Merried With Adam

Merried With Adam

01. Pesan Sayang

Tatkala, orang yang selalu bersama kita belum tentu kita bisa merubah watak dan sifat mereka. Aku sudah sepuluh tahun menikah dengan Adam, namun sayang nya aku sama sekali tidak bisa melakukan hal itu sama dia, sifat keras kepala nya dan tidak mau mendengarkan orang lain lah yang menjadi hal buruk.

Ditambah setahun belakangan ini sikap nya cuek kepada kedua anak ku dan sering nya marah kalau sudah berada di rumah, mas Adam juga bersikap dingin terhadap ku.

"Mas, seminggu lagi ulang tahun Nada loh mas, dia mau dirayakan di sekolahan", ucap ku pagi ini kepada mas Adam ketika akan menyiapkan bekal ke dalam tas sekolah anak ku.

"Iya, kamu aja yang urus, saya ada jadwal tour dan seminggu ini nginap di studio." Mas adam mengambil kopi di atas meja dan menyeruput nya.

"Nada mau nya, kita hadir di sana mas."

"Saya bilang gak bisa, ngeyel banget !!."

Brak, meja makan di gebrak mas Adam, dia berdiri dan berjalan ke dalam kamar, pintu kamar ditutup keras oleh mas Adam, dia kesal, aku mengurut dada dan menatap kepergian mas adam yang sudah menghilang dibalik pintu.

"Kenapa mesti marah sih, aku kan cuma bilang kemauan anak nya, hiks." Tanpa terasa air mata ku menetes.

Tring, terdengar pesan masuk ke hape mas Adam yang kebetulan tinggal di meja makan, aku menoleh nya ke layar yang masih menyala itu.

[Adam sayang, kapan kita ketemu lagi, aku kangen banget sama belaian kamu, muah].

"Astaga Tuhan. . ."

Aku menutup mulut ku sendiri, tidak percaya dengan pesan singkat yang aku baca di ponsel suami ku.

"Mas Adam selingkuh. . ."

Aku terdiam membeku di atas kursi, hingga tersadar ketika Nada anak ku menggoyang tubuh ku.

"Mi, mami. . .bekal Nada udah siap belum, nanti Nada telat sekolah mi."

"Ng. . eh iya sayang, maaf, ni udah beres semua sayang."

Aku tersenyum semanis mungkin dihadapan anak sulung ku, Queen Nada.

"Kinara. . .Kinara, kamu lihat hape aku tidak !!", Teriak mas Adam dari dalam kamar, dan dia sudah mendorong koper ditangan nya.

"Mas mau kemana lagi, baru aja dua hari di rumah."

"Hape saya lihat tidak !."

"Ini di atas meja, mas kemana?."

"Kan sudah saya bilang, mau nginap di studio, kita semua mau fokus latihan, sudah saya pergi."

Mas Adam meraih ponselnya dan berlalu begitu saja dihadapan ku dan Nada, dia sudah pergi.

"Mi. . mami, papi pergi lagi ya, padahal Nada masih mau papi di rumah."

"Iya sayang, yang sabar ya nak, papi lagi sibuk nyiapin tour konsernya."

Aku mengelus lembut pipi putri sulung ku dan menggenggam tangan nya.

"Lets go sayang, mami antar ke sekolah, adik Natan udah siap belum."

"Adik udah diluar mi, udah nungguin."

"Eh eh Kinara, mama mau pergi, jangan pakai mobil, naik angkot saja antar anak kamu ke sekolah." Ucap mama mertua.

"Tapi ma, nanti bisa terlambat ke sekolah nya kalau naik angkot."

"Itu bukan urusan mama !".

Mama mertua ku berlalu begitu saja, dan tidak pernah memperdulikan aku dan cucu nya. Padahal di rumah ini mobil ada banyak, rupa rupa warna nya.

Mobil putih itu biasa aku yang bawa karena mas Adam memberikan pada ku. Ketika itu Nada baru lahir dan aku sangat senang, mas Adam dan mama Melli, mama mertua ku sangat sayang pada ku.

Tapi sekarang mama mertua ku mendadak berlaku jahat. Aku merasa tidak pernah berbuat salah, apa yang di suruh kan pada ku di dalam rumah ini selalu aku kerjakan dengan baik, Mas Adam nyuruh aku berhenti kerja di Bank, aku turuti.

