Bab 9. Hukuman

Zio dan Aura berangkat ke sekolah dengan kendaraan yang berbeda. Semua itu demi menyembunyikan status pernikahan mereka, agar tidak diketahui oleh banyak orang.

Namun, Zio yang belum berganti pakaian, lebih dulu menyambangi rumah kedua orang tuanya. Ketika tiba di sana, rumah sudah tampak sepi, karena sepertinya semua orang sudah melakukan aktivitas masing-masing, yakni pergi bekerja.

Tanpa permisi Zio langsung melenggang masuk dan naik ke atas kamarnya. Dia memakai seragam sekolah dan juga sweater berwarna merah.

Setelah selesai dia baru mencari keberadaan sang ibu, karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.

"Mommy!" panggil Zio, saat itu Arabella sedang mengurusi taman bunga yang ada di belakang rumah, rutinitas biasa setelah usianya beranjak tua.

"Eh, anak gantengnya Mommy kok pulang? Udah sarapan, Nak?" tanya Arabella menyambut kedatangan Zio yang memang lebih manja padanya.

"Aku udah sarapan sama istri aku, Mom," jawab Zio sambil mengulum senyum, membuat bibir mungil Arabella mengerucut lucu, bibir yang ia wariskan kepada si bungsu.

"Mentang-mentang sudah ada istri, Mommy jadi dilupakan," gerutu Arabella, pura-pura ngambek. "Oh iya, nanti malem bawa Aura ke rumah, kita makan malam di sini sama Kakak kamu."

"Oke, Mom," balas Zio sambil membentuk huruf O menggunakan jari jempol dan jari telunjuknya. "Udah jangan marah-marah, nanti keliatan tambah tua." Kekehnya.

"Cio!!!"

Arabella berteriak dan langsung mencubiti lengan putranya. Sementara Zio segera menghindar seraya meminta ampun. "Iya-iya, Zio nggak bakal ngomong Mommy tua lagi."

"Lagian orang Mommy masih cantik gini kok," celetuk Arabella, ingin sang anak memujinya.

"Iya, Mommy. Ya udah sekarang aku mau berangkat ke sekolah dulu, abis itu aku mau ke kantor Daddy."

Kening Arabella mengernyit, "Kantor Daddy? Mau ngapain kamu, Cio?"

"Aku mau minta kerjaan, Mom. Nggak mungkin dong aku nganggur terus, sementara istri aku kerja, cari duit buat kelangsungan hidup kita berdua. Sebagai laki-laki di mana harga diri Zio, Mommy?" terang Zio apa adanya. Membuat Arabella merasa cukup bangga.

"Anak Mommy kenapa jadi pintar sekali? Ya sudah kamu tinggal bilang saja sama Daddy, pasti dia bantu kamu," ujar wanita paruh baya itu seraya menggandeng lengan putranya. Seperti biasa dia ingin mengantar Zio sampai di teras rumah.

"Mommy doain Zio supaya jadi bos, biar ongkang-ongkang kaki aja kerjanya," kata Zio.

"Nggak ada bos yang ongkang-ongkang kaki, Cio! Justru pekerjaan itu lebih berat, kamu nggak tahu bagaimana Daddy? Siang malam kerja terus, istri malah dianggurin, nggak enak tahu yang begitu. Pesan Mommy, sesibuk apapun kamu, tetap hubungi Aura dan jalin komunikasi yang baik dengan dia. Itu penting, Sayang," tutur Arabella panjang lebar, sebelum melepas putranya untuk pergi ke sekolah.

"Iya, Mommy, ya udah, aku berangkat ya. Jangan lupa bilang Bibi buat beresin baju aku, aku mau bawa ke rumah Aura soalnya," pamit Zio sekaligus memberi pesan pada sang ibu.

Arabella menganggukkan kepala, lantas setelah itu Zio mencium tangan serta kedua pipi ibunya, lalu naik ke atas motor. Membawa kendaraan roda dua itu membelah jalan raya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Namun, meskipun begitu entah kenapa Zio malah terlambat. Dan bertepatan hari ini ada pelajaran bahasa di jam pertama, itu artinya Aura sudah ada di dalam kelas.

Tok Tok Tok ...

Zio mengetuk pintu, membuat Aura yang tengah menjelaskan jadi berhenti seketika. Dia sudah sangat yakin, kalau di luar sana adalah suami bocahnya.

Aura berjalan ke arah benda persegi panjang itu, lalu membukanya, hingga benar-benar terlihat wajah Zio yang sedang menampakkan senyum.

