Ya, sudah dari bulan lalu dia berusaha untuk mendekati Amora, tetapi sampai saat ini belum berhasil juga.

"Amora, aku anter yuk!" Pemuda itu berusaha menawarkan tumpangan. Namun, Amora yang memiliki tipikal gadis yang tidak mudah didapatkan lantas menggelengkan kepala.

"Aku lagi nunggu jemputan," Ujarnya.

"Kan bisa bilang kalo kamu pulangnya sama aku. Jadi, biar supir kamu nggak ke sini."

Athar hendak mendekati gadis itu, tetapi tiba-tiba Zio datang dan langsung mendorong bahu Athar. "Mau apa lu?"

Ya, satu kendala terbesar Athar adalah pemuda yang ada di depannya. Karena Zio selalu ikut campur ketika ia berusaha untuk melakukan PDKT dengan Amora.

"Gue cuma mau nganter dia pulang. Lu gak usah berlebihan," balas Athar sambil membusungkan dada, tampak tak mau kalah.

"Jelas gue berlebihan, dia keponakan gue. Jadi lu harus hadepin gue dulu," cetus Zio, sementara di belakangnya sudah ada Mike dan Tomy yang menyusul. Ya, karena mereka takut akan ada perkelahian antara Zio dan Athar, seperti yang sudah-sudah.

"Om, udah deh, nggak perlu diladenin," bisik Amora seraya menarik Zio untuk menjauh. Namun, Zio tak bergerak, karena dia ingin membuat Athar menyerah lebih dulu.

"Gue peringatin sekali lagi sama lu, jangan berani deketin Amora. Karena lu bakal tahu akibatnya!" ancam Zio dengan tatapan membunuh. Bertepatan dengan itu, mobil jemputan Amora datang.

Zio segera meraih pergelangan tangan keponakannya dan menyuruh Amora untuk masuk ke dalam mobil. Sementara tatapan pemuda itu terus menghunus ke arah Athar yang bergeming di tempatnya.

Begitu mobil yang membawa Amora sudah melandas, Zio segera menghampiri Athar. "Balik sono! Atau lu mau abis di sini?"

"Cuih, beraninya di dalem kandang. Kalo lu emang ngerasa hebat, gue tunggu lu di arena balap motor!" balas Athar dengan tampang meremahkan. Membuat Zio langsung mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Zi, udah, anak anjingg kaya dia gak usah diladenin," seru Tomy, agar sang sahabat menahan diri. Namun, sepertinya Zio sudah terpancing dengan tantangan Athar.

"Gue bakal dateng!" balas Zio, lalu segera membalik tubuhnya. Namun, sebelum benar-benar pergi dia lebih dulu menendang keras motor Athar hingga jatuh ke jalanan.

"Ck, sialan!" umpat Athar, sementara Zio sudah berlari ke arah dua sahabatnya dengan gelak tawa.

Terpopuler

Comments

Hasbi Asidiqi

Hasbi Asidiqi

kok aku jadi ngebayangin visual zio itu Abidzar,,,,,,,ya 😉🫢kyaknya cocok

2024-02-15

0

Tia H.

Tia H.