Dia berdalih kalau aku kerja, siapa yang akan mengasuh dan menjaga buah hati mereka. Hah aku hanya bisa membuang nafas kasar, demi anak anak ku, akan aku lakukan yang terbaik.

"Mbak Nada, dan adik Natan kita ke sekolah nya hari ini naik angkot aja ya sayang, gak apa kan?."

"Hmm kok naik angkot sih mi, Natan gak mau ah sekolah, malas". Ucap anak kedua ku itu.

Susah payah aku membujuk dan merayu Natan King Adam, untuk mau naik angkot, dia kekeh tidak mau sekolah. Terpaksa aku menelpon mas Adam perihal ini.

[Ada apa nelpon sih?].

[Mas, Natan gak mau ke sekolah].

[Kenapa dia tidak mau?].

[Soalnya, mobil aku dipakai sama mama dan mama nyuruh naik angkot saja, dan Natan tidak mau naik angkot, ngambek gak sekolah].

[Halah, masalah sepele ini saja kamu kasih tau saya, selesaikan saja sendiri. Tidak becus !!].

[Tapi mas. . .].

[Kalau Natan tidak mau ke sekolah, ya biarkan saja].

Tut. . Sambungan telfon sudah terputus, aku masih melihat layar ponsel yang menyala tertera nama suami ku, aku tidak percaya mas Adam mengatakan aku tidak becus.

"Ok Natan, kalau kamu tidak mau sekolah hari ini, silahkan, tinggal di rumah, mami mau mengantarkan mbak Nada dulu."

"Yes, oke mi, bye.."

Si Natan yang baru berumur 8 tahun itu kegirangan masuk kedalam rumah, dan telah menghilang masuk kedalam kamar nya. Jarak umur Nada dan Natan hanya beda satu tahun.

"Buk Kinara kenapa jalan kaki, mau saya hantarkan?."

Tanya mang asep ramah, dia sopir di rumah ini.

"Gak usah mang, tadi kata mama beliau mau pergi pakai mobil, saya naik angkot saja sama Nada."

"Duh kasihan si neng geulis, naik motor buntut mang Asep mau tidak."

"Mau banget, hehe, boleh ya ma, please, biar Nada gak telat."

"Ya udah, hati - hati ya mang asep bawa motor nya."

"Siap buk Kinara."

***

Cit, terdengar suara rem mobil berhenti tepat disalah satu rumah, sudah ada seorang wanita cantik menunggu di sana. Rambut sebahu terurai indah, kulit putih dan warna bibir merah merona.

"Gak lama nunggu nya kan cantik."

"Hmm sayang telat semenit, hehe."

Ucap wanita itu manja. Dia berjalan dan membuka pintu mobil. Sudah duduk manis di kursi depan. Memajukan wajah nya hingga sejengkal jarak nya dengan Adam.

"Sayang, kangen banget sama kamu." Cup perempuan itu mengecup bibir Adam. Adam memegang tengkuk wanita itu dan membalas ciuman nya.

Tiba tiba wanita itu mendorong tubuh Adam menjauh.

"Why?."

"Hape aku getar, sial, Bos aku nelpon sayang."

"Kata nya hari ini free gimana sih." Sungut Adam kesal kepada Clara Zefya, wanita itu mantan kekasih Adam semenjak kuliah dulu.

Sampai sekarang Adam tidak bisa melupakan Clara, dia masih sangat mencintai Clara, sampai mereka sudah sama sama menikah, namun cinta Adam tidak pernah pudar terhadap Clara.

"Maafin sayang, aku kira bos aku sudah pergi ke luar kota, nyata nya di cancel, im so sorry honey."

"Ah, sudah lah, turun !!."

"Lah kok kamu nyuruh aku turun?."

"Aku gak mau nganterin kamu ke kantor dan ketemu bos kamu."

"Masih aja masalahin hal itu, ceraikan dulu Kinara, gak gentle."

Brak pintu mobil ditutup keras Clara dan Adam melajukan mobilnya kencang.

"Dasar Adam. Kok ketemu papa nya sendiri gak mau, dia yang nyuruh buat kerja di perusahaan papa nya, dia sendiri yang suka kesal, aneh."

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!