"Naiklah ke atas duluan, kamar yang sebelah kiri adalah kamar kita," titah Yara sembari menuju pintu depan dan keluar. Tidak berapa lama, bunyi motornya terdengar entah mau pergi kemana.
Yila masuk kamar yang ditunjukkan suaminya. Kamarnya luas dan bersih, serta wangi. Untuk sejenak Yila terkagum-kagum dibuatnya. Ternyata Yara sudah menyiapkan rumah yang lumayan besar ini untuk menyambut kedatangan istri barunya.
Yila segera berjingkat menuju kamar mandi, dia harus membersihkan diri supaya tidurnya malam ini nyenyak. Setelah membersihkan diri dan gosok gigi, Yila segera mencuci muka dengan face tonic dan susu pembersih. Sekalipun wajahnya dicuci Yila tetap terlihat ayu dan mempesona.
Yila segera naik ranjang dan membaringkan tubuhnya yang sangat lelah dan pegal. Sekujur tubuhnya terasa kaku. Jika ada yang ngurut rasanya senang dan bahagia.
Yila menoleh ke arah pintu kamar, tapi pintu itu masih saja tertutup. Yila heran kemana perginya Yara, sementara hari ini merupakan hari paling bersejarah bagi mereka berdua. Tanpa terasa Yila tertidur, mungkin saking lelahnya akibat acara siang tadi dan menunggu Yara yang belum kembali.
Jam 22.00 malam, Yara pulang. Entah dari mana, yang jelas Yara seperti membawa sebuah amplop yang isinya dua buah tiket. Entah tiket apa.
Yara sejenak melihat ke arah Yila yang sudah nyenyak. Sepertinya Yila memang benar lelah, deru nafasnya juga menandakan dia benar-benar lelah.
Perlahan Yara pun ikut naik ranjang dan baring di samping Yila. Akhirnya dia juga sama ambruknya saking lelah dan ngantuk.
Pagi menjelang, setelah Subuh tadi. Yila sibuk di dapur. Memasak untuk menyiapkan sarapan pagi bagi sang suami. Apalagi ini perdana baginya menyiapkan sarapan bagi seorang suami. Yila belum tahu sarapan pagi apa yang Yara mau. Yang jelas Yila sudah masak nasi di megicom. Dan jika Yara suka sarapan ala western, Yila siap buatkan roti selai atau yang lainnya.
Tidak berapa lama Yara datang dengan kaos santai dan celana pendek. Yila heran, kenapa Yara belum siap-siap memakai baju untuk ke kantor, padahal Yila sudah siapkan bajunya yang tergantung di paku.
"Mas Yara, mau sarapan apa?" Yila bertanya dengan nada yang sangat terdengar ragu.
"Kalau aku pesan nasi goreng spesial, kamu bisa buatin, nggak?" tanyanya serius. Yila langsung mengangguk dan segera mendekati kompor lalu mencari bumbu untuk nasi goreng.
Akhirnya setelah kurang lebih 10 menit, nasi goreng spesial buatan Yila siap dengan harum yang menggoda iman. Yila dengan sigap dan mahir menyiapkan nasi goreng buatannya di depan Yara. Tanpa pikir panjang Yara segera menyantap nasi goreng udang buatan Yila.
Yila melihat nasi goreng udang buatannya hanya tinggal beberapa sendok lagi. Hati Yila bersorak ternyata masakan dia disukai.
Yara berjingkat dari kursinya menuju ruang tamu. Nasi goreng udang buatan Yila habis tanpa sisa. Namun, Yila baru sadar dia lupa menyiapkan minuman teh hangatnya. Segera Yila menuangkan air panas dan teh celup ke dalam gelas. Setelah beberapa detik, teh celupnya diangkat dan disisihkan. Yila segera membawa teh hangat buatannya ke ruang tamu.
"Mas, minta maaf. Ini teh hangatnya lupa," ujar Yila sembari meletakkan secangkir teh hangat di depan suaminya.
"Kenapa air minumnya bisa lupa, apakah karena kamu terlalu gugup atau kamu tegang berhadapan dengan aku yang tampan ini?" tanyanya bikin Yila semakin keder. Yila tidak menjawab, sebab jawabannya sama dengan apa yang dipertanyakan Yara suaminya.
"Eummm, Mas, apakah hari ini tidak berangkat kerja?" tanya Yila bermaksud mengingatkan. Yara tidak menjawab, dia meraih cangkir teh hangatnya dan meneguk kembali teh hangat itu.
"Buat apa aku kerja kalau masih dapat cuti?" Yara malah balik bertanya. Yila jadi tersipu malu. Bertanya salah tidak bertanya juga salah.
"Duduklah, aku mau bicara," titahnya sembari menepuk sofa di sampingnya. Yila duduk dengan perasaan yang campur aduk.
"Aku mau bertanya sedikit tentang masalah pribadi kamu. Apakah sebelum menikah denganku kamu sedang memiliki kekasih?" tanya Yara langsung pada inti masalah. Yila sebenarnya tidak bingung menjawab, dia tinggal menjawab tidak dengan gampangnya.
"Saya tidak sedang pacaran Mas."
"Terus kapan kamu terakhir pacaran?" tanyanya lagi penasaran.
"Enam tahun yang lalu," jawab Yila pendek. Yara menyunggingkan senyum yang sulit diartikan.
"Lalu pernahkah kamu menyimpan cinta sama seseorang dan dipendam?" Pertanyaan ini sontak membuat Yila membeku sebab jawabannya ada di depan matanya.
"Tidak ada Mas," bohongnya dengan wajah menunduk menyembunyikan kebohongannya.
"Tapi, aku menemukan sebuah buku diary kecil ini yang terjatuh dari dompet kamu dan aku tidak sengaja membacanya. Di sana ada ungkapan hati kamu pada seseorang berinisial YP. Alangkah romantisnya dan mengharukan," ujarnya menatap tajam ke arah Yila.
Jantung Yila mendadak berdetak lebih cepat dan tubuh seakan terasa tegang. Yila merasa apa yang selama ini disimpannya rapat-rapat malah terbongkar sendiri oleh orang yang menjadi cinta terpendamnya itu. Yila mengatur nafas dalam-dalam untuk membuang ketegangan yang saat ini tengah menimpanya.
"Besok adalah hari di mana aku harus bisa melupakanmu Mas YP, karena besok aku sudah menikah dengan lelaki pilihan orang tuaku. Mas YP Cinta terpendamku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Endang Sulistia
🤭🤭🤭
2025-04-18
1
Susi Khayla
yila udh kyk terdakwa ...mundur kena maju kena hhehehe
2023-08-20
2
auliasiamatir
kkkkk YP nya Yara.... titik titik... 🤣
2023-07-15
1