wawww seru mulai ada sangar2 nya nih 😅😅

2023-11-02

1

Anonim

Anonim

tambah seru neehhh cerita😉😉

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Taruhan
2 Bab 2. Penggerebekan
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Melabrak Dua Sahabat
5 Bab 5. Tersipu
6 Bab 6. Saya Bakal Paksa Ibu
7 Bab 7. Panggilan
8 Bab 8. Salah Paham
9 Bab 9. Hukuman
10 Bab 10. Mulai Terperangkap
11 Bab 11. Namanya Juga Bocah
12 Bab 12. Sebuah Pesan
13 Bab 13. Minta Kerjaan
14 Bab 14. Your Favorit Flower
15 Bab 15. Balapan
16 Bab 16. Syarat
17 Bab 17. Dikeroyok
18 Bab 18. Stop Pake Panggilan Saya
19 Bab 19. Lagi-lagi Dihukum
20 Bab 20. Mencari Tahu
21 Bab 21. Disandera
22 Bab 22. Kerja Tambahan
23 Bab 23. Minta Bantuan
24 Bab 24. Tidur Terpisah
25 Bab 25. Bencana
26 Bab 26. Terus Ditatap
27 Bab 27. Hari Minggu
28 Bab 28. Mengantar Belanja
29 Bab 29. Ke Rumah Zio
30 Bab 30. Durian Runtuh
31 Bab 31. Jangan Nguji Aku Terus, Ra!
32 Bab 32. Kamu Pantas Mendapatkannya
33 Bab 33. Jauhin Amora!
34 Bab 34. Pertengkaran Hebat
35 Bab 35. Obat
36 Bab 36. Razia
37 Bab 37. Pertemuan Pertama
38 Bab 38. Putus!
39 Bab 39. Kecupan Dan Pelukan
40 Bab 40. Tolongin Istri Saya!
41 Bab 41. Bukan Pada Gadis Lain
42 Bab 42. Gosip Merajalela
43 Bab 43. Surat Peringatan
44 Bab 44. Balas Dendam
45 Bab 45. Cemburu
46 Bab 46. Aku Berubah Pikiran
47 Bab 47. Minta Gaji
48 Bab 48. Makan Malam Dengan Rangga
49 Bab 49. Aku Pengen Kamu Percaya
50 Bab 50. Kiko
51 Bab 51. Hadiah
52 Bab 52. Berdebat Lagi
53 Bab 53. Tetap Pergi
54 Bab 54. Kesepakatan
55 Bab 55. Suara Sirine
56 Bab 56. Kamu Jahat!
57 Bab 57. Kita Putus!
58 Bab 58. Kamu Nggak Sayang Aku!
59 Bab 59. Memberi Pelajaran
60 Bab 60. Meminta Maaf
61 Bab 61. Merasa Disisihkan
62 Pengumuman
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1. Taruhan
2
Bab 2. Penggerebekan
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Melabrak Dua Sahabat
5
Bab 5. Tersipu
6
Bab 6. Saya Bakal Paksa Ibu
7
Bab 7. Panggilan
8
Bab 8. Salah Paham
9
Bab 9. Hukuman
10
Bab 10. Mulai Terperangkap
11
Bab 11. Namanya Juga Bocah
12
Bab 12. Sebuah Pesan
13
Bab 13. Minta Kerjaan
14
Bab 14. Your Favorit Flower
15
Bab 15. Balapan
16
Bab 16. Syarat
17
Bab 17. Dikeroyok
18
Bab 18. Stop Pake Panggilan Saya
19
Bab 19. Lagi-lagi Dihukum
20
Bab 20. Mencari Tahu
21
Bab 21. Disandera
22
Bab 22. Kerja Tambahan
23
Bab 23. Minta Bantuan
24
Bab 24. Tidur Terpisah
25
Bab 25. Bencana
26
Bab 26. Terus Ditatap
27
Bab 27. Hari Minggu
28
Bab 28. Mengantar Belanja
29
Bab 29. Ke Rumah Zio
30
Bab 30. Durian Runtuh
31
Bab 31. Jangan Nguji Aku Terus, Ra!
32
Bab 32. Kamu Pantas Mendapatkannya
33
Bab 33. Jauhin Amora!
34
Bab 34. Pertengkaran Hebat
35
Bab 35. Obat
36
Bab 36. Razia
37
Bab 37. Pertemuan Pertama
38
Bab 38. Putus!
39
Bab 39. Kecupan Dan Pelukan
40
Bab 40. Tolongin Istri Saya!
41
Bab 41. Bukan Pada Gadis Lain
42
Bab 42. Gosip Merajalela
43
Bab 43. Surat Peringatan
44
Bab 44. Balas Dendam
45
Bab 45. Cemburu
46
Bab 46. Aku Berubah Pikiran
47
Bab 47. Minta Gaji
48
Bab 48. Makan Malam Dengan Rangga
49
Bab 49. Aku Pengen Kamu Percaya
50
Bab 50. Kiko
51
Bab 51. Hadiah
52
Bab 52. Berdebat Lagi
53
Bab 53. Tetap Pergi
54
Bab 54. Kesepakatan
55
Bab 55. Suara Sirine
56
Bab 56. Kamu Jahat!
57
Bab 57. Kita Putus!
58
Bab 58. Kamu Nggak Sayang Aku!
59
Bab 59. Memberi Pelajaran
60
Bab 60. Meminta Maaf
61
Bab 61. Merasa Disisihkan
62
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!