Namun, tak sedikit pun Aura memiliki niat untuk membalas. Karena dia malah melayangkan sebuah pertanyaan dengan nada ketus. "Dari mana saja kamu? Ini sudah lebih dari 20 menit, dan kamu baru datang."

Sebelum menjawab Zio lebih dulu menatap ke arah dua sahabat sablengnya. Ingin membuktikan pada mereka berdua bahwa Aura memang istrinya, dia lantas berkata. "Teliti banget sampe diitungin. Ibu udah lama nunggu saya ya?"

Mulut Aura langsung menganga, karena jawaban Zio malah melantur ke mana-mana. Tak ingin berubah salah tingkah, akhirnya Aura mempersilahkan Zio masuk, tetapi dia tak mengizinkan pemuda itu untuk duduk.

"Berdiri di depan dan tulis kalimat permohonan maaf sebanyak 20 lembar!" tegas Aura, lalu kembali ke tempat duduknya.

Sementara Zio mengekor, wajahnya selalu terlihat santai seolah apa yang diberikan Aura bukanlah sebuah hukuman.

Tomy dan Mike saling pandang, keduanya belum menemui tanda-tanda bahwa Aura sudah menikah dengan sahabat mereka.

Namun, tiba-tiba seluruh kelas dikejutkan oleh Aura yang terbatuk-batuk karena tersedak ludahnya sendiri. Berbeda dengan Zio yang tersenyum-senyum, karena semua itu adalah ulahnya, saat Aura diam-diam melirik, dia langsung mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

"Minum dulu, Bu, pasti haus 'kan ngomong mulu," ucap Zio seraya menyerahkan satu botol air mineral yang ia ambil dari dalam tasnya.

"Terima kasih."

Aura langsung menyambar benda itu dari tangan Zio, lalu meminumnya beberapa teguk.

Haish, sepertinya Zio cukup berbahaya. Batin Aura was-was.

Akhirnya dia melanjutkan pelajaran, tetapi hal yang paling menggangu adalah saat Zio terus menatap ke arahnya. Ingin sekali Aura mencolok dua bola mata itu, hingga berhenti untuk menelisik pergerakannya.

"Zio, apakah kamu sudah melakukan apa yang barusan saya suruh?" cetus Aura, karena Zio seolah tak ingin melepaskan pandangan itu.

"Sudah, Bu," jawab Zio dengan bersemangat, dia pun menyerahkan buku catatan yang ia gunakan untuk menulis kepada Aura.

Namun, detik selanjutnya Aura langsung membelalakkan matanya. Dia melihat ke arah Zio dengan dada yang mulai meletup-letup, sementara pemuda itu hanya tersenyum lebar. Menunjukkan bahwa apa yang dia tulis benar adanya.

Sebuah tulisan yang tidak seharusnya Zio tulis.

..."SAYA CINTA BU AURA"...

Terpopuler

Comments

Hasbi Asidiqi

Hasbi Asidiqi

eum aya" wae d hukum malah nyatakan cinta....😃😃

2024-02-15

0

vie gumi

vie gumi

🤣🤣🤣🤣 dasar suami somplak

2023-11-09

1

Tia H.

Tia H.

🤣🤣🤣🤣🤣 ampun dah punya murid model begini darah tinggi tiap hari .
tp tulisan zio bikin bu aura merah merona tersipu malu 🤩🤩🤩.

2023-11-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Taruhan
2 Bab 2. Penggerebekan
3 Bab 3. Dipaksa Menikah
4 Bab 4. Melabrak Dua Sahabat
5 Bab 5. Tersipu
6 Bab 6. Saya Bakal Paksa Ibu
7 Bab 7. Panggilan
8 Bab 8. Salah Paham
9 Bab 9. Hukuman
10 Bab 10. Mulai Terperangkap
11 Bab 11. Namanya Juga Bocah
12 Bab 12. Sebuah Pesan
13 Bab 13. Minta Kerjaan
14 Bab 14. Your Favorit Flower
15 Bab 15. Balapan
16 Bab 16. Syarat
17 Bab 17. Dikeroyok
18 Bab 18. Stop Pake Panggilan Saya
19 Bab 19. Lagi-lagi Dihukum
20 Bab 20. Mencari Tahu
21 Bab 21. Disandera
22 Bab 22. Kerja Tambahan
23 Bab 23. Minta Bantuan
24 Bab 24. Tidur Terpisah
25 Bab 25. Bencana
26 Bab 26. Terus Ditatap
27 Bab 27. Hari Minggu
28 Bab 28. Mengantar Belanja
29 Bab 29. Ke Rumah Zio
30 Bab 30. Durian Runtuh
31 Bab 31. Jangan Nguji Aku Terus, Ra!
32 Bab 32. Kamu Pantas Mendapatkannya
33 Bab 33. Jauhin Amora!
34 Bab 34. Pertengkaran Hebat
35 Bab 35. Obat
36 Bab 36. Razia
37 Bab 37. Pertemuan Pertama
38 Bab 38. Putus!
39 Bab 39. Kecupan Dan Pelukan
40 Bab 40. Tolongin Istri Saya!
41 Bab 41. Bukan Pada Gadis Lain
42 Bab 42. Gosip Merajalela
43 Bab 43. Surat Peringatan
44 Bab 44. Balas Dendam
45 Bab 45. Cemburu
46 Bab 46. Aku Berubah Pikiran
47 Bab 47. Minta Gaji
48 Bab 48. Makan Malam Dengan Rangga
49 Bab 49. Aku Pengen Kamu Percaya
50 Bab 50. Kiko
51 Bab 51. Hadiah
52 Bab 52. Berdebat Lagi
53 Bab 53. Tetap Pergi
54 Bab 54. Kesepakatan
55 Bab 55. Suara Sirine
56 Bab 56. Kamu Jahat!
57 Bab 57. Kita Putus!
58 Bab 58. Kamu Nggak Sayang Aku!
59 Bab 59. Memberi Pelajaran
60 Bab 60. Meminta Maaf
61 Bab 61. Merasa Disisihkan
62 Pengumuman
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1. Taruhan
2
Bab 2. Penggerebekan
3
Bab 3. Dipaksa Menikah
4
Bab 4. Melabrak Dua Sahabat
5
Bab 5. Tersipu
6
Bab 6. Saya Bakal Paksa Ibu
7
Bab 7. Panggilan
8
Bab 8. Salah Paham
9
Bab 9. Hukuman
10
Bab 10. Mulai Terperangkap
11
Bab 11. Namanya Juga Bocah
12
Bab 12. Sebuah Pesan
13
Bab 13. Minta Kerjaan
14
Bab 14. Your Favorit Flower
15
Bab 15. Balapan
16
Bab 16. Syarat
17
Bab 17. Dikeroyok
18
Bab 18. Stop Pake Panggilan Saya
19
Bab 19. Lagi-lagi Dihukum
20
Bab 20. Mencari Tahu
21
Bab 21. Disandera
22
Bab 22. Kerja Tambahan
23
Bab 23. Minta Bantuan
24
Bab 24. Tidur Terpisah
25
Bab 25. Bencana
26
Bab 26. Terus Ditatap
27
Bab 27. Hari Minggu
28
Bab 28. Mengantar Belanja
29
Bab 29. Ke Rumah Zio
30
Bab 30. Durian Runtuh
31
Bab 31. Jangan Nguji Aku Terus, Ra!
32
Bab 32. Kamu Pantas Mendapatkannya
33
Bab 33. Jauhin Amora!
34
Bab 34. Pertengkaran Hebat
35
Bab 35. Obat
36
Bab 36. Razia
37
Bab 37. Pertemuan Pertama
38
Bab 38. Putus!
39
Bab 39. Kecupan Dan Pelukan
40
Bab 40. Tolongin Istri Saya!
41
Bab 41. Bukan Pada Gadis Lain
42
Bab 42. Gosip Merajalela
43
Bab 43. Surat Peringatan
44
Bab 44. Balas Dendam
45
Bab 45. Cemburu
46
Bab 46. Aku Berubah Pikiran
47
Bab 47. Minta Gaji
48
Bab 48. Makan Malam Dengan Rangga
49
Bab 49. Aku Pengen Kamu Percaya
50
Bab 50. Kiko
51
Bab 51. Hadiah
52
Bab 52. Berdebat Lagi
53
Bab 53. Tetap Pergi
54
Bab 54. Kesepakatan
55
Bab 55. Suara Sirine
56
Bab 56. Kamu Jahat!
57
Bab 57. Kita Putus!
58
Bab 58. Kamu Nggak Sayang Aku!
59
Bab 59. Memberi Pelajaran
60
Bab 60. Meminta Maaf
61
Bab 61. Merasa Disisihkan
62
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!